Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN DISKEL 1 KELOMPOK F

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan
Dosen Koordinator : Setiawati, S.Pd., M.Kep
Dosen Pembimbing : Dr. Yayat Suryati, S.Pd. S.Kp., M.Kep

Kelompok F
Ketua : Raihannisya 213120126
Scriber 1 : Vina Apriliani 213120036
Scriber 2 : Sharla Ayu Wardani 213120145
Anggota:
Sinta Yusnita 213120022 Dini Siti Solihah 213120079
Syanita Dwi Nanda S.P 213120035 Farhan Radiansyah 213120087
Hesti Anggia 213120034 Anisa Laila Fitri 213120090
Syakilla Dwiana Fadillah 213120027 Yuliani Indirawati 213120127
Asyfa Multafi 213120047 Luthfi Muhammad H 213120146
Putri Nur 213120051 Nyoman Gayatri 213120157
Dina Maharani Isabella 213120053 Jovian Alamsyah 213120163
Fatimah Rizka Nugraheni 213120067

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S-1)


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini
dengan tepat waktu. Dalam penulisan laporan diskusi kelompok ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan hasil laporan diskusi kelompok ini, khususnya kepada Ibu Dr. Yayat
Suryati, S.Pd. S.Kp., M.Kep yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.

Tim penulis tentu menyadari bahwa laporan diskusi kelompok ini masih jauh
dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
laporan diskusi kelompok ini agar laporan diskusi kelompok ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Cimahi, 20 Desember 2022

Tim Penulis
DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4
1.2 Batasan Masalah ..................................................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................................. 5
1.4 Tujuan Penulisan .................................................................................................... 5
1.4 Metode Penulisan .................................................................................................... 6
BAB II ................................................................................................................................ 7
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 7
2.1 Skenario Kasus ........................................................................................................ 7
2.2 STEP I: Klasifikasi Masalah .................................................................................. 7
2.3 STEP 2: Identifikasi Masalah .............................................................................. 10
2.4 STEP 3: Analisa Masalah ..................................................................................... 10
BAB III............................................................................................................................. 23
PENUTUP........................................................................................................................ 23
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 23
3.2 Saran ...................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 24
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen dalam arti luas juga mempunyai pengertian sebagai
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (P4) sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Pengertian
manajemen secara umum adalah ilmu dan seni dalam mengatur, mengelola, dan
mengkoordinasi yang bertujuan untuk melakukan suat tindakan guna mencapai
tujuan.
Manajemen keperawatan merupakan pelimpahan pekerjaan melalui anggota
staf keperawatan untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan secara
profesional. Pelaku manajemen keperawatan atau manajer keperawatan
diharapkan mampu menjalankan fungsi manajemen meliputi: merencanakan,
mengorganisir, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang
tersedia untuk dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang efektif
dan efisien bagi individu, keluarga, dan masyarakat (Bakri, 2017).
Manajemen keperawatan adalah proses mengelola sumber daya manusia
keperawatan dari top manager, middle manager, sampai lower manager untuk
melaksanakan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan asuhan
keperawatan kepada pasien, keluarga, serta kelompok masyarakat oleh staf
perawat. Agar penggerakan manusia dalam manajemen dapat terlaksana dengan
baik diperlukan pengetahuan dan keterampilan kepemimpinan (leadership).
Kepemimpinan adalah proses dimana seseorang mempengaruhi sekelompok
orang untuk mencapai tujuan bersama (P.G. Northouse, 2004)
Penerapan konsep manajemen menuntut para pelaku yang terlibat dalam
manajemen keperawatan untuk selalu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
berdasarkan filosofi, misi, visi, tujuan dan sesuai dengan kondisi pelayanan
kesehatan yang ada, sehingga bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan
akan sejajar dengan tingkat kemajuan pelayanan kesehatan yang terjadi.
Dalam rangka mengantisipasi manajemen keperawatan diperlukan
keterampilan seorang manager untuk melaksanakan fungsinya dan sesuai
dengan tingkatan manajerial yang di tempatinya. Perawat manager harus dapat
mengantisipasi perubahan issue manajemen dan kepemimpinan yang sedang
terjadi. Lingkup manajemen yang terdiri dari manajemen operasional dan
manajemen asuhan perawatan, melalui upaya fasilitasi, koordinasi, integrasi,
dan penunjang perlu ditingkatkan melalui peningkatan komunikasi dan
pembinaan hubungan serta kepemimpinan yang tepat sehingga tujuan institusi
yang telah ditetapkan dapat dicapai melalui strategi manajemen keperawatan
yang dapat mengantisipasi perkembangan pelayanan keperawatan dimasa
mendatang.

