Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ETIKOLEGAL

“STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN 8 & 9”

Dosen Pembimbing : Lidia Lushinta, M. Keb

Di Susun Oleh

Kelompok IV

1. Fanny Fira Indayani (P07224219016)


2. Ferika Rafaris (P07224219017)
3. Fitri Nisa Ayu Lestari (P07224219018)
4. Gusti Reni Anggini (P07224219019)
5. Halimatus Sa’diyah (P07224219020)
6. Husnul Khatimah (P0722421902 1)
7. Leni Anjarwati (P07224219022)
8. Melysa Nur Aini (P07224219023)
9. Meri Andani (P07224219024)
10. Midah Rahmiah (P07224219025)
11. Nur Amida Novita Asria (P07224219026)

PRODI DIII KEBIDANAN TINGKAT I


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa


Ta’ala, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini sebagai tugas mata kuliah
komunikasi.

Dalam penyusunan makalah yang berjudul “Standar Praktik


Kebidanan 8 dan 9” ini, kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya dan semaksimal mungkin. Namun tentunya sebagai manusia yang
tidak luput dari segala kesalahan dan kekurangan. Harapan kami, semoga
bisa menjadi koreksi bersama di masa mendatang agar lebih baik lagi dari
sebelumnya.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada ibu Lidia Lushinta,


M. Keb. selaku dosen pemimbing mata kuliah etikolegal karena atas
dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang telah
ditetapkan dan insya-Allah sesuai yang kami harapkan. Dan kami ucapkan
terimakasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam
penyusunan makalah ini.

Semoga makalah yang kami buat ini bisa memberikan manfaat dan
ilmu pengetahuan bagi kita semuanya, serta bisa menjadi sumbangsih
pemikiran khususnya untuk para pembaca. Aamiin.

Samarinda, 8 Maret 2020

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Standar VIII : Evaluasi..................................................................................................3
2.2 Standar XI : Dokumentasi.............................................................................................4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................11
3.2 Saran............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penentuan standar profesi selalu berkaitan erat dengan situasi dan kondisi
dari profesi sesuai UU No. 23/92 Tentang kesehatan , bahwa tenaga kesehatan
dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk memenuhi standar profesi dan
menghormati hak pasien.

Standar praktik kebidanan dibuat dan disusun oleh organisasi profesi bidan
(IBI) berrdasarkan kompetensi inti bidan ,dimana kompetensi ini lahir sebagai
bukti bahwa bidan telah menguasai pengetahuan, kterampilan, dan sikap minimal
yang harus dimiliki bidan sebagai hasil belajar dalam pendidikannya. Karena latar
belakang pendidikan kebidanan sangat bervariasi maka organisasi profesi IBI
membuat standar praktik bidan berdasarkan kompetensi inti sehingga dengan
adanya standar praktik kebidanan, bidan mempunyai suatu ukuran yang sama
untuk semua bidan dalam melaksanakan tugasnya walaupun latar belakang
pendidikannya berbeda-beda.

Dalam profesi kebidanan , standar paktik kebidanan merupakan suatu


acuan atau pedoman bagi seorang bidan dalam melakukan sebuah
tindakan.Namun, seringkali kita temukan bidan yang tidak memberikan pelayanan
yang sesuai dengan standar praktik kebidanan yang telah ditetapkan . Hal ini
menimbulkan penurunan kualitas pelayanan yang diberikan oleh bidan. Oleh
sebab itu, tim penulis membahas mengenai standar praktik khususnya standar
praktik 8 dan 9 yang kita angkat dalam materi ini, sehingga calon-calon tenaga
bidan yang akan datang dapat bekerja sesuai dengan standar praktik kebidanan
yang telah ditetapkan. 

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana isi dari standar praktik kebidanan yang ke-8 ?


