Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH INDONESIA
TENTANG KERAJAAN KEDIRI

Kelompok 5:

1. Siti Sri Rahayu


2. Novi suliztiani futri
3. Dewi Damayanti
4. Cahaya amalia

SMK NEGERI 1 SAGARANTEN


TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah sejarah Indonesia yang membahas tentang kerajaan
Kediri ini. Kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi
sumber referensi siswa maupun guru Sehingga pembaca memiliki ilmu pengetahuan yang
lebih luas mengenai sejarah kerajaan kediri.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini. Tanpa kerja keras dan bantuan pihak lain, pastilah penyusunan tidak dapat
membuat makalah ini ini dengan bai.
Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit hambatan yang telah penyusun lalui. Hal
itu tentu mempengaruhi isi daripada makalah yang telah disusun ini. Berkenaan dengan hal
tersebut, kesalahan dalam makalah pastilah ada. Oleh karena itu, kami berharap agar
pembaca dapat memberi kritik dan saran demi tercapainya kesempurnaan makalah yang ini.

Sukabumi, Oktober 2023


Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerajaan Kediri merupakan salah satu Kerajaan Hindu yang terletak di tepi Sungai
Brantas,Jawa Timur. Kerajaan yang berdiri pada abad ke-12 ini merupakan bagian dari
Kerajaan Mataram Kuno. Raja pertamanya bernama Shri Jayawarsa Digjaya Shastraprabhu
yang menamakan dirinya sebagai titisan Wisnu.
Sejarah Berdirinya Kerajaan Kediri diawali dengan perintah Raja Airlangga yang
membagi kerajaan menjadi dua bagian, yakni Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri)
yang dibatasi dengan Gunung Kawi dan Sungai Brantas. Tujuannya supaya tidak ada
pertikaian. Kerajaan Jenggala atau Kahuripan terdiri atas Malang dan Delta Sungai Brantas
dengan pelabuhan Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan, Ibukotanya Kahuripan. Sedangkan
Kerajaan Panjalu(Kediri) meliputi, Kediri, Madiun, dan Ibukotanya Daha.

1.2 Rumusan masalah

1) Dimana letak lokasi Kerajaan Kediri?


2) Bagaimana perkembangan Kerajaan Kediri?
3) Bagaimana aspek kehidupan Kerajaan Kediri?
4) Siapa saja Raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Kediri?
5) Apa saja sumber sejarah Kerajaan Kediri?
6) Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Kediri?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :

1) Umum :
● Mengetahui tentang berdiri Kerajaan Kediri
● Mengetahui sumber sejarah Kerajaan Kediri
● Mengetahui aspek kehidupan Kerajaan Kediri
● Mengetahui Raja-raja yang memerintah Kerajaan Kediri
● Mengetahui perkembangan Kerajaan Kediri
● Mengetahui sumber sejarah Kerajaan Kediri
● Mengetahui penyebab runtuhnya Kerajaan Kediri

2) Khusus :

Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia mengenai materi kelas X tentang
Kerajaan-Kerajaan pada masa Hindu-Budha di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah berdirinya kerajaan Kediri

Penemuan Situs Tondowongso pada awal tahun 2007, yang diyakini sebagai peninggalan
Kerajaan Kediri diharapkan dapat membantu memberikan lebih banyak informasi tentang
kerajaan tersebut. Beberapa arca kuno peninggalan Kerajaan Kediri. Arca yang ditemukan
di desa Gayam, Kediri itu tergolong langka karena untuk pertama kalinya ditemukan patung
Dewa Syiwa Catur Muka atau bermuka empat.

Pada tahun 1041 atau 963 M Raja Airlangga memerintahkan membagi kerajaan menjadi
dua bagian. Pembagian kerajaan tersebut dilakukan oleh seorang Brahmana yang terkenal
akan kesaktiannya yaitu Mpu Bharada. Kedua kerajaan tersebut dikenal dengan Kahuripan
menjadi Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri) yang dibatasi oleh gunung Kawi dan
sungai Brantas Dikisahkan dalam prasasti Mahaksubya (1289 M), kitab Negarakertagama
(1365 M), dan kitab Calon Arang (1540 M). Tujuan pembagian kerajaan menjadi dua agar
tidak terjadi pertikaian.

