Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

PEMBAHASAN

Praktik Kebidanan Komunitas yang dilaksanakan pada tanggal 11 Juli - 22


Juli 2022 oleh mahasiswa Prodi D - III Kebidanan Samarinda Poltekkes
Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur yang bertujuan agar setelah
dilaksanakan kegiatan tersebut mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan
secara komprehensif dengan memperhatikan budaya setempat dalam tatanan di
komunitas melalui pendekatan manajemen kebidanan dalam asuhan di komunitas
dan mengarah pada usaha - usaha promotif dan preventif guna mencapai
kesehatan yang optimal dengan menekankan pada peran serta masyarakat
mengatasi masalah kesehatan yang dialami masyarakat pencapaian hal tersebut
dilakukan dengan melibatkan masyarakat secara aktif sejak awal untuk dapat
mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan yang optimal secara
mandiri.

Sebagai langkah awal mahasiswa melakukan orientasi wilayah guna


mengetahui batas - batas wilayah RT 11 Kelurahan Tani Aman Kecam atan Loa
Janan Ilir agar mempermudah kegiatan pengumpulan data yang akan di lakukan
oleh mahasiswa. Orientasi wilayah ini berlangsung kurang lebih 2 hari, dan tidak
ada kendala saat proses orientasi wilayah . Setelah dilakukannya orientasi wilayah
mahasiswa melakukan Sosialisasi Dan Pembentukan Kelompok Kerja Kesehatan
(POKJAKES) di RT 11 Kelurahan Tani Aman Kecamatan Loa Janan Ilir yang
dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2022 di rumah Ketua RT 11. Kegiatan ini di
hadiri oleh Ketua RT 11, Kader, Ibu Lurah, Tokoh Agama, Dosen Pembimbing
Serta Warga RT 11. Dari pertemuan sosialisasi ini terbentuklah POKJAKES di
RT 11 dengan nama POKJAKES Melati Reformasi Husada.

Setelah terbentuknya POKJAKES Melati Reformasi Husada di RT 11


Kelurahan Tani Aman Kecamatan Loa Janan Ilir ini, mahasiswa bersama
pengurus POKJAKES melakukan pendataan. Pada tahap pengkajian ini data di
peroleh melalui observasi dan wawancara yang dilakukan secara kunjungan dari
rumah ke rumah. Kegiatan pengkajian dilakukan dengan tahapan pendekatan,
tabulasi, analisis data, dan perumusan masalah . Dalam kegiatan pengkajian
terdapat hambatan yaitu kesulitan menemui responden karena banyak warga yang
bekerja dan beberapa warga yang telah pindah namun masih berdomisili di RT 11.
Namun menghadapi hambatan tersebut, mahasiswa dan pengurus POKJAKES
Melati Reformasi Husada berusaha bekerja keras melakukan pendekatan dalam
waktu yang seefektif mungkin dan mengunjungi kembali responden untuk
melakukan pengkajian data.

Setelah terkumpulnya data, mahasiswa bersama pengurus POKJAKES


mengadakan Musyawarah Masyarakat Desa 1 yang berlangsung pada tanggal 15
Juli 2022. Dalam kegiatan ini membahas mengenai tahapan perencanaan yang
terdiri dari atas rumusan masalah kesehatan, dan penyusunan rencana tindakan
yang nantinya akan dilaksanakan sesuai dengan prioritas masalah yang ada.
Rencana yang disusun merupakan rencana kerja yang dilaksanakan oleh
masyarakat , dari masyarakat dan untuk masyarakat dengan mahasiswa sebagai
fasilitator. Dengan melibatkan semua warga RT.11 Kelurahan Tani Aman
Kecamatan Loa Janan Ilir ini , maka ditetapkan dan dibahas prioritas masalah ,
sasaran, waktu, tempat, dan penanggung jawab yang dilakukan sesuai kebutuhan
masyarakat itu sendiri. Selama kegiatan berlangsung tidak ada hambatan yang
berarti. Semua masyarakat yang hadir sangat kooperatif dalam menentukan
prioritas masalah dan begitu antusias dalam menyusun rencana kegiatan.