2. Bagaimana isi dari standar praktik kebidanan yang ke-9 ?
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui isi dari standar praktik kebidanan yang ke-8


2. Untuk mengetahui isi dari standar praktik kebidanan yang ke-9.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Standar VIII : Evaluasi

Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus seiring dengan


tindakan kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah
dirumuskan. Evalusi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam diagnosa dan
masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut
efektif sedangkan sebagian belum efektif. Mengingat bahwa proses
penatalaksanaan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan maka
perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui
pengkajian ulang (memeriksa kondisi klien). Proses avaluasi ini dilaksanakan
untuk menilai mengapa proses penatalaksanaan efektif/tidak efektif serta
melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut.

Evaluasi dilakukan secara siklus dengan mengkaji ulang aspek asuhan


yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan atau
menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan. Pada langkah terakhir,
dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan. Ini meliputi evaluasi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan : apakah benar-benar telah terpenuhi
sebagaimana diidentifikasi di dalam diagnosis dan masalah. Rencana tersebut
dapat dianggap efekif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedang
sebagian lagi belum efektif. Mengingat bahwa proses manajemen asuhan
merupakan suatu kegiatan yang bersinambungan, maka bidan perlu mengulangi
kembali setiap asuhan yang tidak efektif melalui proses manajemen untuk
mengidentifikasi mengapa rencana asuhan tidak berjalan efektif serta pada
rencana asuhan tersebut. Demikianlah langkah-langkah alur berpikir dalam
penatalaksanaan klien kebidanan. Alur ini merupakan suatu proses yang
berkesinambungan dan tidak terpisah satu sama lain, namun berfungsi
memudahkan proses pembelajaran. Proses tersebut diuraikan dan dipilah seolah-
olah terpisah antara satu tahap/langkah dengan langkah berikutnya.
Difinisi Operasional
1. Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakan tindakan kebidanan. Menyesuaikan
dengan standar ukuran yang telah ditetapkan.
2. Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana yang telah dirumuskan
3. Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah disediakan.

2.2 Standar IX : Dokumentasi

Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasi


asuhan kebidanan yang diberikan. Ada dua model pendokumentasian, yaitu
metode Varney dan metode SOAP. Penatalaksanaan kebidanan adalah proses
pemecahan masalah yang digunakan sebagai metoda untuk mengorganisasikan
pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan
dan rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang
berfokus pada klien (Varney, 1997)

Dokumentasi asuhan pada ibu hamil adalah keterangan tertulis dari


seluruh proses asuhan yang diberikan kepada ibu hamil, mulai dari pengkajian
data subjektif dan objektif, rumusan diagnosis, rencana dan pelaksanaan tindakan
serta hasil evaluasinya (Mandriwati, 2008)

Definisi Operasional :

1. Dokumentasi dilaksanakan untuk di setiap langkah manajemen kebidanan

Contoh Manajemen Kebidanan pada Ibu Nifas

1) Mengumpulkan data

Data yang dikumpulkan pada masa postpartum adalah sebagai


berikut:catatan pasien sebelumnya seperti catatan perkembangan ante dan
intranatal,lama postpartum,catatan perkembangan,suhu,denyut
nadi,pernapasan,tekanan darah,pemeriksaan laboratorium dan laporan
pemeriksaan tambahan,catatan obat-obatan,riwayat kesehatan ibu seperti
mobilisasi,buang air kecil,buang air besar,nafsu makan,ketidaknyamanan
atau rasa sakit, kekhawatiran, makanan bayi, reaksi bayi, reaksi proses
melahirkan dan kelahiran, kemudian pemeriksaan fisik bayi, tanda-tanda
vital,kondisi payudara, puting susu, pemeriksaan abdomen, kandung
kemih,uterus, lochea mulai warna, jumlah dan banyak, pemeriksaan
perineum, seperti adanya edema, inflamasi, hematoma, pus, luka bekas
episiotomi, kondisi jahitan, ada tidaknya hemorrhoid, pemeriksaan
ekstremitas seperti ada tidaknya varises,refleks, dan lain-lain.