Kerajaan Jenggala meliputi daerah Malang dan delta sungai Brantas dengan
pelabuhannya Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan, ibukotanya Kahuripan, sedangkan
Panjalu Kemudian dikenal dengan nama Kediri meliputi Kediri, Madiun, dan ibukotanya
Daha.Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan masing-masing kerajaan saling merasa
berhak atas seluruh tahta Airlangga sehingga terjadilah peperangan.

Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membelah wilayah kerajaannya


karena kedua putranya bersaing memperebutkan takhta. Putra yang bernama Sri
Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota baru,
yaitu Daha. Sedangkan putra yang bernama Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan
timur bernama Janggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan. Panjalu dapat
dikuasai Jenggala dan diabadikanlah nama RajaMapanji Garasakan (1042 –1052 M) dalam
prasasti Malenga. Ia tetap memakai lambangKerajaan Airlangga, yaitu Garuda Mukha.

Pada awalnya perang saudara tersebut, dimenangkan oleh Jenggala tetapi pada
perkembangan selanjutnya Panjalu/Kediri yang memenangkan peperangan dan menguasai
seluruh tahta Airlangga. Dengan demikian di Jawa Timur berdirilah kerajaan Kediri dimana
bukti-bukti yang menjelaskan kerajaan tersebut, selain ditemukannya prasasti-prasasti juga
melalui kitab-kitab sastra. Dan yang banyak menjelaskan tentang kerajaan Kediri adalah
hasil karya berupa kitab sastra. Hasil karya sastra tersebut adalah kitab Kakawin
Bharatayudha yang ditulis Mpu Sedah Dan Mpu Panuluh yang menceritakan tentang
kemenangan Kediri/Panjalu atas Jenggala.

2.2 Perkembangan kerajaan kediri


Dalam perkembangannya Kerajaan Kediri yang beribukota Daha tumbuh menjadi
besar,sedangkan Kerajaan Jenggala semakin tenggelam. Diduga Kerajaan Jenggala
ditaklukkan oleh Kediri. Akan tetapi hilangnya jejak Jenggala mungkin juga disebabkan oleh
tidak adanya prasasti yang ditinggalkan atau belum ditemukannya prasasti yang
ditinggalkan Kerajaan Jenggala.Kejayaan Kerajaan Kediri sempat jatuh ketika Raja
Kertajaya (1185-1222) berselisih dengan golongan pendeta. Keadaan ini dimanfaatkan oleh
Akuwu Tumapel Tunggul Ametung.

Namun kemudian kedudukannya direbut oleh Ken Arok. Di Atas bekas Kerajaan Kediri
inilah Ken Arok kemudian mendirikan Kerajaan Singasari, dan Kediri berada dibawah
kekuasaan Singasari. Ketika Singasari berada di bawah pemerintahan Kertanegara (1268
1292), terjadilah pergolakan di dalam kerajaan. Jayakatwang, raja Kediri yang selama ini
tunduk kepada Singasari bergabung dengan Bupati Sumenep (Madura) untuk menjatuhkan
Kertanegara. Akhirnya pada tahun 1292 Jayakatwang berhasil mengalahkan Kertanegara
dan membangun kembali kejayaan Kerajaan Kediri.

2.3 Aspek kehidupan kerajaan kediri

Adapun kehidupan politik, agama, ekonomi, sosial dan budaya pada masa Kerajaan Kediri
Adalah sebagai berikut :