1.2 Batasan Masalah


Laporan diskusi kelompok ini hanya membahas tentang klasifikasi istilah,
identifikasi masalah, dan analisa masalah.
Step 1: Klasifikasi Masalah
Step 2: Identifikasi Masalah
Step 3: Analisa Masalah

1.3 Rumusan Masalah


1. Jelaskan gaya kepemimpinan apa yang dipakai TN A tersebut?
2. Hitung jumlah tenaga yang menggunakan formula Gillies dan Douglass?
3. Hitung berapa Total Los Day di ruangan tersebut!
4. Hitung faktor koreksinya!
5. Hitung jumlah perawat secara keseluruhan!
6. Apa yang harus dilakukan oleh perawat primer untuk pasien baru? Jelaskan!
7. Jelaskan kegiatan apa yang harus dikerjakan untuk pasien yang akan
pulang?

1.4 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang kepemimpinan
pada suatu manajemen keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami tentang gaya kepemimpinan
b. Mahasiswa mampu menghitung jumlah tenaga menggunakan formula
Gillies dan Douglass
c. Mahasiswa mampu menghitung Total Los Day
d. Mahasiswa mampu menghitung faktor koreksi
e. Mahasiswa mampu menghitung jumlah perawat secara keseluruhan
f. Mahasiswa mampu memahami kegiatan yang harus dilakukan perawat
primer untuk pasien baru
g. Mahasiswa mampu memahami kegiatan yang harus dikerjakan untuk
pasien yang akan pulang

1.4 Metode Penulisan


1. Studi Pustaka
Pengumpulan data yang diperoleh dengan cara penelusuran kepustakaan,
buku kamus keperawatan dan jurnal untuk memperoleh ketentuan dasar
terhadap masalah yang dibahas.
2. Alamat web
Penelusuran dari berbagai macam alamat web mengenai materi tentang
tata tulis karya ilmiah yang ada di dalam internet untuk memperoleh
materi yang dihadapi
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Skenario Kasus
Tn. A kepala ruangan penyakit Bedah sedang melakukan pengkajian
mengenai ketenagaan penugasan yang diterapkan adalah MPKP pemula.
Hasil kajian dimensi tugas dan dimensi pertimbangan di ruangan tersebut
termasuk kategori tinggi. Tipe gaya kepemimpinan cenderung jarang atau
bahkan tidak pernah melibatkan baik perawat primer maupun perawat
associate untuk mendiskusikan masalah yang terjadi di ruangan tersebut.
Ruangan ini merawat pasien kelas 3 dengan status pasien umum dan
jamkesmas, memiliki 150 tempat tidur dengan tingkat hunian sebesar 98%.
Berdasarkan hasil survey sebelumnya diketahui rata-rata jam perawatan di
ruangan tersebut adalah 4,5 jam/hari. Berdasarkan klasifikasi pasien yang
dirawat diketahui rata-rata 20 pasien total care, 60 partial care, dan 20 pasien
minimal care, jam kerja di ruangan tersebut 7 jam/shift nya. Hari off dalam
setahun 78 hari. Perawat diruangan tersebut saat ini sedang ada yang cuti
melahirkan dan meneruskan pendidikan lanjut. Pada saat itu juga ada tiga
orang pasien baru masuk 2 orang dan ada yang rencana pulang 3 orang.

2.2 STEP I: Klasifikasi Masalah


1. Apa itu MPKP? (Raihannisya 213120126)
2. Apa itu minimal care? (Sharla Ayu Wardani 213120145)
3. Apa itu partial care? (Yuliani Indirawati 213120127)
4. Apa itu total care? (Nyoman Gayatri 213120
5. Apa itu perawat associate? (Vina Apriliani 213120036)
6. Apa itu perawat primer? (Hesti Anggia 213120034)
7. Apa itu jamkesmas? (Annisa Laila Fitri 213120090)
8. Apa itu klasifikasi pasien? (Farhan Radiansyah 213120087)
Jawaban
1. Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk
lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. (Jovian Alamsyah
213120163)