2) Melakukan interpretasi data dasar

Interpretasi data dasar yang akan dilakukan adalah beberapa data yang
ditemukan pada saat pengkajian postpartum seperti:

Diagnosis    : postpartum hari pertama perdarahan nifas postsectio cesaria


dan lain-lain

Masalah      : kurang informasi tidak pernah ANC dan lain-lain

3) Melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan


mengantisipasi  penanganannya

Beberapa hasil dari interpretasi data dasar dapat digunakan dalam


identifikasi diagnosis atau masalah potensial kemungkinan sehingga akan
ditemukan beberapa diagnosis atau masalah potensial pada masa
postpartum,serta antisipasi terhadap masalah yang timbul.

4) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah


potensial pada masa postpartum.

Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melakukan


konsultasi,dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan
kondisi pasien.

5) Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Rencana asuhan menyeluruh pada masa postpartum yang dapat


dilakukan antara lain sebagai berikut:
a.Manajemen asuhan awal puerperium

1)kontak dini sesering mungkin dengan bayi

2)mobilisasi di tempat tidur

3)diet

4)perawatan perineum

5)buang air kecil spontan/kateter

6)obat penghilang rasa sakit kalau perlu

7)obat tidur kalau perlu

8)obat pencahar

9)dan lain-lain

b. Asuhan lanjutan

1)tambahan vitamin atau zat besi jika diperlukan

2)perawatan payudara

3)rencana KB

4)pemeriksaan laboratorium jika diperlukan

5)dan lain-lain

6. Melaksanakan perencanan

Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan rencana asuhan kebidanan


secara menyeluruh yang dibatasi oleh standar asuhan kebidanan pada masa
postpartum.
7. Evaluasi

Evaluasi pada masa postpartum dapat menggunakan bentuk SOAP,sebagai


berikut:

S: Data objektif

Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesis


(wawancara)yang merupakan ungkapan langsung.

O: Data objektif

Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan


fisik pada masa postpartum

A: Analisis dan interpretasi

Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat


kesimpulan meliputi diagnosis,antisipasi diagnosis atau masalah
potensial,serta perlu tidaknya dilakukan tindakan segera.

P: Perencanaan

Merupakan rencana dan tindakan yang akan di berikan termasuk


asuhan mendiri,kaolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium serta
konseling untuk tindak lanjut. 

2. Dokumentasi dilaksanakan secara jujur, sistematis, jelas, dan ada yang


bertanggung jawab

3. Dokumentasi merupakan bukti legal dari pelaksanaan asuhan kebidanan.

Rekam medis yang mudah dibaca dan akurat merupakan dokumentsai


pelayanan kesehatan yang sangat menentukan yang mengkomunikasikan
informasi penting tentang pasien ke berbagai profesional.Dalam kasus
hukum,rekam medis dapat menjadi landasan berbagai kasus gugatan atau sebagai
alat pembela diri Bidan,Perawat,Dokter atau fasilitas.
Tujuan utama dokumentasi kebidanan adalah untuk menyampaikan
informasi penting tentang pasien. Rekam medis digunakan untuk
mendokumentasikan proses kebidanan dan memenuhi kewajiban profesional
bidan untuk mengkomunikasikan informasi penting. Data dalam pencatatan
tersebut harus berisi informasi spesifik yang memberi gambaran tentang pasien
dan pemberian asuhan kebidanan. Evaluasi status pasien harus dimasukan dalam
catatan tersebut.
1. Tindakan sipil atau pribadi
Tindkan sipil berkaitan dengan isu antar individu

