PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Kerajaan Singasari, adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok
pada tahun 1222. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari,
Malang. Kerajaan Singasari (1222-1293) adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara
yang didirikan oleh Ken Arok. Sejarah Kerajaan Singasari berawal dari daerah Tumapel,
yang di kuasai oleh seorang akuwu (bupati). Letaknya di daerah pegunungan yang
subur di wilayah Malang dengan pelabuhan bernama Pasuruan. Kerajaan Singasari
mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Raja Kertanegara (1268-1292) yang
bergelar Maharajadhiraja Kertanegara Wikrama Dharmottunggadewa. Ken Arok
merebut daerah Tumapel, salah satu wilayah Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh
Tunggul Ametung, pada 1222. Ken Arok pada mulanya adalah anak buah Tunggul
Ametung, namun ia membunuh Tunggul Ametung karena jatuh cinta pada istrinya, Ken
Dedes. Ken Arok kemudian mengawini Ken Dedes. Pada saat dikawini Ken Arok, Ken
Dedes telah mempunyai anak bernama Anusapati yang kemudian menjadi raja
Singasari (1227-1248). Raja terakhir Kerajaan Singasari adalah Kertanegara.
1. Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal berdiri Kerajaan Singasari ?
2. Apa nama Ibu Kota Singasari ?
3. Bagaimana keadaan politik Luar dan Dalam Negeri Kerajaan Singasari
4. Bagaimana kehidupan budaya di Kerajaan Singasari ?
5. Menganut kepercayaan apakah kerajaan Singasari ?
6. Bagaimana kehidupan ekonomi di Kerajaan Singasari ?
1. Tujuan
2. Menambah pengetahuan tentang kerajaan singasari
3. Mengetahui bagaimana kehidupan di Kerajaan Singasari
4. Memperdalam cerita sejarah tentang kerajaan Singasari
BAB II
PEMBAHASAN
1. Awal Berdiri
Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri.
Yang menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul
Ametung. Ia mati dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang
bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini
istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat
melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kadiri.
Pada tahun 1222 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan
kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang
mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang
Amurwabhumi. Perang melawan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh
pihak Tumapel.
Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan Tumapel,
namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri kerajaan
Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil
mengalahkan Kertajaya raja Kadiri.
Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri
Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari
Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel
tersebut dipuja sebagai Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum
maju perang melawan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.
Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222–1227). Pada tahun 1227 Ken
Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok
dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha.
1. Anusapati (1227–1248)
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan
Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak
melakukan pembaharuan – pembaharuan karena larut dengan kesenangannya
menyabung ayam.
Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra
Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar
menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa ( tempat
kediamanan Tohjoyo) untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati
asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan
Empu Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian,
meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.
3. Ranggawuni (1248–1268)
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 dengan gelar Sri Jaya
Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi
kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Mereka memerintah
secara bersama-sama. Wishnuwardhana menjadi raja dan Nara Singhamurti sebagai
ratu angabhaya. Pemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran
rakyat Singasari.
4. Kertanegara (1268–-1292)
Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita
untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri
Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang
mahamentri, yaitu mahamentriihino, mahamentriihalu, dan mahamenteriisirikan.
Setelah keadaan Jawa Timur di anggap baik, Raja Kertanegara melangkah keluar
wilayah Jawa Timur untuk mewujudkan cita-cita persatuan seluruh Nusantara di bawah
Panji Kerajaan Singasari.
Pasukan Kediri dari arah selatan dipimpin langsung oleh Jayakatwang dan berhasil
masuk istana dan menemukan Kertanagera berpesta pora dengan para pembesar
istana. Kertanaga beserta pembesar-pembesar istana tewas dalam serangan tersebut.
Dengan gugurnya Kertanegara maka Kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang. Ini
berarti berakhirnya kekuasan Kerajaan Singasari. Sesuai dengan agama yang dianutnya,
Kertanegara kemudian didharmakan sebagai Siwa––Buddha (Bairawa) di Candi
Singasari. Arca perwujudannya dikenal dengan nama Joko Dolog yang sekarang berada
di Taman Simpang, Surabaya.
1. Kehidupan Kebudayaan
Kehidupan kebudayaan masyarakat Singasari dapat diketahui dari peninggalan candi-
candi dan patung-patung yang berhasil dibangunnya. Candi hasil peninggalan Singasari,
di antaranya adalah Candi Kidal, Candi Jago, dan Candi Singasari. Adapun arca atau
patung hasil peninggalan Kerajaan Singasari, antara lain Patung Ken Dedes sebagai
perwujudan dari Prajnyaparamita lambang kesempurnaan ilmu dan Patung Kertanegara
dalam wujud Patung Joko Dolog di temuakan di dekat Surabaya, dan patung
Amoghapasa juga merupakan perwujudan Raja Kertanegara yang dikirim ke
Dharmacraya ibukota kerajaan melayu.
Kudua perwujudan patung Raja Kertanegara baik patung Joko Dolog maupun patung
Amoghapasa menyatakan bahwa Raja Kertanegara menganut agama Budha beraliran
Tantrayana ( Tantriisme ).
1. Kejayaan
Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari
(1268 – 1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa. Pada
tahun 1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan Sumatra sebagai
benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi bangsa Mongol. Saat itu penguasa
Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini
akhirnya dianggap telah ditundukkan, dengan dikirimkannya bukti arca Amoghapasa
yang dari Kertanagara, sebagai tanda persahabatan kedua negara.
Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali. Pada
tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta
agar Jawa mengakui kedaulatan Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas
oleh Kertanagara. Nagarakretagama menyebutkan daerah-daerah bawahan Singhasari di
luar Jawa pada masa Kertanagara antara lain, Melayu, Bali, Pahang, Gurun, dan Bakulapura.
1. Kepercayaan
Bahkan didalam keagamaan terjadi sekatisme antara Agama Hindu dan Budha, dan
melahirkan Agama Syiwa Budha pemimpinya diberi jabatan Dharma Dyaksa sedangkan
Kartanegara menganut Agama Budha Mahayana dengan menjalankan Upacara
keagamaan secara Pestapora sampai mabuk untuk mencapai kesempurnaan dalam hal
ini Kartanegara menyebut dirinya CANGKANDARA (pimpinan dari semua agama).
1. Keruntuhan
Candi Singhasari dibangun sebagai tempat pemuliaan Kertanegara, raja terakhir
Singhasari.
Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya
mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi
pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus
ipar, sekaligus besan dari Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu Kertanagara mati
terbunuh.
Setelah runtuhnya Singhasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru
di Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir. Kerajaan Singasari
dibangun oleh Ken Arok setelah runtuhnya kerajaan Kediri. Ken Arok bergelar Sri Rajasa
Sang Amurwabhumi dengan Dinasti Girindrawanca, dengan tujuan untuk
menghilangkan jejak tentang siapa sebenarnya Ken Arok & mengapa ia berhasil
mendirikan kerajaan. Ken Arok berkuasa ± 5 tahun (1222 – 1227 M). pada tahun 1227
Ken Arok terbunuh oleh kaki tangan Anusapati.
Anusapati
Memerintah dari tahun 1227 – 1248 M. Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya
terbongkar & didengar oleh Tohjaya, putra Ken Arok dengan Ken Umang. Dimakamkan
di Candi Kidal.
Tohjaya
Memerintah tahun 1248 dan pemerintahannya tidak berlangsung lama, karena putra
Anusapati yang bernama Ranggawuni yang dibantu Mahesa Cempaka menuntut hak
atas tahta kepada Tohjaya.
Wisnuwardhana (Ranggawuni)
Naik tahta pada tahun 1248 dengan gelar Wisnuwardhana, dibantu oleh Mahesa
Cempaka dengan gelar Narashimbamurti. Pemerintahan keduanya sering disebut
dengan pemerintahan Ratu Angabaya. Pada tahun 1254 Wisnuwardhana mengangkat
putranya sebagai Yuva raja (Raja muda), dengan maksud mempersiapkan putranyaq
yang bernama Kertanegara sebagai Raja di Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268
Wisnuwardhana meninggal dan tahta kerajaan dipegang oleh Kertanegara.
Kertanegara
Memerintah tahun 1268 – 1292 M. Ia merupakan Raja terbesar dan terkemuka Kerajaan
Singasari. Setelah naik tahta, ia bergelar Sri Maharajadhiraja Sri Kertanegara. Pada
masa pemerintahannya datang utusan dari Cina atas perintah Kaisar Khubilai Khan agar
Raja Kertanegara tunduk terhadap Kaisr Cina, namun Kertanegara menolak dan
menghina utusan tersebut. Khubilai Khan marah, sehingga mempersiapkan untuk
menyerang Kerajaan Singasari, tetapi sebelum serangan itu datang Raja Kertanegara
mengadakan Ekspedisi Pamalayu tahun 1275 M, menguasai Kerajaan Melayu dengan
tujuan menghadang serangan Cina agar peperangan tidak terjadi di Singasari. Karena
pasukan Singasari sebagian menghadang serangan Cina, maka Jayakatwang keturunan
Kerajaan Kediri menyerang Kerajaan Singasari.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari (1268 –
1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa. Kerajaan ini
akhirnya dianggap telah ditundukkan, dengan dikirimkannya bukti arca Amoghapasa
yang dari Kertanagara, sebagai tanda persahabatan kedua negara. Kerajaan Singhasari
yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya mengalami
keropos di bagian dalam. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir. Kerajaan
Singasari dibangun oleh Ken Arok setelah runtuhnya kerajaan Kediri.
1. Saran
Pelajarilah lebih dalam tentang kerajaan – kerajaan pada jaman dahulu, karena banyak
sekali cerita sejarah yang belum kita ketahui
DAFTAR PUSTAKA
o Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta:
Balai Pustaka
o Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu
o R.M. Mangkudimedja. 1979. Serat Pararaton Jilid 2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah
o Slamet Muljana. 2005. Menuju Puncak Kemegahan (terbitan ulang 1965). Yogyakarta: LKIS
o Slamet Muljana. 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara Syukur,
Abdul, Ensiklopedi Umum untuk Pelajar , Jilid 9, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 2005.
Halaman 110.
o Bullough, Nigel (14 Juli 1995). Historic East Java: Remains in Stone. Jakarta: ADLine
Communications. hlm. 116–117.
o Kitab Negarakartagama Kitab Kidung (Kidung Harsa Wijaya & Serat Arok)
o Sejarah Nasional Indonesia. Kurikulum 1994 suplemen GBPP 1999