MPKP merupakan salah satu upaya meningkatkan mutu pelayanan


dirumah sakit dalam pelayanan keperawatan untuk meminimkan
kesalahan atau kelalaian yang dapat terjadi. (Annisa Laila Fitri
213120090)

2. Minimal care yaitu klien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan


bantuan. Klien ini biasanya ketika akan melakukan kegiatan personal
hygine hanya dengan diberikan motivasi dan arahan atau bimbingan
sudah bisa melakukannya. Minimal care membutuhkan 1-2 jam
perawatan langsung per 24 jam. (Dina Maharani 213120053)

3. Partial care adalah yaitu klien memerlukan bantuan perawat sebagian.


memerlukan waktu 3-4jam /24 jam.
Kegiatan di partial care yaitu :
- Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
- Obsevasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
- Ambulansi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
- Klien dengan kateter urin, pemasukan, dan pengeluaran dicatat
- Klien dengan infus, persiapan pengobatan memerlukan prosedur
(Putri Nur 213120051)

4. Total care, yaitu klien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan


memerlukan waktu perawat yang lebih lama.
Menurut Douglass (1992) pasien total care memiliki ciri diantaranya:
• Memerlukan waktu 5-6 jam /24 jam
• Semua keperluan pasien dibantu termasuk mobilisasi fisik
• Observasi vital dilakukan setiap 15 menit.
• Makan melalui selang NGT, terapi intravena
• Dilakukan tindakan penghisapan lendir
• Gelisah/disorientasi.
(Luthfi M Haris 213120146)

5. Perawat associate adalah seorang perawat yang diberi wewenang dan


ditugaskan untuk memberikan pelayanan keperawatan langsung kepada
klien. (Sinta Yusnita 213120022)

6. Peran perawat primer antara lain sebagai berikut:


a. Menyampaikan lembar penerimaan pasien baru
b. Menandatangani lembar penerimaan pasien baru
c. Melakukan pengkajian pada pasien baru
d. Mengorientasikan klien pada ruangan
e. Memberi penjelasan tentang perawat dan dokter yang
bertanggung jawab
f. Mendokumentasikan penerimaan pasien baru
(Syanita Dwi Nanda S.P 213120035)

7. Jaminan Kesehatan adalah jaminan yang diberikan oleh, baik dari


pemerintah pusat atau daerah maupun dari swasta, untuk menjamin
penduduk agar dapat mengakses pelayanan kesehatan. Jaminan
kesehatan umumnya menjamin pemegang manfaat untuk dapat
mengakses fasilitas kesehatan dengan biaya terjangkau. (Dini Siti
Solihah 213120079)

8. Klasifikasi pasien merupakan metode mengelompokan pasien sesuai


dengan jumlah kompleksifitas kebutuhan keperawatan. (Arwani &
Heru, 2004). Klasifikasi pasien dibagi menjadi tiga kategori yaitu self
care, intermediate care dan total care.Dengan klasifikasi pasien dapat
menentukan banyak dan jenis tenaga yang dibutuhkan dan menentukan
nilai produktifitas sehingga jumlah perawat dengan kebutuhan pasien
dapat seimbang. (Asyfa Multafi 213120047)

2.3 STEP 2: Identifikasi Masalah


1. Jelaskan gaya kepemimpinan apa yang dipakai TN A tersebut?
2. Hitung jumlah tenaga yang menggunakan formula Gillies dan
Douglass?
3. Hitung berapa Total Los Day di ruangan tersebut!
4. Hitung faktor koreksinya!
5. Hitung jumlah perawat secara keseluruhan!
6. Apa yang harus dilakukan oleh perawat primer untuk pasien baru?
Jelaskan!
7. Jelaskan kegiatan apa yang harus dikerjakan untuk pasien yang akan
pulang?