Setelah disusunnya rencana kegiatan, mahasiswa bersama pengurus


POKJAKES melakukan implementasi kegiatan. Secara umum rencana kegiatan
yang telah disepakati bersama masyarakat RT 11 di implementasikan dengan baik.
peran aktif dari masyarakat terutama dukungan tokoh masyarakat, kader - kader
kesehatan serta kelompok kerja kesehatan dan warga merupakan kekuatan dan
modal utama yang membantu kelancaran dan pelaksanaan dalam mengatasi
masalah ada di RT 11 sesuai dengan rencana yang telah di sepakati bersama oleh
warga RT 11.
Dari pengkajian yang telah dilakukan tersebut, maka mahasiswa
mendapatkan beberapa masalah kesehatan yang paling sering muncul di RT 11
yaitu ;

Masalah kesehatan I :

Rendahnya Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( MKJP )


Pada Wanita Usia Subur (WUS). Dengan Usia Lebih Dari 35 tahun di Kelurahan
Tani Aman RT 11. Telah dilaksanakan penyuluhan tentang MKJP pada Tanggal
20 Juli 2022 pukul 15.00 WITA bertempat di rumah Ny . Rosmiati . Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) adalah metode kontrasepsi yang masa
kerjanya lama terdiri dari implant, AKDR / IUD, MOP, dan MOW (BkkbN ,
2011) . Implant dan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim MUD (Intra Uterine
Devices) adalah metode kontrasepsi jangka panjang paling efektif yang bersifat
reversible, sedangkan MOW dan MOP adalah metode kontrasepsi jangka panjang
yang tidak reversible. Implant dan AKDR juga memiliki keuntungan tambahan
yaitu menyenangkan , disukai pengguna , dan murah dengan angka kegagalan < 1
% serta bisa " dilupakan tidak harus dikonsumsi setiap hari seperti pil atau harus
disuntik ulang setiap 1 atau 3 bulan seperti kontrasepsi suntikan . Oleh karena itu ,
implant dan AKDR seharusnya menjadi metode kontrasepsi pilihan pertama yang
ditawarkan kepada sebagian besar wanita (Brown, 1997 ; Stoddard , 2011) . Dari
penyuluhan ini telah mampu memberikan informasi kepada ibu - ibu mengenai
Kontarsepsi MKJP , hal ini tergambar pada saat evaluasi ibu yang mengikuti
penyuluhan tersebut tidak banyak yang hadir dan mengerti tentang penjelasan
yang diberikan serta ibu kurang aktif dalam kegiatan tersebut. Pada tahap evaluasi
menurut Anderson didasarkan pada respon verbal dan non verbal komunitas
masyarakat terhadap program kesehatan setelah intervensi tindakan dilakukan
meliputi pemasukan, pelaksanaan dan hasil. Pada pelaksanaan atau aplikasinya
berdasarkan teori tersebut, maka mahasiswa memperoleh evaluasi dari respon
verbal dan non verbal

Masalah kesehatan II :
Tingginya angka kejadian ISPA pada bayi / balita dalam 1 tahun terakhir.
ISPA ( infeksi saluran pernafasan akut) adalah infeksi yang terjadi pada saluran
pernafasan (mulai dari hidung sampai dengan paru- paru) yang bersifat akut / tiba
tiba Penyebab disebabkan oleh bakteri, virus , debu , asap rokok , gas kimia ,
racun , parasit , dan cacing . Tanda gejala ISPA yaitu flu disertai bersin-bersin,
batuk kering kadang berdahak, sesak nafas, demam, selera makan menurun, sakit
otot tulang/persendian, sakit tenggorokan saat menelan. Berdasarkan Praktik
Kerja Lapangan diwilayah RT 11 kelurahan Tani Aman kecamatan Loa Janan Ilir
kota Samarinda diketahui bahwa angka keadian ISPA dalam I tahun terakhir
sebanyak 19 orang selain itu , setelah ditelusuri lebih dalam mengenai
pengetahuan orang tua mengenai cara pencegahan ISPA diketahui bahwa sekitar
82.61 % orang tua menyatakan tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang
cara pencegahan ISPA. Oleh karena itu, terdapat kejadian ISPA diwilayah RT 11
Kelurahan Tani Aman Kecamatan Loa Janan Ilir Kota Samarinda sebanyak 19
orang merupakan suatu masalah yang perlu diberikan perhatian dan penanganan
dengan tepat karena akan berpotensi untuk meningkatkan angka modibitas bahkan
angka mortalitas masyarakat Kekuatan dalam melaksanakan tindakan kebidanan
untuk mengatasi masalah ini adalah setiap keluarga ingin dan mau menerima
masukkan dari pihak mahasiswa . Dukungan dari para tokoh masyarakat RT 11
ketua RT yang memudahkan diadakan penyuluhan tentang ISPA. Kelemahan
yang didapat dalam perencanaan adalah sebagian besar warga bekerja sebagai
swasta, hal ini mempengaruhi ketidakhadiran dalam kegiatan penyuluhan
dilakukan pada hari libur pagi hari . Penyuluhan ISPA telah dilakukan di RT 11
pada tanggal 20 juli 2022 yang dilaksanakan setelah senam pagi .