a. Kehidupan Politik
Raja pertama Kediri adalah Samarawijaya. Selama menjadi Raja Kediri, Samarawijaya
selalu berselisih paham dengan saudaranya, Mapanji Garasakan yang berkuasa di
Jenggala. Keduanya Merasa berhak atas seluruh takhta Raja Airlangga (Kerajaan Medang
Kamulan) yang meliputi hampir seluruh wilayah Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah.
Akhirnya perselisihan tersebut menimbulkan perang saudara yang berlangsung hingga
tahun 1052. Peperangan tersebut dimenangkan oleh Samarawijaya dan berhasil
menaklukan Jenggala.
Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Jayabaya.
Saat itu wilayah kekuasaan Kediri meliputi seluruh bekas wilayah Kerajaan Medang
Kamulan. Selama menjadi Raja Kediri, Jayabaya berhasil kembali menaklukan Jenggala
yang sempat memberontak ingin memisahkan diri dari Kediri. Keberhasilannya tersebut
diberitakan dalam prasasti Hantang yang berangka tahun 1135.
Prasasti ini memuat tulisan yang berbunyi Panjalu jayati yang artinya Panjalu
menang.Prasasti tersebut dikeluarkan sebagai piagam pengesahan anugerah dari Jayabaya
untuk penduduk Desa Hantang yang setia pada Kediri selam perang melawan Jenggala.
Sebagai kemenangan atas Jenggala, nama Jayabaya diabadikan dalam kitab
Baratayuda.Kitab ini merupakan kitab yang digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.
Bharatayuda memuat kisah perang perebutan tahta Hastinapura antara keluarga Pandawa
dan Kurawa. Sejarah pertikaian antara Panjalu dan Jenggala mirip dengan kisah tersebut
sehingga kitab Bharatayuda Dianggap sebagai legitimasi (klaim) Jayabaya untuk
memperkuat kekuasaannya atas seluruh wilayah bekas Kerajaan Medang Kamulan.
Selain itu, untuk menunjukkan kebesaran dan kewibawaan sebagai Raja Kediri,
Jayabaya Menyatakan dirinya sebagai keturunan Airlangga dan titisan Dewa Wisnu.
Selanjutnya ia mengenakan lencana narasinga sebagai lambang Kerajaan Kediri.
Pada masa pemerintahan Kertajaya Kerajaan Kediri mulai mengalami kemunduran.
Raja Kertajaya membuat kebijakan yang tidak populer dengan mengurangi hak-hak
brahmana.Kondisi ini menyebabkan banyak brahmana yang mengungsi ke wilayah Tumapel
yang dikuasai oleh Ken Arok. Melihat kejadian ini Kertajaya memutuskan untuk menyerang
Tumapel. Akan Tetapi pertempuran di Desa Ganter, pasukan Kediri mengalami kekalahan
dan Kertajaya Terbunuh. Sejak saat itu Kerajaan Kediri berakhir dan kedudukannya
digantikan oleh Singasari.

b. Kehidupan Agama
Masyarakat Kediri memiliki kehidupan agama yang sangat religius. Mereka menganut
ajaran agama Hindu Syiwa. Hal ini terlihat dari berbagai peninggalan arkeolog yang
ditemukan di wilayah Kediri yakni berupa arca-arca di candi Gurah dan Candi
Tondowongso. Arca-arca tersebut menunjukkan latar belakang agama Hindu Syiwa. Para
penganut agama Hindu Syiwamenyembah Dewa Syiwa, karena merekaa mempercayai
bahwa Dewa Syiwa dapat menjelma menjadi Siwa Maha Dewa (Maheswara), Dewa Maha
Guru, dan Makala. Salah satu pemujaan yang dilakukan pendeta adalah dengan
mengucapkan mantra yang disebut Mantra Catur Dasa Syiwa atau empat belas wujud
Syiwa.

c. Kehidupan Ekonomi
Perekonomian di Kediri bertumpu pada sektor pertanian dan perdagangan. Sebagai
Kerajaan agraris, Kediri memiliki lahan pertanian yang baik di sekitar Sungai Brantas.
Pertanian Menghasilkan banyak beras dan menjadikannya komoditas utama perdagangan.
Sektor perdagangan Kediri dikembangkan melalui jalur pelayaran Sungai Brantas. Selain
beras, barang- barang yang diperdagangkan di Kediri antara lain emas, perak, kayu
cendana, rempah-rempah,dan pinang.
Pedagang Kediri memiliki peran penting dalam perdagangan di wilayah Asia. Mereka
Memperkenalkan rempah-rempah di perdagangan dunia. Mereka membawa rempah-
rempah ke sejumlah Bandara di Indonesia bagian barat, yaitu Sriwijaya dan Ligor.
Selanjutnya rempah-rempah dibawa ke India, Teluk Persia, Luat Merah. Komoditas ini
kemudian diangkut oleh kapal-kapal Venesia menuju Eropa. Dengan demikian, melalui
Kediri wilayah Maluku mulai dikenal dalam lalu lintas perdagangan dunia.

d. Kehidupan Sosial Budaya

Pada masa pemerintahan Raja Jayabaya, struktur pemerintahan ‘


Kerajaan Kediri sudah teratur. Berdasarkan kedudukannya dalam pemerintahan,
masyarakat Kediri dibedakan menjadi tiga golongan sebagai berikut :

