Disusun oleh:
Kelompok 6
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta kesempatan kepada kelompok kami, sehingga
kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Seperti kata pepatah “tiada gading yang tak retak”, demikian pula dengan
makalah ini, tentu masih banyak kekurangan, maka dari pada itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan, semoga makalah ini dapat berguna dan
membantu proses pembelajaran bagi para mahasiswa, terutama bagi kami sebagai
penyusun.
Penyusun
( Kelompok 6)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Definisi..........................................................................................................4
2.2 Klasifikasi......................................................................................................4
2.3 Etiologi..........................................................................................................5
2.4 Patofisiologi...................................................................................................5
2.5 Tanda dan Gejala...........................................................................................7
2.6 Komplikasi....................................................................................................7
2.7 Pemeriksaan Penunjang.................................................................................7
2.8 Penatalaksanaan.............................................................................................8
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................10
3.1 Konsep Asuhan Keperawatan Ketoasidosis Diabetikum............................10
3.2 Tinjauan Kasus Klien Dengan Ketoasidosis Diabetikum..........................16
BAB IV HASIL PENELITIAN.............................................................................31
A. Hasil............................................................................................................31
BAB V PENUTUP.................................................................................................32
5.1 Kesimpulan..................................................................................................32
5.2 Saran............................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
besarnya mortalitas terkait dengan penyakit dasar menyertainya diantaranya
adalah sepsis
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang penyakit ketoasidosis diabetikum
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami definisi ketoasidosis diabetikum
b. Mengetahui dan memahami klasifikasi ketoasidosis diabetikum
c. Mengetahui dan memahami etiologi ketoasidosis diabetikum
d. Mengetahui dan memahami patofisiologi ketoasidosis diabetikum
e. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala ketoasidosis diabetikum
f. Mengetahui dan memahami komplikasi ketoasidosis diabetikum
g. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang ketoasidosis
diabetikum
h. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan yang tepat untuk pasien
dengan ketoasidosis diabetikum
2
i. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan ketoasidosis
diabetikum
j. Mengetahui intervensi keperawatan ketoasidosis diabetikum
berdasarkan hasil penelitian sebelumnya
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Diabetes ketoasidosis adalah suatu kondisi dimana terjadi akibat adanya
defisiensi insulin yang bersifat absolute dan terjadinya peningkatan kadar
hormone yang berlawanan dengan isulin. (Wijaya, 2013, hal. 13).
2.2 Klasifikasi
Keto Asidosis Diabetik (KAD) diklasifikasikan menjadi 4 yang masing
masing menunjukan tingkatan atau stadiumnya dapat dilihat pada table berikut ini:
4
2.3 Etiologi
Pada pasien ketoasidosis diabetik biasanya karena tidak adanya atau tidak
cukupnya jumlah insulin yang nyata, yang dapat disebabkan oleh :
1. Insulin tidak diberikan atau dengan diberikan dengan dosis yang dikurangi
2.4 Patofisiologi
KAD terjadi oleh karena menurunnya konsentrasi insulin efektif
danmeningkatnya hormon kontra insulin (katekolamin, kortisol, glucagon dan
growth hormone) menyebabkan terjadinya hiperglikemia dan
ketosis.Hiperglikemia terjadi sebagai dampak dari 3 proses : meningkatnya
proses gluconeogenesis, meningkatnya glikogenesis, menurunnya ambilan
glukosa di jaringan perifer.
5
mendekati nilai normal dengan terapi insulin dan rehidrasi dalam waktu 24 jam.
Penyebab terjadinya kondisi tersebut diatas disebabkan oleh karena fenomena
stress non spesifik.
6
2.5 Tanda dan Gejala
Kriteria diagnosis KAD adalah sebagai berikut :
2. Darah : hiperglikemi lebih dari 300 mg/dl (biasanya melebihi 500 mg/dl).
2.6 Komplikasi
Komplikasi yang harus di perhatikan dalam kasus KAD :
7
5. Foto polos dada.
6. Ketosis (Ketonemia dan Ketonuria)
7. Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
8. Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
9. Pemeriksaan Osmolalitas = 2[Na+K] + [GDR/18] + [UREUM/6]
10. Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir
11. Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH < 7,3 dan penurunan pada
HCO3 250 mg/dl
2.8 Penatalaksanaan
Perbedaan derajat terapi KAD tergantung pada stadiumnya. Protocol terapi
KAD terdiri atas dua fase yaitu : Fase I (Fase gawat) dan fase II (fase rehabilitasi)
dengan batas kadar glukosa darah antara kedua fase tersebut sekitar 250 mg/dl.
