Paleolitikum atau zaman batu tua adalah zaman ketika manusia menggunakan alat-
alat budaya yang terbuat dari batu, yang masih sederhana dan memiliki tekstur yang
masih kasar. Paleolitikum berasal dari kata Paleo yang artinya tua dan lithos artinya batu.
Paleolitikum diperkirakan berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu
selama masa Plestosen.Pada zaman ini pula berlangsung zaman es (glasial) yang menye
babkan perkembangan kebudayaan Paleolitikum sangat lambat.
Gambar 1.2 Food gathering Gambar 1.3 Nomaden Gambar 1.4 dekat mata air
Penguasaan Teknologi
Manusia hanya menggunakan alat-alat yang paling dekat dengan lingkungan hidup mereka
seperti batu, kayu, bambu dan tanah. Batuan yang digunakan masih kasar untuk berburu
binatang. Selain itu batu menjadi teknologi yang digunakan sebagai kapak untuk memotong
kayu atau membunuh binatang buruan.
Gambar 1.5 Teknologi masa Paleolitikum (batu kasar)
Adapun cara pembuatan alat-alat batuan pada masa Paleolitikum masih sangat
sederhana, yaitu dengan cara dibentur-benturkan antara satu batu dengan batu lainnya.
Cara ini pula yang kemudian membentuk batuan menjadi menyerupai kapak dan berfungsi
sebagai alat penunjang kehidupan manusia praaksara. Penemuan alat batuan dari zaman
Paleolitikum banyak ditemukan di wilayah Jawa terutama wilayah Pacitan dan Ngandong.
Oleh sebab itu, lahir istilah kebudayan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.
1. Kebudayaan Pacitan
Manusia purba pendukung kebudayaan Pacitan diperkirakan berjenis Pithecanthropus
erectus. Hal ini disimpulkan dari adanya temuan alat-alat batuan berupa flake atau alat
serpih di lapisan peleistosen tengah. Selain itu ada kesamaan jenis batuan yang
ditemukan di Gua Choukoutien Peking (tempat fosil Pithecanthropus erectus), dengan
alat-alat batuan yang ditemukan di daerah Pacitan. Selain di Pacitan, alat batuan zaman
Paleolitikum juga ditemukan di daerah lain seperti Sukabumi Perigi, Gombong, Tambang
Sawah, Lahat, Trunyang, Maumere hingga Atambua. Berikut temuan fosil batuan hasil
penggalian von Koeningswald pada 1935 di Pacitan.
Gambar 1.6 Kapak Genggam Gambar 1.7 Kapak Penetak Gambar 1.8 Kapak Perimbas