Anda di halaman 1dari 20

KERAJAAN SINGASARI

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
RAFAEL D PANJAITAN
KELAS : XI IPS-3

SMA KARTIKA I-2


MEDAN
2022

1
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari atau Singosari, adalah
sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi
kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang
Kerajaan Singasari (1222-1293) adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara
yang didirikan oleh Ken Arok. Sejarah Kerajaan Singasari berawal dari daerah
Tumapel, yang di kuasai oleh seorang akuwu (bupati). Letaknya di daerah pegunungan
yang subur di wilayah Malang dengan pelabuhan bernama Pasuruan. Dari daerah inilah
Kerajaan Singasari berkembang dan bahkan menjadi sebuah kerajaa besar di Jawa
Timur. Perkembangan pesat yang di alami oleh kerajaan Singasari ini setelah berhasil
mengalahan Kerajaan Kendiri dalam pertempuran di dekat Ganter tahun 1222 M.
Kerajaan Singasari mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Raja Kertanegara
(1268-1292) yang bergelar Maharajadhiraja Kertanegara Wikrama
Dharmottunggadewa.
Ken Arok merebut daerah Tumapel, salah satu wilayah Kerajaan Kediri yang
dipimpin oleh Tunggul Ametung, pada 1222. Ken Arok pada mulanya adalah anak buah
Tunggul Ametung, namun ia membunuh Tunggul Ametung karena jatuh cinta pada
istrinya, Ken Dedes. Ken Arok kemudian mengawini Ken Dedes. Pada saat dikawini
Ken Arok, Ken Dedes telah mempunyai anak bernama Anusapati yang kemudian
menjadi raja Singasari (1227-1248). Raja terakhir Kerajaan Singasari adalah
Kertanegara.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan materi yang kami miliki maka kami akan mebahas mengenai
beberapa hal yang terangkum dalam rumusan masalah berikut:
1. Dimanakah letak kerajaan Singasari?
2. Siapa saja raja-raja yag pernah memimpin di kerajaan Singasari?
3. Bagaimana kehidupan di kerajaan Singasari?
4. Apa hubungan kerajaan Singasari dengan Kerajaan Majapahit?

1
5. Mengapa kerajaan Singasari bisa runtuh?

C. Tujuan
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk:
1. Untuk mengetahui letak Kerajaan Singasari
2. Untuk mengetahui siapa saja yang pernah memimpin Kerajaan Singasari
3. Untuk mengetahui kehidupan di Kerajaan Singasari
4. Untuk mengetahui hubungan Kerajaan Singasari dengan Majapahit
5. Untuk mengetahui penyebab runtuhnya Kerajaan Singasari

D. Manfaat
Makalah ini kami buat dengan beberapa harapan diantaranya:
1. Untuk memberikan pengetahuan baru bagi para pembaca tentang Kerajaan
Singasari
2. Untuk memberikan pengetahuan baru tentang Kehidupan pada waktu Kerajaan
Singasari berkuasa

2
BAB II
 PEMBAHASAN
A. Letak Kerajaan Singasari
Berdasarkan  prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan Singhasari yang
sesungguhnya ialah Kerajaan Tumapel. Menurut Nagarakretagama, ketika pertama
kali didirikan tahun 1222, ibu kota Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja.
pada tahun 1253, Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya yang bernama
Kertanagara sebagai yuwaraja dan mengganti nama ibu kota menjadi Singhasari. Nama
Singhasari yang merupakan nama ibu kota kemudian justru lebih terkenal daripada
nama Tumapel. Maka, Kerajaan Tumapel pun terkenal pula dengan nama Kerajaan
Singhasari.
Nama Tumapel juga muncul dalam kronik Cina dari Dinasti Yuan dengan ejaan
Tu-ma-pan.
Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan
Kadiri. Yang menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul
Ametung. Ia mati dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang
bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang
mengawini istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian
berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kadiri.
Pada tahun 1254 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan kaum
brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang
mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang
Amurwabhumi. Perang melawan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan
oleh pihak Tumapel.
Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan
Tumapel, namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu,
pendiri kerajaan Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang
berhasil mengalahkan Kertajaya raja Kadiri.
Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau
pendiri Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar

3
anumerta dari Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri
kerajaan Tumapel tersebut dipuja sebagai Siwa. Selain itu, Pararaton juga
menyebutkan bahwa, sebelum maju perang melawan Kadiri, Ken Arok lebih dulu
menggunakan julukan Bhatara Siwa.