Keterangan
8
1. IDRIV = Insulin Dosis Rendah Intervena
2. BIK =bikarbonat
2,80,30,20
9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
a. Anamnesis :
1) Riwayat DM
2) Poliuria, Polidipsi
3) Berhenti menyuntik insulin
4) Demam dan infeksi
5) Nyeri perut, mual, mutah
6) Penglihatan kabur
7) Lemah dan sakit kepala
b. Pemeriksaan Fisik
1) Ortostatik hipotensi (sistole turun 20 mmHg atau lebih saat berdiri)
2) Hipotensi, Syok
3) Nafas bau aseton (bau manis seperti buah)
4) Hiperventilasi : Kusmual (RR cepat, dalam)
5) Kesadaran bisa CM, letargi atau koma
6) Dehidrasi
10
1) Data Subyektif
a) Riwayat penyakit dahulu
b) Riwayat penyakit sekarang
c) Status metabolic
d) Intake makanan yang melebihi kebutuhan kalori, infeksi
atau penyakit- penyakit akut lain, stress yang berhubungan
dengan faktor-faktor psikologis dan social, obat-obatan atau
terapi lain yang mempengaruhi glukosa darah, penghentian
insulin atau obat anti hiperglikemik oral.
2) Data Obyektif
a) Aktivitas / Istirahat
b) Sirkulasi
c) Integritas/ Ego
11
d) Eliminasi
e) Nutrisi/Cairan
f) Neurosensori
g) Nyeri/kenyamanan
12
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat
berhati-hati
h) Pernapasan
i) Keamanan
j) Seksualitas
k) Penyuluhan/pembelajaran
13
2. Diagnosa Keperawatan
3. Rencana Keperawatan
Kriteria hasil :
Intervensi :
Kriteria hasil :
14
3) Turgor kulit dan capillary refill baik
4) Keseimbangan urin output
5) Kadar elektrolit normal ü GDS normal
Intervensi :
Kriteria hasil :
15
b) HCO3 : 22 – 26
c) PO2 : 80 – 100 mmHg
d) BE : -2 sampai +2
e) PCO2 : 30 – 40 mmHg
Intervensi :
1) Berikan posisi fowler atau semifowler ( sesuai dengan keadaan
klien)
2) Observasi irama, frekuensi serta kedalaman pernafasan
3) Auskultasi bunyi paru
4) Monitor hasil pemeriksaan AGD
5) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam :
a) Pemeriksaan AGD
b) Pemberian oksigen
c) Pemberian koreksi biknat ( jika terjadi asidosis metabolik)
Pengumpulan Data
a. Pengkajian primer
1) Airway
Takikardia dan takipnea pada prosedur pembayaran atau kegiatan
Letargi / disorientasi, antar-muka, syok hipovolemik, sianosis
2) Breathing
Frekuensi pernapasan meningkat, merasa kekurangan oksigen, sakit
kepala, penglihatan kabur
2) Circulation
Gejala : Mungkin adanya riwayat hipertensi, IM akut Klaudikasi,
kebas dan kesemutan pada ekstremitas Ulkus pada kaki, pemulihan
yang lama Takikardia. Tanda : Perubahan tekanan darah postural,
hipertensi, sesak, Nadi yang menurun / tidak ada, Disritmia
16
Krekels, Distensi vena jugularis, Kulit panas, kering, dan
kemerahan, bola mata cekung
4) Distability
b. Pengkajian sekuder
1) Aktivitas / Istirahat
a) Look : Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan, Kram otot, tonus
otot
b) meningkat, cedera istirahat / tidur
c) Listen : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau
aktifitas Letargi / disorientasi, koma, penurunan kekuatan otot
d) Sirkulasi
e) Look : kesemutan pada ekstremitas Ulkus pada kaki,
penyembuhan yang lama, kemerahan, bola mata cekung.
f) Listen : Takikardia, Nadi yang menurun / tidak ada, Disritmia,
Krekels,Distensi vena jugularis
g) Feel: Kulit panas, kering.
2) Integritas / Ego
a) Look : Stres, tergantung pada orang lain, Masalah finansial
yang berhubungan dengan kondisi Ansietas.
b) Feel: peka rangsang
3) Eliminasi
17
b) Listen : Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare),
Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare), Abdomen
keras, adanya asites.
c) Feel: Rasa sakit / terbakar, Nyeri tekan abdomen.