2.4 STEP 3: Analisa Masalah


1. Gaya kepemimpinan atau style of leadership merupakan cara seorang
pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya atau menjalankan
fungsi managemennya dalam memimpin bawahanannya. Adapun gaya-
gaya kepemimpinan yaitu sebagai berikut :
a. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah suatu kemampuan dalam
mempengaruh orang lain agar dapat bersedia untuk bekerja sama
dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan berbagai
cara atau kegiatan yang dapat dilakukan dimana ditentukan
bersama antara bawahan dan pimpinan.
b. Gaya Kepemimpinan Delegatif;
Gaya kepemimpinan delegatif memiliki ciri-ciri yaitu pemimpin
akan jarang dalam memberikan arahan, pembuat keputusan
diserahkan kepada bawahan, dan anggota organisasi tersebut
diharapkan bisa menyelesaikan segala permasalahannya sendiri.
Gaya kepemimpinan delegatif ini memiliki ciri khas dari perilaku
pemimpin didalam melakukan tugasnya sebagai pemimpin.
c. Gaya Kepemimpinan Birokratis;
Gaya kepemimpinan birokratis ini dilukiskan dengan pernyataan
"Memimpin berdasarkan adanya peraturan". Perilaku memimpin
yang ditandai dengan adanya keketatan pelaksanaan suatu
prosedur yang telah berlaku untuk pemimpin dan anak buahnya.
Pemimpin yang birokratis, secara umum akan membuat segala
keputusan itu berdasarkan dari aturan yang telah berlaku dan
tidak ada lagi fleksibilitas.
d. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire;
Gaya ini akan mendorong kemampuan anggota dalam mengambil
inisiatif. Kurang interaksi dan kontrol yang telah dilakukan oleh
pemimpin, sehingga gaya tersebut hanya dapat berjalan jika
bawahan mampu memperlihatkan tingkat kompetensi dan
keyakinan dalam mengejar tujuan dan sasaran yangcukup tinggi.
Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin sedikit sekali dalam
menggunakan kekuasaannya atau sama sekali telah membiarkan
anak buahnya untuk berbuat dalam sesuka hatinya.
e. Gaya Kepemimpinan Otoriter/ Authoritarian;
Adalah gaya pemimpin yang telah memusatkan segala keputusan
dan kebijakan yang ingin diambil dari dirinya sendiri dengan
secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab akan
dipegang oleh si pemimpin yang bergaya otoriter tersebut,
sedangkan para bawahan hanya sekedar melaksanakan tugas yang
sudah diberikan. Tipe kepemimpinan yang otoriter biasanya
mengarah kepada tugas.
f. Gaya Kepemimpinan Kharismatik;
Kelebihan dari gaya kepemimpinan karismatis ini ialah mampu
menarik orang. Mereka akan terpesona dengan cara berbicaranya
yang akan membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin
dengan memiliki gaya kepribadian ini akan visionaris. Mereka
sangat menyenangi akan perubahan dan adanya tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar dari tipe kepemimpinan model ini
dapat di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong yang
Nyaring Bunyinya. Mereka hanya mampu menarik orang untuk
bisa datang kepada mereka.
g. Gaya Kepemimpinan Diplomatis;
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini terdapat di
penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali selalu
melihat dari satu sisi, yaitu pada sisi keuntungan dirinya. Sisanya,
melihat dari sisi keuntungan pada lawannya. Hanya pemimpin
dengan menggunakan kepribadian putih ini yang hanya bisa
melihat kedua sisi dengan jelas, Apa yang dapat menguntungkan
dirinya dan juga dapat menguntungkan lawannya. Kesabaran dan
kepasifan merupakan kelemahan pemimpin dengan
menggunakan gaya diplomatis ini.
h. Gaya Kepemimpinan Administratif;
Gaya kepemimpinan tipe ini akan terkesan kurang inovatif dan
telalu kaku dalam memandang aturan. Sikapnya sangat
konservatif serta kelihatan sekali takut di dalam mengambil
resiko dan mereka cenderung akan mencari aman.
i. Gaya Kepemiminan Moralis;
Kelebihan dari gaya kepemimpinan moralis seperti ini ialah pada
umumnya Mereka hangat dan sopan untuk semua orang. Mereka
mempunayi empati yang tinggi terhadap segala permasalahan
dari para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk
kebajikan-kebajikan
ada dalam diri pemimpin tersebut. Orang — orang akan datang
karena kehangatannya terlepas dari semua kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan seperti ini ialah emosinya. Rata-rata
orang seperti ini sangatlah tidak stabil, terkadang dapat tampak
sedih dan sangat mengerikan, kadang pula bisa saja sangat begitu
menyenangkan dan bersahabat.
j. Gaya kepemimpinan analitis (Analytical);
Dalam gaya kepemimpinan tipe ini, biasanya untuk pembuatan
keputusan didasarkan pada suatu proses analisis, terutama
analisis logika dari setiap informasi yang didapatkan. Gaya ini
akan berorientasi pada hasil dan akan lebih menekankan pada
rencana-rencana rinci serta berdimensi jangka panjang.
Kepemimpinan model ini sangatlah mengutamakan logika
dengan menggunakan beberap pendekatan-pendekatan yang
masuk akal serta kuantitatif.
k. Gaya Kepemimpinan Situasional;
Inti dari teori kepemimpinan situational ialah bahwa suatu gaya
kepemimpinan seorang pemimpin akan dapat berbeda-beda,
tergantung dari seperti apa tingkat kesiapan para pengikutnya.
Pemahaman fundamen dari teori kepemimpinan situasional ialah
mengenai tidak adanya gaya kepemimpinan yang paling terbaik.
Teori kepemimpinan situasional akan bertumpu pada dua konsep
yang fundamental yaitu tingkat kesiapan/ kematangan individu
atau kelompok sebagai pengikut dan gaya kepemimpinan.
l. Gaya Kepemimpinan Visioner;
Kepemimpinan visioner merupakan pola kepemimpinan yang
ditujukan untuk bisa memberi arti pada kerja dan usaha yang
perlu dijalankan secara bersama-sama oleh para anggota
perusahaan dengan cara memberikan arahan dan makna pada
suatu kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkandengan visi
yang jelas.
m. Gaya kepemimpinan entrepreneur;
Gaya kepemimpinan ini sangatlah menaruh perhatian pada
kekuasaan dan hasil akhir serta kurang mengutamakan untuk
kebutuhan akan kerjasama. Gaya kepemimpinan model ini
biasanya akan selalu mencari pesaing dan akan menargetkan
standar yang tinggi.
n. Kepemimpinan Militeristik;
Tipe pemimpin seperti ini sangatlah mirip dengan tipe pemimpin
yang otoriter yang merupakan tipe pemimpin yang senantiasa
bertindak sebagai diktator terhadap para anggota kelompoknya.
(Dina Maharani 213120053)

