DIABETES MELITUS
Disusun Oleh :
1. Galuh Rahmawati 204201516102
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmatnya kita selalu dalam
keadaan sehat rohani dan jasmani. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, karena beliau telah membawa kita dari zaman kegelapan
menuju Zaman yang terang benderang ini. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu
pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih pada :
Kelompok 3 R.A2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………...i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................5
2.1 Konsep Ulkus Diabetikum...........................................................................5
A. Pengertian Ulkus Diabetikum................................................................5
B. Tanda dan Gejala Ulkus Diabetikum....................................................6
C. Etiologi Ulkus Diabetikum.....................................................................6
D. Faktor Terjadinya Ulkus Diabetikum...................................................7
E. Pencegahan Ulkus Diabetikum............................................................10
2.2 Konsep Modern Dressing..........................................................................13
A. Konsep Dasar Dressing.........................................................................13
B. Konsep Dasar Perawatan Luka Modern Dressing.............................16
C. Kriteria Modern Dressing....................................................................16
D. Jenis-Jenis Modern Dressing................................................................17
BAB III..................................................................................................................19
LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA......................................................19
3.1 Pengkajian...................................................................................................19
3.2 Analisa Data dan Masalah Keperawatan.................................................20
3.3 Rencana Keperawatan...............................................................................21
3.4 Implementasi...............................................................................................21
BAB IV..................................................................................................................22
PEMBAHASAN...................................................................................................22
ii
4.1 Analisis Masalah Keperawatan................................................................22
4.2 Analisis Intervensi dalam Mengatasi Masalah Keperawatan................26
4.3 Alternatif Pemecahan Masalah.................................................................35
BAB V....................................................................................................................36
SIMPULAN DAN SARAN..................................................................................36
5.1 Simpulan......................................................................................................36
5.2 Saran :.........................................................................................................36
5.2.1 Bagi Perawat........................................................................................36
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan....................................................................36
5.2.3 Bagi Klinik Wocare Centre.................................................................37
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................38
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
melitus selalu terkait dengan ulkus diabetikum dengan derajat 0 - 5. Angka
kematian dan angka amputasi masih tinggi yaitu sebesar 32,5% dan 23,5%
( Tiara & Sinta. 2012 ).
2
memerlukan pengobatan yang agresif. Dalam jangka pendek, hal tersebut
mencakup debridemen lokal, terapi antibiotik sistemik untuk memerangi
infeksi. Salah satu antibiotik sistemik yang mampu memerangi infeksi adalah
jenis metronidazole dengan ditambahkan NaCl 0,9 % sebagai obat topikal
yang berguna untuk membersihkan luka. Karena larutan NaCl 0.9% berperan
dalam regulasi tekanan osmosi dan pada pembentukan potensial listrik yang
diperlukan bagi kontraksi ototdan penerusan impuls saraf meskipun tidak
berperan sebagai bakterisida. Metronidazol merupakan antibakteri dan
antiprotozoa sintetik derivat nitromitazoi yang mempunyai aktivitas
bakterisid, amebisid dan trikomonosid. Obat ini melawan infeksi yang
disebabkan oleh bakteri dan amuba dalam tubuh. Dalam sel atau
mikroorganisme metronidazole mengalami reduksi menjadi produk polar.
Hasil reduksi ini mempunyai aksi anti bakteri dengan jalan menghambat
sintesa asam nukleat, mempengaruhi anaerob yang mereduksi nitrogen
membentuk intermediet.
Salah satu penyebab infeksi pada ulkus diabetikum yaitu gram positif,
gram negative, dan bakteri anaerob (Misnadiarly. 2006). Menurut hasil
penelitian yang dilakukan oleh Mulyono dan Adi tahun (2012) didapatkan
hasil bahwa perawatan ulkus diabetikum dengan menggunakan larutan NaCl
0,9% dan Metronidazole 500 ml yang baik dan benar akan mempercepat
penyembuhan ulkus diabetikum (selama 3 minggu luka membaik) daripada
hanya menggunakan NaCl saja (selama 6 minggu luka baru terjadi
pemulihan). Karena metronidazole merupakan antibiotik, antiprotozoa dan
antibakteri yang bisa melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan
amoeba dalam tubuh. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh
Supriyatin dkk (2007) perencanaan keperawatan dilakukan perawatan luka
menggunakan cairan Metronidazole dan NaCl 0.9% selama tujuh hari
diharapkan infeksi dapat tidak meluas dengan kriteria hasil : luka mulai
membaikdan memerah, pus dan nanah berkurang, diameter dan luas luka
berkurang, daging mulai tumbuh.