1. Golongan masyarakat pusat (kerajaan), yaitu masyarakat yang terdapat dalam


lingkungan raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok pelayannya.
2. Golongan masyarakat thani (daerah), yaitu golongan masyarakat yang terdiri atas para
pejabat atau petugas pemerintahan di wilayah thani (daerah).
3. Golongan masyarakat non pemerintah, yaitu golongan masyarakat yang tidak mempunyai
kedudukan dan hubungan dengan pemerintah secara resmi.
Kehidupan budaya Kerajaan Kediri terutama dalam bidang sastra berkembang pesat.
Pada Masa pemerintahan Jayabaya kitab Bharatayudha berhasil digubah oleh Mpu Sedah
dan Mpu Panuluh. Selain itu Mpu Panuluh menulis kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya.
Selanjutnya pada masa pemerintahan Kameswara muncul kitab Smaradhahana yang ditulis
oleh Mpu Dharmaja serta kitab Lubdaka dan Wertasancaya yang ditulis oleh Mpu Tanakung.
Pada masa pemerintahan Kertajaya terdapat Pujangga bernama Mpu Monaguna yang
menulis kitab Sumanasantaka dan Mpu Triguna yang menulis kitab Kresnayana

2.4 Raja-Raja yang pernah memerintah

Kerajaan Kediri yang termasyhur pernah diperintah 8 raja dari awal berdirinya sampai masa
keruntuhan kerajaan ini. Dari kedelapan raja yang pernah memerintah kerajaan ini yang
sanggup membawa Kerajaan Kediri pada masa keemasan adalah Prabu Jayabaya, yang
sangat terkenal hingga saat ini.

Adapun 8 raja Kediri tersebut urutannya sebagai berikut :

1. Sri Jayawarsa
Sejarah tentang raja Sri Jayawarsa ini hanya dapat diketahui dari prasasti Sirah Keting
(1104 M). Pada masa pemerintahannya Jayawarsa memberikan hadiah kepada rakyat desa
sebagai tanda penghargaan, karena rakyat telah berjasa kepada raja. Dari prasasti itu
diketahui bahwa Raja Jayawarsa sangat besar perhatiannya terhadap masyarakat dan
berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

2. Sri Bameswara
Raja Bameswara banyak meninggalkan prasasti seperti yang ditemukan di daerah
TulungAgung dan Kertosono. Prasasti seperti yang ditemukan itu lebih banyak memuat
masalah-masalah keagamaan, sehingga sangat baik diketahui keadaan pemerintahannya.

3. Prabu Jayabaya
Kerajaan Kediri mengalami masa keemasan ketika diperintah oleh Prabu Jayabaya.
Strategi Kepemimpinan Prabu Jayabaya dalam memakmurkan rakyatnya memang sangat
mengagumkan.
Kerajaan yang beribu kota di Dahono Puro, bawah kaki Gunung Kelud, ini tanahnya
amat subur,sehingga segala macam tanaman tumbuh menghijau.Hasil pertanian dan
perkebunan berlimpah ruah. Di tengah kota membelah aliran sungai Brantas.Airnya bening
dan banyak hidup aneka ragam ikan, sehingga makanan berprotein dan bergizi selalu
tercukupi.
Hasil bumi itu kemudian diangkut ke kota Jenggala, dekat Surabaya, dengan naik
perahu menyusuri sungai. Roda perekonomian berjalan lancar, sehingga Kerajaan Kediri
benar-benar
dapat disebut sebagai negara yang “Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentrem Karta Raharja”.
Prabu Jayabaya memerintah antara tahun 1130 sampai 1157 Masehi. Dukungan spiritual
dan material dari Prabu Jayabaya dalam hal hukum dan pemerintahan tidak tanggung-
tanggung.Sikap merakyat dan visinya yang jauh ke depan menjadikan Prabu Jayabaya
layak dikenang sepanjang masa
.Jika rakyat kecil hingga saat ini ingat kepada beliau, hal itu menunjukkan bahwa pada
masanya berkuasa tindakan beliau yang selalu bijaksana dan adil terhadap rakyat.

4. Sri Sarwaswera
Sejarah tentang raja ini didasarkan pada prasasti Padelegan II (1159) dan prasasti
Kahyunan(1161). Sebagai raja yang taat beragama dan berbudaya, Sri Sarwaswera
memegang teguh prinsip “tat wam asi”, yang berarti “dikaulah itu, dikaulah (semua) itu,
semua makhluk adalah engkau”.
Menurut Prabu Sri Sarwaswera, tujuan hidup manusia yang terakhir adalah moksa, yaitu
pemanunggalan jiwatma dengan paramatma. Jalan yang benar adalah sesuatu yang
menuju arah kesatuan, sehingga segala sesuatu yang menghalangi kesatuan adalah tidak
benar.

