Anda di halaman 1dari 13

Peralatan

Orang Neolitik telah mencipta alat-alat yang lebih elok dan halus seperti kapak,
beliung dan pisau daripada batu dan juga logam untuk memburu, memotong dan
bercucuk tanam.
Selain itu, teknologi baru dalam bidang pertanian seperti bajak, tajak atau cangkul
juga diperbuat daripada granit juga dicipta.
Penggunaan peralatan yang disebutkan di atas telah membantu masyarakat ini
menghasilkan pelbagai jenis tanaman.
Orang Neolitik juga pandai menganyam bakul.
Bakul yang dianyum ini digunakan untuk menyimpan bijirin, mengangkap ikan dan
memburu binatang.
Selain itu, masyarakat Neolitik juga pandai membuat alat tembikar daripada tanih yang
dikeringkan.
Alat tembikar ini digunakan untuk memasak, mengisi makanan dan menyimpan air.
Hasil tembikar ini menjadi lebih bermutu apabila roda ceper digunakan.
Pengertian Zaman Neolitikum
Zaman Neolitikum atau Batu Muda adalah tahap pra-sejarah atau tahap budaya
yang memiliki fitur dalam bentuk kebudayaan seperti alat batu tajam, pertanian
permanen, peternakan dan produksi keramik.
Selama masa ini, Homo Sapiens hidup sebagai pengikut budaya Zaman Batu
Muda. Mereka mulai mengenali pertanian dan ternak sebagai proses
memproduksi atau memproduksi makanan. Kehidupan bermasyarakat dengan
gotong royong sudah mulai berkembang.

Ciri Neolitikum
Di zaman batu muda, kehidupan manusia purba berangsur-angsur stabil,
kehidupan tidak lagi bergerak, orang-orang saat ini sudah mulai menyadari
bagaimana menanam gandum, walaupun itu masih sangat sederhana.
Selain itu, kegiatan perburuan masih berlangsung. Manusia purba pertama sudah
dapat memproduksi bahan makanan mereka sendiri atau makanan yang biasa
disebut sebagai produk makanan.
Peralatan yang digunakan selama periode Neolitikum dipertajam hingga halus.
Ada juga perangkat yang terlihat sangat bagus.
Alat yang Digunakan
Alat-alat batu yang dihaluskan pada zaman Neolitikum.

1. Pahat Persegi Panjang


Daerah asal budaya pahat panjang ini meliputi Cina tengah dan selatan, wilayah
Hindi dan wilayah Gangga di India, yaitu sebagian besar Indonesia, Filipina,
Formosa, Kepulauan Kuril, dan Jepang.

2. Kapak Persegi
Asal usul penyebaran kapak oleh migrasi Bangsa Asia ke Indonesia. Nama kapak
persegi diberikan oleh Van Heine Heroes karena penampang persegi panjang atau
trapesium.
Papan kapak persegi tersedia dalam berbagai ukuran, beberapa besar dan kecil.
Ukuran besar biasanya disebut sebagai beliung dan berfungsi seperti cangkul.
Sedangkan ukuran kecil itu disebut tarah atau tatah dan fungsinya adalah sebagai
pahat atau alat pertukangan, seperti biasanya pahat.
Bahan-bahan untuk pembuatan kapak ini terdiri dari batu biasa dan batu api atau
kalsedon.
Kemungkinan besar, kapak kalsedon hanya digunakan sebagai sarana upacara
keagamaan, jimat atau tanda-tanda kebesaran. Kapak ini ditemukan di Sumatera,
Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan.
3. Kapak Lonjong

Kebanyakan kapak lonjong terbuat dari batu dan warnanya kehitaman. Bentuk
keseluruhan dari kapak ini adalah lonjong dengan ujung runcing untuk memposisikan
batang, sementara ujung yang lain diasah hingga tajam. Karena alasan ini,
keseluruhan bentuk permukaan kapak lonjong telah disempurnakan.
Ukuran kapak lonjong besar umumnya dikenal sebagai kapak walzeinber, dan kapak
kecil disebut kleinbell, sedangkan kapak lonjong berfungsi seperti kapak persegi.
Wilayah di mana kapak kapak ini ditemukan adalah Minahasa, Gerong, Seram, Leti,
Tanimbar dan Irian. Dari Irian menyebar kapak lonjong di Kepulauan Melanesia, jadi
arkeolog menyebutkan istilah yang berbeda dari kapak lonjong daripada Papua
Neolitikum.