B. SISTEM PEMERINTAHAN KERAJAAN SINGASARI 


Ada dua versi yang menyebutkan silsilah kerajaan Singasari alias Tumapel ini.
Versi pertama adalah versi Pararaton yang informasinya didapat dari Prasasti Kudadu.
Pararaton menyebutkan Ken Arok adalah pendiri Kerajaan Singasari yang digantikan
oleh Anusapati (1247–1249 M). Anusapati diganti oleh Tohjaya (1249–1250 M), yang
diteruskan oleh Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250–1272 M). Terakhir adalah
Kertanegara yang memerintah sejak 1272 hingga 1292 M. Sementara pada versi
Negarakretagama, raja pertama Kerajaan Singasari adalah Rangga Rajasa Sang
Girinathapura (1222–1227 M). Selanjutnya adalah Anusapati, yang dilanjutkan
Wisnuwardhana (1248–1254 M). Terakhir adalah Kertanagara (1254–1292 M). Data ini
didapat dari prasasti Mula Malurung.
1. Ken Arok (1222–1227 M)
Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok yang sekaligus juga menjadi Raja
Singasari yang pertama dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi.
Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari menandai munculnya
suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra
(Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222–1227
M). Pada tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati
(anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan
Siwa–Buddha.
2. . Anusapati (1227–1248 M)
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke
tangan Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama,
Anusapati tidak banyak melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut
dengan kesenangannya menyabung ayam. Peristiwa kematian Ken Arok
akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken
Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar menyabung ayam

4
sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa (tempat kediamanan
Tohjoyo) untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik
menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan
Empu Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan
demikian, meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.
3. Tohjoyo (1248 M)
Dengan meninggalnya Anusapati maka tahta Kerajaan Singasari dipegang oleh
Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab
anak Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian
ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni
berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian menduduki singgasana.
4. Ranggawuni (1248–1268 M)
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 M dengan gelar
Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa
Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar
Narasinghamurti. Ppemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan
kesejahteran rakyat Singasari. Pada tahun 1254 M Wisnuwardana mengangkat
putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda) dengan
maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan Singasari. Pada
tahun 1268 Wisnuwardanameninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau
Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
5. Kertanegara (1268-1292 M)
Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai
cita-cita untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268
dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia
dibantu oleh tiga orang mahamentri, yaitu mahamentri i hino, mahamentri i
halu, dan mahamenteri i sirikan. Untuk dapat mewujudkan gagasan penyatuan
Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat yang kolot dengan yang baru, seperti
Patih Raganata digantikan oleh Patih Aragani. Banyak Wide dijadikan Bupati di
Sumenep (Madura) dengan gelar Aria Wiaraja. Setelah Jawa dapat diselesaikan,
kemudian perhatian ditujukan ke daerah lain. Kertanegara mengirimkan utusan
ke Melayu yang dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu 1275 yang berhasil

