Anda di halaman 1dari 4

Definisi

Paleolitikum atau zaman batu tua adalah zaman ketika manusia menggunakan alat-
alat budaya yang terbuat dari batu, yang masih sederhana dan memiliki tekstur yang
masih kasar. Paleolitikum berasal dari kata Paleo yang artinya tua dan lithos artinya batu.
Paleolitikum diperkirakan berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu
selama masa Plestosen.Pada zaman ini pula berlangsung zaman es (glasial) yang menye
babkan perkembangan kebudayaan Paleolitikum sangat lambat.

Gambar 1.1 Zaman Plestocen


Kehidupan Sosial Ekonomi
1. Food gathering atau berburu dan mengumpulkan (meramu) makanan. Berburu
adalah kegiatan manusia purba untuk memperoleh makanan dengan memburu
binatang,memasang perangkap,dan menjeratnya. Meramu adalah mendapatkan
makanan dengan mengumpulkan tumbuh-tumbuhan yang berasal dari alam.
2. Nomaden atau berpindah-pindah untuk mencari daerah baru yang dapat
memberikan makanan yang cukup.
3. Tempat tinggal umumnya tidak jauh dari sumber air karena biasanya binatang yang
diburu selalu berkumpul di area dekat sumber air.

Gambar 1.2 Food gathering Gambar 1.3 Nomaden Gambar 1.4 dekat mata air

Penguasaan Teknologi
Manusia hanya menggunakan alat-alat yang paling dekat dengan lingkungan hidup mereka
seperti batu, kayu, bambu dan tanah. Batuan yang digunakan masih kasar untuk berburu
binatang. Selain itu batu menjadi teknologi yang digunakan sebagai kapak untuk memotong
kayu atau membunuh binatang buruan.
Gambar 1.5 Teknologi masa Paleolitikum (batu kasar)

Contoh Sisa Peninggalan


Kebudayaan Pacitan dan Ngandong
Contoh Kebudayaan Pacitan: kapak penetak, kapak perimbas, kapak genggam
Contoh Kebudayaan Ngandong: alat-alat dari tanduk binatang

Adapun cara pembuatan alat-alat batuan pada masa Paleolitikum masih sangat
sederhana, yaitu dengan cara dibentur-benturkan antara satu batu dengan batu lainnya.
Cara ini pula yang kemudian membentuk batuan menjadi menyerupai kapak dan berfungsi
sebagai alat penunjang kehidupan manusia praaksara. Penemuan alat batuan dari zaman
Paleolitikum banyak ditemukan di wilayah Jawa terutama wilayah Pacitan dan Ngandong.
Oleh sebab itu, lahir istilah kebudayan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.

1. Kebudayaan Pacitan
Manusia purba pendukung kebudayaan Pacitan diperkirakan berjenis Pithecanthropus
erectus. Hal ini disimpulkan dari adanya temuan alat-alat batuan berupa flake atau alat
serpih di lapisan peleistosen tengah. Selain itu ada kesamaan jenis batuan yang
ditemukan di Gua Choukoutien Peking (tempat fosil Pithecanthropus erectus), dengan
alat-alat batuan yang ditemukan di daerah Pacitan. Selain di Pacitan, alat batuan zaman
Paleolitikum juga ditemukan di daerah lain seperti Sukabumi Perigi, Gombong, Tambang
Sawah, Lahat, Trunyang, Maumere hingga Atambua. Berikut temuan fosil batuan hasil
penggalian von Koeningswald pada 1935 di Pacitan.

Gambar 1.11 Van Koenigswald Gambar 1.12 Gua Kebudayaan Pacitan


a. Kapak genggam
Kapak genggam merupakan kapak yang digunakan dengan cara digenggam dan tidak
memiliki tangkai. Berasal dari batu yang hampir tidak berubah dari bentuk aslinya
alias masih sangat sederhana. Disebut juga Hand adze digunakan untuk
menggali,menguliti,dan emotong.
b. Kapak perimbas
Kapak perimbas adalah tidak jauh beda dengan kapak genggam namun ukurannya
lebih besar.disebut juga chopper digunakan untuk merimbas kayu,pemecah
tulang,dan sebagai senjata.
c. Kapak penetak
Kapak penetak memiliki kesamaan bentuk dengan kapak genggam dan perimbas.
Fungsinya untuk membelah pohon kayu dan bambu.
d. Pahat genggam
Pahat genggam adalah alat batuan yang memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan
kapak genggam, kapak perimbas, maupun kapak penetak. Fungsi dari pahat genggam
adalah untuk menggemburkan tanah dan mencari umbi-umbian.
e. Alat serpih
Alat serpih merupakan alat bebatuan yang ukurannya lebih kecil dan biasanya
berbentuk lebih tipis dibandingkan alat jenis lainnya.

Gambar 1.6 Kapak Genggam Gambar 1.7 Kapak Penetak Gambar 1.8 Kapak Perimbas

Gambar 1.9 Pahat genggam Gambar 1.10 alat serpih


2. Kebudayaan Ngandong
Temuan hasil kebudayaan Ngandong banyak ditemukan di daerah Ngawi, Jawa
Timur. Kebudayaan Ngandong merupakan hasil kebudayaan manusia praaksara
zaman Paleolitikum yang menggunakan batu dan tulang sebagai alat penunjang
kebutuhan hidupnya. Alat yang ditemukan di
Ngandong berupa kapak genggam, alat serpih (flake), dan alat-
alat yang berasal dari tulang seperti alat penusuk atau belati. Selain di
Ngandong, alat-alat serupa juga ditemukan di
wilayah Sangiran (Jawa Tengah) dan Cabenge (Sulawesi Selatan).

Gambar 1.13 Alat Penusuk dari Tulang


Jenis Manusia Pendukung
a. Pithechantropus erectus
b. Homo soloensis
c. Homo wajakensis

Gambar 1.14 Pithecanthropus erectus Gambar 1.15 Homo soloensis

Gambar 1.16 Homo wajakensis

Anda mungkin juga menyukai