Anda di halaman 1dari 11

KLIPING

BAHASA LAMPUNG

DISUSUN OLEH :

YOGI INDRA SAPUTRA

KELAS : IX

SMP MA’ARIF 1 METRO

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas karya tulis ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad
SAW beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.

Tugas kliping ini ialah suatu kliping yang terbentuk dari hasil kerja saya untuk
memenuhi tugas di sekolah.

Dalam penyelesain kliping ini, saya banyak mengalami kesulitan, terutama


disebabkan oleh kurang spesifiknya informasi yang didapatkan penulis karena
hanya mengandalkan pengamatan dilingkungan sekitar sebagai bahan penyusun
kliping. Pada akhirnya karya tulis ini dapat diselesaikan meskipun masih terdapat
banyak kekurangan.

Penulis menyadari bahwa tugas kliping ini masih banyak memiliki kekurangan.
Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun, penulis harapkan untuk
kemajuan masa-masa mendatang.

Harapan penulis semoga penulis tugas karya tulis ini dapat diambil manfaatnya
oleh pembaca.

Metro, 16 juli 2019

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul...................................................................................................... i
Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH ................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A.PENULISAN AKSARA LAMPUNG ............................................................. 2
B. HURUF INDUK............................................................................................. 2
C. ANAK HURUF ............................................................................................... 3
D. ANAK HURUF GANDA ............................................................................... 5

BAB III
A. KESIMPULAN ............................................................................................... 8
B. SARAN ........................................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional yang memberikan
kontribusi dalam perkembangan bahasa Indonesia, baik itu ditinjau dari unsur
fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik.
Dengan kata lain, bahasa daerah merupakan cikal bakal lahirnya bahasa
Indonesia.
Oleh karena itu, sudah selayaknya bahasa daerah harus dilestarikan dan
diwariskan secara turun temurun sebagai identitas dan kebanggaan bagi
masyarakat penggunanya.
Bahasa Lampung merupakan salah satu bahasa daerah yang tumbuh dan
berkembang di nusantara seba gai ciri khas dan kebanggaan bagi masyarakat
Lampung.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.PENULISAN AKSARA LAMPUNG

Bentuk tulisan yang masih berlaku di daerah Lampung pada dasarnya berasal dari
aksara Pallawa (India Selatan) yang diperkirakan masuk ke Pulau Sumatera
semasa kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Macam-macam tulisannya fonetik berjenis
suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam aksara Arab, dengan
menggunakan tanda-tanda fathah di baris atas dan tanda-tanda kasrah di baris
bawah, tapi tidak memakai tanda dammah di baris depan, melainkan
menggunakan tanda di belakang. Masing-masing tanda mempunyai nama
tersendiri. Aksara Lampung hampir sama bentuknya dengan aksara Rencong
(Aceh). Artinya, Had Lappung dipengaruhi dua unsur, yakni; aksara Pallawa dan
huruf Arab.
Adapun Aksara Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf, anak huruf ganda
dan gugus konsonan, juga terdapat lambing, angka, dan tanda baca.

B. Huruf Induk
Aksara Lampung disebut dengan istilah kaganga, ditulis dan dibaca dari kiri ke
kanan (pada Tabel 1 dibaca dari atas ke bawah). Huruf induk berjumlah 20 buah.
Bentuk, nama, dan urutan huruf induk dikemukakan pada Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1 Huruf Induk

Aksara Nama Huruf Aksara Nama Huruf


ka k Ja j
ga g Nya ny
nga ng Ya y
pa p A a
ba b La l
ma m Ra r

2
ta t Sa s
da d Wa w
na n Ha h
ca c Gha gh

Jika ejaan Lampung (lihat Tabel 1) dibandingkan dengan ejaan bahasa Indonesia,
tampak bahwa dalam ejaan Lampung tidak terdapat huruf f, q, v, x, kh, dan sy.
Huruf-huruf itu ditulis dengan menggunakan huruf berikut ini.
1. Huruf f atau v ditulis dengan huruf pa
2. Huruf q ditulis dengan huruf ka
3. Huruf x atau sy ditulis dengan huruf sa
4. Huruf z ditulis dengan huruf ja
5. Huruf kh ditulis dengan huruf ha

C. Anak Huruf
Anak huruf Kaganga ada 12 buah:
Nama masing-masing anak huruf itu adalah sebagai berikut:
a. Anak huruf yang terletak diatas huruf