Gaya kepemimpinan otoriter, karena segala bentuk pembuatan kebijakan


serta keputusan tidak melibatkan perawat lainnya. Sehingga seluruh
keputusan diambil berdasarkan pertimbangan dari pemimpinnya itu
sendiri tanpa melibatkan anggotanya, bawahan dituntut untuk
menjalankan keputusan tersebut baik suka ataupun tidak suka. Peran
bawahan dalam pengambilan keputusan terbatas atau bahkan tidak ada.
Pemimpin yang menjalankan gaya kepemimpinan ini juga berperan
sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi
jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota
cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin. Gaya
kepemimpinan otoriter ini bisa efektif bila ada keseimbangan antara
disiplin yang diberlakukan kepada bawahan serta ada kompromi
terhadap bawahan. Gaya kepemimpinan ini sangat berguna pada saat
keputusan harus diambil secepatnya atauketika keputusan tersebut tidak
memerlukan masukan maupun kesepakatan dengan tim atau
bawahannya. Manajer atau Pemimpin yang menggunakan gaya otokratis
ini harus memiliki keahlian pada bidang dimana dia harus mengambil
keputusan dan kemampuan dalam mempengaruhi anggota Tim ataupun
bawahannya untuk bekerjasama agar tercapainya tujuan yang
dikehendakinya.
(Vina Apriliani 213120036)

2. Formula Gillies: (Syakilla Dwiana F 213120027)


Jumlah perawat = jam rawat x TT x BOR x jumlah hari (tahun)
(Jumlah hari (tahun) – off) x jam kerja
= 4,5 x 150 x 0,98 x 365
(365-78) x 7
= 241.447,5 = 120,18 perawat
2.009

Formula Douglass: (Fatimah Rizka N 213120067)


Pagi
Minimal care : 0,17 x 20 = 3,4
Partial care : 0,27 x 60 = 16,2
Total care : 0.36 x 20 = 7.2
Total = 26,8

Siang
Minimal care : 0,14 x 20 = 2,8
Partial care : 0,15 x 60 = 9
Total care : 0,30 x 20 = 6
Total = 17,8

