Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KERAJAAN SINGASARI

Kelompok 6 :
Hafshoh Hafidzoh (13)
M. Naufal Kamal F. (22)
Sultan Raafly Rama P. (36)
Zahra Ananda Putri (38)

SMA PGII 1 BANDUNG


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayat-Nya, kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
Allhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Kerajaan Singasari”.
Makalah ini kami buat dalam rangka memperdalam pengetahuan kami tentang kerajaan singasari,
dan sekaligus memenuhi tugas dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia yang diajari oleh ibu Irma.
Disertai ucapan terimakasih kepada ibu Irma, yang telah mengajar kami dengan ikhlas.
Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi kami sendiri dan para pembaca. Tentunya
dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan baik format maupun isi dari makalah itu sendiri. Oleh
karena itu, kami berharap ada masukan atau kritikan yang membangun dari para pembaca, khususnya
kepada ibu Irma selaku guru pengajar sejarah Indonesia di kelas kami.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Awal Berdiri
B. Singsilah Wangsa Rajasa
C. Politik Dalam Negeri dan Luar Negeri
D. Kehidupan Kebudayaan
E. Prasasti Mula Malurung
F. Pemerintahan Bersama
G. Kehidupan Ekonomi
H. Kejayaan
I. Kepercayaan
J. Keruntuhan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kerajaan Singasari, adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok
pada tahun 1222. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang.
Kerajaan Singasari (1222-1293) adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara yang didirikan oleh
Ken Arok. Sejarah Kerajaan Singasari berawal dari daerah Tumapel, yang di kuasai oleh seorang
akuwu (bupati). Letaknya di daerah pegunungan yang subur di wilayah Malang dengan pelabuhan
bernama Pasuruan. Kerajaan Singasari mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Raja
Kertanegara (1268-1292) yang bergelar Maharajadhiraja Kertanegara Wikrama
Dharmottunggadewa. Ken Arok merebut daerah Tumapel, salah satu wilayah Kerajaan Kediri
yang dipimpin oleh Tunggul Ametung, pada 1222. Ken Arok pada mulanya adalah anak buah
Tunggul Ametung, namun ia membunuh Tunggul Ametung karena jatuh cinta pada istrinya, Ken
Dedes. Ken Arok kemudian mengawini Ken Dedes. Pada saat dikawini Ken Arok, Ken Dedes
telah mempunyai anak bernama Anusapati yang kemudian menjadi raja Singasari (1227-1248).
Raja terakhir Kerajaan Singasari adalah Kertanegara.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana awal berdiri Kerajaan Singasari ?


2. Apa nama Ibu Kota Singasari ?
3. Bagaimana keadaan politik Luar dan Dalam Negeri Kerajaan Singasari
4. Bagaimana kehidupan budaya di Kerajaan Singasari ?
5. Menganut kepercayaan apakah kerajaan Singasari ?
6. Bagaimana kehidupan ekonomi di Kerajaan Singasari ?

C. Tujuan
1. Menambah pengetahuan tentang kerajaan singasari
2. Mengetahui bagaimana kehidupan di Kerajaan Singasari
3. Memperdalam cerita sejarah tentang kerajaan Singasari
BAB II
PEMBAHASAN

A. Awal Berdiri
Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang
menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati
dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang
kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul Ametung yang
bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kadiri.
Pada tahun 1222 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan kaum brahmana.
Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi raja
pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang melawan Kadiri meletus di
desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel.
Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan Tumapel,
namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri kerajaan Tumapel
bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil mengalahkan Kertajaya raja Kadiri.
Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri
Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari Ranggah
Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel tersebut dipuja sebagai
Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum maju perang melawan Kadiri, Ken
Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.