5
menguasai Kerajaan Melayu. Hal ini ditandai dengan pengirimkan Arca
Amoghapasa ke Dharmasraya atas perintah Raja Kertanegara. Selain menguasai
Melayu, Singasari juga menaklukan Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura
(Kalimantan Barat), dan Gurun (Maluku). Kertanegara juga menjalin hubungan
persahabatan dengan raja Champa,dengan tujuan untuk menahan perluasaan
kekuasaan Kubilai Khan dari Dinasti Mongol. Kubilai Khan menuntut raja-raja
di daerah selatan termasuk Indonesia mengakuinya sebagai yang dipertuan.
Kertanegara menolak dengan melukai muka utusannya yang bernama Mengki.
Tindakan Kertanegara ini membuat Kubilai Khan marah besar dan bermaksud
menghukumnya dengan mengirimkan pasukannya ke Jawa. Mengetahui
sebagian besar pasukan Singasari dikirim untuk menghadapi serangan Mongol
maka Jayakatwang (Kediri) menggunakan kesempatan untuk menyerangnya.
Serangan dilancarakan dari dua arah, yakni dari arah utara merupakan pasukan
pancingan dan dari arah selatan merupakan pasukan inti.
Pasukan Kediri dari arah selatan dipimpin langsung oleh Jayakatwang dan
berhasil masuk istana dan menemukan Kertanagera berpesta pora dengan para
pembesar istana. Kertanaga beserta pembesar-pembesar istana tewas dalam
serangan tersebut. Ardharaja berbalik memihak kepada ayahnya (Jayakatwang),
sedangkan Raden Wijaya berhasil menyelamatkan diri dan menuju Madura
dengan maksud minta perlindungan dan bantuan kepada Aria Wiraraja. Atas
bantuan Aria Wiraraja, Raden Wijaya mendapat pengampunan dan mengabdi
kepada Jayakatwang. Raden Wijaya diberi sebidang tanah yang bernama Tanah
Tarik oleh Jayakatwang untuk ditempati. Dengan gugurnya Kertanegara maka
Kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang. Ini berarti berakhirnya kekuasan
Kerajaan Singasari. Sesuai dengan agama yang dianutnya, Kertanegara
kemudian didharmakan sebagai Siwa––Buddha (Bairawa) di Candi Singasari.
Arca perwujudannya dikenal dengan nama Joko Dolog yang sekarang berada di
Taman Simpang, Surabaya.

C. KEHIDUPAN DI KERAJAAN SINGASARI


Dari segi sosial, kehidupan masyarakat Singasari mengalami masa naik turun.
Ketika Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, dia berusaha meningkatkan kehidupan

6
masyarakatnya. Banyak daerah-daerah yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada
pemerintahan Anusapati, kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat perhatian
karena ia larut dalam kegemarannya menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana
kehidupan sosial masyarakatnya mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia
meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara
dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam negeri dan luar negeri.
a. Politik Dalam Negeri:
1. Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih
Raganata digantikan oleh Aragani, dll.
2.   Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra
Jayakatwang (Raja Kediri) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya.
3. Memperkuat angkatan perang.
b. Politik Luar Negeri:
1. Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu untuk menguasai Kerajaan melayu serta
melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka.
2. Menguasai Bali.
3. Menguasai Jawa Barat.
4. Menguasai Malaka dan Kalimantan.
Berdasarkan segi budaya, ditemukan candi-candi dan patung-patung
diantaranya candi Kidal, candi Jago, dan candi Singasari. Sedangkan patung-patung
yang ditemukan adalah patung Ken Dedes sebagai Dewa Prajnaparamita lambing
kesempurnaan ilmu, patung Kertanegara dalam wujud patung Joko Dolog, dan
patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan Kertanegara (kedua patung
kertanegara baik patung Joko Dolog maupun Amoghapasa menyatakan bahwa
Kertanegara menganut agama Buddha beraliran Tantrayana).

D. KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI,SOSIAL BUDAYA, DANA


GAMA KERAJAAN SINGOSARI
1. Kehidupan Politik Kerajaan Singosari
Kehidupan politik pada masa Kerajaan Singasari dapat kita lihat dari raja-raja
yang pernah memimipinya. Berikut ini adalah raja-raja yang pernah memimpin
Kerajaan Singasari.