1. ulan : dan
2. bicek :
3. tekelubang : ang
4. rejenjung : ar
5. datas : an
b. Anak huruf yang terletak dibawah huruf
1. bitan : dan
2. tekelungau : au
c. Anak huruf yang terletak di kanan huruf
1.tekelingai : ai
2.keleniah : ah
3.nengen : tanda huruf mati
a.1 Ulan
Ulan adalah anak huruf Kaganga berbentuk setengah lingkaran kecil yang terletak
diatas huruf. Ulan terdiri atas dua macam: ulan yang menghadap ke

3
atas melambangkan bunyi [i], sedangkan ulan yang menghadap ke
bawah melambangkan bunyi [e].
Catatan:
Bahasa Lampung Abung tidak memiliki fonem vokal . Kata yang mengandung
fonem vokal berupa kata serapan dari bahasa atau dialek lain. Dengan demikian,
dalam bahasa Lampung Abung hanya terdapat satu macam ulan, yakni ulan [i].
a.2 Bicek
Bicek adalah huruf Kaganga berbentuk garis tegak yang terletak diatas huruf.
Bicek melambangkan bunyi [e].
a.3 Tekelubang
Tekelubang adalah anak huruf Kaganga berbentuk garis mendatar (seperti tanda
hubung dalam ejaan bahasa Indonesia) yang terletak diatas huruf. Tekelubang
melambangkan bunyi [ng].
a.4 Rejenjung
Rejenjung adalah anak huruf Kaganga berbentuk yang terletak diatas huruf.
Rejenjung melambangkan bunyi [r].
a.5 Datas
Datas adalah anak huruf Kaganga berbentuk yang terletak diatas huruf. Datas
melambangkan bunyi [n].
b.1 Bitan
Bitan adalah anak huruf Kaganga yang terletak dibawah huruf. Bitan terdiri atas
dua macam. Bitan yang berupa garis pendek mendatar – melambangkan bunyi [u]
dan bitan yang berupa garis tegak melambangkan bunyi [o].
b.2 Tekelungau
Tekelungau adalah anak huruf Kaganga berbentuk setengah lingkaran kecil yang
terletak dibawah huruf. Tekelungau melambangkan bunyi [au].
c.1 Tekelingai
Tekelingai adalah anak huruf Kaganga berbentuk garis tegak | yang terletak di
kanan huruf. Tekelingai melambangkan bunyi [ai].
c.2 Keleniah
Keleniah adalah anak huruf Kaganga berbentuk seperti huruf ha, tetapi kecil .
Keleniah melambangkan bunyi [h].

4
c.3 Nengngen
Nengngen adalah anak huruf Kaganga berbentuk garis miring / yang terletak di
kanan huruf. Nengngen melambangkan huruf yang berada disebelah kiri
nengngen menjadi huruf mati.
Akan tetapi, untuk melambangkan bunyi [ng], [r], [n], [y], [h], atau [w],
nengngen / tidak digunakan. Bunyi-bunyi itu dilambangkan dengan
menggunakan anak huruf Kaganga berikut ini.
1. Bunyi [ng] menggunakan tekelubang :
2. Bunyi [r] menggunakan rejenjung :
3. Bunyi [n] menggunakan datas :
4. Bunyi [y] menggunakan tekelingai :
5. Bunyi [h] menggunakan keleniah :
6. Bunyi [w] menggunakan tekelungau :
Untuk memperjelas keterangan diatas, perhatikanlah contoh penulisan yang salah
dan yang benar dibawah ini.
Penulisan
Kata Salah Benar
Kurang ‘kurang’
tanggung ‘tanggung’
Lawan ’lawan’
Tando ‘tanda’
Sabah ‘sawah’

D. Anak Huruf Ganda


Untuk menuliskan bunyi tertentu, seperti [leu] pada tileu ‘tuli’, [pei] pada kupei
‘kopi’, atau [gui] pada agui ‘aduh’ digunakan anak huruf ganda. Yang dimaksud
anak huruf ganda disini adalah penggunaan dua anak huruf sekaligus pada sebuah
huruf. Anak huruf ganda dapat diletakkan di beberapa tempat berikut:
1. Anak huruf yang satu terletak di atas huruf dan yang satu lagi terletak di
bawah huruf. Jenis ini terdiri atas dua macam.

5
a. Anak huruf yang di atas berupa ulan atau bicek dan yang dibawah
berupa tekelungau /au/. Cara membacanya dimulai
dari ulan atau bicek kemudian tekelungau.
b. Anak huruf yang di atas berupa tekelubang /ang/, rejenjung /ar/,
atau datas /an/ dan yang berada di bawah berupa bitan /o/ atau /u/. Cara
membacanya dimulai dari bitan kemudian tekelubang, rejenjung, atau datas.
2. Anak huruf yang satu terletak di atas huruf dan yang satu lagi terletak di
kanan huruf. Anak huruf yang di atas berupa bicek , ulan atau /i/ dan yang
dikanan berupa tekelingai /ai/ atau keleniah /ah/. Cara membacanya dimulai dari
anak huruf yang terletak di atas kemudian yang terletak di kanan.
3. Anak huruf yang satu terletak di bawah huruf dan yang satu lagi terletak di
kanan huruf. Anak huruf yang di bawah berupa bitan /o/ atau /u/ dan yang di
kanan berupa tekelingai /ai/ atau keleniah /ah/. Cara membacanya dimulai
dari bitan kemudian tekelingai atau keleniah.
4. Kedua anak huruf berada di bawah huruf. Jenis yang keempat ini terdiri
atas bitan /o/ diikuti tekelungau /au/. Cara membacanya dimulai dari kiri ke
kanan.
5. Kedua anak huruf berada di atas huruf. Jenis yang kelima ini terdiri
atas ulan /i/, ulan /e/, atau bicek /e/ diikuti tekelubang /ang/ , rejenjung /ar/ ,
atau datas /an/ . Cara membacanya dimulai dari kiri ke kanan.
Gugus Konsonan
Gugus konsonan adalah deretan dua konsonan atau lebih yang termasuk dalam
suku kata yang sama. Misalnya, /sp/ pada kata spidol atau /str/ pada kata
instrumen.
Penulisan gugus konsonan dengan menggunakan aksara Lampung dilakukan
dengan cara menambahkan bunyi [e] pada konsonan yang berdekatan.
Lambang
Lambang singkatan satuan ukuran/takaran/timbangan, mata uang, matematika,
dan lambang-lambang yang lain dalam tulisan Kaganga belum di atur secara
khusus. Untuk keperluan tersebut digunakan lambang yang berlaku secara umum,
seperti yang terdapat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

6
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah yang diterbitkan oleh
Pusat Bahasa.
Angka
Angka dalam tulisan Kaganga menggunakan angka Arab atau Romawi.
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X,
L (50), C (100), D (500), M (1.000),
V (5.000), M(1.000.000)
Tanda Baca
Tanda baca dalam tulisan Kaganga ada lima buah, meliputi tanda baca berikut ini:
Tanda koma
Tanda seru
Tanda Tanya
Tanda titik
Tanda hubung
Jika tanda baca dalam tulisan Kaganga dibandingkan dengan tanda baca dalam
ejaan bahasa Indonesia, tampak bahwa dalam tulisan Kaganga tidak terdapat
tanda-tanda baca berikut ini:
Tanda titik Tanda kurung
; koma [ ] siku
: Tanda titik dua “…” Tanda petik
Tanda petik
__ Tanda pisah ‘…’ tunggal
Tanda garis
… Tanda ellipsis / miring
Tanda
penyingkat
( ) Tanda kurang ‘ (apostrof)
Untuk menutupi kekurangan itu, tanda baca ejaan baca dalam ejaan bahasa
Indonesia yang dikemukakan di atas dapat digunakan atau seluruh penggunaan
tanda baca menggunakan tanda baca yang ada dalam ejaan bahasa Indonesia.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses
melisankan dan/atau memahami bacaan atau sumber tertulis untuk memperoleh
pesan atau gagasan yang ingin disampaikan penulisnya.
Narasi merupakan tulisan yang berusaha menyajikan suatu peristiwa, baik
kenyataan aupun rekaan secara menarik dengan urutan kronologis kewaktuan dan
tempat, sehingga pembaca dapat mengetahui seolah-olah dapat merasakan atau
memahami peristiwa tersebut.

B. Saran
Saran kami untuk para pembaca agar sering-sering membaca narasi Bahasa
Lampung, karena dengan sering membaca akan menambah kosakata Bahasa
Lampung, dan jika menguasai kosakata Bahasa Lampungakan lebih mudah untuk
memahami karangan narasi berbahasa Lampung.

Anda mungkin juga menyukai