Kelompok 6 :
Hafshoh Hafidzoh (13)
M. Naufal Kamal F. (22)
Sultan Raafly Rama P. (36)
Zahra Ananda Putri (38)
Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayat-Nya, kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
Allhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Kerajaan Singasari”.
Makalah ini kami buat dalam rangka memperdalam pengetahuan kami tentang kerajaan singasari,
dan sekaligus memenuhi tugas dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia yang diajari oleh ibu Irma.
Disertai ucapan terimakasih kepada ibu Irma, yang telah mengajar kami dengan ikhlas.
Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi kami sendiri dan para pembaca. Tentunya
dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan baik format maupun isi dari makalah itu sendiri. Oleh
karena itu, kami berharap ada masukan atau kritikan yang membangun dari para pembaca, khususnya
kepada ibu Irma selaku guru pengajar sejarah Indonesia di kelas kami.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Awal Berdiri
B. Singsilah Wangsa Rajasa
C. Politik Dalam Negeri dan Luar Negeri
D. Kehidupan Kebudayaan
E. Prasasti Mula Malurung
F. Pemerintahan Bersama
G. Kehidupan Ekonomi
H. Kejayaan
I. Kepercayaan
J. Keruntuhan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kerajaan Singasari, adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok
pada tahun 1222. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang.
Kerajaan Singasari (1222-1293) adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara yang didirikan oleh
Ken Arok. Sejarah Kerajaan Singasari berawal dari daerah Tumapel, yang di kuasai oleh seorang
akuwu (bupati). Letaknya di daerah pegunungan yang subur di wilayah Malang dengan pelabuhan
bernama Pasuruan. Kerajaan Singasari mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Raja
Kertanegara (1268-1292) yang bergelar Maharajadhiraja Kertanegara Wikrama
Dharmottunggadewa. Ken Arok merebut daerah Tumapel, salah satu wilayah Kerajaan Kediri
yang dipimpin oleh Tunggul Ametung, pada 1222. Ken Arok pada mulanya adalah anak buah
Tunggul Ametung, namun ia membunuh Tunggul Ametung karena jatuh cinta pada istrinya, Ken
Dedes. Ken Arok kemudian mengawini Ken Dedes. Pada saat dikawini Ken Arok, Ken Dedes
telah mempunyai anak bernama Anusapati yang kemudian menjadi raja Singasari (1227-1248).
Raja terakhir Kerajaan Singasari adalah Kertanegara.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Menambah pengetahuan tentang kerajaan singasari
2. Mengetahui bagaimana kehidupan di Kerajaan Singasari
3. Memperdalam cerita sejarah tentang kerajaan Singasari
BAB II
PEMBAHASAN
A. Awal Berdiri
Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang
menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati
dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang
kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul Ametung yang
bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kadiri.
Pada tahun 1222 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan kaum brahmana.
Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi raja
pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang melawan Kadiri meletus di
desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel.
Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan Tumapel,
namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri kerajaan Tumapel
bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil mengalahkan Kertajaya raja Kadiri.
Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri
Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari Ranggah
Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel tersebut dipuja sebagai
Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum maju perang melawan Kadiri, Ken
Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.
D. Kehidupan Kebudayaan
Kehidupan kebudayaan masyarakat Singasari dapat diketahui dari peninggalan candi-candi
dan patung-patung yang berhasil dibangunnya. Candi hasil peninggalan Singasari, di antaranya
adalah Candi Kidal, Candi Jago, dan Candi Singasari. Adapun arca atau patung hasil peninggalan
Kerajaan Singasari, antara lain Patung Ken Dedes sebagai perwujudan dari Prajnyaparamita
lambang kesempurnaan ilmu dan Patung Kertanegara dalam wujud Patung Joko Dolog di
temuakan di dekat Surabaya, dan patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan Raja
Kertanegara yang dikirim ke Dharmacraya ibukota kerajaan melayu.
Kudua perwujudan patung Raja Kertanegara baik patung Joko Dolog maupun patung
Amoghapasa menyatakan bahwa Raja Kertanegara menganut agama Budha beraliran Tantrayana
( Tantriisme ).
G. Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi semenjak berdirinya Kerajaan Singasari tidak jelas diketahui. Akan
tetapi, mengingat Kerajaan Singasari berpusat di Jawa timur yaitu di tepi sungai Brantas,
kemungkunan masalah perekonomian tidak jauh berbeda dengan kerajaan-kerajaan terdahulu,
yaitu secara langsung maupun tidak langsung rakyatnya ikut mengambil bagian dalam dunia
pelayaran. Keadaan ini juga di dukung oleh hasil-hasil bumi yang sangat besar hasilnya bagi rakyat
Jawa Timur.
Raja Kertanegara berusaha untuk menguasai jalur perdagangan di selat Malaka.
Penguasaan jalur pelayaran perdagangan atas selat Malaka itu, bertujuan untuk membangun dan
mengembangkan aktivitas perekonomian kerajaannya. Dengan kata lain, Raja Kertanegara
berusaha menarik perhatian para pedagang untuk melakukan kegiatannya di wilayah kerajaan
singasari.
H. Kejayaan
Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari (1268 - 1292).
Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa. Pada tahun 1275 ia mengirim
pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam
menghadapi ekspansi bangsa Mongol. Saat itu penguasa Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya
(kelanjutan dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini akhirnya dianggap telah ditundukkan, dengan
dikirimkannya bukti arca Amoghapasa yang dari Kertanagara, sebagai tanda persahabatan kedua
negara.
Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali. Pada tahun
1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta agar Jawa mengakui
kedaulatan Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas oleh Kertanagara. Nagarakretagama
menyebutkan daerah-daerah bawahan Singhasari di luar Jawa pada masa Kertanagara antara lain,
Melayu, Bali, Pahang, Gurun, dan Bakulapura.
I. Kepercayaan
Bahkan didalam keagamaan terjadi sekatisme antara Agama Hindu dan Budha, dan
melahirkan Agama Syiwa Budha pemimpinya diberi jabatan Dharma Dyaksa sedangkan
Kartanegara menganut Agama Budha Mahayana dengan menjalankan Upacara keagamaan secara
Pestapora sampai mabuk untuk mencapai kesempurnaan dalam hal ini Kartanegara menyebut
dirinya CANGKANDARA (pimpinan dari semua agama).
J. Keruntuhan
Candi Singhasari dibangun sebagai tempat pemuliaan Kertanegara, raja terakhir
Singhasari.
Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya
mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati
Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanagara sendiri.
Dalam serangan itu Kertanagara mati terbunuh.
Setelah runtuhnya Singhasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di
Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir. Kerajaan Singasari dibangun oleh
Ken Arok setelah runtuhnya kerajaan Kediri. Ken Arok bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi
dengan Dinasti Girindrawanca, dengan tujuan untuk menghilangkan jejak tentang siapa
sebenarnya Ken Arok & mengapa ia berhasil mendirikan kerajaan. Ken Arok berkuasa ± 5 tahun
(1222 – 1227 M). pada tahun 1227 Ken Arok terbunuh oleh kaki tangan Anusapati.
Anusapati
Memerintah dari tahun 1227 – 1248 M. Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar
& didengar oleh Tohjaya, putra Ken Arok dengan Ken Umang. Dimakamkan di Candi Kidal.
Tohjaya
Memerintah tahun 1248 dan pemerintahannya tidak berlangsung lama, karena putra
Anusapati yang bernama Ranggawuni yang dibantu Mahesa Cempaka menuntut hak atas tahta
kepada Tohjaya.
Wisnuwardhana (Ranggawuni)
Naik tahta pada tahun 1248 dengan gelar Wisnuwardhana, dibantu oleh Mahesa Cempaka
dengan gelar Narashimbamurti. Pemerintahan keduanya sering disebut dengan pemerintahan Ratu
Angabaya. Pada tahun 1254 Wisnuwardhana mengangkat putranya sebagai Yuva raja (Raja
muda), dengan maksud mempersiapkan putranyaq yang bernama Kertanegara sebagai Raja di
Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardhana meninggal dan tahta kerajaan dipegang oleh
Kertanegara.
Kertanegara
Memerintah tahun 1268 – 1292 M. Ia merupakan Raja terbesar dan terkemuka Kerajaan
Singasari. Setelah naik tahta, ia bergelar Sri Maharajadhiraja Sri Kertanegara. Pada masa
pemerintahannya datang utusan dari Cina atas perintah Kaisar Khubilai Khan agar Raja
Kertanegara tunduk terhadap Kaisr Cina, namun Kertanegara menolak dan menghina utusan
tersebut. Khubilai Khan marah, sehingga mempersiapkan untuk menyerang Kerajaan Singasari,
tetapi sebelum serangan itu datang Raja Kertanegara mengadakan Ekspedisi Pamalayu tahun 1275
M, menguasai Kerajaan Melayu dengan tujuan menghadang serangan Cina agar peperangan tidak
terjadi di Singasari. Karena pasukan Singasari sebagian menghadang serangan Cina, maka
Jayakatwang keturunan Kerajaan Kediri menyerang Kerajaan Singasari.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari (1268 – 1292).
Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa. Kerajaan ini akhirnya
dianggap telah ditundukkan, dengan dikirimkannya bukti arca Amoghapasa yang dari
Kertanagara, sebagai tanda persahabatan kedua negara. Kerajaan Singhasari yang sibuk
mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya mengalami keropos di bagian dalam.
Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir. Kerajaan Singasari dibangun oleh Ken Arok
setelah runtuhnya kerajaan Kediri.
B. Saran
Pelajarilah lebih dalam tentang kerajaan – kerajaan pada jaman dahulu, karena banyak
sekali cerita sejarah yang belum kita ketahui
DAFTAR PUSTAKA
o Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai
Pustaka
o Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu
o R.M. Mangkudimedja. 1979. Serat Pararaton Jilid 2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah
o Slamet Muljana. 2005. Menuju Puncak Kemegahan (terbitan ulang 1965). Yogyakarta: LKIS
o Slamet Muljana. 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara Syukur, Abdul,
Ensiklopedi Umum untuk Pelajar , Jilid 9, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 2005. Halaman 110.
o Bullough, Nigel (14 Juli 1995). Historic East Java: Remains in Stone. Jakarta: ADLine
Communications. hlm. 116–117.
o Kitab Negarakartagama Kitab Kidung (Kidung Harsa Wijaya & Serat Arok)
o Sejarah Nasional Indonesia. Kurikulum 1994 suplemen GBPP 1999.