2. Tindakan kriminal
Tindakan kriminal berkaitan dengan perselisihan antara individu dan masyarakat
secara keseluruhan .

            Menurut hukum jika sesuatu tidak didokumentasikan berarti pihak yang
bertanggung jawab tidak melakukan apa yang seharusnyan dilakukan.Jika bidan
tidak melaksanakan atau menyelesaikan suatau aktivitas atau mendokumentasikan
secara tidak benar, dia bisa dituntut melakukan mal praktik. Dokumentasi
kebidanan harus dapat dipercaya secara legal, yaitu harus meberikan lapporan
yang akurat mengenai perawatan yang diterima klien.
Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, pasal
50 penjelasan menyatakan bahwa : Yang dimaksud dengan” standar profesi
”adalah batasan kemampuan ( knowledge, skill and professional attitude )
minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat melakukan
kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh
organisasi profesi.
Dalam melaksanakan profesinya, Bidan memiliki 9 (sembilan) kompetensi yaitu :
1. Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu
sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang
bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan
keluarganya.
2. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang
tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh dimasyarakat dalam rangka
untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan
kesiapan menjadi orang tua.
3. Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan
kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan
dari komplikasi tertentu.
4. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan
setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman,
menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan
wanita dan bayinya yang baru lahir.
5. Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan mneyusui yang bermutu tinggi
dan tanggap terhadap budaya setempat.
6. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi baru
lahir sehat sampai dengan 1 bulan.
7. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi dan
balita sehat (1 bulan – 5 tahun).
8. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif pada
keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
9. Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem
reproduksi.
Setiap Kompetensi dilengkapi dengan Pengetahuan dan keterampilan dasar,
pengetahuan dan keterampilan tambahan, yang wajib dimiliki dan dilaksanakan
dalam melakukan kegiatan asuhan kebidanan
Setiap Bidan harus bekerja Secara profesional dalam melaksanakan profesi
asuhan kebidanan , dan dalam melaksanakan profesi tersebut Bidan harus bekerja
sesuai standar yang meliputi meliputi : standar pendidikan, standar falsafah,
standar organisasi, standar sumber daya pendidikan, standar pola pendidikan
kebidanan, standar kurikulum, standar tujuan pendidikan, standar evaluasi
pendidikan, standar lulusan, standar Pendidikan Berkelanjutan Bidan, standar
organisasi, standar falsafah, standar sumber daya pendidikan, standar program
pendidikan dan pelatihan, standar fasilitas, standar dokumen penyelenggaraan
pendidikan berkelanjutan, standar pengendalian mutu
Standar Pelayanan Kebidanan, standar falsafah, Standar Administrasi Dan
Pengelolaan, Standar Staf Dan Pimpinan, Standar Fasilitas Dan Peralatan, Standar
Kebijakan Dan Prosedur, Standar Pengembangan Staf Dan Program Pendidikan,
Standar Asuhan, Standar Evaluasi Dan Pengendalian Mutu, standar praktik
kebidanan, Standar metode asuhan, Standar pengkajian, Standar Diagnosa
kebidanan, standar rencana asuhan, standar tindakan, standar partisipasi klien,
standar pengawasan, standar evaluasi, standar dokumentasi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Standar VIII : Evaluasi

Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus seiring dengan


tindakan kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah
dirumuskan.
Definisi Operasional :

1) Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakan tindakan kebidanan.Klien


sesuai dengan standar ukuran yang telah ditetapkan
2) Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana yang telah dirumuskan
3) Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah disediakan
 Standar IX : Dokumentasi

Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasi


asuhan kebidanan yang diberikan

Definisi Operasional :

1) Dokumentasi dilaksanakan untuk disetiap langkah manajemen kebidanan.


2) Dokumentasi dilaksanakan secara jujur sistimatis jelas dan ada yang
bertanggung jawab
3) Dokumentasi merupakan bukti legal dari pelaksanaan asuhan kebidanan

B. Saran

Bagi Mahasiswa diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan


mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan yang sesuai dengan standar
praktek bidan. Bagi Petugas-petugas Kesehatan diharapkan dengan makalah ini
dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan
sehingga dapat memaksimalkan dalam  memberikan health education dalam
perawatan pada klien sesuai dengan standar praktek bidan.
DAFTAR PUSTAKA

Komariah, K. 2005. Perawatan ibu masa nifas dan bayi baru lahir. Jakarta.

Bennet and Linda. 2005. Myles Textbook for Midwifery. UK London

Seller, P.M.. 2000. Midwifery, Vol. 1 dan 2, 1st Edition, Juta & Co.Ltd. Cape
Town

Varney. 2010. Varney’s Midwifery, 3rd Edition, Jones and Barlet Publishers.
Sudbury: England

Putri, Fatimah Oktaviani. 2015. Standar Praktik Kebidanan. https://prezi.com/-


yekwunq0ztr/standar-praktik-kebidanan/. (Diakses pada 8 Maret 2020).

Anda mungkin juga menyukai