B. Silsilah Wangsa Rajasa


Wangsa Rajasa yang didirikan oleh Ken Arok. Keluarga kerajaan ini menjadi penguasa Singhasari,
dan berlanjut pada kerajaan Majapahit. Terdapat perbedaan antara Pararaton dan Nagarakretagama
dalam menyebutkan urutan raja-raja Singhasari.- 1292)
Kisah suksesi raja-raja Tumapel versi Pararaton diwarnai pertumpahan darah yang dilatari
balas dendam. Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak tirinya). Anusapati mati dibunuh Tohjaya
(anak Ken Arok dari selir). Tohjaya mati akibat pemberontakan Ranggawuni (anak Anusapati).
Hanya Ranggawuni yang digantikan Kertanagara (putranya) secara damai. Sementara itu versi
Nagarakretagama tidak menyebutkan adanya pembunuhan antara raja pengganti terhadap raja
sebelumnya. Hal ini dapat dimaklumi karena Nagarakretagama adalah kitab pujian untuk Hayam
Wuruk raja Majapahit. Peristiwa berdarah yang menimpa leluhur Hayam Wuruk tersebut dianggap
sebagai aib.
Di antara para raja di atas hanya Wisnuwardhana dan Kertanagara saja yang didapati
menerbitkan prasasti sebagai bukti kesejarahan mereka. Dalam Prasasti Mula Malurung (yang
dikeluarkan Kertanagara atas perintah Wisnuwardhana) ternyata menyebut Tohjaya sebagai Raja
Kadiri, bukan Raja Tumapel. Hal ini memperkuat kebenaran berita dalam Nagarakretagama.
Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Kertanagara tahun 1255 selaku raja bawahan di Kadiri. Dengan
demikian, pemberitaan kalau Kertanagara naik takhta tahun 1254 dapat diperdebatkan.
Kemungkinannya adalah bahwa Kertanagara menjadi raja muda di Kadiri dahulu, baru pada tahun
1268 ia bertakhta di Singhasari. Diagram silsilah di samping ini adalah urutan penguasa dari
Wangsa Rajasa, yang bersumber dari Pararaton. Ken Arok (1222–1227)
Pendiri Kerajaan Singasari ialah Ken Arok yang menjadi Raja Singasari dengan gelar Sri
Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari
menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra
(Girindrawangsa).
Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222–1227). Pada tahun 1227 Ken Arok
dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan di
Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha.
1. Anusapati (1227–1248)
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan
Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak melakukan
pembaharuan - pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung ayam.
Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra Ken
Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar menyabung ayam
sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa ( tempat kediamanan Tohjoyo) untuk
mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara
tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan Empu Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk
Anusapati. Dengan demikian, meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.
2. Raja Tohjaya (1248)
Dengan meninggalnya Anusapati maka takhta Kerajaan Singasari dipegang oleh Tohjaya.
Namun, Tohjaya memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak Anusapati yang bernama
Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para
pengikutnya menuntut hak atas tahta kerajaan, tetapi Tohjaya mengirimkan pasukan untuk
menangkap Ranggawuidan dan Mahesa Cempaka. Rencara Tohjaya telah di ketahui lebih dulu
oleh Ranggawuni dan Mahesa Cempaka, sehingga keduanya berhasil melarikan diri sebelum
pasukan Tohjaya tiba di tempat kediamannya. Lalu Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjaya
dan kemudian menduduki singgasana.
3. Ranggawuni (1248–1268)
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 dengan gelar Sri Jaya
Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi kedudukan
sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Mereka memerintah secara bersama-sama.
Wishnuwardhana menjadi raja dan Nara Singhamurti sebagai ratu angabhaya. Pemerintahan
Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari.
Pada tahun 1254, Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai
yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan
Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardhana meninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau
Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa. Tahta beralih kepada
Kertanegara
4. Kertanegara (1268–-1292)
Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita untuk
menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri Maharajadiraja
Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang mahamentri, yaitu
mahamentriihino, mahamentriihalu, dan mahamenteriisirikan.
Untuk dapat mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat
yang kolot dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih Aragani. Banyak Wide
dijadikan Bupati di Sumenep ( Madura ) dengan gelar Aria Wiaraja. Stabilitasi kerajaan yang di
wujudkan pada amasa pemerintahan Raja wishnuwardhana di sempurnakan lagi dengan tindakan-
tindakan yang tegas dan berani.
Setelah keadaan Jawa Timur di anggap baik, Raja Kertanegara melangkah keluar wilayah
Jawa Timur untuk mewujudkan cita-cita persatuan seluruh Nusantara di bawah Panji Kerajaan
Singasari