4) Nutrisi / Cairan
5) Neurosensori
6) Nyeri kenyamanan
18
8) Keamanan
19
pernapasan menjadi badan keton oleh hati
meningkat
Sesak Asidosis
Respirasi meningkat
20
mual muntal tubuh
Klien mengeluh Menimbulkan hiperglikemia yang
nyeri abdomen meningkatkan glukosuria
DO :
Kulit kering,dan Menimbulkan kehilangan air dan
kemerahan,bola elektrolit
mata cekung
Tugor kulit buruk Ketidakcukupan insulin, penurunan
Penuruan berat
badan
3. Diagnosa Keperawatan
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan asidosis dan respirasi
yang meningkat, ditandai dengan
DS :
DO :
Kelemahan
Takikardia
Frekuensi pernapasan meningkat
Sesak
21
DS :
Klien mengeluh mengalami peningkatan rasa haus (poliuri dan
polidipsi)
Klien mengeluh sakit kepala
Klien mengeluh mual muntah
DO :
Kelemahan
Kulit kering, dan kemerahan, bola mata cekung
Turgor kulit buruk
DS :
Klien mengeluh mengalami peningkatan rasa haus (poliuri dan
polidipsi)
Klien mengeluh mual muntah
Klien mengeluh nyer abdomen
DO :
Kulit kering, dan kemerahan, bola mata cekung
Turgor kulit buruk
Penurunan kekuatan otot
Penurunan berat badan
4. Intervensi Keperawatan
22
pola napas tidak efektif nyaman bagi klien oksigen klien
dapat teratasi - Berikan oksigen sesuai Membantu klien agar
indikasi dapat mengoptimalkan
- Kebutuhan oksigen
menurun Mengobservasi
- Napas spontan sejauh mana tingkat
adekuat permasalahan dan
- Tidak sesak perkembangan pola napas
- Tidak ada retraksi klien
2 Setelah diberikan - Kaji riwayat Membantu memperkirakan
tindakan keperawatan durasi/intensitas mual, pengurangan volume total
selama 5 hari deficit muntah dan berkemih
volume cairan dapat berlebihan Proses infeksi yang
teratasi - Monitor vital sign dan menyebabkan demam dan
perubahan tekanan darah status hipermetabolik
Setelah diberikan orthostatic meningkatkan pengeluaran
tindakan keperawatan - Monitor perubahan cairan insensibel
selama 3 hari deficit respirasi : kussmaul, bau
23
Kriteria Hasil : - Observasi ouput Hipovolemia berlebihan
- TTV dalam dan kualitas urin dapat ditunjukkan dengan
batas normal - Petahankan cairan penurunan TD lebih dari
- Pulse perifer dapat 2500 ml/hari jika 10 mmHg dari posisi
teraba diindikasikan berbaring ke duduk atau
- Turgor kulit dan - Ciptakan lingkungan berdiri
capillary refill baik yang nyaman, perhatikan
- Keseimbangan urin Perubahan emosional Pelepasan asam
output - Catat hal yang karbornat lewat respirasi
- Kadar elektrolit diaporkan seperti mual, menghasilkan alkalosis
normal nyeri abdomen, muntah respiratorik terkompensasi
dan distensi lambung pada ketoasidosis
- Obsevasi adanya
perasaan kelelahan yang
Napas bau aceton
meningkat, edema, nadi
disebabkan
tidak teratur dan adanya
pemecahan asam keton
distensi pada vaskuler
dan akan hilang bila sudah
- Kolaborasi :
terkoreksi
Adanya pemberian NS
dengan atau tanpa
Peningkatan beban
dextrosa
nafas menunjukan
Albumin, plasma,
ketidakmampuan untuk
dextran
berkompensasi terhadap
Pertahankan kateter
asidosis
terpasang
Pantau pemeriksaan lab :
Menggambarkan
Hematokrit,
kemampuan kerja ginjal
BUN/Kreatinin,
dan keefektifan terapi
Osmolalitas darah,
Natrium, Kalium
Berikan kalium sesuai Kekurangan cairan
24
indikasi dan elektrolit mengubah
Berikan bikarbonat jika motilitas lambung,sering
pH <7,0 menimbulkan muntah dan
Pasang NGT dan lakukan potensial menimbulkan
penghisapan sesuai kekurangan cairan dan
dengan indikasi elektrolit
Pemberian cairan
untuk perbaikan yang
cepat mungkin sangat
berpotensi menimbulkan
beban cairan
Pemberian
tergantung derajat
kekurangan cairan dan
respons pasien secara
individual
