Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Kritis
Dosen Koordinator : M. Budi Santoso, S.Kep.,Ners.,M.Kep
Dosen Pembimbing : Ritha Melanie, S.Kp., M.Kep.
Kelompok C
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan “Laporan Tutorial Keperawatan Kritis”
pada waktu yang sudah ditentukan. Laporan ini disusun untuk memenuhi dan melengkapi nilai
mata kuliah Keperawatan Kritis. Namun, kami menyadari bahwa dari laporan ini masih banyak
kekurangan dan belum sempurna. Oleh karena itu, kami sendiri masih mempunyai banyak
kelemahan dan kekurangan dalam pengetahuan serta pengalaman. Kami berharap agar para
pembaca bisa memberikan kritik dan saran terhadap laporan ini.
Demikian semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca pada umumnya. Kami
mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun. Akhir kata,
kami mengucapkan terima kasih dan berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
d. Step 4 : Hipotesis
PEMBAHASAN
Glibenclamide merupakan obat untuk membantu menurunkan kadar gula tinggi pada
pengidap DM tipe 2. Glibenclamide bekerja dengan merangsang produksi insulin dari
sel-sel penghasil insulin (sel beta) di pankreas. Obat ini juga membantu mengurangi
pengeluaran glukosa dari hati dan membantu meningkatkan sensitivitas insulin pada
target perifer tubuh.
2. Rahma saptri_213120004
PernafasanKussmaul adalah pola pernafasan tidak normal yang ditandai dengan
pernafasan cepat dan dalam dengan kecepatan yang konsisten.
Menambahkan
Dini Siti Solihah_213120079
Kussmaul merupakan pernapasan dengan panjang ekspirasi dan inspirasi yang sama,
sehingga pernapasan menjadi lambat dan dalam. Pernafasan ini sangat dalam dan berat
dengan frekuensi normal atau menurun pada diabetic ketoacidosis berat (DKA).
Pernapasan Kussmaul adalah pola pernapasan yang sangat dalam dengan frekuensi
yang normal atau semakin kecil, dan sering ditemukan pada penderita asidosis.
Pernapasan ini merupakan salah satu bentuk hiperventilasi. Penyebab pernapasan
Kussmaul merupakan kompensasi pernapasan pada asidosis metabolik, yang sering
terjadi pada pasien diabates pada ketoasidosis diabetikum. Gas-gas darah pada pasien
dengan pernapasan Kussmaul memperlihatkan tekanan parsial karbon dioksida yang
menurun karena adanya tekanan yang meningkat pada pernapasan.
Pernapasan ini membuang banyak karbon dioksida dan pasien akan merasa cepat
menarik napasnya secara mendalam, dan tampaknya terjadi secara tak sadar.
3. Risma Rahmawati_213120038
Insulin bolus adalah istilah medis yang merujuk kepada pemberian dosis insulin yang
diberikan secara cepat dan segera untuk mengatasi kenaikan kadar glukosa darah yang
cepat, terutama setelah makan. Tujuannya adalah untuk mengontrol lonjakan glukosa
darah pasca makan dan memastikan bahwa glukosa darah tetap dalam rentang normal.
Pemberian insulin bolus sering kali terkait dengan terapi insulin pada penderita
diabetes. Ada dua jenis insulin utama yang diberikan dalam terapi bolus:
- Insulin Lispro (Humalog), Aspart (NovoLog), dan Glulisine (Apidra): Merupakan
insulin cepat-kerja yang dimaksudkan untuk meniru respons alami tubuh terhadap
makanan. Mereka mulai bekerja dalam waktu sekitar 15 menit setelah injeksi, mencapai
puncaknya dalam waktu sekitar 1 jam, dan berlangsung selama sekitar 2-4 jam.
- Insulin Regular (R-Insulin): Ini adalah insulin cepat yang lebih tua yang masih
digunakan dalam beberapa kasus. Mulai bekerja dalam waktu sekitar 30 menit,
mencapai puncak dalam waktu sekitar 2-3 jam, dan bertahan selama sekitar 3-6 jam.