3
1.2 Rumusan Masalah
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
B. Tanda dan Gejala Ulkus Diabetikum
Menurut(Maryunani, 2013) tanda dan gejala ulkus diabetik dapat dilihat
berdasarkan stadium antara lain sebagai berikut :
1. Stadium I
Mulai ditandai dengan adanya tanda-tanda asimptomatis atau
terjadi kesemutan.
2. Stadium II
Mulai ditandai dengan terjadinya klaudikasio intermitten yaitu
nyeri yang terjadi dikarenakan sirkulasi darah yang tidak lancar
dan juga merupakan tanda awal penyakit arteri perifer yaitu
pembuluh darah arteri mengalami penyempitan yang
menyebabkan penyumbatan alirah darah ke tungkai
3. Stadium III
Nyeri terjadi bukan hanya saat melakukan aktivtitas saja tetapi
setelah berektivitas atau beristirahat nyeri juga tetap timbul
4. Stadium IV
Mulai terjadi kerusakan jaringan karena anoksia (nekrosis ulkus)
6
4) Iskemia merupakan kekurangan darah dalam jaringan sehingga
jaringan mengalami kekurangan oksigen
5) Pembentukan kalus
6) Infeksi dan edema
7) Kontrol gula darah yang tidak bagus
8) Hiperglikemia yang terjadi selama berkepanjangan dan
keterbatasan perawatan kaki.
7
3) Neuropati
Neuropati dapat mengakibatkan gangguan syaraf motorik,
otonom dan sensorik. Gangguan motorik mengakibatkan
terjadinya atrofi otot, deformitas kaki, perubahan biomekanika
kaki dan distribusi tekanan pada bagian kaki mengalami
gangguan sehingga ulkus akan meningkat. Gangguan sensorik
dirasakan ketika pasien mulai mengeluhkan kakinya merasa
kehilangan sensasi rasa atau kebas.Gangguan otonom
mengakibatkan kaki mengalami penurunan ekskresi keringat
sehingga menjadi kering dan terbentuk adanya fisura. Saat terjadi
mikrotrauma keadaan kaki yang rentan retak akan meningkatkan
terjadinya ulkus diabetikum.
4) Pola Makan atau kepatuhan Diet
Kepatuhan terhadap diet diabetes sangat mempengaruhi dalam
mengontrol kadar glukosa darah, kolestrol dan trigliserida
mendekati normal sehingga dapat mencegah adanya komplikasi
kronik seperti ulkus kaki diabetik. Hal yang terpenting bagi
penderita diabetes melitus yaitu pengendalian dalam gula
darah.Pengendalian gula darah ini berhubungan dengan diet atau
perencanaan makan karena gizi memiliki hubungan dengan
diabetes. Hal ini dikarenakan diabetes merupakan gangguan
kronis metabolisme zat gizi makro seperti karbohidrat, protein
dan lemak dengan memiliki ciri terlalu tingginya konsentrasi gula
dalam darah walupun kondisi perut dalam keadaan kosong, serta
tingginya resiko terhadap arteriosklerosis atau penebalan pada
dinding pembuluh nadi karena terjad timbunan lemak dan
penurunan fungsi syaraf (Aryana, 2014)
5) Penyakit arteri perifer
Penyakit arteri perifer merupakan penyumbatan pada bagian arteri
ekstermitas bawah yang disebabkan karena artherosklerosis.
Gejala yang sering ditemukan pada pasien penderita arteri perifer
8
yaitu klaudikasio intermitten yang dikarenakan iskemia otot dan
iskemia yang menimbulkan rasa nyeri saat beristirahat. Iskemia
berat akan mencapai puncak sebagai ulserasi dan gangrene
(Rozza, 2015).
9
menggunakan sepatu atau alas kaki yang berukuran kecil karena
sangat beresiko melukai kaki.
2) Pencegahan Sekunder
Berbagai hal yang harus dilakukan dengan tepat agar memperoleh
hasil pengelolaan yang maksimal, diantaranya :
a) Metabolic control (Kontrol Metabolik), Yaitu
mengendalikan kadar glukosa darah, lipid dan sebagainya.