3 Setelah diberikan - Pantau berat Mengkaji pemasukan
tindakan keperawatan badan setiap hari atau makanan yang adekuat
selama 5 hari nutrisi sesuai indikasi termasuk absopsi dan
kurang dari kebutuhan - Tentukan program diet utilitasnya
tubuh dapat teratasi dan pola makan pasien
dan bandingkan dengan Hiperglikemia dan
makanan yang gangguan keseimbangan
dihabiskan cairan dan elektrolit dapat
- Auskultasi bising menurunkan
usus, catat adanya nyeri motilitas/fungsi lambung
abdomen/perut kembung, (distensi atau ileus
mual, muntahan makanan paralitik) yang akan
yang belum dicerna,
25
pertahankan puasa sesuai mempengaruhi
indikasi pilihan intervensi
Berikan makanan
yang mengandung
nutrient kemudian
Pemberian makanan
upayakan pemberian
melalui oral lebih baik jika
yang lebih padat yang
pasien sadar dan fungsi
dapat ditoleransi
gastrointestinal baik
- Libatkan keluarga
pasien pada perencanaan
Memberikan
sesuai indikasi
informasi pada keluarga
- Observasi tanda
untuk memahami
Hipoglikemia
kebutuhan nutrisi pasien
Kolaborasi :
- Pemeriksaan GDA
Hipoglikemia dapat terjadi
dengan figer stick
karena terjadinya
- Pantau pemeriksaan
metabolisme karbohidrat
aseton, pH dan HCO3
yang berkurang sementara
- Berikan pengobatan
tetap diberikan insulin , hal
insulin secara teratur
ini secara potensial dapat
sesuai indikasi
mengancam kehidupan
- Berikan larutan
sehingga harus dikenali
dekstrosa dan setengah
salin normal
Fungsi kolaborasi :
- Memantau gula darah
lebh akurat daripada akurat
daripada reduksi urine
untuk mendeteksi fluktuasi
- Memantau
efektifitas kerja insulin
26
agar tetap terkontol
- Mempermudah
transisi pada metabolism
karbohidrat dan
menurunkan insiden
hipoglikemia
Larutan glukosa
setelah insulin dan cairan
membawa gula darah kira-
kira 250 mg/dl. Dengan
metabolisme karbohidrat
mendekati normal
perawatan harus diberikan
untuk menghindari
hipoglikemia
5. Implementasi Keperawatan
27
maksimal 51/m
- Mengevaluasi irama, kedalaman, dan
frekuensi pernapasan
Hasil :
Frekuensi napas cepat, takipnea
2 2 - Mengkaji riwayat durasi/intensitas mual,
muntah dan berkemih berlebihan
Hasil :
Klien masih mual muntah, poliuri dan
polidipsi
- Memonitor vital sign dan
perubahan tekanan darah orthostatic
Hasil :
Tekanan darah sebelum optimal
- Memonitor perubahan respirasi : kussmaul,
bau aceton
- Mengobservasi kualitas nafas,
pengunaan otot asesori dan cyanosis
Hasil :
Pengunaan otot bantu pernapasan sianosis
- Mengobservasi output dan kualitas urin
Hasil :
Haluaran output dan input urine belum
optimal
- Mempertahankan cairan 2500 mk/hari jika
diindikasikan
Hasil :
Menngoptimalkan kondisi klien
- Menciptakan lingkungan yang
nyaman, perhatikan perubahan emosional
Hasil :
28
Klien nyaman dan dapat beristirahat dengan
optimal
- Mencatat hal yang dilaporkan seperti mual,
nyeri abdomen, muntah dan distensi
lambung
Hasil :
Terjadi mual muntah dan distensi abdomen
- Mengobservasi adanya perasaan kelelahan
yang meningkat, edema, nadi tidak teratur
dan adanya distensi
pada vasikuler
Hasil :
Takikardia, lemah, lelah
- Berkolaborasi :
Pemberian NS dengan atau tanpa dextrose
Albumin, plasma, dextran
Pertahankan kateter terpasang
Pantau pemeriksaan lab :
Hematocrit, BUN/Kreatinin, Osmolitas
darah, Natrium, Kalium
Berikan kalium sesuai indikasi
Berikan bikarbonat jika
pH <7,0
- Pasang NGT dan lakukan penghisapan
sesuai dengan indikasi
3 3 - Memantau berat badan setiap hari atau
sesuai indikasi
Hasil :
BB belum optimal
- Menentukan program diet dan
pola makan pasien dan bandingkan dengan
29
makanan yang dihabiskan
Hasil :
Klien disarankan glukosa, asam, garam