Masalah kesehatan III :

Kurangnya pengetahuan warga tentang kesehatan reproduksi , deteksi dini


kanker serviks dan kanker payudara (PAP SMEAR , IVA TEST , dan SADARI).
90 % WUS tidak pernah melakukan deteksi dini kesehatan reproduksi dan 78 %
WUS tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi .
Berdasarkan data Praktik Kerja Lapangan Kebidanan Komunitas diwilayah RT 11
Kelurahan Tani Aman Kecamatan Loa Janan Ilir Kota Samarinda diketahui bahwa
presentase WUS yang tidak pernah mengikuti penyuluhan tentang kesehatan
reproduksi , selain itu setelah ditelusuri lebih dalam tenyata ditemukan bahwa 90
% WUS tidak pernah melakukan deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara
(PAP SMEAR , IVA TEST , dan SADARI) . Kemudian pada WUS 78 % tidak
pernah mendapat penyuluhan tentang kesehatan reproduksi dan 90 % WUS tidak
melakukan deteksi dini kesehatan reproduksi. Oleh karena itu , kurangnya
pengetahuan warga tentang kesehatan reproduksi diwilayah RT 11 Kelurahan
Tani Aman Kecamatan Loa Janan Ilir Kota Samarinda merupakan suatu masalah
yang perlu diberikan perhatian dan penanganan dengan cepat. Kekuatan dalam
melaksanakan tindakan kebidanan untuk mengatasi masalah ini adalah setiap
keluarga ingin dan mau menerima masukkan dari pihak mahasiswa . Dukungan
dari para tokoh masyarakat RT 11 dan ketua RT yang memudahkan diadakan
penyuluhan tentang deteksi dini kesehatan reproduksi. Kelemahan dalam
melaksanakan kegiatan ini adalah kurangnya pemahaman masyarakat yang dilihat
dari tingkat pendidikan yang agak rendah serta ibu kebanyakan petani dan
berjualan dipasar sehingga penyuluhan dilaksanakan pada sore hari. Penyuluhan
deteksi dini kesehatan reproduksi telah dilakukan dirumah Ibu Wah Dwi Peni RT
11 pada tanggal 21 Juli setelah shalat Maghrib .

Perencanaan

Perencanaan disusun setelah dilakukan pengkajian yaitu data yang telah


dikumpulkan , diolah dan dianalisa . Stanhope dan lancaster (1997)
mengemukakan bahwa perencanaan adalah penggunaan metode-metode dengan
secara detail untuk melakukan tindakan. Perencanaan disusun oleh mahasiswa
bersama warga RT 11 Kelurahan Tani Aman Kecamatan Loa Janan Ilir dalam
Musyawarah Masyarakat Desa I di Rumah Ketua RT 11 Kelurahan Tani Aman .
Berdasarkan 3 masalah yang diprioritaskan yaitu Rendahnya Penggunaan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada Wanita Usia Subur (WUS), tingginya
angka kejadian ISPA dalam 1 tahun terakhir , Kurangnya pengetahuan warga
tentang kesehatan reproduksi , deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara.

Strategi yang dilakukan untuk intervensi kebidanan mencangkup tiga


aspek penting yaitu proses kelompok, pendidikan kesehatan, kerjasama dan
mendemonstrasikan keterlibatan masyarakat dalam asuhan kebidanan.Kekuatan
pada perencanaan terlihat dari peran serta masyarakat yang cukup tinggi dalam
menyusun rencana kegiatan melalui pertemuan dan musyawarah bersama dengan
mahasiswa dan tokoh masyarakat guna merencanakan kegiatan dalam upaya
mengatasi masalah kesehatan yang optimal secara mandiri.

Faktor yang bersifat mendukung dari masyarakat sendiri berupa sumber


daya yang cukup memadai seperti : sarana dan fasilitas yang ada, ketua RT, tokoh
masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan setempat yang merupakan sumber
daya di masyarakat memberikan dukungan berupa sarana dan prasarana dalam
mempersiapkan segala kegiatan yang direncanakan.

Dukungan dan peran aktif masyarakat dalam menyusun rencana kegiatan


melalui pertemuan pada MMD I membantu dalam upaya mengatasi masalah
kesehatan komunitas sehingga tercapai derajat kesehatan komunitas yang optimal
secara mandiri. Yang dilaksanakan pada 15 Juli 2022 Setelah sholat Ashar, yang
dihadiri oleh warga RT 11, ibu ketua RT 11 , ibu lurah Kelurahan Tani Aman ,
ibu bidan pkm trauma center, dan dosen pembimbing.

Dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di masyarakat ,


rencana tindakan yang diarahkan oleh mahasiswa untuk menetapkan rencana
kegiatan prioritas dengan menggunakan metode dan sarana tepat guna . Tahap
selanjutnya setelah dibuat rencana , sesuai dengan masalah kesehatan yang di
jumpai pada masyarakat dilanjutkan pada tahap implementasi/pelaksanaan dari
perencanaan kegiatan tersebut.

Kelemahan yang didapatkan dalam perencanaan adalah sebagian besar


warga bekerja dari pagi sampai sore hari sebagai petani , hal ini mempengaruhi
ketidakhadiran dalam perencanaan kegiatan sehingga pertemuan penyusunan
rencana kegiatan memerlukan waktu yang lama tidak sesuai yang direncanakan,
karena ketidakdisiplinan dalam menepati waktu pertemuaan .

Implementasi
Pelaksanaan intervensi kebidanan ditujukan pada tiga tingkat pencegahan
yaitu : primer , sekunder , dan tersier . Setelah di sepakati oleh masyarakat maka
akan di laksanakan beberapa kegiatan untuk mengatasi hal tersebut.

Berhasil tidaknya penanganan masalah kesehatan bergantung dari peran


serta masyarakat yang difasilitasi oleh petugas kesehatan maupun dukungan dari
lintas program dan lintas sektoral . Secara umum rencana kegiatan yang telah
disepakati bersama masyarakat RT 11 di kelurahan Tani Aman diimplementasikan
dengan baik dan sesuai dengan kesepakatan pada saat Musyawarah Masyarakat
Desa I.

Peran serta aktif dari masyarakat terutama tokoh masyarakat, kader - kader
kesehatan serta kelompok kerja kesehatan dan warga merupakan kekuatan dan
modal utama yang membantu kelancaran pelaksanaan dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ada di RT 11 sesuai dengan perencanaan yang telah buat . Di
bawah ini diuraikan beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya
mengatasi masalah kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Kelurahan Tani Aman Kecamatan Loa Janan Ilir Kota Samarinda. Implementasi
I

Penyuluhan MKJP telah dilakukan di RT 11 Pada hari Kamis 21 Juli 2022


yang dilakukan setelah sholat Ashar, yang dihadiri oleh ibu-ibu warga RT 1, Ibu
ketua RT 11, dan dosen pembimbing.

Implementasi II

Penyuluhan ISPA telah dilakukan di RT 11 pada hari Rabu 20 Juli 2022


yang dilaksanakan setelah senam pagi, yang dihadiri oleh ibu-ibu warga RT 11 ,
ibu ketua RT 11 , dan dosen pembimbing.

Implementasi III
Penyuluhan dilaksanakan pada sore hari.Penyuluhan deteksi dini
kesehatan reproduksi telah dilakukan dirumah Ibu Wah Dwi Peni RT 11 pada
tanggal 21 juli 2022 setelah shalat Maghrib , yang dihadiri oleh ibu-ibu RT 11, ibu
ketua RT 11 , dan dosen pembimbing .

EVALUASI

Pada tahap evaluasi menurut anderson didasarkan pada respon verbal dan
non verbal komunitas masyarakat, terhadap program kesehatan setelah intervensi
tindakan dilakukan meliputi pemasukan, pelaksanaan dan hasiil . Pada
pelaksanaan atau aplikasinya berdasarkan teori tersebut, maka mahasiswa
memperoleh evaluasi dari respon verbal dan non verbal masyarakat terhadap
tindakan kebidanan dalam mengatasi masalah kesehatan yang telah dilaksanakan
selama beberapa hari oleh mahasiswa. Dimana masyarakat sangat mendukung
setiap kegiatan telah dilaksanakan mahasiswa adalah merupakan sumber kekuatan
rencana tindakan selanjutnya dan tidak terlepas dari peran serta aktif masyarakat
Maka evaluasi yang dapat disimpulkan antara lain :

Kegiatan penyuluhan kesehatan terlaksana dengan baik dengan sasaran


yang hadir mencapai 80 % dan dalam evaluasi pada setiap rencana kegiatan yang
telah dilaksanakan , namun terdapat kendala pada saat kegiatan musyawarah
masyarakat desa ( MMD I ).

Anda mungkin juga menyukai