Pemberian insulin bolus harus disesuaikan dengan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi
dalam makanan. Penderita diabetes yang menggunakan insulin bolus biasanya dilatih
untuk menghitung unit insulin yang dibutuhkan berdasarkan rasio tertentu (misalnya, 1
unit insulin untuk setiap 15 gram karbohidrat). Hal ini memungkinkan mereka untuk
menyesuaikan dosis insulin dengan jumlah karbohidrat yang mereka makan. Pemberian
insulin harus selalu dilakukan sesuai dengan rekomendasi dan pengawasan dokter atau
profesional kesehatan yang berwenang.
4. Irna Risnawati_213120132
High Care Unit (HCU) adalah ruang yang umumnya terletak berdekatan dengan
Intensive Care Unit (ICU). Ruangan ini digunakan oleh seseorang yang membutuhkan
perawatan dan penanganan yang ketat, tetapi tidak belum cukup sehat untuk
ditempatkan di ruangan biasa.
Tempat ini sesuai untuk seseorang pasca menjalani operasi besar dan bagi seseorang
yang mengalami kegagalan organ tunggal. Posisi yang berdekatan dengan ICU agar
lebih mudah dipindahkan ke ruangan tersebut saat kondisi semakin memburuk.
5. Yayang Dina M_213120062
Sel darah putih atau leukosit adalah salah satu komponen sel darah yang mengandung
sedikit hemoglobin, sehingga warnanya lebih pucat. Leukosit diproduksi oleh sel induk
di sumsum tulang (bone marrow), di mana sumsum itu sendiri selain memproduksi sel
darah merah dan keping darah, juga memproduksi sel darah putih.
1. Dibawah 6 tahun
2. 6-12 tahun
3. 13-19 tahun
4. 40 tahun keatas
5. lansia
2. Rahma Sapitri_213120004
Upaya pencegahan yang dapat di lakukan untuk DM tipe 1 ini yaitu
1. Menjaga berat badan ideal
2. Menerapkan pola makan sehat
3. Menjaga porsi makan
4. Rutin olahraga
5. Berhenti merokok
6. Banyak minum air putih
7. Kelola Stres
8. Menjaga Porsi Makan
9. Melakukan pengecekan gula darah secara rutin
3. Syanita Putri_213120035
TD : 240/110 MmHg
S : 39,9
Laju pernapasan : 40 kali/menit
N : 122 kali/menit (teraba lemah)
● Pemeriksaan lab
Hb : 10,99gr%
Leukosit : 20.100/ul
Trombosit : 173.000/ul
GDS : 432 mg/dL
Ureum : 40 mg/dL
Creatinin : 1,5 mg/dl
Kalium : 3,3 mmol/L
PH : 7,30
HCO3- : 20
pCO2 : 32
4. Tresnanda Utami D_213120024
Efek samping obat Glibenclamide yang muncul dapat berbeda-beda pada setiap
orang, seperti :
• Penglihatan kabur
• Mual & muntah
• Gangguan pencernaan
• Warna gigi berubah
• Kenaikan BB
5. Irna risnawati_213120132
Pada kasus diatas terapi yang di berikan adalah insulin bolus tetapi Dokter akan
menangani pasien diabetes tipe 1 dengan memberi suntikan insulin sebanyak 3
sampai dengan 4 kali sehari, tergantung jenis insulin serta tingkat keparahan
penyakitnya.
