Flakes
Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut
Kapak Penimbas "chopper" (alat penetak/pemotong) Alat ini dinamakan kapak genggam
karena alat tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara
mempergunakannya dengancara menggenggam. Pembuatan kapak genggam
dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan
sisi lainnya dibiarkan apa adanyasebagai tempat menggenggam. Kapak
genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang.
Kapak genggam
Batu Pipisan
Kjokkenmoddinger
Kebudayaan Tulang Dari sampung
(Sampung Bone Culture)
Menhir
Dolmen
Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark yaitu kjokken artinya
dapur dan modding artinya sampah jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya adalah sampah Kebudayaan ini sendiri terbentuk karena adanya penelitian seorang dari Belanda
dapur. Dalam kenyataan Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau tumpukan kulit kerang bernama Van Steil Callenfels yang menemukan satu goa bernama Goa Lewu. Di
dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah membatu atau menjadi fosil. tempat tersebut, Van Steil Callenfels menemukan banyak sekali peralatan yang
Kjokkenmoddinger ditemukan disepanjang pantai timur Sumatera yakni antara Langsa dan terbentuk dari tulang – tulang manusia dengan tanda cat merah dan tanduk
Medan. Dari bekas-bekas penemuan tersebut menunjukkan bahwa manusia purba yang
hewan. Tulang – tulang dengan tanda cat merah tersebut adalah singkron
hidup pada zaman ini sudah menetap. Tahun 1925 Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan
dengan kebudayaan Toala yang ada pada masa Mesolithikum, dimana setiap
penelitian di bukit kerang tersebut dan hasilnya banyak menemukan kapak genggam yang
ternyata berbeda dengan chopper (kapak genggam Palaeolithikum). orang yang meninggal akan di kubur di dalam goa (Tempat tinggal orang zaman
mesolithikum) sehingga tulang tersebut kering dan akan diambil sebagai cindera
mata dan kenang – kenangan oleh keluarga mereka
Tahun 1925, Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang
tersebut dan hasilnya menemukan kapak genggam. Kapak genggam yang ditemukan di
dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble/kapak genggam Sumatra
(Sumatralith) sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu dipulau Sumatra. Bahan-bahan
untuk membuat kapak tersebut berasal dari batu kali yang dipecah-pecah.
Selain pebble yang diketemukan dalam bukit kerang, juga ditemukan sejenis
1
kapak tetapi bentuknya pendek (setengah lingkaran) yang disebut dengan
hachecourt/kapak pendek.
Selain kapak-kapak yang ditemukan dalam bukit kerang, juga ditemukan pipisan (batu-
batu penggiling beserta landasannya). Batu pipisan selain dipergunakan untuk
menggiling makanan juga dipergunakan untuk menghaluskan cat merah. Bahan cat Punden Berundak
merah berasal dari tanah merah. Cat merah diperkirakan digunakan untuk keperluan
religius dan untuk ilmu sihir.
Mata panah adalah salah satu objek dan alat paling penting yang di gunakan untuk para
pemburu, tidak usah kita melihat zaman dulu, pada pemburu di hutan zaman sekarang juga
memerlukan ujung tombak panah yang digunakan untuk menghentikan pergerakan target
lawan (Binatang pastinya). Pada masa Mesolithikum pun juga demikian, mereka menggunakan
panah untuk berburu mencari mangsa (Guna kelangsungan hidup untuk makan).
ZAMAN MEGALITIKUM
Arca batu
sarkofagus Kapak Bahu
00
Waruga
Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk
upacara menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang
Punden berundak-undak adalahmerupakan
Dolmen bangunan darimejabatu yang
dari bertingkat-tingkat
batu yang berfungsi sebagai tempat
berdiri tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat
dan fungsinya sebagai tempat pemujaan
meletakkan saji-sajianterhadap roh nenek
untukbersama
pemujaan. moyang yang
Adakalanya di bawah dolmen dipakai
bangunan lain yaitu seperti punden berundak-undak. Lokasi tempat
telahmeninggal. untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh
ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan),
Bangunan tersebut dianggap
binatangsebagai bangunan
buas maka yang suci,
kaki mejanya dan lokasi tempatmayat tertutup rapat
diperbanyak
Sulawesi Tengah dansampai
Kalimantan.
penemuannya adalaholeh
Lebakbatu.
Sibedug/Banten Selatan dan
Dengan demikian Lerengyang
dolmen Bukit berfungsi
Hyang sebagai tempat
di Jawa Timur. menyimpan mayat disebut dengan kuburan batu. Lokasi penemuan dolmen
antara lain Cupari Kuningan / Jawa Barat, Bondowoso / Jawa Timur,
Merawan, Jember / Jatim, Pasemah / Sumatera, dan NTT. Kapak Persegi
Kapak Lonjong
Perhiasan dari perunggu Kapak Corong terbuat dari logam memiliki bentuk yang tidak jauh
berbeda dengan kapak batu, yang membedakan adalah pada
bagian tangkainya berbentuk corong. Kapak corong disebut juga
kapak sepatu karena bentuknya menyerupai sepatu.Kapak Corong
berfungsi sama dengan layaknya kapak pada umumnya, namun
ada juga yang digunakan sebagai alat upacara atau hiasan.
Nekara adalah semacam berumbung dari perunggu yang berpinggang di Arca perunggu ada yang berbentuk manusia, ada pula yang berbentuk
bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup. Nekara umumnya digunakan binatang. Umumnya berukuran kecil dan terdapat cincin di bagian
dalam upacara keagamaan, seperti contohnya dalam ritual pemanggilan atasnya. Di Indonesia, peninggalan arca perunggu ditemukan di
hujan. Bangkinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur), Palembang (Sumatera) ,
Limbangan (Bogor).
Pada periode ini, juga ditemukan perhiasan seperti kalung, cincin, anting-
anting, dan manik-manik dari perunggu. Bejana perunggu berbentuk seperti periuk, tetapi lebih langsing dan
gepeng. Benda dari Zaman Logam ini ditemukan di tepi Danau Kerinci
(Sumatera) dan Madura.
Moko memiliki bentuk seperti nekara tetapi lebih ramping. Moko dapat
ditemukan di Pulau Alor.
Candrasa merupakan Kapak Corong yang salah satu sisinya panjang
dan memiliki bentuk yang indah dilengkapi dengan hiasan. Kapak
Corong ditemukan di daerah Sulawesi Tengah, Bali, Jawa, Sumatera
Selatan dan Irian. Candrasa berfungsi sebagai tanda kebesaran
kepala suku dan sebagai alat untuk upacara keagamaan.
Bejana
Tembikar/Gerabah
ZAMAN NEOLITIKUM
ZAMAN PERUNDANGINAN
HASIL BUDAYA ZAMAN SEJARAH
KELOMPOK 2 :
1. A. M. ALDHO PRASATYO
2. NADILA MERLIANSYAH
3. RIA LESTARI
4. SUCI RAMADHANI
5. TIANDA
6. YUYUN NATALIA
Moko