5. Sri Aryeswara
Berdasarkan prasasti Angin (1171), Sri Aryeswara adalah raja Kediri yang memerintah
sekitar tahun 1171. Nama gelar abhisekanya adalah Sri Maharaja Rake Hino Sri Aryeswara
Madhusudan awatara Arija Muka.
Tidak diketahui dengan pasti kapan Sri Aryeswara naik tahta. peninggalan sejarahnya
berupa prasasti Angin, 23 Maret 1171. Lambang Kerajaan Kediri pada saat itu Ganesha.
Tidak diketahui pula kapan pemerintahannya berakhir. Raja Kediri selanjutnya berdasarkan
prasasti Jaring adalah Sri Gandra.

6. Sri Gandra
Masa pemerintahan Raja Sri Gandra (1181 M) dapat diketahui dari prasasti Jaring, yaitu
tentang penggunaan nama hewan dalam kepangkatan seperti seperti nama gajah, kebo,
dan tikus. Nama-nama tersebut menunjukkan tinggi rendahnya pangkat seseorang dalam
istana.

7. Sri Kameswara
Masa pemerintahan Raja Sri Gandra dapat diketahui dari Prasasti Ceker (1182) dan
Kakawin Smaradahana. Pada masa pemerintahannya dari tahun 1182 sampai 1185 Masehi,
seni sastra mengalami perkembangan sangat pesat, diantaranya Empu Dharmaja
mengarang kitab Smaradahana. Bahkan pada masa pemerintahannya juga dikenal cerita-
cerita panji seperti cerita Panji Semirang.

8. Sri Kertajaya
Berdasarkan prasasti Galunggung (1194), prasasti Kamulan (1194), prasasti Palah
(1197), prasasti Wates Kulon (1205), Negarakertagama, dan Pararaton, pemerintahan Sri
Kertajaya berlangsung pada tahun 1190 hingga 1222 Masehi.
Raja Kertajaya juga dikenal dengan sebutan “Dandang Gendis”. Selama masa
pemerintahannya,
kestabilan kerajaan menurun. Hal ini disebabkan Kertajaya ingin mengurangi hak-hak kaum
Brahmana.Keadaan ini ditentang oleh kaum Brahmana. Kedudukan kaum Brahmana di
Kerajaan Kediri Waktu itu semakin tidak aman. Kaum Brahmana banyak yang lari dan minta
bantuan ke Tumapel Yang saat itu diperintah oleh Ken Arok.
Mengetahui hal ini Raja Kertajaya kemudian mempersiapkan pasukan untuk menyerang
Tumapel. Sementara itu Ken Arok dengan dukungan kaum Brahmana melakukan serangan
ke Kerajaan Kediri. Kedua pasukan itu bertemu di dekat Ganter (1222 M)

2.5 Sumber sejarah kerajaan Kediri

Adapun sumber sejarah Kerajaan Kediri berasal dari beberapa prasasti dan berita asing
sebagai berikut :
1. Prasasti Sirah Keting (1104 M), yang memuat tentang pemberian hadiah tanah kepada
rakyat desa oleh Raja Jayawarsa.
2. Prasasti yang ditemukan di Tulungagung dan Kertosono, yang berisi masalah
keagamaan,diperkirakan berasal dari Raja Bameswara tahun 1117–1130 M.
3. Prasasti Ngantang (1135 M), yang menyebutkan tentang Raja Jayabaya yang
memberikan hadiah kepada rakyat Desa Ngantang sebidang tanah perdikan yang bebas
dari pajak. Baca Selengkapnya di Siapa sosok Prabu Jayabaya?
4. Prasasti Jaring (1181 M) dari Raja Gandra yang memuat tentang sejumlah nama
hewan,seperti kebo waruga dan tikus finada.
5. Prasasti Kamulan (1194 M), yang menyatakan bahwa pada masa pemerintahan Raja
Kertajaya, Kerajaan Kediri telah berhasil mengalahkan musuh yang memusuhi istana di
Katang-katang.
6. Berita Asing
Berita asing tentang Kerajaan kediri sebagian besar diperoleh dari berita Cina. Berita
Cina ini merupakan kumpulan cerita dari para pedagang Cina yang melakukan kegiatan
perdagangan di Kerajaan Kediri, seperti Chu Fan Chi karangan Chu Ju Kua (1220 M).
Buku ini banyak mengambil cerita dari buku Ling Wai Tai Ta (1778 M) karangan Chu Ik
Fei. Kedua buku tersebut menerangkan keadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan 13
Masehi.