10
Kontrol mekanik meliputi mengistirahatkan kaki, sebisa
mungkin harus menghindari adanya tekanan pada daerah
yang mengalami luka, menggunakan bantal di bawah kaki
saat beristiraht bertujuan untuk menghindari lecet pada
luka.Intervensi pada faktor-faktor resiko juga harus
dilakukan seperti penggunaan alas kaki, manajemen kalus
dan perawatan kuku (Tanto, 2014).
b) Vaskular control (Kontrol Vaskular), Yaitu memperbaiki
supali vaskular dengan tindakan operasi atau angioplasti
biasanya diperlukan pada kondisi ulkus iskemik. Apabila
keadaan vaskular memburuk maka akan memperlambat
proses penyembuhan.
c) Infection Control-Microbiological ControL, Yaitu
pengobatan infeksi , jika ada tanda-tanda klinis infeksi.
Data yang berhubungan dengan pola kuman perlu
diperbaiki secara berkala untuk setiap daerah yang berbeda-
beda.Antibiotik yang digunakan harus sesuai dengan hasil
biakan kuman serta resistensinya.Pemberian antibiotik
harus diberikan antibiotik dengan spectrum luas mencakup
kuman gram positif, negatif misalnya golongan sefalosporin
di gabungkan dengan obat yang memiliki manfaat terhadap
kuman anaerob misalnya metronidazol (Waspadji, 2009).
d) Pressure Control (Mengurangi Tekanan), Tekanan yang
terjadi secara berulang dapat mengakibatkan ulkus sehingga
harus dihindari sekali. Hal ini sangat perlu dan penting
dilakukan pada penderita ulkus neuropatik dan diperlukan
adanya pembuangan kalus, memakai sepatu yang sesuai
dengan ukuran jangan terlalu ketat atau sempit
e) Educational Control, Dalam hal ini edukasi sangat penting
untuk penatalaksanaan kaki diabetes. Dengan adanya
penyuluhan yang baik maka diharapkan penderita diabetes,
11
ulkus atau gangren diabetik dan anggota keluarganya
mampu membantu, mendukung berbagai tindakan yang
diperlukan untuk terjadinya penyembuhan luka secara
optimal.
3) Pencegahan Tersier
Penderita diabetes melitus yang terdapat luka dan ada
tanda-tanda seperti inflamasi berupa adanya edema, panas, merah
pada kulit serta juga ada ulkus yang sangat berbau sehingga di
curigai terinfeksi maka segera untuk di lakukan evaluasi dan di
diagnosis secara klinis sesuai dengan tanda dan gejala inflamasi
lokal.Oleh karena itu sangat diperlukan bantuan petugas kesehatan
untuk melakukan perawatan luka diabetik. Penatalaksanaan luka
diabetik memiliki tujuan untuk proses penyembuhan luka lengkap
dengan gold standard untuk terapi luka (Wesnawa, 2014).
12
2.2 Konsep Modern Dressing
A. Konsep Dasar Dressing
Dressing luka merupakan media untuk mengontrol eksudat dan
memberikan kelembaban yang sesuai, oleh karena itu dresing luka tidak
hanya berfungsi menutup luka, tetapi juga membantu proses
penyembuhan. Dressing membantu proses tersebut baik secara aktif
menyembuhkan luka, maupun secara pasif dengan cara memberikan
lingkungan yang ideal untuk penyembuhan luka. Dressing luka dapat
ditemukan dalam berbagai bentuk seperti lembaran, pita atau cairan gel.
Pemilihan dressing luka merupakan bagian strategi untuk berperang
melawan “musuh” penghalang penyembuhan luka. Pemilihan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1) Kompetensi dan pengalaman tenaga kesehatan (karena dokter
memiliki latar belakang, kepercayaan, dan kompetensi sendiri
dalam memilih merawat luka)
2) Kondisi pasien
3) Kondisi lokal luka
4) Kriteria dan jenis dressing
5) Tujuan dan manfaat pemberian balutan.
13
b) Kriteria dan Tujuan Dressing yang ideal, Balutan luka yang ideal
seharusnya memenuhi hal-hal berikut ini :
1. Mempercepat proses penyembuhan luka
2. Memungkinkan pertukaran gas
3. Memberikan barrier
4. Tidak meningkatkan infeksi
5. Tidak menyebabkan infeksi
6. Nyaman dipakai
7. Tidak mengganggu fungsi tubuh
8. Dapat beradaptasi pada bagian-bagian tubuh.
14
2. Fase granulasi
Fase granulasi Pada fase ini biasanya terjadi pengeluaran
sekret yg mengandung protein serta jumlah kapiler rambut
meningkat, hal yg sering terjadi yaitu pada saat mengganti
balutan menjadi lengket dgn luka sehingga pd saat diangkat,
jaringan granulasi juga ikut terekspos & rusak. Berdasarkan
alasan diatas, jenis balutan yang tepat untuk fase ini adalah
balutan yang sifatnya tidak traumatik dan tidak lengket dengan
luka, serta mempunyai kemampuan melindungi dari kejadian
infeksi.
15
B. Konsep Dasar Perawatan Luka Modern Dressing
Perawatan luka dengan metode modern adalah metode penyembuhan luka
dengan cara memperhatikan kelembaban luka (moist wound healing)
dengan menggunakan tehnik okulsif dan tertutup.
Prinsip-prinsip umum perawatan luka modern:
1. Untuk meminimalisir penggunaan antibiotika/antiseptic, maka
untuk membersihkan luka dalam perawatan luka modern, cara
yang terbaik dalam membersihannya adalah:
Dengan menggunakan cairan fisiologis seperti normal saline (NaCl
0.9%)
2. Untuk luka yang sangat kotor dapat menggunakan tehnik
‘irigasi/water pressure’
3. Untuk membersihkan luka dirumah (perawatan di rumah), apabila
tidak ada cairan NaCl, dapat menggunakan air mengalir atau
menggunakan shower bertekanan rendah.
16
dasarnya sel dapat hidup dilingkungan yang lembab atau basah.
(kecuali sel kuku dan rambut, sel-sel ini merupakan sel mati).
5) Tidak menimbulkan nyeri saat penggantian balutan
6) Mengurangi bau dari luka
17
4) Hydrokoloid
a. Digunakan untuk luka dengan eksudat minimal sampai sedang
b. Menjaga kestabilan kelembaban luka dan sekitar luka
c. Menjaga dari kontaminasi air dan bakteri
d. Bisa digunakan untuk balutan primer dan balutan sekunder
e. Dapat diaplikasikan 5 – 7 hari
5) Foam
a. Digunakan untuk menyerap eksudat luka sedang
b. Tidak lengket pada luka
c. Menjaga kelembaban luka
d. Menjaga kontaminasi dan penetrasi bakteri serta air
e. Balutan dapat diganti tanpa adanya trauma atau sakit
f. Dapat digunakan sebagai balutan primer / sekunder
g. Dapat diaplikasikan 5-7 hari
6) Transparant Film
a. Dapat digunakan sebagai bantalan untuk pencegahan luka
decubitus
b. Pelindung sekitar luka terhadap maserasi Sebagai pembalut luka
pada daerah yg sulit
c. Pembalut/penutup pada daerah yang diberi terapi salep
d. Sebagai pembalut sekunder
e. Transparan, bisa melihat perkembangan luka
f. Breathable
7) Hidrofobik
18
a. Digunakan pada luka kotor, terinfeksi, dan terkontaminasi
b. Sebagai primary dressing
c. Metcovazin Salep Digunakan pada semua jenis luka Sebagai
primary dressing
BAB III
3.1 Pengkajian
A. Data Demografi
Nama : Ny. S
Umur : 61 tahun
Tanggal lahir : 13-10-1959
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat :Villa mutiara Bogor
Suku/bangsa : Sunda/ Indonesia
Status penikahan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Diagnosa Medik : Diabetes Mellitus
No. Medical Record : 001.01.2021.3456
Tanggal Masuk : 14-01-2021
Tanggal pengkajian : 14-01-2021
Keluhan : Luka pada ibu jari kanan yang tak
kunjung sembuh dan lukanya semakin membesar.
B. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
19
Klien mengatakan sebulan yang lalu awalnya dia tidak sengaja menginjak batu
krikil kecil saat berjalan kemudian menjadi luka.Luka sudah sempat kering
kemudian ada tetangga yang menyarankan untuk menggunakan gamat agar
semakin cepat sembuh lukanya. Tetapi saat setelah menggunakan gamat lukanya
malah terbuka, klien langsung mengunjungi dokter terdekat dan diberikan salep.