9. Putri Arliandira_213120049
Nilai normal PH : 7,35-7,45
Nilai normal PCO2 : 35-45
Nilai normal HCO3- : 22-26
Nilai pada kasus
pH : 7,30 (asidosis)
PCO2 : 32 (asidosis)
HCO3- : 20 (alkalosis)
Maka nilai asam basa pada kasus adalah asidosis metabolic terkompenasasi
sebagian
C. Step 4 : Hipotesa
Tn. X 46 tahun
Datang ke RS Dustira
Hasil Pemeriksaan
Terapi yang diberikan :
Labolatorium :
1. Infus RL loading 2 liter/2
jam pertama 1. Hb : 10, 99 g/ dl
2. Injeksi insulin bolus
3. Terapi insulin 2. Leukosit : 20.100
lanjutan 0,1 U/kgBB/jam 3. Trombosit : 175.000
4. Gds : 432 mg/ dl
5. Ureum : 40 mg/ dl
Diagnosa Medis :
6. Creatinin : 1,5 mg/ dl
Ketaasidosis diabetic (karena 7. Kalium : 3,3 mmol/dl
tingginya kadar asam dalam tubuh)
8. Ph : 7.30
9. Pco2 : 32
10. Pco3- : 20
11. Hco3 : 20
D. Step 5 : Learning Objective
1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang KAD mulai dari
(pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,patofisiologi, pemeriksaan
penunjang, dan penatalaksanaan) (Amelia Maulinda_213120056)
2. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan sesuai kasus (Amelia
Maulinda_213120056)
KAD merupakan komplikasi akut diabetes mellitus type I yang ditandai oleh
hiperglikemia, lipolisis yang tidak terkontrol (dekomposisi lemak), ketogenesis
(produksi keton), keseimbangan nitrogen negatif, depresi volume vaskular,
hiperkalemia dan ketidakseimbangan elektrolit yang lain, serta asidosis metabolik
Akibat defisiensi insulin absolut atau relatif, terjadi penurunan uptake glukosa ole
sel otot, peningkatan produksi glukosa ole hepar dan terjadi peningkatan
metabolisme asam lemak bebas menjadi keton. Walaupun hiperglikemia, sel tidak
mampu menggunakan glukosa sebagai sumber energi shingga memerlukan
konversi asam lemak dan protein menjadi badan keton untuk energi.
Kebanyakan kasus KAD dicetuskan ole infeksi mum antara lain influenza dan
infeksi saluran kemih. Infeksi tersebut menyebabkan peningkatan kebutuhan
metabolik dan peningkatan kebutuhan insulin. Penyebab umum KAD lainnya
adalah kegagalan dalam mempertahankan insulin yang diresepkan dan/atau
regimen diet dan dehidrasi (Stillwell, 2011).
sangat tinggi, dan pemecahan asam lemak bebas menyebabkan asidosis dan sering
disertai koma. KAD merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang serius dan
membutuhkan pengelolaan gawat darurat (Tarwoto,2012).
b. Etiologi
Px mengidap DM tipe 1
Px tidak sadar
Asidosis Metabolik
⬇
RR 40x/menit, HCO3 20
Defisit Insulin
Hiperglikemia
Tidak terkontrol
3. KAD
Penyebab KAD yang paling sering adalah infeksi. Faktor pencetus lainnya
meliputi: penyakit berat (cedera serebrovaskuler, cerebrovaskular accident,
infark miokard akut, pankreatitis), penyalahgunaan alkohol, trauma, dan obat-
obatan. Selain itu juga banyak dikarenakan penderita DM tipe 1 yang tidak
teratur dalam penggunaan isulin ataupun berhenti dalam menggunakan insulin.
c. Patofisiologi
Pada hepar, asam lemak bebas dioksidasi menjadi benda keton yang prosesnya
distimulasi terutama ole glukagon. Peningkatan konsentrasi glukagon menurunkan
kadar malonyl coenzyme A (Co
dengan cara menghambat konversi piruvat menjadi acetyl Co A melalui inhibisi
acetyl Co A carboxylase, enzim pertama yang dihambat pada sintesis asam lemak
bebas. Malonyl Co A menghambat camitine palmitoyl-transferase I (CPT I), enzim
untuk transesterifikasi dari fatty acyl Co A menjadi fatty acyl camitine, yang
mengakibatkan oksidasi asam lemak menjadi benda keton. CPT I diperlukan untuk
perpindahan asam lemak bebas ke mitokondria tempat dimana asam lemak
teroksidasi. Peningkatan aktivitas fatty acyl Co A dan CPT I pada KAD
mengakibatkan peningkatan ketongenesis.
d. Manifestasi Klinis
2. Berbagai derajat, dehidrasi (turgor kulit berkurang, lidah dan bibir kering)
Hipovolemia sampai syok.