2.6 Runtuhnya kerajaan kediri

Kertajaya adalah raja terakhir kerajaan Kediri. Ia memakai lencana Garuda Mukha seperti
Ria Airlangga, sayangnya ia kurang bijaksana, sehingga tidak disukai oleh rakyat terutama
kaum Brahmana. Dalam masa pemerintahannya, terjadi pertentangan antara dirinya dan
para Brahmana Hal inilah akhirnya menjadi penyebab berakhirnya Kerajaan Kediri.
Pertentangan itu disebabkan Kertajaya dianggap telah melanggar adat dan memaksa
kaum brahmana menyembahnya sebagai Dewa. Para Brahmana kemudian meminta
perlindungan pada Ken Arok di Singosari. Kebetulan Ken Arok juga berkeinginan
memerdekakan Tumapel(Singosari) yang dulunya merupakan bawahan Kediri. Tahun 1222
pecahlah pertempuran antara prajurit Kertajaya dan pasukan Ken Arok di desa Ganter.
Dalam peperangan ini, pasukan Ken Arok berhasil menghancurkan prajurit Kertajaya.
Dengan demikian berakhirlah masa Kerajaan Kediri, yang sejak saat itu menjadi bawahan
Kerajaan Singosari. Runtuhnya kerajaan Panjalu-Kediri pada masa pemerintahan Kertajaya
dikisahkan dalam Kitab Pararaton dan Kitab Negarakertagama.
Setelah Ken Arok mengangkat Kertajaya, Kediri menjadi suatu wilayah dibawah
kekuasaan Kerajaan Singasari. Ken Arok mengangkat Jayasabha, putra Kertajaya sebagai
Bupati Kediri. Tahun 1258 Jayasabha digantikan putranya yang bernama Sastrajaya. Pada
tahun 1271 Sastrajaya digantikan oleh putranya , yaitu Jayakatwang. Tahun 1292
Jayakatwang menjadi bupati geleng-geleng. Selama menjadi bupati, Jayakatwang
memberontak terhadap Singasari Yang dipimpin oleh Kertanegara, karena dendam di masa
lalu dimana leluhurnya yaitu Kertajaya Dikalahkan oleh Ken Arok. Setelah berhasil
membunuh Kertanegara, Jayakatwang membangunkembali Kerajaan Kediri, namun hanya
bertahan satu tahun. Hal itu terjadi karena adanya serangan gabungan yang dilancarkan
oleh pasukan Mongol dan pasukan menantu Kertanegara Raden Wijaya.
BAB III
PENDAHULUAN

3.1 Kesimpulan

Menurut sumber yang kami peroleh tentang Kerajaan Kediri maka dapat kami ambil
kesimpulan bahwa Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan Hindu yang terletak di
tepi Sungai Brantas, Jawa Timur. Kerajaan yang berdiri pada abad ke-12 ini merupakan
bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Raja pertamanya bernama Shri Jayawarsa Digjaya
Shastraprabhu yang menamakan dirinya sebagai titisan Wisnu.Kertajaya adalah raja
terakhir kerajaan Kediri. Ia memakai lencana Garuda Mukha seperti Ria Airlangga,
sayangnya ia kurang bijaksana, sehingga tidak disukai oleh rakyat terutama kaum
Brahmana. Dalam masa pemerintahannya, terjadi pertentangan antara dirinya dan para
Brahmana Hal inilah akhirnya menjadi penyebab berakhirnya Kerajaan Kediri.

3.2 saran

Dengan adanya tugas Sejarah Indonesia membuat makalah mengenai Kerajaan Hindu-
Budha di Indonesia, maka kita diharapkan lebih mengetahui tentang sejarah kerajaan-
kerajaan di Indonesia salah satunya Kerajaan Kediri.
Menurut Ir. Soekarno beliau berkata “JASMERAH” Jangan Lupakan Sejarah, maka kita
penerima warisan (sejarah) hendaknya lebih giat lagi mencari pengetahuan mengenai
sejarah-sejarah masa lampau. Contoh kecil adalah mencari peristiwa apa saja yang terjadi
sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dengan demikian kita akan menambah rasa
patriotisme(cinta tanah air) yang sebagai pemuda-pemudi bangsa sangat penting memiliki
jiwa tanah air, guna membangun bangsa yang lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai