Anda di halaman 1dari 21

By; khaty simamora

1. Zaman Batu Tua


(Paleolitikum)
 Hasil Kebudayaan
*Kapak Genggam
Kapak genggam adalah sebuah batu yang mirip
dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara
mempergunakannya dengan cara menggenggam.Kapak
genggam mempunyai fungsi untuk menggali umbi,
memotong, dan menguliti binatang.
*Kapak perimbas
Kapak perimbas mempunyai fungsi guna merimbas
kayu, memahat tulang serta sebagai senjata

*Kapak penetak Kapak penetak memiliki nama lain chopper yaitu alat batu
yang dipangkas pada permukaan atas dan bawah yang saling
berhadapan untuk memperoleh tingkat ketajaman yang
diinginkan fungsinya adalah untuk merimbas kayu
kayuan,merimbas buah buahan,merimbas daging dan tulang
serta untuk mengemburkan tanah agar lebih subur
*Serpihan batu atau Flake
Sebagai alat untuk menguliti hewan
buruannya

*Alat alat dari tulang


Alat-alat dari tulang ini termasuk hasil kebudayaan
Ngandong. Kebanyakan alat dari tulang ini berupa alat
penusuk (belati) dan ujung tombak bergerigi. Fungsi dari
alat ini adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam
tanah. Selain itu alat ini juga biasa digunakan sebagai alat
untuk menangkap ikan.
Penyebarannya adalah di Kalimantan Selatan, Jawa Tengah,
Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Bali dan Nusa
Tenggara Timur.
•Hasil Kebudayaan dibagi 2, yaitu :
•Kebudayaan masyarakat di zaman paleolitikum
Hidupnya nomaden atau selalu berpindah-pindah tempat.
Hidup dalam kelompok-kelompok kecil agar memudahkan mereka bergerak dalam
mencari makanan.
Hidupnya sangat tergantung pada alam sekitar mereka.
Masih menggunakan alat-alat yang sangat sederhana untuk mendukung kegiatan
mereka mencari makan. Alat yang dibuat masih dalam bentuk yang sangat kasar,
contohnya kapak genggam yang berfungsi untuk memotong, menggali dan menguliti
binatang.
Masih menggunakan bahasa yang sederhana untuk berkomunikasi.
2. Zaman Batu Madya/Tengah
(Mesolitikum)
 Hasil Kebudayaan
•Kebudayaan Masyarakat di Zaman Mesolitikum
 Manusia di zaman ini sudah tidak lagi nomaden atau menetap di gua, maupun di
pantai.
 Manusia zaman ini sudah mengumpulkan makanan dan bercocok tanam.
 Manusia zaman ini sudah bisa membuat kerajinan dari gerabah.
Hasil Kebudayaan Zaman Mesolitikum
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa Zaman Mesolitikum
menghasilkan beberapa kebudayaan, di antaranya adalah:
1. Kjokkenmoddinger (Sampah Dapur)
2. Kapak genggam Sumatera (Sumateralith)
3. Hachecourt (kapak pendek)
4. Pipisan Hasil Kebudayaan Zaman Mesolitikum
3.ZAMAN BATU MUDA
(Neolitikum)
 Hasil budaya zaman neolithikum, antara lain :
•Kapak Persegi
Kapak persegi adalah alat dibuat dari batu
berbentuk persegi. Kapak lonjong berfungsi
sebagai mata cangkul ataupun alat
untuk memotong, melumpuhkan musuh
atau hewan buruan
•Kapak Lonjong
Kapak lonjong mempunyai fungsi yang hampir sama
dengan kapak persegi. Diantaranya kapak lonjong yang
berukuran besar ini digunakan untuk memotong
makanan dan sebagai pekakas. Sedangkan kapak
lonjong yang berukuran kecil digunakan untuk benda
•Mata Panah
wasiat dan upacara.
Mata panah digunakan untuk memotong daging hewan
buruan pada masa berburu dan mengumpulkan
makanan
•Perhiasan
Perhiasan pada zaman ini umumnya terbuat dari batu-batuan,
seperti batu agate, batu kalsedon, dan batu yaspis dengan
berbagai warna. Biasanya, perhiasan digunakan sebagai mahar
atau mas kawin ketika seorang lelaki ingin melamar seorang
perempuan.

