Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRESENTASI JURNAL

IMPACT OF OLIVE OIL AND HONEY ON HEALING OF DIABETIC


FOOT: A RANDOMIZED CONTROLLED TRIAL

DEPARTEMEN KEPRAWATAN MEDIKAL BEDAH

Disusun Oleh :

Doni Muhammad S 202020461011085

Ihwanul Hakim 202020461011086

Ayu Sela Oktavia 202020461011057

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Presentasi Jurnal dengan judul Impact of olive oil and honey on healing of
diabetic foot: a randomized controlled trial telah dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal :
Tempat :

Pembimbing Pembimbing Lahan

(Ns. Zaqqi Ubaidillah, M.Kep., Sp.Kep.MB) ( )

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan Laporan Presentasi Jurnal. Dan juga kami berterima kasih pada
bapak Ns. Zaqqi Ubaidillah, M.Kep., Sp.Kep.MB. selaku pembimbing institusi
departemen keperawatan medical bedah yang telah membimbing kami dalam
tugas ini.
Kami sangat berharap Laporan Presentasi Jurnal ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang Pedoman
perancangan serius perering terapeutik untuk diabetic foot. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Laporan Presentasi Jurnal ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan Laporan Presentasi Jurnal yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga Laporan Presentasi Jurnal sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan Laporan Presentasi Jurnal ini di waktu yang akan datang.

Malang, 30 September 2021

iii
Ketua Kelompok

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
BAB 1................................................................................................................ 5
PENDAHULUAN.............................................................................................5
1.1 Latar Belakang.....................................................................................5
1.2 Tujuan Penulisan..................................................................................6
BAB III............................................................................................................14
PEMBAHASAN..............................................................................................14
3.1 Profil Penelitian..................................................................................14
3.2 Deskripsi Menurut PICO....................................................................15
BAB IV...........................................................................................................18
PENUTUP.......................................................................................................18
4.1 KESIMPULAN..................................................................................18

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus
(DM). Diabetic foot adalah infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat
dalam yang berhubungan dengan neuropati dan penyakit vaskuler perifer pada
tungkai bawah. Tiga faktor penyebab utama masalah diabetic foot adalah
neuropati, buruknya sirkulasi dan menurunnya resistensi terhadap infeksi
(Maryunani, 2013). Seseorang didiagnosa menderita DM jika mempunyai
nilai hemoglobin A1c (HbA1c) > 6,5%, diagnosis DM harus dikonfirmasi
dengan pemeriksaan HbA1c ulangan, kecuali gejala klinis dan nilai kadar gula
darah > 200 mg/dl; Kadar gula darah puasa > 126 mg/dl. Puasa berarti pasien
tidak menerima asupan kalori 8 jam terakhir sebelum pemeriksaan, atau;
Kadar gula darah 2 jam setelah makan > 200 mg/dl setelah tes toleransi
glukosa menggunakan glukosa 75 gram, atau; Ditemukan gejala hiperglikemia
dan kadar gula darah sewaktu > 200 mg/dl. DM terdiri dari dua tipe yaitu DM
tipe I merupakan kondisi autoimun yang menyebabkan kerusakan sel β
pankreas sehingga timbul defisiensi insulin absolut dan DM tipe II merupakan
jenis DM yang paling sering terjadi, mencakup sekitar 85% pasien DM.
Keadaan ini ditandai oleh resistensi insulin relative (ADA, 2013).

World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penduduk


dunia yang menderita DM pada tahun 2030 akan meningkat paling sedikit
menjadi 366 juta dari 177 juta pada tahun 2000. Indonesia menempati urutan
ke 4 terbesar dalam jumlah penderita DM terbanyak dibawah India, China dan
Amerika Serikat. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2018, tampak bahwa selama 12 tahun (1995-2007) telah terjadi transisi
epidemiologi dimana kematian karena penyakit tidak menular seperti kanker,
jantung, DM dan paru obstruktif kronik, serta penyakit kronik lainnya

5
semakin meningkat. Diantara penyakit degeneratif, DM adalah salah satu
diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa
datang (ADA, 2020). Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2018, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada
kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu
14,7%, dan daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Hal ini
menunjukkan bahwa di Indonesia, penyakit DM merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang sangat serius. Bila tidak ditangani dengan baik,
DM akan menimbulkan berbagai macam komplikasi, baik akut maupun
kronik. Manifestasi komplikasi kronik dapat terjadi pada pembuluh darah
kecil dan pembuluh darah besar (Agustiningrum, 2019).