C. Politik Dalam Negeri dan Luar Negeri


Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat Jayakatwang ( Raja
Kendiri ) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya, juga Raden Wijaya ( cucu Mahesa
Cempaka ) sebagai menantunya. Lalu memperkuat angkatan perang. Raja Kertanegara
membangun dan memperkuat angkatan petang baik angkatan darat maupun angkatan laut untuk
menciptakan keamanan dan ketertiban di dalam negeri, serta untuk mewujudkan persatuan
Nusantara.
Sebagai raja besar Raja Kertanegara dalam politik luar negerinya bercita-cita
mempersatukan seluruh Nusantara di bawah Panji Kerajaan Singasari. Ia berusaha memperkuat
partahanan kerjaan dalam menghadapi serangan kerajaan Cina-Mongol ( Kaisar Khubilai Kahn ).
Kertanegara mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu 1275
yang berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Hal ini ditandai dengan pengirimkan Arca Amogapasa
ke Dharmasraya atas perintah Raja Kertanegara. Selain menguasai Melayu, Singasari juga
menaklukan Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura (Kalimantan Barat), dan Gurun (Maluku).
Kertanegara juga menjalin hubungan persahabatan dengan raja Champa, dengan tujuan untuk
menahan perluasaan kekuasaan Kubilai Khan dari Dinasti Mongol.
Kubilai Khan menuntut raja-raja di daerah selatan termasuk Indonesia mengakuinya
sebagai yang dipertuan. Kertanegara menolak dengan melukai nuka utusannya yang bernama
Mengki. Tindakan Kertanegara ini membuat Kubilai Khan marah besar dan bermaksud
menghukumnya dengan mengirimkan pasukannya ke Jawa.
Mengetahui sebagian besar pasukan Singasari dikirim untuk menghadapi serangan Mongol
maka Jayakatwang (Kediri) menggunakan kesempatan untuk menyerangnya. Serangan
dilancarakan dari dua arah, yakni dari arah utara merupakan pasukan pancingan dan dari arah
selatan merupakan pasukan inti.
Pasukan Kediri dari arah selatan dipimpin langsung oleh Jayakatwang dan berhasil masuk
istana dan menemukan Kertanagera berpesta pora dengan para pembesar istana. Kertanaga beserta
pembesar-pembesar istana tewas dalam serangan tersebut.
Ardharaja berbalik memihak kepada ayahnya (Jayakatwang), sedangkan Raden Wijaya
berhasil menyelamatkan diri dan menuju Madura dengan maksud minta perlindungan dan bantuan
kepada Aria Wiraraja. Atas bantuan Aria Wiraraja, Raden Wijaya mendapat pengampunan dan
mengabdi kepada Jayakatwang. Raden Wijaya diberi sebidang tanah yang bernama Tanah Tarik
oleh Jayakatwang untuk ditempati.
Dengan gugurnya Kertanegara maka Kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang. Ini
berarti berakhirnya kekuasan Kerajaan Singasari. Sesuai dengan agama yang dianutnya,
Kertanegara kemudian didharmakan sebagai Siwa––Buddha (Bairawa) di Candi Singasari. Arca
perwujudannya dikenal dengan nama Joko Dolog yang sekarang berada di Taman Simpang,
Surabaya.

D. Kehidupan Kebudayaan
Kehidupan kebudayaan masyarakat Singasari dapat diketahui dari peninggalan candi-candi
dan patung-patung yang berhasil dibangunnya. Candi hasil peninggalan Singasari, di antaranya
adalah Candi Kidal, Candi Jago, dan Candi Singasari. Adapun arca atau patung hasil peninggalan
Kerajaan Singasari, antara lain Patung Ken Dedes sebagai perwujudan dari Prajnyaparamita
lambang kesempurnaan ilmu dan Patung Kertanegara dalam wujud Patung Joko Dolog di
temuakan di dekat Surabaya, dan patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan Raja
Kertanegara yang dikirim ke Dharmacraya ibukota kerajaan melayu.
Kudua perwujudan patung Raja Kertanegara baik patung Joko Dolog maupun patung
Amoghapasa menyatakan bahwa Raja Kertanegara menganut agama Budha beraliran Tantrayana
( Tantriisme ).