•Alat Pemukul Kulit Kayu


Alat pemukul kulit kayu digunakan untuk memukul kulit
kayu yang akan digunakan sebagai bahan pakaian. Adanya
alat ini, membuktikan bahwa pada zaman neolithikum
manusia pra- aksara sudah mengenal pakaian.
•Gerabah
a. Fungsional: gerabah yang dapat memberikan manfaat secara
langsung kepada penggunanya. Bentuk gerabah fungsional
antara lain: pot bunga, tempat payung, tempayan, kendi, asbak,
tempat lilin dan peralatan dapur.
b. Non Fungsional: gerabah dengan golongan ini lebih
diutamakan sebagai barang-barang hiasan ruang, seperti guci.
•Kebudayaan Masyarakat di Zaman Neolitikum
Peralatan sudah dihaluskan dan diberi tangkai.
Alat yang digunakan antara lain kapak persegi dan lonjong.
Pakaian terbuat dari kulit kayu dan kulit binatang.
Perhiasan terbuat dari kulit kerang, terrakota dan batu.
Tempat tinggal menetap (sedenter).
Memiliki kemampuan bercocok tanam.
Menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme.
Kebudayaan di Zaman Neolithikum
Religi (Kepercayaan)
Pada masa ini kepercayaan masyarakat semakin bertambah, bahkan masyarakat juga
mempunyai konsep tentang apa yang terjadi dengan seseorang yang telah meninggal
yaitu penghormatan dan pemujaan kepada roh nenek moyang sebagai suatu
kepercayaan yang disebut dengan Animisme. Serta kepercayaan bahwa benda-benda
disekitar kita memiliki jiwa atau kekuatan yang disebut dengan Dinamisme.
Ekonomi
Dengan dikenalnya sistem bercocok tanam, maka ada banyak waktu yang terluang yaitu
waktu antara musim tanam hingga datangnya musim panen. Pada saat itulah mereka
mulai mengembangkan perekonomian mereka dengan mengenal sistem barter, dimana
terjadi pertukaran barang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sistem
barter merupakan langkah awal bagi munculnya sistem perdagangan/ sistem ekonomi
dalam masyarakat. Untuk memperlancar diperlukan suatu tempat khusus bagi
pertemuan antara pedagang dan pembeli yang pada perkembangannya disebut dengan
pasar. Melalui pasar masyarakat dapat memenuhi sebuah kebutuhan hidupnya.
Adat Istiadat
Peninggalan kebudayaan manusia pada masa bercocok tanam semakin banyak dan
beragam, kebudayaan semakin berkembang pesat, manusia telah dapat
mengembangkan dirinya untuk menciptakan kebudayaan yang lebih baik
dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, pada masa Neolithikum budaya
manusia telah maju dengan pesat. Berbagai macam pengetahuan telah dikuasai,
misalnya pengetahuan tentang perbintangan, pranatamangsa (cara menentukan
musim berdasarkan perbintangan atau tanda-tanda lainnya), pelayaran, kalender
(menentukan hari baik atau buruk).
Kesenian
Banyak unsur-unsur kebudayaan Neolithikum yang masih hidup hingga sekarang.
Salah satunya adalah kesenian seperti pertenunan dengan menggunakan tenun
gendong. Unsur-unsur lainnya yang dapat disebutkan dan masih hidup hingga
sekarang misalnya gamelan dan wayang.
4.ZAMAN BATU BESAR
(Megalitikum)
• Hasil Kebudayaan
1. Menhir
Menhir adalah batu tunggal, biasanya berukuran besar, yang
ditatah seperlunya sehingga berbentuk tugu dan biasanya
diletakkan berdiri tegak di atas tanah. Istilah menhir diambil
dari bahasa Keltik, dari kata men (batu) dan hir (panjang).