7
a. Ken Arok (1222–1227).
Pendiri Kerajaan Singasari ialah Ken Arok yang menjadi Raja Singasari
dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken
Arok sebagai raja pertama Singasari menandai munculnya suatu
dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra
(Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222–
1227). Pada tahun 1227 Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan
Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan di Kegenengan
dalam bangunan Siwa– Buddha.
b. Anusapati (1227–1248).
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke
tangan Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama,
Anusapati tidak banyak melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut
dengan kesenangannya menyabung ayam.
Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke
Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa
Anusapati gemar menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke
Gedong Jiwa ( tempat kediamanan Tohjoyo) untuk mengadakan pesta
sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya,
secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan Empu Gandring yang
dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian,
meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.
c. Tohjoyo (1248)
Dengan meninggalnya Anusapati maka takhta Kerajaan Singasari dipegang
oleh Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak lama
sebab anak Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha membalas
kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para pengikutnya,
Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian menduduki
singgasana.
d. Ranggawuni (1248–1268)
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 dengan gelar
Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa

8
Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar
Narasinghamurti. Ppemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan
kesejahteran rakyat Singasari.
Pada tahun 1254, Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama
Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda) dengan maksud
mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan Singasari. Pada tahun
1268 Wisnuwardanameninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau
Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
e. Kertanegara (1268–-1292).
Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai
cita-cita untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun
1268 dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam
pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang mahamentri, yaitu mahamentri i
hino, mahamentri i halu, dan mahamenteri i sirikan. Untuk dapat
mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat
yang kolot dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih
Aragani. Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar
Aria Wiaraja.
Setelah Jawa dapat diselesaikan, kemudian perhatian ditujukan ke daerah
lain. Kertanegara mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan nama
Ekspedisi Pamalayu 1275 yang berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Hal
ini ditandai dengan mengirimkan patung Amogapasa ke Dharmasraya atas
perintah raja Kertanegara. Tujuannya untuk menguasai Selat Malaka. Selain
itu juga menaklukkan Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura (Kalimantan Barat)
dan Gurun (Maluku). Kertanegara juga menjalin hubungan persahabatan
dengan raja Champa, dengan tujuan untuk menahan perluasan kekuasaan
Kublai Khan dari Dinasti Mongol. Kublai Khan menuntut rajaraja di daerah
selatan termasuk Indonesia mengakuinya sebagai yang dipertuan.
Kertanegara menolak dengan melukai utusannya yang bernama Mengki.
Tindakan Kertanegara ini membuat Kublai Khan marah besar dan
bermaksud menghukumnya dengan mengirikan pasukannya ke Jawa.
Mengetahui sebagian besar pasukan Singasari dikirim untuk menghadapi

9
serangan Mongol, maka Jayakatwang menggunakan kesempatan untuk
menyerangnya. Jayakatwang adalah keturunan Kertajaya - Raja terakhir
Kerajaan Kediri. Serangan dilancarakan oleh Jayakatwang dari dua arah,
yakni dari arah utara merupakan pasukan pancingan dan dari arah selatan
merupakan pasukan inti. Pasukan Kediri dari arah selatan dipimpin langsung
oleh Jayakatwang dan berhasil masuk istana dan menemukan Kertanagera
berpesta pora dengan para pembesar istana. Kertanagera beserta
pembesarpembesar istana tewas dalam serangan tersebut. Raden Wijaya
(menantu Kertanegara) berhasil menyelamatkan diri dan menuju Madura
dengan maksud minta perlindungan dan bantuan kepada Aria Wiraraja
(Buapati Sumenep). Atas bantuan Aria Wiraraja, Raden Wijaya mendapat
pengampunan dan mengabdi kepada Jayakatwang serta diberikan sebidang
tanah yang bernama Tanah Terik yang nantinya menjadi asal usul Kerajaan
Majapahit.
Dengan gugurnya Kertanegara pada tahun 1292, Kerajaan Singasari dikuasai
oleh Jayakatwang. Ini berarti berakhirlah kekuasan Kerajaan Singasari.
Sesuai dengan agama yang dianutnya, Kertanegara kemudian didharmakan
sebagai Siwa-Buddha (Bairawa) di Candi Singasari. Sedangkan arca
perwujudannya dikenal dengan nama Joko Dolog, yang sekarang berada di
Taman Simpang, Surabaya.
2. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Singosari
Tidak banyak sumber prasasti dan berita dari negeri asing yang dapat memberi
keterangan secara jelas kehidupan perekonomian rakyat Singasari. Akan tetapi,
berdasarkan analisis bahwa pusat Kerajaan Singasari berada di sekitar Lembah Sungai
Brantas dapat diduga bahwa rakyat Singasari banyak menggantungkan kehidupan pada
sektor pertanian. Keadaan itu juga didukung oleh hasil bumi yang melimpah sehingga
menyebabkan Raja Kertanegara memperluas wilayah terutama tempat- tempat yang
strategis untuk lalu lintas perdagangan.
Keberadaan Sungai Brantas dapat juga digunakan sebagai sarana lalu lintas
perdagangan dari wilayah pedalaman dengan dunia luar. Dengan demikian,
perdagangan juga menjadi andalan bagi pengembangan perekonomian Kerajaan
Singasari.