Setelah menggunakan salep luka tidak kunjung sembuh dan malah semakin besar
lukanya dalam jangka waktu 3 hari,
TB : 165
BB : 50kg
TD : 130mmHg
N : 97x/menit
R : 19x/menit
S : 36,6
Terdapat luka pada ibu jari kaki kanan klien, luka berukuran sekitar 20 cm,
dengan kedalaman luka stage 4, tepi luka samar tidak terlihat jelas, goa kurang
dari 2 cm diarea manapun, tipe eksudat purulent dan jumlahnya banyak, warna
sekitar kulit luka berwara merah gelap, terdapat pitting edema kurang dari 4cm
disekitar luka, tidak ada jaringan granulasi dan epitelisasi kurang dari 25%.
DS :
klien mengeluh luka pada ibu jari kaki kanannya yang tak kunjung sembuh dan
semakin besar lukanya
klien mengatakan mempunyai riwayat diabetes mellitus selama 13 tahun terakhir
dan hipertensi 2 tahun terakhir.
Ayah klien menderita diabetes mellitus
20
3.3 Rencana Keperawatan
a) Beritahu hasil permeriksaan
b) Bersihkan kan luka
c) Konsultasi dengan dokter Untuk pemberian obat dan tindakan lebih lanjut
d) Anjurkan pasien untuk tidak memberikan gamat karna dapat memperburuk luka
3.4 Implementasi
a) Melakukan perawatan luka
b) Memberikan obat
c) Melakukan penyuluhan tentang DM
d) Pengajaran diet dan pengobatan
21
BAB IV
PEMBAHASAN
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. B
Umur : 28 Tahun
22
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Jenis kelamin : Perempuan
Hubungan dengan klien : Menantu
2. Keluhan Utama
Klien mengeluh luka pada ibu jari kaki kanannya yang tak kunjung
sembuh dan semakin besar lukanya. Klien mengatakan takut jika lukanya
tidak kunjung sembuh maka harus di amputasi.
3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan sebulan yang lalu awalnya dia tidak sengaja
menginjak batu krikil kecil saat berjalan kemudian menjadi luka.
Luka sudah sempat kering kemudian ada tetangga yang
menyarankan untuk menggunakan gamat agar semakin cepat
sembuh lukanya. Tetapi saat setelah menggunakan gamat lukanya
malah terbuka, klien langsung mengunjungi dokter terdekat dan
diberikan salep. Setelah menggunakan salep luka tidak kunjung
sembuh dan malah semakin besar lukanya dalam jangka waktu 3
hari.
b) Riwayat kesehatan lalu
Klien mengatakan mempunyai riwayat diabetes mellitus selama 13
tahun terakhir dan hipertensi 2 tahun terakhir.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Ayah klien menderita diabetes mellitus, sementara anggota
keluarga lainnya tidak ada yang sama dengan penyakitnya dengan
klien.
23
4. Riwayat Psikososial
Klien mengatakan orang terdekatnya adalah suaminya, klien mengikuti
perkumpulan pengajian ibu – ibu disekitar kompleknya, keadaan rumah
baik, tidak ada bising ataupun banjir, jika memiliki masalah biasanya klien
bercerita pada suaminya kemudian baru ke anaknya untuk membicarakan
masalahnya agar dapat diatasi, interaksi keluarga juga baik. Persepsi klien
tentang penyakit yang diderita bahwa klien harus lebih berhati – hati lagi
dan lebih peduli dengan kesehatannya.
5. Riwayat Spiritual
Klien mengatakan dirinya rajin sholat 5 waktu dan sering dijadikan guru
mengaji oleh ibu – ibu sekitar kompleknya.
6. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum klien
Kedaan umum baik, cara berpakaian dan penampilan sesuai, TB:165
CM, BB:50kg, gaya berjalan normal
Tanda – tanda vital
TD :130mmHg, N :97x/menit, R :19x/menit,S:36,6
Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak tampak sesak, irama nafas teratus, tidak
menggunakan alat bantu nafas
Sistem kardiovaskuler
Tidak ada keluhan, kesadaran composmetis, tidak ada kelainan pada
kuku, capilarryrefil.< 3 detik.