Malam
Minimal care : 0,07 x 20 = 1,4
Partial care : 0,10x 60 = 6
Total care : 0,20 x 20 = 4
Total = 11,4
Total keseluruhan = 26,8 + 17,8 + 11,4 = 56 perawat
Total Loss Day Gillies: (Sinta Yusnita 213120022)
78 x 150,1 = 11.707,8 = 40,7
287 287

Total Loss Day Douglass: (Hesti Anggia 213120034)


Total formula Douglass = 56
Jumlah hari kerja efektif = 287 hari
Jumlah perawat = total formula + faktor loreksi
Faktor loreksi = 25% x total
Jumlah perawat 56 + 14 = 70
Jumlah hari minggu dalam setahun + cuti + hari besar x jumlah perawat
Jumlah hari kerja efektif

= 78 x 70 = 5460 = 19,02
287 287

3. Faktor Loreksi Gillies: (Sharla Ayu W 213120145)


Total perawat = 120,1
Faktor loreksi = total perawat x 25%
120,1 x 25% = 120,1 x 0,25 = 30,025
120,1 + 30,025 = 150,125 = 150 perawat

Faktor Loreksi Douglass: (Sharla Ayu W 213120145)


Jumlah perawat (pagi,siang,malam) = 56 Perawat
Faktor loreksi = total perawat x 25%
56 x 25% = 56 x 0,25 = 14
56 + 14 = 70 = 70 perawat

4. Jumlah perawat secara keseluruhan Gillies: (Raihannisya 213120126)


= Jumlah perawat + faktor loreksi + lost day
= 120,1 + 30 + 40,07 = 190,17 = 190 perawat

Jumlah perawat secara keseluruhan Douglass: (Raihannisya


213120126)
= Jumlah perawat + faktor loreksi + lost day
= 56 + 14 + 19,02 = 89,02 = 89 perawat

5. Syanita Dwi Nanda S.P (213120035)


Perawat primer (PP)
Peran perawat primer antara lain sebagai berikut:
a) Menyampaikan lembar penerimaan pasien baru
b) Menandatangani lembar penerimaan pasien baru
c) Melakukan pengkajian pada pasien baru
d) Mengorientasikan klien pada ruangan
e) Memberi penjelasan tentang perawat dan dokter yang
bertanggung jawab
f) Mendokumentasikan penerimaan pasien baru

(Fatimah Rizka N 213120067)


Penerimaan pasien baru dibagi menjadi 2 tahapan, yaitu tahap pra
penerimaan pasien baru dan tahap pelaksanaan penerimaan pasien baru.
a. Tahap Pra Penerimaan Pasien Baru
Pada tahap penerimaan pasien baru, beberapa hal yang perlu
dipersiapkan sesuai standar operasional prosedur, yaitu :
1. Menyiapkan kelengkapan administrasi,
2. Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan,
3. Menyiapkan format penerimaan pasien baru,
4. Menyiapkan buku status pasien dan format pengkajian
keperawatan,
5. Menyiapkan informed consent sentralisasi obat,
6. Menyiapkan nursing kits,
7. Menyiapkan lembar tata tertib pasien, keluarga dan pengunjung
ruangan.

b. Tahap Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru


1. Pasien datang diruangan diterima oleh kepala ruangan atau
perawat primer atau perawat yang diberi delegasi
2. Perawat memperkenalkan diri pada klien dan keluarganya.
3. Perawat bersama dengan karyawan lain memindahkan pasien ke
tempat tidur (apabila pasien datang dengan berangkat atau kursi
roda) dan berikan posisi yang nyaman.
4. Perkenalkan pasien baru dengan pasien yang sekamar.
5. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat
memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang
orientasi ruangan. Perawatan (termasuk perawat yang
bertanggung jawab dan sentralisasi obat), medis (dokter yang
bertanggung jawab dan jadwal visit) dan tata tertib ruangan.
6. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan dan informasi
yang telah disampaikan.
7. Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan
format.
8. Perawat menunjukkan kamar atau tempat tidur klien dan
mengantarkan ke tempat yang telah ditetapkan.
9. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk
menendatangani informed consent sentralisasi obat.

