Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH : PRASEJARAH NUSANTARA


DOSEN PENGAMPU : Mansyur, S.Pd., M.Hum./Sriwati, M.Pd.

Nama : Muhammad Rizki Pratama


Nim : 2110111310001
Kelas : A2
Prodi : Pendidikan Sejarah
A. Karakteristik Zaman Neolithikum
Zaman neolithikum atau zaman batu muda merupakan revolusi dalam kehidupan
manusia pra-sejarah/pra-aksara. Hal ini terkait dengan pemikiran mereka untuk tidak
menggantungkan diri dengan alam dan mulai berusaha untuk menghasilkan makanan sendiri
(food producing) dengan cara bercocok tanam. Selain bercocok tanam manusia pra sejarah/pra-
aksara juga mulai beternak sapi dan kuda yang diambil dagingnya untuk dikonsumsi. Manusia
pra-sejarah/pra-aksara juga telah hidup dengan menetap (sedenter).
Mereka membangun rumah-rumah dalam kelompok-kelompok yang mendiami suatu
wilayah tertentu. Peralatan yang digunakan juga telah diasah dengan halus sehingga
kelihatannya lebih indah. Kebudayaan mereka juga telah mengalami kemajuan yang
ditunjukkan dengan kemampuan mereka menghasilkan gerabah dan tenunan.
Ciri-ciri Zaman Batu Neolitikum (Zaman Batu Muda)

 Peralatan sudah dihaluskan dan diberi tangkai.


 Alat yang digunakan antara lain kapak persegi dan lonjong.
 Pakaian terbuat dari kulit kayu dan kulit binatang.
 Perhiasan terbuat dari kulit kerang, terrakota dan batu.
 Tempat tinggal menetap (sedenter).
 Memiliki kemampuan bercocok tanam.
 Menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme.
Manusia pendukung pada zaman neolithikum
Proto melayu (suku Nias, Toraja, Dayak, Sasak)
Cara hidup pada zaman neolithikum
Cara hidup zaman neolithikum membawa perubahan-perubahan besar, karena pada
zaman itu manusia mulai hidup berkelompok kemudian menetap dan tinggal bersama dalam
kampung. Berarti pembentukan suatu masyarakat yang memerlukan segala peraturan kerja
sama. Pembagian kerja memungkinkan perkembangan berbagai macam dan cara penghidupan
di dalam ikatan kerjasama itu.
Dapat dikatakan pada zaman neolithikum itu terdapat dasar-dasar pertama untuk
penghidupan manusia sebagai manusia, sebagaimana kita dapatkan sekarang. Kira-kira 2000
tahun SM, telah datang bangsa-bangsa baru yang memiliki kebudayaan lebih maju dan tinggi
derajatnya. Mereka dikenal sebagai bangsa Indonesia Purba.
Kepercayaan zaman neolithikum
Kepercayaan pada zaman neolitikum ditandai juga denga cara penguburan mayat.
Bangsa Melayu austronesia mengenal kepercayaan dan upacara pemujaan kepada arwah
nenek moyang atau para leluhur. Para leluhur yang meninggal dikuburkan dengan upacara
penguburan.
B. Hasil Kebudayaan Zaman Neolithikum
Hasil dari kebudayaan zaman batu muda itu menunjukkan bahwa manusia purba itu
sudah mengalami banyak kemajuan di dalam menghasilkan alat-alat. Terdapat sentuhan
tangan manusia, bahan masih tetap dari batu. Namun sudah lebih halus, diasah, ada juga
sentuhan rasa seni. Fungsi dari alat yang dibuat jelas untuk pengggunaannya. Hasil budaya
zaman neolithikum, antara lain ialah sebagai berikut :
1. Kapak Persegi
Kapak persegi ini dibuat dari batu persegi. Kapak tersebut dipergunakan untuk
mengerjakan kayu, menggarap tanah, serta melaksanakan upacara. Di Indonesia,
kapak persegi disebut juga dengan beliung persegi banyak ditemukan di Jawa,
Kalimantan Selatan, Sulawesi, serta Nusa tenggara.

2. Kapak Lonjong
Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-
hitaman. Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya
yang lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam.
Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman.
Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang
lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam.
Sedangkan fungsinya sama saja dengan kapak persegi. Jenis kapak lonjong ini
ditemukan di Maluku, Papua, serta Sulawesi Utara.

3. Mata Panah
Mata panah ini terbuat dari batu yang diasah dengan secara halus. Berguna
untuk berburu. Penemuan mata panah terbanyak di Jawa Timur serta juga Sulawesi
Selatan.

4. Perhiasan, Gerabah dan Pakaian


Perhiasan yang banyak ditemukan umumnya terbuat dari batu, baik batu biasa
maupun batu permata atau terbuat dari kulit kerang. Selain perhiasan, gerabah juga
dikenal pada zaman Neolithikum, dan teknik pembuatannya masih sangat sederhana,
karena hanya menggunakan tangan tanpa bantuan roda pemutar seperti sekarang.
Sedangkan pakaian yang dikenal oleh masyarakat pada zaman neolithikum dapat
diketahui melalui suatu kesimpulan penemuan alat pemukul kayu di daerah
Kalimantan dan Sulawesi Selatan.
Gerabah di gunakan sebagai alat sehari-hari. Banyak ditemukan di lapisan
teratas bukit kerang Sumatera dan bukit pasir pantai selatan Jawa, antara Yogyakarta
dan Pacitan, Kendeng Lembu (Banyuwangi), Tangerang, dan Minanga Sipakka
(Sulawesi). Hal ini berarti pakaian yang dikenal pada zaman Neolithikum berasal dari
kulit kayu. Kesimpulan tersebut diperkuat dengan adanya pakaian Suku Dayak dan
Suku Toraja, yang terbuat dari kulit kayu.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Menelusuri Jejak-jejak Masa Lalu Indonesia karya Drs. Yusliani Noor, M.Pd,

Mansyur, S.Pd , M.Hum

Buku Pengantar Sejatah Kebudayaan Indonesia 1 karya Dr.R. Soekmono

https://pendidikan.co.id/zaman-neolitikum/

Anda mungkin juga menyukai