10
3. Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Singosari
Peninggalan kebudayaan Kerajaan Singasari, antara lain berupa prasasti, candi,
dan

11
patung. Candi peninggalan Kerajaan Singasari, antara lain Candi Jago, Candi Kidal,
dan Candi Singasari. Adapun patung-patung yang berhasil ditemukan sebagai hasil
kebudayaan Kerajaan Singasari, antara lain Patung Ken Dedes sebagai Dewi
Prajnaparamita lambang dewi kesuburan dan Patung Kertanegara sebagai
Amoghapasa.
Rakyat Singasari mengalami pasang surut kehidupan sejak zaman Ken Arok
sampai masa pemerintahan Wisnuwardhana. Pada masa-masa pemerintahan Ken Arok,
kehidupan sosial masyarakat sangat terjamin. Kemakmuran dan keteraturan kehidupan
sosial masyarakat Singasari kemungkinan yang menyebabkan para brahmana meminta
perlindungan kepada Ken Arok ataskekejaman rajanya.
Akan tetapi, pada masa pemerintahan Anusapati kehidupan masyarakat mulai
terabaikan. Hal itu disebabkan raja sangat gemar menyabung ayam hingga melupakan
pembangunan kerajaan.
Keadaan rakyat Singasari mulai berangsur-angsur membaik setelah
Wisnuwardhana naik takhta Singasari. Kemakmuran makin dapat dirasakan rakyat
Singasari setelah Kertanegara menjadi raja. Pada masa pemerintahan Kertanegara,
kerajaan dibangun dengan baik. Dengan demikian, rakyat dapat hidup aman dan
sejahtera.
Dengan kerja keras dan usaha yang tidak henti-henti, cita-cita Kertanegara ingin
menyatukan seluruh wilayah Nusantara di bawah naungan Singasari tercapai juga
walaupun belum sempurna. Daerah kekuasaannya, meliputi Jawa, Madura, Bali, Nusa
Tenggara, Melayu, Semenanjung Malaka, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.
4. Kehidupan Agama Kerajaan Singosari
Diangkat seorng Dharmadyaksa (kepala agama Buddha). Disamping itu ada
pendeta Maha Brahmana yang mendampingi Raja, dengan pangkat Sangkhadharma.
Sesuai dengan agama yang dianutnya, Kertanegara didharmakan sebagai Syiwa
Buddha di candi Jawi, di Sagala bersama – sama dengan permaisurinya yang
diwujudkan sebagai Wairocana Locana, dan sebagai Bairawa di candi Singasari.
Terdapat prasasti pada lapik (alas) arca Joko Dolog yang ada di taman Simpang di
Surabaya, yang menyebutkan bahwa Kertanegara dinobatkan sebagai Jina atau Dhyani
Buddha yaitu sebagai Aksobya. Sedangkan arca Joko Dolog itu sendiri merupakan arca
perwujudannya. Sebagai seorang Jina ia bergelar Jnanasiwabajra
E. RUNTUHNYA KERAJAAN SINGASARI
Sebagai sebuah kerajaan, perjalanan kerajaan Singasari bisa dikatakan
berlangsung singkat. Hal ini terkait dengan adanya sengketa yang terjadi dilingkup

12
istana kerajaan yang kental dengan nuansa perebutan kekuasaan. Pada saat itu
Kerajaan Singasari sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa. Akhirnya
Kerajaan Singasari mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi
pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu,
sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanegara sendiri. Dalam serangan itu
Kertanegara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singasari, Jayakatwang menjadi raja
dan membangun ibu kota baru di Kediri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singasari pun
berakhir.

