Anda di halaman 1dari 16

PULAU KALIMANTAN

Shalloom Destiyadwira
XII Mipa 3
Mantau merupakan makanan khas Tiongkok
(mantou) yang telah mengalami proses akulturasi
sehingga menjadi makanan khas Balikpapan. 
Mantau adalah sejenis roti tanpa isi yang
bentuknya mirip bakpao namun tidak memiliki isi.
Mantau dapat disajikan dengan digoreng maupun
dikukus.
Nama Makanan Makanan Makanan Hewani/Nabati
Basah/Kering Jadi/Setengah Jadi

Mantau Makanan basah Makanan jadi Nabati


Mantau adalah salah satu makanan yang proses
pembuatannya mudah dan bahan bakunya sangat
mudah didapatkan. Namun, untuk mendapatkan
tekstur mantau yang empuk, butuh teknik dan
takaran bahan baku yang pas.
Banyak orang menyukai mantau. Hal ini karena
mantau memiliki tekstur yang empuk sehingga
sebagian besar orang dapat mengonsumsinya. Selain
itu, mantau dapat dikonsumsi dengan berbagai
macam penyajian, mulai dari disajikan bersama
dengan sapi lada hitam hingga disajikan bersama
dengan selai atau keju.
Mantau termasuk dalam kategori makanan
basah. Hal itu membuat mantau hanya akan bertahan
beberapa hari saja jika tidak disimpan dengan benar.
Karena itu, perlu adanya modifikasi terhadap cara
pengolahan dan pengemasan agar dapat
meningkatkan daya simpan (keawetan) dan menjaga
kualitas dari produk tersebut.
Usaha mantau merupakan usaha home-industry.
Usaha ini berskala kecil dan beroperasi di rumah
(bukan pada tempat yang yang dibangun khusus
untuk kegiatan industri) serta tidak memerlukan
banyak tenaga kerja.
Peralatan yang dibutuhkan untuk produksi mantau 2 kotak/hari.
Setiap kotak berisi 6 buah mantau.

No Nama alat Spesifikasi


1 Panci steamer Terbuat dari alumunium dan mampu
(kukusan) menghantarkan panas dengan baik
2 Kompor Mampu menghasilkan panas yang merata

3 Wajan Terbuat dari alumunium dan mampu


menghantarkan panas dengan baik
4 Spatula Terbuat dari bahan yang tahan karat dan food grade
5 Wadah Terbuat dari bahan food grade
6 Stand mixer Mampu menguleni adonan roti dengan baik
Bahan baku, bahan tambahan pangan, dan kemasan yang
dibutuhkan untuk produksi mantau 2 kotak/hari. Setiap kotak berisi 6
buah mantau.

No Bahan baku Spesifikasi


1 Tepung terigu Memiliki kualitas yang bagus
2 Gula pasir Memiliki kualitas yang bagus
3 Ragi Memiliki kualitas yang bagus dan ragi dalam keadaan
masih aktif
4 Garam Memiliki kualitas yang bagus
5 Kotak kue Memiliki kualitas yang bagus dan terbuat dari bahan
food grade
6 Mentega Memiliki kualitas yang bagus dan aman dikonsumsi
7 Kertas roti Terbuat dari bahan food grade dan berkualitas baik
Tahap - tahap proses pengolahan mantau :
1) Campurkan air, gula pasir, dan ragi dan diamkan selama 5 - 10 menit
hingga berbuih tanda ragi aktif.
2) Setelah larutan ragi berbuih, masukkan tepung terigu, lalu aduk
hingga rata.
3) Kemudian, masukkan mentega dan garam. Ulen adonan hingga kalis
4) Diamkan adonan di dalam wadah tertutup selama 1 jam atau hingga
adonan mengembang 2 kali lipat lebih besar
5) Setelah adonan mengembang, kempiskan adonan dan bagi adonan
menjadi beberapa bagian.
6) Bentuk adonan menjadi bulat dan beri alas kertas roti di bawah
adonan.
7) Diamkan adonan kurang lebih 30 menit hingga mengembang
8) Setelah itu, kukus dalam pengukus yang sudah dipanaskan hingga
matang.
9) Mantau siap disajikan.
10) Apabila menginginkan mantau goreng, maka goreng mantau yang
telah dikukus hingga berwarna kecoklatan.
Investasi Alat dan Mesin
Investasi Alat dan Mesin adalah pembelian perlengkapan
alat dan mesin produksi yang dibutuhkan untuk proses
produksi mantau.

