Disusun Oleh :
NIM. P07224219041
TAHUN AKADEMIK
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan
Keluarga Berencana (KB). Dengan melakukan konseling berarti petugas
membantu klien dalam memilih dalam memutuskan jenis kontrasepsi yang
akan digunakan sesuai dengan pilihannya dan dapat membuat klien merasa
lebih puas.
Konseling yang baik juga akan membantu klien dalam menggunakan
kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Konseling juga
akan mempengaruhi interaksi antara petugas dan klien karena dapat
meningkatkan hubungan dan kepercayaan yang sudah ada. (Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi, 2006)
Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan aspek
pelayanan KB dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan
pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Teknik konseling
yang baik dan infromasi yang baik, harus di terapkan dan dibicarakan secara
interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai dengan budaya
yang ada. Selanjutnya dengan informasi yang lengkap dan cukup akan
memberikan keleluasaan kepada klien dalam memutuskan untuk memilih
kontrasepsi (Informed Choice) yang kan digunakannya. (Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi, 2006)
Menurut WHO (World Health Organisation) KB adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-
objektif tertentu, untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval di antara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami isteri, menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hanafi Hartanto,2008).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, (2006), setiap tahun, lebih dari
600.000 wanita di dunia meninggal akibat komplikasi kehamilan saat
melahirkan, 99% kematian itu terjadi di negara berkembang. Dalam jangka
waktu yang sama, tak kurang dari 50 juta aborsi akibat kehamilan tak
diinginkan terjadi di muka bumi ini (Dipo Handoko,2011).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan
alat kontasepsi mantap (MOW) menggunakan pola pikir ilmiah melalui
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
2 . Tujuan Khusus
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu alat kontasepsi mantap
(MOW) penulis mampu :
a. Menjelaskan konsep dasar teori alat kontasepsi mantap
(MOW)
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada ibu
dengan akseptor alat kontasepsi mantap (MOW)
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan akseptor alat
kontasepsi mantap (MOW) dengan pendekatan varney yang
terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian
2) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
3) Identifikasi masalah potensial
4) Identifikasi kebutuhan segera
5) Mengembangkan rencana asuhan/intervensi
6) Implementasi
7) Evaluasi
d. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada ibu dengan
akseptor KB sederhana kondom dalam bentuk catatan SOAP.
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Pengertian
a. Pengertian
b. Keuntungan Tubektomi
7
2) Klien dapat menyesal di kemudian hari.
3) Resiko komplikasi kecil namun dapat meningkat
apabila menggunakan anestesi setelah tindakan
4) Rasa sakit atau ketidaknyamanan muncul dalam waktu
pendek setelah tindakan.
5) Dilakukan oleh dokter terlatih, yaitu dokter spesialis
ginekologi untuk proses laparoskopi.
6) Tidak melindungi diri dari IMS termasuk HBV dan
HIV/AIDS.
d. Syarat-syarat
8
Apabila terlihat infeksi luka, obati dengan antibiotic bila
terdapat abses lakukan drainase dan obati seperti yang
terindikasi
2) Demam pasca operasi
Obati infeksi berdasarkan apa yang ditemukan
3) Luka pada kandung kemih, intestinal
Mengacu ke tingkat asuhan yang tepat, apabila kandung
kemih atau usus luka dan diketahui sewaktu operasi, lakukan
reparasi primer, apabila ditemukan pasca operasi dirujuk ke
rumah sakit yang tepat bila perlu.
4) Hematoma (Subkutan)
Gunakan packs yang hangat dan lembab di tempat tersebut.
Amati hal ini biasanya akan berhenti dengan berjalannya
waktu tetapi dapat membutuhkan drainase bila ektensif.
5) Emboli gas yang diakibatkan oleh laparoskopi.