F. HUBUNGAN KERAJAAN SINGASARI DENGAN MAJAPAHIT


Pararaton, Nagarakretagama dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijaya,
cucu Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanegara lolos dari maut. Berkat
bantuan Aria Wiararaja (penentang politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh
Jayakatwang dan diberi hak mendirikan desa Majapahit. Pada tahun 1293 datang
pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan Jawa. Mereka
dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kadiri. Setelah
Kadiri runtuh, Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol
keluar dari tanah Jawa. Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit
sebagai kelanjutan Singasari, dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa
Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.

G. PENINGGALAN-PENINGGALANKERAJAAN SINGOSARI
1. Candi Singosari

Candi ini berlokasi di Kecamatan


Singosari,Kabupaten Malang dan terletak
pada lembah di antara Pegunungan
Tengger dan Gunung Arjuna. Berdasarkan
penyebutannya pada Kitab
Negarakertagama serta Prasasti Gajah
Mada yang bertanggal 1351 M di halaman

13
komplek candi, candi ini merupakan tempat "pendharmaan" bagi raja Singasari
terakhir, Sang Kertanegara, yang mangkat(meninggal) pada tahun 1292 akibat istana
diserang tentara Gelang-gelang yang dipimpin oleh Jayakatwang. Kuat dugaan,
candi ini tidak pernah selesai dibangun.
2. Candi Jago

Arsitektur Candi Jago disusun seperti teras punden berundak. Candi ini cukup
unik, karena bagian atasnya hanya tersisa sebagian dan menurut cerita setempat
karena tersambar petir. Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di
candi ini. Sengan keseluruhan bangunan candi ini tersusun atas bahan batu andesit.

3. Candi Sumberawan

Candi Sumberawan merupakan satu-


satunya stupa yang ditemukan di Jawa
Timur. Dengan jarak sekitar 6 km dari
Candi Singosari, Candi ini merupakan
peninggalan Kerajaan Singasari dan
digunakan oleh umat Buddha pada masa
itu. Pemandangan di sekitar candi ini
sangat indah karena terletak di dekat
sebuah telaga yang sangat bening airnya.

Keadaan inilah yang memberi nama Candi Rawan.

4. Arca Dwarapala

Arca ini berbentuk Monster dengan


ukuran yang sangat besar. Menurut
penjaga situs sejarah ini, arca Dwarapala
merupakan pertanda masuk ke wilayah
kotaraja, namun hingga saat ini tidak
ditemukan secara pasti dimanan letak
kotaraja Singhasari.

14
5. Prasasti Manjusri

Prasasti Manjusri merupakan


manuskrip yang dipahatkan pada
bagian belakang Arca Manjusri,
bertarikh 1343, pada awalnya
ditempatkan di Candi Jago dan
sekarang tersimpan di Museum
Nasional Jakarta

6. Prasasti Mula Malurung

Prasasti Mula Malurung adalah piagam pengesahan penganugrahan desa Mula


dan desa Malurung untuk tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini berupa lempengan-
lempengan tembaga yang diterbitkan Kertanagara pada tahun 1255 sebagai raja
muda di Kadiri, atas perintah ayahnya Wisnuwardhana raja Singhasari.
Kumpulan lempengan Prasasti Mula Malurung ditemukan pada dua waktu yang
berbeda. Sebanyak sepuluh lempeng ditemukan pada tahun 1975 di dekat kota
Kediri, Jawa Timur. Sedangkan pada bulan Mei 2001, kembali ditemukan tiga
lempeng di lapak penjual barang loak, tak jauh dari lokasi penemuan sebelumnya.
Keseluruhan lempeng prasasti saat ini disimpan di Museum Nasional Indonesia,
Jakarta.