- Mengauskultasi bising usus, catat adanya
nyeri abdomen/perut kembung, mual,
muntahan makanan yang belum dicerna,
pertahankan puasa sesuai indikasi
Hasil :
Bising usus tidak optimal
- Memberikan makanan yang mengandung
nutrient kemudian upayakan pemberian
yang lebih padat yang dapat ditolerensi
Hasil :
Dapat mengoptimalkan kondisi klien
- Melibatkan keluarga pasien pada
perencanaan sesuai indikasi
Hasil :
Keluarga dapat berkolaborasi dengan baik
- Mengobservasi tanda hipoglikemia
Hasil :
Terdapat tanda hipoglikemia
- Berkolaborasi :
Pemeriksaan GDA dengan finger stick
Pantau pemeriksaan aseton , pH dan HC03
Berikan pengobatan insulin secara teratur
sesuai indikasi
Berikan larutan desktrosa dan setengah salin
normal
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang dilakukan pada pasien
Diabetes Milletus dengan kegawatan ketoasidosis metabolik. Pengambilan data
penatalaksanaan pasien dengan ketoasidosis metabolik diperoleh selama rentang
waktu satu minggu (10 Juni – 16 Juni 2019). Adapun hasil implementasi akan
ditampilkan sebagai berikut : Klien bernama Ny. S dengan diagosa Diabetes
Milletus dengan kegawatan Ketoasidosis Metabolik. Keluaraga klien mengatakan
klien mengalami penurunan kesadara sejak sore tadi, lemes, tidak komunikatif,
mempunyai riwayat diabetes milletus. Saat dilakukan pengukuran tanda-tanda
vital didapatkan data TD: 147/66 mmHg, N: 128x/menit, S: 39,60C, RR:
28x/menit, SPO2: 98% , klien mengalami penurunan kesadaran, akral dingin, dan
CRT<3 detik, dan napas sedikit bau keton. Data objektif yang ditemukan
kesadaran apatis dengan nilai GCS 12 (E3 V3 M6). Hasil pemeriksaan GDS
didapatkan 563 mg/dL. Dari data tersebut ditemukan diagnosa keperawatan
dengan Ketidakstabilan kadar gula darah (Hiperglikemi) berhubungan dengan
defisiensi insulin. Selanjutnya dilakukan intervensi dan implementasi dengan
meberikan posisi semi fowler, memberikan terapi oksigen dengan kanul 3 lpm,
melakukan pemasangan infus asering 20 tpm, dan melakukan injeksi novorapid
12 iu. Setelah dilakukan tindakan pemberian insulin 12 iu, pasien dilakukan
observasi selama 1,5 jam dengan melihat tingkat kesadaran pasien dan tanda-
tanda vital pasien. Selama observasi berlangsung nilai GCS pasien adalah 15 E4
V4 M6, dan pasien sudah kooperatif dan sudah komunikatif.
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Diabetes ketoasidosis adalah suatu kondisi dimana terjadi akibat adanya
defisiensi insulin yang bersifat absolute dan terjadinya peningkatan kadar
hormone yang berlawanan dengan isulin. (Wijaya, 2013, hal. 13).
Tanda dan gejala KAD diantaranya Klinis : polyuria, polydipsia, mual dan
atau muntah, pernafasan kussmaul (dalam dan frekuen) , lemah, dehidrasi,
hipotensi sampai syok, kesadaran terganggu sampai koma, Darah : hiperglikemi
lebih dari 300 mg/dl (biasanya melebihi 500 mg/dl). Bikarbonat kurang dari 20
mEq/l (dan pH <7,35), ketonemia, Urin : glukosuria dan ketonuria. Komplikasi
yang harus di perhatikan dalam kasus KAD Tidak adekuatnya rehidrasi,
Hiperglikemia, Hipokalemia., Asidosis metabolik.
5.2 Saran
Untuk mahasiswa sebaiknya dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien dengan keperawatan kritis ketoasidosis diabetic diharapkan mampu
memahami konsep dasar kekritisan serta konsep asuhan keperawatan.
32
professional dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sehingga dapat
melakukan penanganan kekritisan dengan cepa dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekkes-smg.ac.id//index.php?p=show_detail&id=18017
https://www.slideshare.net/mobile/sepianraha/gadar-ketoasidosis-diabetik (24
November 2019).
33