Ajukan ke tingkat asuhan yang tepat dan mulailah resusitasi
intensif, termasuk cara intravena, resusitasi kardio pulmonar
dan tindakan penunjang kehidupan lainnya
6) Rasa sakit pada lokasi pembedahan
Pastikan adanya infeksi atau abses dan obati berdasarkan apa
yang ditemukan
7) Perdarahan superficial (tepi kulit atau subkutan)
Mengontrol perdarahan dan obati berdasarkan apa yang
ditemukan.
f. Efek samping MOW
9
2) Pola haid
3) Problem ginekologis
4) Problem psikologis
g. Waktu pelaksanaan Tubektomi
10
7) Rambut pubis yang cukup panjang digunting pendek
dan dibersihkan dengan sabun dan air serta dilanjutkan
dengan cairan antiseptic.
8) Tidak memakai perhiasan dan tidak memakai kosmetik
seperti pemerah bibir, pemerah pipi, kutek dan lain-lain.
9) Menghubungi petugas setibanya di klinik.
i. Perawatan dan pemeriksaan Pasca Operasi
11
5) Dua jam setelah tindakan dengan anestesi lokal klien
diizinkan duduk dan latihan berjalan dengan ditemani
keluarganya apabila pasien tidak pusing.
PENGKAJIAN
S:
1. Identitas
Nama :
Umur :Usia PUS (20-55 tahun) mempengaruhi
bagaimana mengambil keputusan dalam
kesehatannya ( Sarwono 2005 )
Agama :
Suku/ Bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
2. Alasan Kunjungan :
Ibu ingin menggunakan alat kotrasepsi mantap
3. Riwayat Kesehatan Klien :
a. Riwayat Kesehatan yang lalu
Penyakit/ Kelainan Reproduksi :
Penyakit Kardiovaskuler :
Penyakit Darah :
Penyakit Saluran Pencernaan :
Penyakit Ginjal & Saluran Kencing :
Penyakit Endokrin :
Penyakit Jiwa :
Penyakit Sistem imunologi :
Penyakit Infeksi :
12
Tidak perlindungan terhadap penularan
infeksi menular seksual, hepatitus B, dan
infeksi virus HIV.
-
b. Riwayat Kesehatan sekarang:
Berisi riwayat perjalanan penyakit mulai klien merasakan
keluhan s/d pengkajian saat ini (sebelum diberikan asuhan)
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Mengkaji riwayat penyakit menurun (asma, hipertensi, DM,
hemofilia, kanker payudara) menular (hepatitis, TBC, HIV/AIDS)
menahun (jantung, asma)
(Fraser & Cooper, 2009)
5. Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi yang dikaji adalah siklus, lama haid,
banyaknya, warna, nyeri haid, keluhan waktu haid, dan amenore.
6. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No
. Suami Ank UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Abnormalitas Laktasi Peny
7. Riwayat Kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi yang perlu dikaji adalah jenis alat
kontrasepsi, lama, kapan awal pemakaian, dan pelepasan, serta
komplikasi yang terjadi selama pemakaian. Pemakaian kontrasepsi
sebelumnya dapat menjadi tolak ukur penggunaan kontrasepsi
selanjutnya.
13
8. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi
Eliminasi
Istirahat
Tingkat aktivtas seseorang dapat mempengaruhi
Aktivitas pengambilan keputusan dalam kesehatannya
(Arikunto:2002)
Personal
Hygiene
Kebiasaan
O:
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital :
Antropometri :
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala :tidak tampak lesi, tampak bersih, tidak
tampak benjolan, distribusi rambut merata.
14
Mata :
- Sklera berwarna kuning menandakan kemungkinan
indikasi adanya/penyakit hati pemilihan alat
kontrasepsi non hormonal lebih diutamakan
Hidung : tampak simetris, tidak tampak
pengeluaran/secret, tidak tampak benjolan
Mulut : tampak simetris, tampak lembab, tampak
bersih, tidak tampak stomatitis, lidah
tampak bersih
Telinga : tampak simetris, tidak tampak
secret/serumen
Leher : tidak tampak pembesaran pada kelenjar
tiroid, getah bening, dan vena jugularis
Dada : simestris. Tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen :
Ekstermitas :
Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan, tidak ada lesi
Wajah : tidak teraba oedema
Mata : tidak teraba oedema pada konjungtiva
Hidung : tidak teraba benjolan
Telinga : tidak teraba benjolan
Leher : tidak teraba oedema pada vena jugularis,
kelenjar tiroid, dan kelenjar getah bening
Payudara :
Abdomen : tidak teraba massa/ benjolan
Genitalia :
Ekstermitas :
15
Auskultasi :
- Nafas terdengar vesikuler
- Tidak terdengar suara nafas tambahan
- Bising usus 5-35 x/menit
Perkusi :
- Refleks Ekstremitas atas
Refleks Bisep (+)
Refleks Trisep (+)
- Refleks Ekstremitas Bawah
Patella (+)
Cavilari Refil kembali dalam waktu < 2 detik
Homan Sign (-)
1. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai kelanjutan
manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi.