24
Sistem pencernaan
Tidak ada keluhan, sclera anikterus
Sistem indera
1) Mata
Fungsi penglihatan baik
2) Hidung
Fungsi penciuman baik
3) Telinga
Fungsi pendengaran baik
Sistem saraf
Status mental baik, GCS 15
Sistem muskuloskletal
Bentuk kepala normal, kaki normal, tangan normal
Sistem Integumen
Terdapat luka pada ibu jari kaki kanan klien, luka berukuran
sekitar 20 cm, dengan kedalaman luka stage 4, tepi luka samar
tidak terlihat jelas, goa kurang dari 2 cm diarea manapun, tipe
eksudat purulent dan jumlahnya banyak, warna sekitar kulit luka
berwara merah gelap, terdapat pitting edema kurang dari 4cm
disekitar luka, tidak ada jaringan granulasi dan epitelisasi kurang
dari 25%
Sistem endokrin
Normal
Sistem perkemihan
Normal
Sistem reproduksi Wanita
Sudah menopause
Sistem imun
Tidak memiliki alergi terhadap makanan atau obat – obatan
25
4.2 Analisis Intervensi dalam Mengatasi Masalah Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah tindakan perawat yang dilakukan
berdasarkan pertimbangan dan pengetahuan klinis untuk meningkatkan
perawatan klien. Tahap ini harus memperhatikan beberapa hal yaitu
menentukan prioritas, menentukan tujuan, melakakukan kriteria hasil, dan
merumuskan tindakan.
26
Analisa Data dan Masalah
Data Etiologi Masalah
Data Subjektif :
27
mengunjungi dokter terdekat
dan diberikan salep tetapi
tidak kunjung sembuh, dan
semakin besar lukanya dalam
jangka pendek (waktu 3 hari).
5. Klien mengatakan
mempunyai riwayat diabetes
mellitus selama 13 tahun
terakhir dan hipertensi 2 tahun
terakhir.
a. Ayah klien menderita
diabetes mellitus.
Data Objektif
28
disekitar luka, tidak ada
jaringan granulasi dan
epitelisasi kurang dari 25 %.
29
1. Nekrosis Kerusakan Jaringan Tujuan :
Perawatan Integritas Kulit
Kerusakan Integritas kulit b.d Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3 x 24 jam Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Setelah dilakukan tindakan
30
2. Infeksi b.d trauma pada keperawatan selama 3 x 24 jam
1. Anjurkan menggunakan pelembab
jaringan maka tingkat infeksi menurun,
(misalnya : serum, lotion, aloe
dengan kriteria hasil intregitas
vera)
kulit membaik
2. Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun secukupnya
Pencegahan Infeksi
Observasi :
31
1. Monitor tanda dan gejala infeksi
lokal dan sistematik
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
Catatan Perkembangan
TGL/ JAM Implementasi Evaluasi
32
Pasien mengatakan mempunyai
2. Mengidentifikasi penyebab gangguan
riwayat diabetes melitus dan
integritas kulit.
hipertensi
Terapeutik :
O:
1. Mengubah posisi tiap 2 jam jika tirah
baring Luka berukuran 20 cm dengan
kedalam luka stage 4, tepi luka
2. Melakukan pemijatan pada area
samar tidak terlalu jelas, goa
penonjolan tulang, jika perlu
kurang dari 2 cm diarea
3. Membersihkan parineal dengan air
manapun, tipe eksudat purulent
hangat, terutama selama periode diare
dan jumlahnya banyak, warna
4. Menggunakan produk berbahan sekitar kulit luka berwarna
petrolium atau minyak pada kulit merah gelap,
kering
A:
5. Menggunakan produk berbahan
Masalah belum teratasi
ringan/alami dan hipoalergik pada kulit
gangguan integritas kulit
sensitif
33
kebutuhan
34
pengobatan
35
BAB V
5.1 Simpulan
Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik secara keseluruhan berada dalam
kategori baik . Kualitas hidup berdasarkan domain fungsi fisik, keterbatasan
peran karena masalah yang terjadi pada luka lama yang kembali
terjadi,kesehatan secara umum, fungsi sosial, dan keterbatasan peran karena
masalah emosional berada dalam kategori buruk, tetapi pada domain
energi/vitalitas dan domain kesehatan mental menunjukkan kualitas hidup
baik. akibat dari luka kaki diabetik yang di derita luka tersebut sulit sembuh.
Namun luka tersebut dapat membaik apabila mengikuti intervensi yang
diberikan pelayan kesehatan.
5.2 Saran :
36
khususnya dengan luka diabetes melitus.
37
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyono, Theddeus O.H 2015. Panduan Klinis Manajemen Luka .EGC. Jakarta
http://news.unair.ac.id/2020/08/11/identifikasi-masalah-keperawatan-pada-pasien-
diabetes-mellitus-rawat-inap/
http://bayanakaid.blogspot.com/2018/10/konsep-dasar-perawatan-luka-
konvesional.html
http://eprints.umm.ac.id/63287/3/BAB%20II.pdf
38