E. Prasasti Mula Malurung


Mandala Amoghapāśa dari masa Singhasari (abad ke-13), perunggu, 22.5 x 14 cm. Koleksi
Museum für Indische Kunst, Berlin-Dahlem, Jerman.
Penemuan prasasti Mula Malurung memberikan pandangan lain yang berbeda dengan versi
Pararaton yang selama ini dikenal mengenai sejarah Tumapel.
Kerajaan Tumapel disebutkan didirikan oleh Rajasa yang dijuluki "Bhatara Siwa", setelah
menaklukkan Kadiri. Sepeninggalnya, kerajaan terpecah menjadi dua, Tumapel dipimpin
Anusapati sedangkan Kadiri dipimpin Bhatara Parameswara (alias Mahisa Wonga Teleng).
Parameswara digantikan oleh Guningbhaya, kemudian Tohjaya. Sementara itu, Anusapati
digantikan oleh Seminingrat yang bergelar Wisnuwardhana. Prasasti Mula Malurung juga
menyebutkan bahwa sepeninggal Tohjaya, Kerajaan Tumapel dan Kadiri dipersatukan kembali
oleh Seminingrat. Kadiri kemudian menjadi kerajaan bawahan yang dipimpin oleh putranya, yaitu
Kertanagara.
F. Pemerintahan Bersama
Pararaton dan Nagarakretagama menyebutkan adanya pemerintahan bersama antara
Wisnuwardhana dan Narasingamurti. Dalam Pararaton disebutkan nama asli Narasingamurti
adalah Mahisa Campaka.
Apabila kisah kudeta berdarah dalam Pararaton benar-benar terjadi, maka dapat dipahami
maksud dari pemerintahan bersama ini adalah suatu upaya rekonsiliasi antara kedua kelompok
yang bersaing. Wisnuwardhana merupakan cucu Tunggul Ametung sedangkan Narasingamurti
adalah cucu Ken Arok.

G. Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi semenjak berdirinya Kerajaan Singasari tidak jelas diketahui. Akan
tetapi, mengingat Kerajaan Singasari berpusat di Jawa timur yaitu di tepi sungai Brantas,
kemungkunan masalah perekonomian tidak jauh berbeda dengan kerajaan-kerajaan terdahulu,
yaitu secara langsung maupun tidak langsung rakyatnya ikut mengambil bagian dalam dunia
pelayaran. Keadaan ini juga di dukung oleh hasil-hasil bumi yang sangat besar hasilnya bagi rakyat
Jawa Timur.
Raja Kertanegara berusaha untuk menguasai jalur perdagangan di selat Malaka.
Penguasaan jalur pelayaran perdagangan atas selat Malaka itu, bertujuan untuk membangun dan
mengembangkan aktivitas perekonomian kerajaannya. Dengan kata lain, Raja Kertanegara
berusaha menarik perhatian para pedagang untuk melakukan kegiatannya di wilayah kerajaan
singasari.

H. Kejayaan
Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari (1268 - 1292).
Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa. Pada tahun 1275 ia mengirim
pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam
menghadapi ekspansi bangsa Mongol. Saat itu penguasa Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya
(kelanjutan dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini akhirnya dianggap telah ditundukkan, dengan
dikirimkannya bukti arca Amoghapasa yang dari Kertanagara, sebagai tanda persahabatan kedua
negara.
Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali. Pada tahun
1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta agar Jawa mengakui
kedaulatan Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas oleh Kertanagara. Nagarakretagama
menyebutkan daerah-daerah bawahan Singhasari di luar Jawa pada masa Kertanagara antara lain,
Melayu, Bali, Pahang, Gurun, dan Bakulapura.

I. Kepercayaan
Bahkan didalam keagamaan terjadi sekatisme antara Agama Hindu dan Budha, dan
melahirkan Agama Syiwa Budha pemimpinya diberi jabatan Dharma Dyaksa sedangkan
Kartanegara menganut Agama Budha Mahayana dengan menjalankan Upacara keagamaan secara
Pestapora sampai mabuk untuk mencapai kesempurnaan dalam hal ini Kartanegara menyebut
dirinya CANGKANDARA (pimpinan dari semua agama).