10. Infeksi : 80% pencetus KAD, paling sering : ISK dan pneumonia.
e. Pemeriksaan Penunjang
4. Asuhan Keperawatan
( Alis marsela_213120006 , Inka Martin A_ 213120023, Amelia maulinda
I_213120056 , Yayang Dina M_213120062, Irna risnawati 213120132 )
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Tn.x
Umur : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosa Medis : Ketoasidosis Diabetik
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
- Keluarga mengatakan 2 jam sebelum masuk rumah sakit pasien tiba-tiba tidak
sadar, saat dipanggil dan digoyangkan badannya tidak membuka mata.
b. Riwayat kesehatan sekarang
- Klien mengalami hiperglikemia yaitu GDS 432 mg/Dl, hipertensi 240/140 mmHg,
hipertermia 39,9⁰C, nadi 122 kali/menit, dan laju pernafasan 40 kali/menit
pernapasan terdapat kussmaul, pasien selanjutnya di rawat di HCU dan diberi terapi
insulin lanjutan.
c. Riwayat penyakit dahulu
- Klien menderita DM tipe 1 dan Hipertensi
d. Riwayat Keluarga
-
f. Riwayat Psikososial & Spiritual
-
3. Pola Aktivitas Sehari-hari
-
4. Terapi Obat-obatan
- Gibenclamid
5. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum : Strupor
- TD : 240/140
- Nadi : 122x/menit
- RR : 40x/menit
- Suhu : 39,9 derajat celcius
6. Pemeriksaan Head To Toe
1). Kepala : Tidak ada edema
2). Wajah : Simetris
3). Mata : Tidak ada conjungtiva
4). Hidung : Simetris, tidak ada pembengkakan/polip
5). Telinga : -
6). Leher : -
7). Dada :
Auskultasi : Kussmaul
8). Ekstremitas Atas :
9). Abdomen : Tidak ada nyeri tekan
10). Ektremitas Bawah : -
11). Genetalia : -
12). Pemeriksaan Penunjang/ Laboratorium/ Diagnostik
1. Hb 10,99 gr%
2. leukosit 20.100/uL
3. Trombosit 173.000/uL
4. GDS 432 mg/dL
5. Ureum 40 mg/dl
6. Creatinin 1,5 mg/dl
7. Kalium 3,3 mmol/L
8. pH 7,30, HCO3- 20, pCO2 32
9. BB 75
2. Analisa Data
MASALAH
N0. DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1. DS : Pasien menderita DM Gangguan
- Keluarga klien type 1 dan hipertensi
Pertukaran gas
mengatakan 2 jam
smrs klien tiba-tiba (D.0003)
tidak sadar Pasien tidak sadarkan
Diri
DO :
- Laju pernafasan
Asidosis Metabolic
40x/menit
- Pernafasan RR 40x/menit, Hc03 20
kussmaul
- Ph 7,30 Terdengar suara
pernafasan kusmaull
Gangguan pertukaran
gas
3. Diagnosa Keperawatan
1.Gangguan pertukaran gas b/d perubahan ventilasi-perfusi d/d Ph arteri menurun
,pernafasan kussmaul , pola nafas cepat , kesadaran menurun
2.Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah d.d ketidaktepatan pemantauan
glukosa darah
4. Intervensi
INTERVENSI PENDUKUNG
Terapi Oksigen (I.01026)
Observasi
- monitor kecepatan aliran oksigen
- monitor posisi alat terapi oksigen
- monitor aliran oksigen secara
periodik dan pastikan fraksi yang
diberikan cukup
- monitor efektivitas terapi oksigen
(mis. Oksimetri, analisa gas darah),
jika perlu
Edukasi
-anjurkan monitor kadar glukosa
darah secara mandiri
-ajarkan indikasi dan pentingnya
pengujian keton urine,
-ajarkan mengelola diabetes
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian insulin,jika
perlu
-kolaborasi pemberian cairan IV
jika perlu
-kolaborasi pemberian kalsium jika
perlu
E. Implementasi dan Evaluasi
Terapi Oksigen
Observasi
- Memonitor kecepatan aliran
oksigen
- Memonitor posisi alat terapi
oksigen
- Memonitor aliran oksigen secara
periodik dan pastikan fraksi yang
diberikan cukup
- Memonitor efektivitas terapi
oksigen (mis. Oksimetri, analisa gas
darah), jika perlu
- Memonitor kemampuan
melepaskan oksigen saat makan
- Memonitor tanda - tanda
hipoventilasi
- Memonitor tanda dan gejala
toksikasi oksigen dan atelektasis