2. Punden Berundak-undak
Punden berundak atau teras berundak adalah
struktur tata ruang bangunan yang berupa teras atau
trap berganda yang mengarah pada satu titik dengan
tiap teras semakin tinggi posisinya. Struktur ini kerap
ditemukan pada situs kepurbakalaan di Nusantara,
sehingga dianggap sebagai salah satu ciri kebudayaan
asli Nusantara.
3.Dolmen
Dolmen merupakan meja dari batu yang
berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian
untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen
dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat
tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas
maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat
tertutup rapat oleh batu.

4.Sarkofagus

Sarkofagus adalah keranda batu atau peti


mayat yang terbuat dari batu. Bentuknya
menyerupai lesung dari batu utuh yang
diberi tutup. Dari Sarkofagus yang
ditemukan umumnya di dalamnya terdapat
mayat dan bekal kubur berupa periuk,
kapak persegi, perhiasan dan benda-benda
dari perunggu serta besi.
5.Peti kubur
Peti kubur adalah peti mayat yang terbuat
dari batu-batu besar. Kubur batu dibuat dari
lempengan/papan batu yang disusun
persegi empat berbentuk peti mayat yang
dilengkapi dengan alas dan bidang atasnya
juga berasal dari papan batu.
6.Arca batu
Arca/patung-patung dari batu yang berbentuk binatang
atau manusia. Bentuk binatang yang digambarkan adalah
gajah, kerbau, harimau dan moyet. Sedangkan bentuk
arca manusia yang ditemukan bersifat dinamis.
Maksudnya, wujudnya manusia dengan penampilan yang
dinamis seperti arca batu gajah.

7.Waruga Waruga adalah peti kubur peninggalan budaya Minahasa


pada zaman megalitikum. Didalam peti pubur batu ini
akan ditemukan berbagai macam jenis benda antara lain
berupa tulang- tulang manusia, gigi manuisa, periuk
tanah liat, benda- benda logam, pedang, tombak,
manik- manik, gelang perunggu, piring dan lain- lain.
BUDAYA MEGALITIKUM DI INDONESIA
1) Pasemah
Pasemah merupakan wilayah dari Propinsi Sumatera Selatan, berada di kaki
Gunung Dempo. Tinggalan-tinggalan megalitik di wilayah ini tersebar sebanyak 19
situs, berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Budi Wiyana (1996), dari Balai
Arkeologi Palembang. Tinggalan megalitik Pasemah muncul dalam bentuk yang
begitu unik, patung-patung dipahat dengan begitu dinamis dan monumental, yang
mencirikan kebebasan sang seniman dalam memahat sehingga tinggalan [megalitik
pasemah], disebut oleh ahli arkeologi sebagai Budaya Megalitik Pasemah.
2) Nias
Rangkaian kegiatan mendirikan batu besar (dolmen) untuk memperingati
kematian seorang penting di Nias (awal abad ke-20).
Etnik Nias masih menerapkan beberapa elemen megalitik dalam kehidupannya.
Lompat batu dan kubur batu masih memperlihatkan elemen-elemen megalitik.
Demikian pula ditemukan batu besar sebagai tempat untuk memecahkan
perselisihan.
3) Sumba
Etnik Sumba di Nusa Tenggara Timur juga masih kental menerapkan beberapa
elemen megalitik dalam kegiatan sehari-hari. Kubur batu masih ditemukan di
sejumlah perkampungan. Meja batu juga dipakai sebagai tempat pertemuan adat.
KEBUDAYAAN MEGALITIKUM
– Manusia sudah dapat membuat dan meninggalkan kebudayaan yang terbuat dari
batu – batu besar
– Berkembang dari zaman neolitikum sampai zaman perunggu
– Manusia sudah mengenal kepercayaan utamnya animism
PERBEDAAN PADA ZAMAN BATU

Anda mungkin juga menyukai