J. Keruntuhan
Candi Singhasari dibangun sebagai tempat pemuliaan Kertanegara, raja terakhir
Singhasari.
Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya
mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati
Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanagara sendiri.
Dalam serangan itu Kertanagara mati terbunuh.
Setelah runtuhnya Singhasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di
Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir. Kerajaan Singasari dibangun oleh
Ken Arok setelah runtuhnya kerajaan Kediri. Ken Arok bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi
dengan Dinasti Girindrawanca, dengan tujuan untuk menghilangkan jejak tentang siapa
sebenarnya Ken Arok & mengapa ia berhasil mendirikan kerajaan. Ken Arok berkuasa ± 5 tahun
(1222 – 1227 M). pada tahun 1227 Ken Arok terbunuh oleh kaki tangan Anusapati.
 Anusapati
Memerintah dari tahun 1227 – 1248 M. Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar
& didengar oleh Tohjaya, putra Ken Arok dengan Ken Umang. Dimakamkan di Candi Kidal.

 Tohjaya
Memerintah tahun 1248 dan pemerintahannya tidak berlangsung lama, karena putra
Anusapati yang bernama Ranggawuni yang dibantu Mahesa Cempaka menuntut hak atas tahta
kepada Tohjaya.
 Wisnuwardhana (Ranggawuni)
Naik tahta pada tahun 1248 dengan gelar Wisnuwardhana, dibantu oleh Mahesa Cempaka
dengan gelar Narashimbamurti. Pemerintahan keduanya sering disebut dengan pemerintahan Ratu
Angabaya. Pada tahun 1254 Wisnuwardhana mengangkat putranya sebagai Yuva raja (Raja
muda), dengan maksud mempersiapkan putranyaq yang bernama Kertanegara sebagai Raja di
Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardhana meninggal dan tahta kerajaan dipegang oleh
Kertanegara.
 Kertanegara
Memerintah tahun 1268 – 1292 M. Ia merupakan Raja terbesar dan terkemuka Kerajaan
Singasari. Setelah naik tahta, ia bergelar Sri Maharajadhiraja Sri Kertanegara. Pada masa
pemerintahannya datang utusan dari Cina atas perintah Kaisar Khubilai Khan agar Raja
Kertanegara tunduk terhadap Kaisr Cina, namun Kertanegara menolak dan menghina utusan
tersebut. Khubilai Khan marah, sehingga mempersiapkan untuk menyerang Kerajaan Singasari,
tetapi sebelum serangan itu datang Raja Kertanegara mengadakan Ekspedisi Pamalayu tahun 1275
M, menguasai Kerajaan Melayu dengan tujuan menghadang serangan Cina agar peperangan tidak
terjadi di Singasari. Karena pasukan Singasari sebagian menghadang serangan Cina, maka
Jayakatwang keturunan Kerajaan Kediri menyerang Kerajaan Singasari.

K. Hubungan dengan Majapahit


Pararaton, Nagarakretagama, dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijaya cucu
Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanagara lolos dari maut. Berkat bantuan Aria Wiraraja
(penentang politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak
mendirikan desa Majapahit.
Pada tahun 1293 datang pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan
Jawa. Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kadiri. Setelah
Kadiri runtuh, Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar dari tanah
Jawa.
Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singhasari,
dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken
Arok.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari (1268 – 1292).
Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa. Kerajaan ini akhirnya
dianggap telah ditundukkan, dengan dikirimkannya bukti arca Amoghapasa yang dari
Kertanagara, sebagai tanda persahabatan kedua negara. Kerajaan Singhasari yang sibuk
mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya mengalami keropos di bagian dalam.
Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir. Kerajaan Singasari dibangun oleh Ken Arok
setelah runtuhnya kerajaan Kediri.

B. Saran
Pelajarilah lebih dalam tentang kerajaan – kerajaan pada jaman dahulu, karena banyak
sekali cerita sejarah yang belum kita ketahui
DAFTAR PUSTAKA

o Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai
Pustaka
o Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu
o R.M. Mangkudimedja. 1979. Serat Pararaton Jilid 2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah
o Slamet Muljana. 2005. Menuju Puncak Kemegahan (terbitan ulang 1965). Yogyakarta: LKIS
o Slamet Muljana. 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara Syukur, Abdul,
Ensiklopedi Umum untuk Pelajar , Jilid 9, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 2005. Halaman 110.
o Bullough, Nigel (14 Juli 1995). Historic East Java: Remains in Stone. Jakarta: ADLine
Communications. hlm. 116–117.
o Kitab Negarakartagama Kitab Kidung (Kidung Harsa Wijaya & Serat Arok)
o Sejarah Nasional Indonesia. Kurikulum 1994 suplemen GBPP 1999.

Anda mungkin juga menyukai