Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada hasil pengkajian kasus I maupun kasus II dengan teori terjadi


kesenjangan adalah yang pertama pada riwayat penyakit sekarang, jika
dalam pengkajian riwayat penyakit sekarang itu adanya manifestasi
demam hari ke 6 pada kasus I dengan suhu tubuh 37,8ºC dan pada kasus
II terjadi demam hari ke 4 dengan suhu 38,8 ºC. Adanya kesesuaian
beberapa diagnosa keperawatan kasus I dan kasus II muncul 3 diagnosa
sedangkan pada teori terdapat 8 diagnosa keperawatan. Adanya kesesuaian
beberapa intervensi keperawatan dan implementasi keperawatan pada
kasus I dan kasus II dengan teori menurut Nanda (2016).
Tidak ada kesenjangan dalam evaluasi keperawatan karena kasus I
dan kasus II sesuai dengan teori bahwa tindakan tepid sponge terhadap
penurunan suhu tubuh pada anak dengan hipertermi karena demam
berdarah dengue terbukti efktif..
Menurut analisis PICOT dalam teori dimana penurunan suhu tubuh
rata rata sebesar 1,4ºC jika dilakukan pengukuran suhu tubuh 60 menit
setelah dilakukan tindakan tepid sponge Sedangkan pada kasus I terjadi
penurunan suhu sebesar 0,2ºC – 0,3ºC dan pada kasus II 0,4 ºC – 0,6 ºC.

B. Saran
1. Bagi Perawat
Untuk perawat diharapkan dapat melakukan Tepid Sponge sesuai
dengan prosedur yang telah ditentukan agar hasil yang diharapkan dapat
tercapai secara optimal.

90
91

2. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Cianjur


Tindakan Tepid sponge dapat dijadikan salah satu tindakan atau
prosedur tetap yang dapat dilakukan perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan bagi anak terutama yang mengalami kenaikan suhu.
3. Bagi Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Cianjur
Diharapkan untuk melakukan pengembangan dalam batasan karya tulis
ilmiah khususnya pada mata ajar keperawatan anak.
4. Bagi Klien dan Keluarga
Diharapkan klien dan keluarga dapat berpartisipasi dalam tindakan
Tepid sponge apabila terjadi demam pada anak.

Anda mungkin juga menyukai