No Nama alat Jumlah Harga


(unit)
1 Panci steamer (kukusan) 1 Rp 89,000.00
2 Kompor 1 Rp 600,000.00
3 Wajan 1 Rp 130,000.00
4 Sudip 1 Rp 26,000.00
5 Wadah 2 Rp 60,000.00
6 Stand mixer 1 Rp 1,720,000.00
Jumlah Rp 2,625,000.00
Biaya tidak tetap (Variabel)
Biaya tidak tetap (Variabel) adalah biaya yang
dikeluarkan sesuai dengan jumlah produksi dan sifatnya
tidak tetap karena bisa berubah sesuai jumlah produksi.

No Bahan baku Jumlah Harga


1 Tepung terigu 500 gram Rp 9,000.00
2 Gula pasir 40 gram Rp 500.00
3 Ragi 6 gram Rp 3,000.00
4 Garam 5 gram Rp 100.00
5 Mentega 30 gram Rp 1,000.00
6 Kertas roti 1 lembar (100 x 75 cm) Rp 2,000.00
7 Kotak kue 2 pcs (22 x 9 x 7,5 cm) Rp 3,400.00
Jumlah biaya satu kali produksi Rp 19,000.00
Items Biaya (per bulan)
Listrik/Air Rp 300,000.00
Gas Rp 240,000.00
Biaya lainnya Rp 50,000.00
Total biaya per bulan Rp 590,000.00
Total biaya per hari Rp 19,700.00
Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi adalah harga pokok dari suatu
produk, dimana jika suatu produk dijual dengan harga
tersebut, maka produsen tidak untung dan tidak rugi.
Harga pokok produksi = Total biaya / Jumlah produksi
= Rp 38,700.00 / 2
= Rp 19,350.00

Harga Jual & Pendapatan kotor


Jenis kemasan Jumlah (pcs) Satuan Total
Kotak kemasan 2 Rp 22,000.00 Rp 44,000.00
Pendapatan Bersih (Laba)
Pendapatan bersih = Pendapatan kotor – Total biaya
= Rp 44,000.00 - Rp 5,300.00
= Rp 24,000.00

Jadi, perkiraan pendapatan untuk satu kali


produksi, yaitu sebanyak 2 kotak yang berisi 6
buah mantau, akan mendapatkan
laba/keuntungan sebesar Rp 24,000.00
Tahap pertama dimulai dengan memperkenalkan produk yang kami
buat kepada teman dan sanak saudara. Kami akan memberikan tes
produk kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk membeli.
Saat ini banyak sekali diselenggarakan pameran/bazar, baik oleh
instansi departemen tertentu, maupun pihak swasta dan perorangan.
Ajang ini dapat digunakan untuk media promosi makanan khas daerah
yang baik. Biaya yang dikeluarkan untuk menyewa stan bazar juga masih
sangat terjangkau untuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM)
Keberadaan media sosial saat ini sudah begitu menjamur. Hal ini
tentu bisa dimanfaatkan untuk media promosi yang efektif dan efesien.
Sistem penjualan yang kreatif sangat menunjang pemasaran produk
buatan kamu. Sebagai contoh, bisa memanfaatkan pasar malam, Car free
day, atau kesempatan lainnya untuk memasarkan produk kami. Selain itu,
pemasaran produk buatan kami juga disesuaikan dengan trend agar
semakin banyak konsumen yang tertarik.
Pada awal berdirinya usaha ini, sistem pemasaran
yang akan digunakan yaitu penjualan langsung. Kami akan
menerapkan sistem penjajaan langsung kepada konsumen.
Namun, seiring dengan berkembangnya usaha dan
bertambahnya konsumen, maka kami akan menggunakan
sistem penjualan tidak langsung. Hal itu dilakukan agar
dapat memenuhi permintaan konsumen secara efektif dan
efisien.

Anda mungkin juga menyukai