15
7. Prasasti Singosari

Prasasti Singosari, yang bertarikh tahun 1351 M, ditemukan di Singosari,


Kabupaten Malang, Jawa Timur dan sekarang disimpan di Museum Gajah dan ditulis
dengan Aksara Jawa.
Prasasti ini ditulis untuk mengenang pembangunan sebuah caitya atau candi
pemakaman yang dilaksanakan oleh Mahapatih Gajah Mada. Paruh pertama prasasti
ini merupakan pentarikhan tanggal yang sangat terperinci, termasuk pemaparan
letak benda-benda angkasa. Paruh kedua mengemukakan maksud prasasti ini, yaitu
sebagai pariwara pembangunan sebuah caitya.

8. Candi Jawi

Candi ini terletak di pertengahan jalan raya


antara Kecamatan Pandaan - Kecamatan
Prigen dan Pringebukan. Candi Jawi banyak
dikira sebagai tempat pemujaan atau
tempat peribadatan Buddha, namun
sebenarnya merupakan tempat
pedharmaan atau penyimpanan abu dari
raja terakhir Singhasari, Kertanegara.
Sebagian dari abu tersebut juga disimpan
pada Candi Singhasari. Kedua candi ini ada hubungannya dengan Candi Jago yang
merupakan tempat peribadatan Raja Kertanegara.

16
9. Prasasti Wurare

Prasasti Wurare adalah sebuah prasasti yang isinya memperingati penobatan arca
Mahaksobhya di sebuah tempat bernama Wurare (sehingga prasastinya disebut
Prasasti Wurare). Prasasti ditulis dalam bahasa Sansekerta, dan bertarikh 1211 Saka
atau 21 November 1289. Arca tersebut sebagai penghormatan dan perlambang bagi
Raja Kertanegara dari kerajaan Singhasari, yang dianggap oleh keturunannya telah
mencapai derajat Jina (Buddha Agung). Sedangkan tulisan prasastinya ditulis
melingkar pada bagian bawahnya.

10. Candi Kidal

Candi Kidal adalah salah satu candi warisan dari kerajaan Singasari. Candi ini
dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Anusapati, Raja kedua dari
Singhasari, yang memerintah selama 20 tahun (1227 - 1248). Kematian Anusapati
dibunuh oleh Panji Tohjaya sebagai bagian dari perebutan kekuasaan Singhasari,
juga diyakini sebagai bagian dari kutukan Mpu Gandring.

17
BAB III
 PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian materi diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan jika:
1. Kerajaan Singasari itu terletak di daerah Tumapel, yang di kuasai oleh seorang
akuwu (bupati). Letaknya di daerah pegunungan yang subur di wilayah Malang
dengan pelabuhan bernama Pasuruan. Dari daerah inilah Kerajaan Singasari
berkembang dan bahkan menjadi sebuah kerajaa besar di Jawa Timur.
2. Kerajaan Sigasari dipimpin oleh raja-raja termasyur seperti : Ken arok,
Anusapati, Tohjoyo, Ranggawuni dan Kertanegara.
3. .Dari segi sosial, kehidupan masyarakat Singasari mengalami masa naik turun
dan seringkali mengalami berbagai masalah, namun hal itu selalu bisa di atasi.
4. Runtuhnya Singasari diawali dengan  adanya sengketa yang terjadi dilingkup
istana kerajaan yang kental dengan nuansa perebutan kekuasaan.
5. Hubungan antara Singasari dan Majapahit adalah setelah Singasari runtuh maka
di bangunlah kerajaan Majapahit sebagai kelanjutannya.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://fithryahidayati.blogspot.com/2011/08/makalah-kerajaan-singasari.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Singhasari
http://nandawidyaningrum.blogspot.com/2012/11/kerajaan-singasari.html
Erwin, Tuti nuriah. 1990.  Asia Selatan dalam Sejarah. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. 
T. S. G, Mulya. India Sedjarah Politik dan Pergerakan Kebangsaan. (tjetakan kedua).
Jakarta: Balai Pustaka. 1952

19

Anda mungkin juga menyukai