1. Beritahukan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
Rasional : Informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi
petugas dan klien untuk tindakan selanjutnya
16
2. Beritahukan kepada ibu tindakan pelayanan kontrasepsi yang akan
dilakukan
Rasional : Agar pasien lebih siap dan kooperatif dalam setiap
pelaksanaan tindakan
3. Berikan pelayanan metode kontrasepsi sesuai kebutuhan klien
Rasional : Tindakan pelayanan metode kontrasepsi dilaksanakan
sesuai kebutuhan klien (kontrasepsi hormonal, AKDR,
AKBK, atau metode sederhana). Pastikan 5 T sebelum
memberikan pelayanan kontrasepsi (tepat pasien, tepat
tempat, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu).
4. Lakukan tindakan pasca pelayanan metode kontrasepsi
Rasional : Memberitahukan informasi mengenai KB yang digunakan
berguna untuk mengingatkan klien. Membersihkan alat-
alat yang telah dipakai, merapikan klien, dan mencuci
tangan merupakan tindakan pencegahan infeksi yang
penting dalam setiap tindakan.
5. Lakukan pencatatan pada kartu kunjungan klien dan anjurkan ibu untuk
melakukan kunjungan ulang
Rasional : Pendokumentasian serta evaluasi terhadap tindakan yang
telah dilakukan pada kartu kunjungan klien dapat
menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasangan atau
pemberian KB.
Keterlambatan jadwal kunjungan ulang akan
mempengaruhi efektivitas dari cara pemakaian
atau penggunaan KB
6. Jelaskan kembali tentang kekurangan atau kerugian serta efek samping KB
yang digunakan/ingin digunakan klien
Rasional : Penjelasan tentang kekurangan dan kerugian serta efek
samping kb dapat menjadi pertimbangan ibu dalam
menentukan kontrasepsi yang akan digunakan dan
mengingatkan kembali kepada ibu mengenai efek
samping KB, hal ini juga dapat mengurangi kecemasan
17
pada ibu
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
18
BAB III
MANAJEMEN KASUS
Tanggal : 20 Agustus 2020
Waktu : 10.00 wita
Nama klinik : BPM Sri
Nama Pengkaji : yuspita sari mangesa
S:
Identitas
Nama : Ny.S Nama : Tn.R
Umur : 36 thn Umur : 38 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : karyawan
Alamat :Jl. Jaya makmur Alamat : Jl. Jaya makmur
Alasan Kunjungan :
Ibu ingin menggunakan alat kotrasepsi mantap
Riwayat Kesehatan Klien :
1. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit yang parah sehingga dirinya tidak
pernah dirawat di rumah sakit
2. Riwayat Kesehatan sekarang:
Ibu tidak menderita penyakit apapun dan tidak memiliki riwayat penyakit
genetik dan menular
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Ibu tidak memiliki penyakit genetik dan keluarga tidak memiliki penyakit
menular
Riwayat Menstruasi
19
Siklus terartur selama 21 hari,lama haid 5-7hari, berwarna merah segar
serta tidak di sertai dengan nyeri ketika haid
Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No
. Suami Ank UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Abnormalitas Laktasi Peny
Riwayat Kontrasepsi
Selama ini ibu hanya menggunakan alat kontrasepsi pil progestin
20
Persepsi keluarga tentang KB : baik untuk kesejahteraan keluarga
Penerimaan keluarga dan suami tentang KB : baik
Kultural : keluarga tidak terlalu memperhatikan budaya mereka
karena sudah percaya dengan tenaga medis
Spiritual : tidak ada pantangan
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Sehat
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80mmHg
Suhu : 36,5 derajat celcius
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 19 x/menit
Antropometri
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 60 kg
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala :tidak tampak lesi, tampak bersih, tidak
tampak benjolan, distribusi rambut merata.