6. (Sharla Ayu W 213120145)


A. Pengertian Discharge Planning
Discharge planning adalah suatu proses yang sistematis dalam
pelayanan kesehatan untuk membantu pasien dan keluarga dalam
menetapkan kebutuhan, mengimplementasiakan serta
mengkoordinasikan rencana perawatan yang akan dilakukan setelah
pasien pulang dari rumah sakit sehingga dapat meningkatkan atau
mempertahankan derajat kesehatannya (Nursalam, 2015).
Discharge planning didapatkan dari proses interaksi ketika perawat
professional, dokter, pasien, keluarga berkolaborasi untuk
memberikan dan mengatur kontinuitas keperawatan. Perencanaan
pulang diperlukan oleh pasien dan harus berpusat pada masalah
pasien, yaitu pencegahan, terapeutik, rehabilitatif, serta perawatan
rutin yang sebenarnya. Perencanaan pulang akan menghasilkan
sebuah hubungan yang terintegrasi yaitu antara perawatan yang
diterima pada waktu dirumah sakit dengan perawatan yang
diberikan setelah pasien pulang. Pemulangan pasien dari rumah
sakit kembali ke rumah telah disepakati oleh pasien. Dengan melalui
persetujuan pasien ini akan memberikan kesempatan pada pasien
untuk mempersiapkan diri untuk pemulangan. Persiapan secara
fisik, mental dan psikologis diperlukan untuk pemulangan (Junaidi,
2017)
B. Tujuan Discharge Planning
Tujuan discharge planning adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan
khusus untuk mempertahankan atau pencapaian fungsi kesehatan
yang maksimal setelah pemulangan (Taharuddin, 2017). Selain itu,
tujuan lainnya adalah Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik,
psikologis dan sosial, meningkatkan kemandirian pasien dan
keluarga, meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien,
membantu rujukan pasien pada system pelayanan yang lain,
membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan
status kesehatan pasien, melaksanakan rentang perawatan antar
rumah sakit dan masyarakat (Nursalam, 2015)
(Vina Apriliani 213120036)
C. Prinsip-prinsip Discharge Planning
Prinsip-prinsip dalam discharge planning antara lain sebagai berikut:
1. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai
keinginan dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan
dievaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan
dengan masalah yang mungkin timbul pada saat pasien
pulang nanti, sehingga kemungkinan masalah yang timbul
dirumah dapat segera diantisipasi.
3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif.
Perencanaan pulang merupakan pelayanan multidisiplin dan
setiap tim harus saling bekerja sama.
4. Perencanaan pulang harus disesuaikan dengan sumber daya
dan fasilitasyang ada. Tindakan atau rencana yang akan
dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan pengetahuan
dari tenaga yang tersedia atau fasilitas yang tersedia
dimasyarakat.
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan
kesehatan. Setiap pasien masuk tatanan pelayanan maka
perencanaan pulang harus dilakukan.
D. Keuntungan Discharge Planning
Keuntungan dalam melakukan discharge planning antara lain sebagai
berikut:
1. Pasien dan keluarga memahami diagnosa, antisipasi tingkat
fungsi, obatobatan dan pengobatan ketika pulang, antisipasi
perawatan tingkat lanjut, dan respons jika terjadi
kegawatdaruratan.
2. Pendidikan khusus pada keluarga dan pasien untuk
memastikan perawatan yang tepat setelah pasien pulang.
3. Berkoordinasi dengan sistem pendukung di masyarakat,
untuk membantu pasien dan keluarga membuat koping
terhadap perubahan dalam status kesehatan.
4. Melakukan relokasi dan koordinasi sistem pendukung atau
memindahkan pasien ke tempat pelayanan kesehatan lain

(Putri Nur 213120051)


Kegiatan yang harus di kerjakan untuk pasien yang akan pulang :
1. Anjurkan cara-cara untuk merubah pengaturan fisik dirumah
sehingga kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
2. Berikan informasi tentang sumber-sumber pelayanan
kesehatan di masyarakat kepada pasien dan keluarga.
3. Lakukan pendidikan untuk pasien dan keluarga sesegera
mungkin setelah pasien di rawat di rumah sakit mengenai :
a) Medication (obat)
Pasien diharapkan mengetahui jenis, jumlah obat yang
dilanjutkan pasca rawat inap
b) Emvironmeng (lingkungan)
Dibutuhkan lingkungan yang nyaman serta fasilitas
kesehatan yang baik untuk proses perawatan setelah rawat
inap
c) Treatment (pengobatan)
Perawat memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut
setelah pasien pulang, yang dilakukan oleh pasien dan
anggota keluarga
d) Health teaching (pengajaran kesehatan)
Sebelum pasien di jadwalkan pulang, sebaiknya diberikan
edukasi tentang kondisi kesehatannya serta perawatan
kesehatan tambahan
e) Outpatient referal
Pasien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau
komunitas lain di luar rumah sakit yang dapat meningkatkan
perawatan berkelanjutan
f) Diet pasien
perawatan sebaiknya memberikan edukasi tentang pola
makan yang sebaiknya dikonsumsi oleh pasien.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan kemampuan dan keterampilan
seorang pemimpin perawat dalam mempengaruhi perawat lain dibawah
pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalan
memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan
tercapai. Setiap perawat mempunyai potensi selalu ditingkatkan.