- Memonitor tingkat kecemasan
akibat terapi oksigen
- Memonitor integritas mukosa
hidung akibat pemasangan oksigen
Terapeutik
- Membersihkan sekret pada mulut,
hidung dan trakea, jika perlu
- Mempertahankan kepatenan jalan
napas
- Menyiapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
- Memberikan oksigen tambahan,
jika perlu
- Menetetap berikan oksigen saat
pasien di transportasi
-Menggunakan perangkat oksigen
yang sesuai dengan tingkat
mobilitas pasien
Edukasi
- Mengajarkan pasien dan keluarga
cara menggunakan oksigen
dirumah
Kolaborasi
- Berkolaborasi penentuan dosis
oksigen
- Berkolaborasi penggunakan
oksigen saat aktivitas dan/tidur
2. Risiko ketidak stabilan MANAJEMEN S:-
kadar glukosa darah d.d HIPERGLIKEMIA O:
ketidaktepatan observasi -TD 240/140 mmHg
pemantauan kadar glukosa -Mengidentifikasi kemungkinan -Suhu 39,9
darah penyebab hiperglikemia -Respirasi 40x/menit
-Mengidentifikasi situasi yang -Nadi 122x/menit
menyebabkan insulin meningkat -Hb 10,99 gr %
-Memonitor kadar glukosa darah -Leukosit 20.100
-Memonitor intake dan ouput cairan -Trombosit 173.000
-Memonitor keton urine,kadar gas - GDS 432 mg/dl
darah,elektrolit,TD sistolik dan -ureum 40 mg/dl
frekuensi nadi -creatinin 1,5 mg/dl
-Kalium 3,3 mmoL/L
Terapeutik A : Masalah belum teratasi
-Memberikan asupan cairan oral P : Intervensi dilanjutkan
Edukasi
-Menganjurkan monitor kadar
glukosa darah secara mandiri
-Mengajarkan indikasi dan
pentingnya pengujian keton urine,
-Mengajarkan mengelola diabetes
Kolaborasi
-Berkolaborasi pemberian
insulin,jika perlu
-Berkolaborasi pemberian cairan IV
jika perlu
-Berkolaborasi pemberian kalsium
jika perlu
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan kritis adalah keahlian khusus dalam ilmu perawatan yang
menghadapi secara rinci dengan manusia yang bertanggung jawab atau masalah yang
mengancam jiwa (American Association of Critical-Care Nurses).
Pada dasarnya penerapan asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien
dengan masalah keperawatan hipovolemia sejalan antara teori dan kasus. Hal ini dapat
dibuktikan dalam penerapan teori pada kasus kelolaan dengan masalah keperawatan
hipovolemia dengan penerapan proses keperawatan yang dimulai dari pengkajian,
merumuskan diagnose, menyusun intervensi keperawatan, melakukan implementasi
keperawatan dan terakhir mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.
3.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar
penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2227/9-cara-mencegah-diabetes-yang-bisa-
dilakukan-mulai-hari-ini
https://jsk.farmasi.unmul.ac.id/index.php/jsk/article/download/749/368/2554
https://www.alodokter.com/kalium
https://repository.um-surabaya.ac.id/1153/3/BAB_2.pdf
https://www.primamedika.com/id/fasilitas-prima-medika/icu-hcu-iccu
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-kreatinin
https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/diabetes-
ketoasidosis/penatalaksanaan
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-ketoasidosis-
diabetik
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-ketoasidosis-
diabetik
https://dspace.umkt.ac.id/bitstream/handle/463.2017/1135/NURUL%20HIDAYATI%
2C%20S.Kep%20KIAN.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/2826/3/BAB%202%20%28Wijayanti%20P07131215065%29.pdf
https://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Panduan-Praktik-
Klinis-Ketoasidosis-Diabetik-dan-Edema-Serebri.pdf
https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/diabetes-ketoasidosis/diagnosis