Mata :
- Sklera berwarna kuning menandakan kemungkinan
indikasi adanya/penyakit hati pemilihan alat
kontrasepsi non hormonal lebih diutamakan
Hidung : tampak simetris, tidak tampak
pengeluaran/secret, tidak tampak benjolan
Mulut : tampak simetris, tampak lembab, tampak
bersih, tidak tampak stomatitis, lidah
tampak bersih
Telinga : tampak simetris, tidak tampak
21
secret/serumen
Leher : tidak tampak pembesaran pada kelenjar
tiroid, getah bening, dan vena jugularis
Dada : simestris. Tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen : rata, tidak membesar,tidak ada abses, tidak
ada bekas luka oprasi
Ekstermitas : tidak ada oedem dan varises, reflek patella
kanan dan kiri (+/+)
Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan, tidak ada lesi
Wajah : tidak teraba oedema
Mata : tidak teraba oedema pada konjungtiva
Hidung : tidak teraba benjolan
Telinga : tidak teraba benjolan
Leher : tidak teraba oedema pada vena jugularis,
kelenjar tiroid, dan kelenjar getah bening
Payudara : simetris, puting susu menonjol
Abdomen : tidak teraba massa/ benjolan
Genitalia : tidak ada oedem, tidak ada keluar cairan
berbau, tidak ada varises
Ekstermitas : tidak ada oedem dan varises, reflek patella
kanan dan kiri (+/+)
Auskultasi :
- Nafas terdengar vesikuler
- Tidak terdengar suara nafas tambahan
- Bising usus 5-35 x/menit
Perkusi :
- Refleks Ekstremitas atas
22
Refleks Bisep (+)
Refleks Trisep (+)
- Refleks Ekstremitas Bawah
Patella (+)
Cavilari Refil kembali dalam waktu < 2 detik
Homan Sign (-)
ASSESMENT
Diagnosis : P2002 calon Akseptor KB MOW
Diagnosis potensial : Tidak ada
Masalah : Tidak ada
Masalah Potensial : invertilitas
Tindakan Segera : kolaborasi dengan dokter spesialis
PLANNING
1. Hasil pemeriksaan ; Kesadaran : Compos Mentis, Tanda Vital : tekanan
darah : 120/80mmHg,suhu: 36,5 derajad celcius,nadi: 80 x/menit,
pernafasan: 19 x/menit Antropometri : T:160cm B: 55kg
E : Ibu mengerti dengan keadaannya sekarang
2. Menjelaskan kepada ibu apa itu kontrasepsi MOW. MOW merupakan alat
Kontrasepsi mantap untuk mencegah terjadinya kehamilan, beresiko
pendarahan, kerusakan organ (misalnya lukan pada usus, kandung
kemih,atau pembuluh darah.
E : Ibu mengerti dengan pejelasan yang diberikan
3. Setelah tindakan pembedahan klien di rawat di ruang pulih selama kurang
lebih 4-6 jam
E : Ibu istirahat untuk memulihkan kondisinya
4. Baik ibu harus datang kembali untuk melakuakan kunjungan ulang agar
saya dapat mencatat perkembangannya untuk pemulihannya.
E : Ibu mengerti bahwa ibu harus melakukan kunjungan ulang
23
5. Menjelaskan resiko yang dapat terjadi pada prosedur tubektomi yakni
pendarahan, kerusakan organ(misalnya luka pada usus, kandung kemih,
atau pembuluh darah) efek samping dari obat bius, dan infeksi pasca
tindakan tubektomi. Nyeri pada panggul atau perut yang berkelanjutan
juga dapat terjadi
E : Ibu mengerti dengan penjelasannya tentang resiko yang terjadi pada
kontrasepsi ini.
24
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB
Sarwono Prawirohardjo
Varney, Helen, Jan M. Kriebs, Carolyn L. Gegor. 2008. Buku Ajar Asuhan
25