Anda di halaman 1dari 29

Zaman Batu

Paleolitikum
Flakes (alat serpih), alat-alat kecil
yang terbuat dari batu chalcedon.
Fungsinya adalah untuk menguliti
hewan buruan, mengiris daging
buruan, memotong umbi-umbian
/buah-buahan, menangkap ikan.
Kapak genggam adalah sebuah batu yang
mirip dengan kapak, tetapi tidak bertangkai
dan cara mempergunakannya dengan cara
menggenggam. Kapak genggam terkenal
juga dengan sebutan kapak perimbas, dalam
ilmu prasejarah disebut chopper artinya alat
penetak. Kapak genggam digunakan untuk
memecahkan telor, menumbuk biji-bijian,
membuat serat-serat dari pepohonan,
membunuh binatang buruan, dan sebagai
senjata menyerang lawannya.
Alat-alat tulang berupa sudip dan mata
tombak yang bergerigi pada kedua belah
sisinya, panjangnya 9,5 cm. Alat tulang ini ada
hubungannya dengan Pithecanthropus
soloensis. Alat-alat dari tanduk menjangan
memperlihatkan bagian yang diruncingkan.
Mesolitikum
kjokkenmoddinger atau midden, juga dikenal
sebagai sampah dapur, atau tumpukan kerang,
adalah sebuah tempat pembuangan sampah lokal.
Kata 'midden' ini berasal dari bahasa Skandinavia
melalui derivasi Bahasa Inggris Pertengahan,
tetapi digunakan oleh arkeolog di seluruh dunia
untuk mengartikan sesuatu yang berisi produk
sampah dan berhubungan dengan kehidupan
manusia sehari-hari. Sesuatu tersebut berupa
parit yang digunakan sekali yang dibuat oleh
kelompok orang-orang menetap secara sementara
atau jangkap lama, sebagai tempat pembuangan
khusus yang digunakan oleh masyarakat sedenter
dan terus menumpuk selama beberapa generasi.
Batu pipisan dan penggilingan (gandhik)
merupakan alat yang berfungsi untuk
menghaluskan ramuan obat atau jamu.
Abris sous roche adalah goa menyerupai ceruk batu
karang yang digunakan manusia sebagai tempat
tinggal. Penelitian mengenai kebudayaan Abris sous
roche ini juga dilakukan oleh van Stein Callenfels pada
tahun 1928-1931 di Goa Lawu dekat Sampung,
Ponorogo (Madiun).
Neolitikum
Alat alat obsidian adalah Alat-alat yang
dibuat dari batu kecubung. Alat-alat obsidian
ini berkembang secara terbatas di beberapa
tempat saja, seperti di dekat Danau Kerinci
(Jambi), Danau Bandung dan Danau
Cangkuang Garut, Leuwiliang Bogor, Danau
Tondano (Minahasa), dan sedikit di Flores
Barat.
Manusia pada masa neolitikum
mereka sudah bisa membuat
Pakaian Dari Kulit Kayu yang
sederhana dan kulit binatang
yang telah diperhalus. Di
beberapa daerah bahkan ada
yang telah membuat pakaian dari
kain wol.
Mata panah menjadi
petunjuk penting tentang
kegiatan berburu pada masa
prasejarah. Mata Panah
menunjukkan bahwa
aktivitas perburuan sudah
dilakukan dengan baik, tidak Penggunaan alat panah
langsung berhadapan ini juga menjadi petunjuk
dengan hewan buruan. perkembangan teknologi
yang digunakan pada
1 masa itu.
2
Beliung Persegi mempunyai penampang
berbentuk persegi panjang. Alat ini
ditemukan dihampir seluruh bagian
Indonesia, terutama di wilayah Barat.Alat
ini terbuat dari batu Chalcedon. Bagian atas
atau pangkal biasanya tidak digosok. Bagian
bawah atau tajaman digosok dan diasah
hingga tajam dan halus. Cara
penggunaanya adalah batu ini diikat pada
setangkai kayu sehingga menyerupai
cangkul. Alat ini berguna untuk melubangi
kayu dan jika yang berukuran kecil dapat
digunakan untuk mengukir.
Kapak Lonjong berbentuk lonjong dengan
bagian tajaman runcing dan sedikit
melebar. Bagian tajaman digosok dan
diasah pada dua sisi sehingga
menghasilkan tajaman yang simetris.
Kapak ini umumnya terbuat dari batu kali
yang berwarna hitam. Kapak ini banyak
ditemukan di wilayah Minahasa, Maluku
dan Papua.
Tembikar banyak ditemukan diwilayah Sumatra dan Jawa. Tembikar ini
kemungkinan digunakan untuk meletakkan berbagai hasil panen.
Sedang di Sumbawa, banyak ditemukan tembikar yang berisi tulang
belulang manusia.
Megalitikum
Menhir adalah batu tunggal,
biasanya berukuran besar, yang
ditatah seperlunya sehingga
berbentuk tugu dan biasanya
diletakkan berdiri tegak di atas
tanah. Istilah menhir diambil dari
bahasa Keltik, dari kata men (batu)
dan hir (panjang). Jadi, artinya
adalah batu yang Panjang.
Dolmen adalah meja batu tempat
meletakkan sesaji yang
dipersembahkan kepada roh
nenek moyang. Di bawah dolmen
biasanya sering ditemukan kubur
batu.
Sarkofagus adalah suatu tempat untuk
menyimpan jenazah. Sarkofagus umumnya
dibuat dari batu. Kata "sarkofaus" berasal
dari bahasa Yunani σάρξ (sarx, "daging")
dan φαγεῖνειν (phagein,"memakan"),
dengan demikian sarkofagus bermakna
"memakan daging".
Punden berundak atau teras
berundak adalah struktur tata
ruang bangunan yang berupa
teras atau trap berganda yang
mengarah pada satu titik
dengan tiap teras semakin
tinggi posisinya. Struktur ini
kerap ditemukan pada situs
kepurbakalaan di Nusantara,
sehingga dianggap sebagai
salah satu ciri kebudayaan asli
Nusantara.
Zaman Logam
Zaman Logam
Perunggu
Nekara adalah gendang perunggu
berbentuk seperti dandang
berpinggang pada bagian tengahnya
dengan selaput suara berupa logam
atau perunggu. Fungsi Nekara adalah
untuk digunakan sebagai salah satu alat
dalam upacara untuk mendatangkan
hujan, memanggil roh nenek moyang,
dipakai sebagai genderang perang.
Kapak perunggu atau kapak corong adalah benda
Zaman Perunggu yang diproduksi di nusantara
pada abad ke-1 dan ke-2 masehi. Kapak upacara
ditemukan di situs-situs arkeologi di Jawa, Bali,
Sulawesi, dan pulau-pulau di bagian timur
Indonesia, dan juga disekitar Danau Sentani di
Papua. Penemuan kapak perunggu di seluruh
nusantara menunjukkan intensifnya perdagangan
di antara pulau-pulau di nusantara pada awal
tahun Masehi.
Bejana perunggu adalah benda yang
terbuat dari perunggu berfungsi
sebagai wadah atau tempat
menyimpan makanan.
Arca perunggu adalah
peninggalan benda kebudayaan
yang berbentuk patung, yang
terbuat dari perunggu
menggambarkan orang yang
sedang menari, berdiri, naik kuda,
dan memegang panah.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai