Anda di halaman 1dari 7

AKSARA LAMPUNG

Bentuk tulisan yang masih berlaku di daerah Lampung pada dasarnya berasal dari aksara
Pallawa (India Selatan) yang diperkirakan masuk ke Pulau Sumatera semasa kejayaan
Kerajaan Sriwijaya. Macam-macam tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf
hidup seperti dalam aksara Arab, dengan menggunakan tanda-tanda fathah di baris atas dan
tanda-tanda kasrah di baris bawah, tapi tidak memakai tanda dammah di baris depan,
melainkan menggunakan tanda di belakang. Masing-masing tanda mempunyai nama tersendiri.
Aksara Lampung hampir sama bentuknya dengan aksara Rencong (Aceh). Artinya, Had
Lappung dipengaruhi dua unsur, yakni; aksara Pallawa dan huruf Arab.

Adapun Aksara Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf, anak huruf ganda dan gugus
konsonan, juga terdapat lambing, angka, dan tanda baca.

 Huruf Induk

Aksara Lampung disebut dengan istilah kaganga, ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan (pada
Tabel 1 dibaca dari atas ke bawah). Huruf induk berjumlah 20 buah. Bentuk, nama, dan urutan
huruf induk dikemukakan pada Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1 Huruf Induk

Aksara Nama Huruf Aksara Nama Huruf

ka k ja j

ga g nya ny

nga ng ya y

pa p a a

ba b la l

ma m ra r
ta t sa s

da d wa w

na n ha h

ca c gha gh

Jika ejaan Lampung (lihat Tabel 1) dibandingkan dengan ejaan bahasa Indonesia, tampak
bahwa dalam ejaan Lampung tidak terdapat huruf f, q, v, x, kh, dan sy. Huruf-huruf itu ditulis
dengan menggunakan huruf berikut ini.

1. Huruf f atau v ditulis dengan huruf pa


2. Huruf q ditulis dengan huruf ka
3. Huruf x atau sy ditulis dengan huruf sa
4. Huruf z ditulis dengan huruf ja
5. Huruf kh ditulis dengan huruf ha

 Anak Huruf

Anak huruf Kaganga ada 12 buah:

Nama masing-masing anak huruf itu adalah sebagai berikut:

a. Anak huruf yang terletak diatas huruf

1. ulan : dan

2. bicek :
3. tekelubang : ang
4. rejenjung : ar
5. datas : an

b. Anak huruf yang terletak dibawah huruf

1. bitan : dan
2. tekelungau : au
c. Anak huruf yang terletak di kanan huruf

1. tekelingai : ai
2. keleniah : ah
3. nengen : tanda huruf mati

a.1 Ulan

Ulan adalah anak huruf Kaganga berbentuk setengah lingkaran kecil yang terletak diatas huruf.
Ulan terdiri atas dua macam: ulan yang menghadap ke atas melambangkan bunyi [i],
sedangkan ulan yang menghadap ke bawah melambangkan bunyi [e].

Catatan:

Bahasa Lampung Abung tidak memiliki fonem vokal . Kata yang mengandung fonem vokal

berupa kata serapan dari bahasa atau dialek lain. Dengan demikian, dalam bahasa
Lampung Abung hanya terdapat satu macam ulan, yakni ulan [i].

a.2 Bicek

Bicek adalah huruf Kaganga berbentuk garis tegak yang terletak diatas huruf. Bicek
melambangkan bunyi [e].

a.3 Tekelubang

Tekelubang adalah anak huruf Kaganga berbentuk garis mendatar (seperti tanda hubung dalam
ejaan bahasa Indonesia) yang terletak diatas huruf. Tekelubang melambangkan bunyi [ng].

a.4 Rejenjung

Rejenjung adalah anak huruf Kaganga berbentuk yang terletak diatas huruf. Rejenjung
melambangkan bunyi [r].

a.5 Datas

Datas adalah anak huruf Kaganga berbentuk yang terletak diatas huruf. Datas
melambangkan bunyi [n].
b.1 Bitan

Bitan adalah anak huruf Kaganga yang terletak dibawah huruf. Bitan terdiri atas dua macam.
Bitan yang berupa garis pendek mendatar – melambangkan bunyi [u] dan bitan yang berupa
garis tegak melambangkan bunyi [o].

b.2 Tekelungau

Tekelungau adalah anak huruf Kaganga berbentuk setengah lingkaran kecil yang terletak
dibawah huruf. Tekelungau melambangkan bunyi [au].

c.1 Tekelingai

Tekelingai adalah anak huruf Kaganga berbentuk garis tegak | yang terletak di kanan huruf.
Tekelingai melambangkan bunyi [ai].

c.2 Keleniah

Keleniah adalah anak huruf Kaganga berbentuk seperti huruf ha, tetapi kecil . Keleniah
melambangkan bunyi [h].

c.3 Nengngen

Nengngen adalah anak huruf Kaganga berbentuk garis miring / yang terletak di kanan huruf.
Nengngen melambangkan huruf yang berada disebelah kiri nengngen menjadi huruf mati.

Akan tetapi, untuk melambangkan bunyi [ng], [r], [n], [y], [h], atau [w], nengngen / tidak
digunakan. Bunyi-bunyi itu dilambangkan dengan menggunakan anak huruf Kaganga berikut
ini.

1. Bunyi [ng] menggunakan tekelubang :


2. Bunyi [r] menggunakan rejenjung :
3. Bunyi [n] menggunakan datas :
4. Bunyi [y] menggunakan tekelingai :
5. Bunyi [h] menggunakan keleniah :
6. Bunyi [w] menggunakan tekelungau :

Untuk memperjelas keterangan diatas, perhatikanlah contoh penulisan yang salah dan yang
benar dibawah ini.

Penulisan
Kata
Salah Benar
Kurang ‘kurang’

tanggung ‘tanggung’

Lawan ’lawan’

Tando ‘tanda’

Sabah ‘sawah’

 Anak Huruf Ganda

Untuk menuliskan bunyi tertentu, seperti [leu] pada tileu ‘tuli’, [pei] pada kupei ‘kopi’, atau [gui]
pada agui ‘aduh’ digunakan anak huruf ganda. Yang dimaksud anak huruf ganda disini adalah
penggunaan dua anak huruf sekaligus pada sebuah huruf. Anak huruf ganda dapat diletakkan
di beberapa tempat berikut:

1. Anak huruf yang satu terletak di atas huruf dan yang satu lagi terletak di bawah huruf. Jenis
ini terdiri atas dua macam.
a. Anak huruf yang di atas berupa ulan atau bicek dan yang dibawah berupa
tekelungau /au/. Cara membacanya dimulai dari ulan atau bicek kemudian
tekelungau.
b. Anak huruf yang di atas berupa tekelubang /ang/, rejenjung /ar/, atau datas /an/
dan yang berada di bawah berupa bitan /o/ atau /u/. Cara membacanya dimulai dari
bitan kemudian tekelubang, rejenjung, atau datas.

2. Anak huruf yang satu terletak di atas huruf dan yang satu lagi terletak di kanan huruf. Anak
huruf yang di atas berupa bicek , ulan atau /i/ dan yang dikanan berupa
tekelingai /ai/ atau keleniah /ah/. Cara membacanya dimulai dari anak huruf yang
terletak di atas kemudian yang terletak di kanan.

3. Anak huruf yang satu terletak di bawah huruf dan yang satu lagi terletak di kanan huruf.
Anak huruf yang di bawah berupa bitan /o/ atau /u/ dan yang di kanan berupa
tekelingai /ai/ atau keleniah /ah/. Cara membacanya dimulai dari bitan kemudian
tekelingai atau keleniah.

4. Kedua anak huruf berada di bawah huruf. Jenis yang keempat ini terdiri atas bitan /o/
diikuti tekelungau /au/. Cara membacanya dimulai dari kiri ke kanan.
5. Kedua anak huruf berada di atas huruf. Jenis yang kelima ini terdiri atas ulan /i/, ulan

/e/, atau bicek /e/ diikuti tekelubang /ang/ , rejenjung /ar/ , atau datas /an/ . Cara
membacanya dimulai dari kiri ke kanan.

 Gugus Konsonan

Gugus konsonan adalah deretan dua konsonan atau lebih yang termasuk dalam suku kata yang
sama. Misalnya, /sp/ pada kata spidol atau /str/ pada kata instrumen.

Penulisan gugus konsonan dengan menggunakan aksara Lampung dilakukan dengan cara
menambahkan bunyi [e] pada konsonan yang berdekatan.

 Lambang

Lambang singkatan satuan ukuran/takaran/timbangan, mata uang, matematika, dan lambang-


lambang yang lain dalam tulisan Kaganga belum di atur secara khusus. Untuk keperluan
tersebut digunakan lambang yang berlaku secara umum, seperti yang terdapat dalam
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa.

 Angka

Angka dalam tulisan Kaganga menggunakan angka Arab atau Romawi.

Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X,
L (50), C (100), D (500), M (1.000),
V (5.000), M(1.000.000)

 Tanda Baca

Tanda baca dalam tulisan Kaganga ada lima buah, meliputi tanda baca berikut ini:

Tanda koma

Tanda seru

Tanda Tanya
Tanda titik
Tanda hubung
Jika tanda baca dalam tulisan Kaganga dibandingkan dengan tanda baca dalam ejaan bahasa
Indonesia, tampak bahwa dalam tulisan Kaganga tidak terdapat tanda-tanda baca berikut ini:

; Tanda titik koma [ ] Tanda kurung siku


: Tanda titik dua “… Tanda petik

__ Tanda pisah ‘…’ Tanda petik tunggal
… Tanda ellipsis / Tanda garis miring
( ) Tanda kurang ‘ Tanda penyingkat
(apostrof)
Untuk menutupi kekurangan itu, tanda baca ejaan baca dalam ejaan bahasa Indonesia yang
dikemukakan di atas dapat digunakan atau seluruh penggunaan tanda baca menggunakan
tanda baca yang ada dalam ejaan bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai