Anda di halaman 1dari 6

Masa munculnya zaman neolitikum

Kira-kira 1000 tahun SM, telah datang bangsa-bangsa baru yang memiliki
kebudayaan lebih maju dan tinggi derajatnya. Mereka dikenal sebagai bangsa
Indonesia Purba. Beberapa kebudayaan mereka yang terpenting adalah sudah
mengenal pertanian (food producing), berburu, menangkap ikan, memelihara
ternak jinak (anjing, babi, dan ayam).
ada dikatakan bahwa neolithikum itu adalah suatu revolusi yang sangat besar
dalam peradaban manusia. Perubahan besar ini ditandai dengan berubahnya
peradaban penghidupan food-gathering menjadi foodproducing.
Zaman batu muda (Neolitikum) benar-benar membawa revolusi dalam kehidupan
manusia. Pada zaman ini, mereka telah hidup menetap, membuat rumah,
membentuk kelompok masyarakat desa, bertani dan berternak untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Sejalan dengan itu revolusi alat-alat penunjang kehidupanpun
terjadi.
Sistem pertanian dilakukan dengan sederhana. Mereka menanam
tanaman untuk beberapa kali dan sesudah itu ditinggalkan.
Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan
melaksanakan sistem pertanian yang sama untuk kemudian
berpindah lagi. Bangsa Indonesia Purba telah membentuk
masyarakat. Mereka mulai hidup menetap, meski untuk waktu
yang tidak lama. Mereka telah membangun pondok-pondok yang
berbentuk persegi empat, didirikan di atas tiang-tiang kayu,
diding-dindingnya diberi hiasan dekoratif yang indah.

Hasil / bentuk kebudayaan


Alat-alatnya terbuat dari batu yang sudah diasah halus, misalnya
kapak lonjong dengan kapak persegi dan telah menganut
kepercayaan animisme dan dinamisme.
Alat alat zaman batu muda sudah menunjukan penguasaan
teknologi dan kreativitas pembuatnya sehingga alat alat yang

diciptakan sudah diasah makin halus.banyak ragam ataum juga


bentuk dan kegunaannya,nilai seni keindahan sudah mereka
kenal. Hasil kebudayaannya berupa kapak persegi, Kapak lonjong,
Kapak bahu hanya di Minahasa,kemudian cangkul, beliung, dan
tarah.
Selain itu juga diciptakan alat untuk upacara seperti kapak yang
dibuat indah, batu akik gelang gelang, perhiasan, dan tembikar.
Ciri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat-alat batu
buatan manusia sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Alat-alat
yang dihasilkan antara lain:
1. Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di
Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan,
2. Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa,
3. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,
4. Pakaian dari kulit kayu
5. Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)

Kapak Persegi
Kapak persegi ini bentuknya hampir seperti pacul, namun
tidaklah selebar dan sebesar pacul zaman sekarang. Kapak
ini dipergunakan untuk menerjakan kayu, misalnya pada
waktu membuat rumah atau perahu. Tajamannya diperoleh
dengan mengasa bagian ujung permuka bawah landai, ke
arah pinggir ujung permukaan atas. Dengan begitu, hasil
tajamannya akan miring, dangan ukuran antara 4 cm hingga
25 cm. bahan batuan yang dipakai adalah kalsedon, agak,
dan jespin. Beliung-beliung persegi itu telah dibuat sendiri di
beberapa tempat yang daerahnya menyediakan bahan
mentahan.

gambar kapk persegi

Kapak Lonjong
Hasil budaya lain dari masyarakat pertanian untuk dianalisis
teknologi pembuatannya adalah kapak lonjong. Spesifikasi alat ini
adalah pangkalnya agak runcing dan melebar pada bagian
tajamnya. Bahan yang biasa dipakai adalah batu kali. Teknologi
pembuatannya antara lain dengan teknik pukulan beruntun, yaitu
dengan menyerpih segumpal batu atau langsung mengambil dari
kerakal yang sesuai dengan keinginan calon pemakainya.
Selanjutnya permukaan batu diratakan dengan teknik pemukulan
beruntun, baru kemudian diupam hingga halus. Mata kapak
biasanya dipasang vertical dengan cara memasukkan bendanya
langsung pada lubang yang dibuat di ujung tangkai. Bahan yang
digunakan ialah batu kali yang berwarna kehitaman. Kapak
lonjong banyak ditemukan di Sulawesi, flores, maluku, dan Irian
Jaya

gambar kapak lonjong

Anak Panah
Peralatan lain yang digunakan manusia adalah mata panah yang
berhasil ditemukan di Jawa Timur,dan sulawesi. Teknologi yang
digunakan untuk membuata mata panah di Jawa Timur relative
maju. Bagian ujung dan tajamannya diratakan dari dua arah,
hingga menghasilkan tajaman yang bergerigi dan tajam.
Bentuknya segitiga dengan basisi bersayap dan cekung. Namun,
ada yang cembung dan tidak bersayap, dengan rata-rata
berukuran 3 sampai 6cm, lebar basis 2 sampai 3cm, tebalnya
1cm. bahan yang digunakan adalah batu gamping.
Mata panah dari Sulawesi dibuat dari kepinga batu kalsedon dan
kuarsa. Cara pembuatannya tidak serimit anak panah Jawa Timur,
karena hanya memfokuskan pada bagian tajamnya saja. Tajaman
mata panah Sulawesi cenderung lebih banyak bergerigi. Ada pula
mata panah dan mata tombak yang diumpam seperti yang
ditemukan di Kalumpang. Peralatan dari daerah ini berasal dari
batu sabak dan mata panahnya berbasis cekung, bersayap dan
bertangkai. Ada dua tempat penemuan anak panah yang penting
adalah Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Tembikar(Gerabah)

Pada tahap bermukim dan berladang manusia sudah mengenal


gerabah sebagai peralatan hidup. Namun cara atau teknik
pembuatan gerabah pada masa bercocok tanam tingkat awal saat
itu masih sangat sederhana. Pembutan gerabah pada masa itu
dikerjakan dengan tangan. Sedangkan penggunaan roda
olandasan yang berputar (pelarikan)belum banyak bukti-bukti
yang mendukung penggunaan alat tersbut pada masa itu.

gambar tembikar

Perhiasan
Dalam masa bercocok tanam tingkat awal, perhiasan berupa
gelang dari batu, dan kerang sudah dikenal. Untuk membuat
gelang ini, maka pertama-tama bahan batu dipukul-pukul
sehingga diperoleh bentuk-bentuk yang bulat gepeng. Dengan
jalan menggosok dan mengasah maka diperoleh gelang yang
dikehendaki. Bahan gelang itu terdiri atas batu pilihan seperti
batu agat, kalsedon, dan yesper yang berwarna putih, kuning,
cokelat, merah, dan hijau. Selain gelang itu dari batu juga
ditemukan kalung dari batu akik. Perhiasan-perhiasan seperti itu
pada umumnya ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Barat.lah ras
Proto Melayu. Zaman Batu Muda
Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia
(Khamer-Indocina)

Sumber: Pra Sejarah | Neolithikum


http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/03/pra-sejarah-neolithikumzaman-batu-muda_16.htmlm (Zaman Batu Muda)

Anda mungkin juga menyukai