Gaya adalah sebagai cara penampilan karakteristik atau tersendiri. Gillies


(1970) dan Nursalam (2000) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dapat
didefinisikan berdasarkan perilaku pemimpin itu sendiri. Perilaku seseorang
dipengaruhi oleh adanya pengalaman bertahun tahun dalam kehidupannya.
Oleh karena itu, kepribadian seseorang akan mempengaruhi gaya
kepemimpinan yang digunakan.

3.2 Saran
1. Saran Bagi Perawat

Seorang perawat perlu memiliki keterampilan kepemimpinan, sehingga


efektif dalam megelola pelayanan dan asuhan keperawatan sesuai dengan
perkembangan IPTEK dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Perawat
harus mampu menginformasikan dan mengkoordinasikan serta mengartikan
filosofi institusi dan pelayan keperawatan, keyakinan dasar, kerangka kerja,
manajerial keperawatan dan tujuan dari institusi agar seluruh kegiatan
menuju ke suatu arah yang disepakati bersama.

2. Saran Bagi Pembaca/Masyarakat

Jiwa kepemimpinan perlu dipupuk dan dikembangkan karena ini sangat


diperlukan pada setiap pribadi manusia. Oleh karena itu manusia harus
mempunyai karakteristik yang kuat agar bisa bertanggung jawab dan
melaksanakan tugasnya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Sitorus, E., Mahendra, D., & Batu, A. M. (2019). Buku Materi Pembelajaran
Manajemen Gadar Lanjutan 1.
Wijaya, I. (2020). GAMBARAN FUNGSI PENGORGANISASIAN DI RUMAH
SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH GUBUG (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Semarang).
Amir, H., Chanafie, D., & Hastono, S. P. (2020). Pengaruh Pelatihan Model
Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) terhadap Penerapan Pilar I
Pendekatan Manajemen dan Pilar IV Sistem Pemberian Asuhan
Keperawatan Perawat di Rumah Sakit X Kotamobagu. Media Publikasi
Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 3(3), 168-177.
Amin, N. (2014). Gambaran kinerja perawat dalam memenuhi kebutuhan personal
hygiene klien skizofrenia di rumah sakit jiwa daerah dr. Amino
gondohutomo semarang. FIKkeS, 7(1).
Sari, E. I., & Rofii, M. (2017). GAMBARAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN
ORIENTASI PASIEN BARU DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD HJ.
ANNA LASMANAH BANJARNEGARA (Doctoral dissertation, Faculty of
Medicine).
Pinasti, S. R., & Arum Pratiwi, S. K. (2016). Gambaran Klasifikasi Pasien Di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
MALINGKAS, L. D., & Kerangan, J. (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN
DISCHARGE PLANNING DI RUANGAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH DR. SAM RATULANGI TONDANO (Doctoral
dissertation, UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE).
Prasetyo, G. H. (2018). Mengidentifikasi Peran Perawat dalam Pelaksanaan
Discharge Planning pada Pasien Anak dengan Gizi Lebih di Ruang Ismail
RS Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surabaya).
https://gustinerz.com/tingkat-ketergantungan-pasien-douglass/ diakses pada
tanggal 20 Desember 2022
https://www.academia.edu/31829184/TUGAS_KEPALA_RUANG_PERAWAT_
PRIMER_PERAWAT_ASOSIAET#:~:text=C.%20PERAWAT%20ASOS
IATE%20Seorang%20perawat,keperawatan%20dengan%20sentuhan%20
kasih%20sayang diakses pada tanggal 20 Desember 2022

Anda mungkin juga menyukai