4. Kapak Bahu

Kapak jenis ini hampir sama dengan kapak sudut, hanya saja bagian yang diikatkan
di tangkai menjadi leher. Jadi pikirkan bentuk botol persegi.
Daerah budaya kapak ini membentang dari Jepang melalui Formosa ke Filipina dan
lebih jauh ke barat Gangga. Anehnya, perbatasan selatan adalah bagian tengah
Malaysia barat.
Dengan kata lain, kapak bahu tidak ditemukan di selatan perbatasan ini, sehingga
orang Indonesia Neolitikum tidak mengenalinya, meskipun beberapa buah ditemukan,
terutama di Minahasa.
5. Perhiasan

Jenis perhiasan ini dapat ditemukan di daerah Jawa, terutama gelang batu-batu
indah dalam jumlah besar, walaupun banyak yang belum selesai.
Bahan utama untuk objek ini adalah di bor dengan gurdi kayu dan sebagai alat
abrasi (pengikis) dengan pasir.
Selain gelang, perhiasan lainnya seperti kalung yang terbuat dari batu-batu indah.
Untuk kalung ini juga digunakan batu atau batu akik.

6. Pakaian dari Kulit Kayu

Pada saat itu, mereka dapat membuat pakaian mereka dari kulit kayu sederhana,
yang disempurnakan.
Tugas membuat pakaian ini adalah wanita. Pekerjaan tersebut disertai dengan
berbagai larangan atau batasan yang harus diperhatikan.
Sebagai contoh, di Kalimantan dan Sulawesi Selatan dan banyak tempat lain
ditemukan kulit kayu. Ini menunjukkan bahwa orang-orang dari Zaman Neolitikum
sudah berpakaian.
7. Tembikar

Jejak keramik ditemukan di lapisan atas gundukan bukit di Sumatera, tetapi hanya
potongan kecil yang ditemukan. Meskipun bentuknya hanya terdiri dari pecahan kecil,
namun dihiasi dengan gambar. Di Melolo, Sumba, ada banyak kapal yang benar-
benar berisi tulang manusia.
Itulah penjelasan tentang Zaman Neolitikum, semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi
kalian.
Kebudayaan Batu Muda (Neolithikum)
Hasil kebudayaan zaman batu muda menunjukkan bahwa manusia purba sudah mengalami banyak kemajuan dalam
menghasilkan alat-alat. Ada sentuhan tangan manusia, bahan masih tetap dari batu. Namun sudah lebih halus, diasah,
ada sentuhan rasa seni. Fungsi alat yang dibuat jelas untuk pengggunaannya. Hasil budaya zaman neolithikum, antara
lain.
•Kapak Persegi

Kapak Persegi
Kapak persegi dibuat dari batu persegi. Kapak ini dipergunakan untuk mengerjakan kayu, menggarap tanah, dan
melaksanakan upacara. Di Indonesia, kapak persegi atau juga disebut beliung persegi banyak ditemukan di Jawa,
Kalimantan Selatan, Sulawesi, dan Nusa tenggara.
Kapak Lonjong
Kapak ini disebut kapak lonjong
karena penampangnya berbentuk
lonjong. Ukurannya ada yang besar
ada yang kecil. Alat digunakan
sebagai cangkul untuk menggarap
tanah dan memotong kayu atau
pohon. Jenis kapak lonjong
ditemukan di Maluku, Papua, dan
Sulawesi Utara.
•Mata Panah

Mata Panah
Mata panah terbuat dari batu yang diasah secara halus. Gunanya untuk berburu. Penemuan mata panah terbanyak di Jawa Timur dan
Sulawesi Selatan.
•Gerabah

Gerabah
Gerabah dibuat dari tanah liat. Fungsinya untuk berbagai keperluan.
•Perhiasan

Perhiasan
Masyarakat pra-aksara telah mengenal perhiasan, diantaranya berupa gelang, kalung, dan
anting-anting. Perhiasan banyak ditemukan di Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

1.Alat Pemukul Kulit Kayu

Pemukul Kayu
Alat pemukul kulit kayu digunakan untuk memukul kulit kayu yang akan digunakan sebagai
bahan pakaian. Adanya alat ini, membuktikan bahwa pada zaman neolithikum manusia pra-
aksara sudah mengenal pakaian.

Anda mungkin juga menyukai