Kaki diabetik merupakan faktor penting dalam kematian dan


kecacatan penderita diabetes. Meskipun banyak kemajuan dalam diagnosis
dan pengobatan diabetes, masalah kaki diabetik belum terselesaikan. Banyak
pasien menderita beberapa derajat kaki diabetic. akibatnya, mereka diobati
dengan obat-obatan. Setelah perawatan medis yang tidak efektif, pembedahan
dipertimbangkan untuk pasien. Salah satu tugas paling menantang dalam
perawatan kesehatan kaki diabetik adalah membalut luka ini. Berbagai produk
digunakan untuk menyembuhkan kaki diabetik, dan efisiensi serta
efektivitasnya telah diteliti dalam banyak penelitian. Minyak zaitun dan madu
adalah dua contoh produk tersebut. Dari penelitian sebelumnya
mengungkapkan bahwa minyak zaitun mungkin meningkatkan aliran darah
jaringan total dan mengurangi peradangan, sehingga menyebabkan
penyembuhan ulkus. Selain itu madu memiliki sifat bakterisida spektrum luas,
membantu dalam pengelolaan infeksi luka, meningkatkan proliferasi epitel,
dan menyerap edema di sekitar luka (Karimi et al, 2019).

6
1.2 Tujuan Penulisan
1. Memberikan informs terkini kepada praktisi kesehatan (bidan, staf
medis dan perawat, siswa perawat) tentang informasi efektivitas
minyak zaitun dan madu dalam penyembuhan kaki diabetic.
2. Menunjukkan keefktifan pemberian minyak zaitun dan madu dalam
penembuhan kaki diabetic.
3. Memberikan penjelasan temuan baru atau inovasi dalam dunia
keperawatan, teraputik pemberian minyak zaitun dan madu dalam
penyembuhan kaki diabetic.

7
BAB II

JURNAL PENELITIAN

8
9
10
11
12
13
14
15
16
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profil Penelitian


A. Judul Penelitian :
Impact of olive oil and honey on healing of diabetic foot: a randomized
controlled trial
B. Pengarang/Author :
Zohreh Karimi, Mohammad Behnammoghadam, Hossein Rafiei, Naeem
Abdi, Mohammad Zoladl, Mohammad Sharif Talebianpoor, Arash Arya,
Maryam Khastavaneh
C. Sumber/Source :
Dovepress
D. Key Word :
foot ulcer, olive oil, therapeutic use, honey
E. Abstract :
Background: This study aimed 1) to examine the impact of honey on diabetic
foot; 2) to examine the effect of olive oil on diabetic foot; and 3) to compare
the impact of honey and olive oil in the healing of diabetic foot.

Methods: In this randomized controlled trial, 45 patients took part. Patients


were randomly assigned to three groups. In the honey group, the wound was
dressed using gauzes with honey daily for 1 month. In the olive oil group, the
wound was dressed using gauzes with olive oil (4 mL) daily for 1 month.
Patients in the control group received usual dressing. Wounds were assessed
before and after intervention using the Wagner scoring system and the
checklist of diabetic foot healing (where a higher score indicates better wound
healing).

Results: Demographic characteristics of patients in the three groups were


similar. Mean scores of tissue around the wound, wound grade, wound
drainage, and wound healing were similar before intervention in all three

17
groups. After intervention, means score of tissue around the wound, wound
grade, wound drainage, and wound healing were significantly higher in patients
in the honey and olive oil groups compared to patients in the control group.

Conclusion: The results of this study reveal that honey is as effective as olive oil
in the treatment of diabetic foot. Given the few studies on this topic, further
investigation is needed.

F. Tanggal Publikasi :
November 2019

3.2 Deskripsi Menurut PICO

ANALISA Y/T DESKRIPSI


Tujuan Penelitian Y Penelitian ini bertujuan 1) untuk
mengetahui pengaruh madu pada
kaki diabetik; 2) untuk menguji
pengaruh minyak zaitun pada kaki
diabetik; dan 3) membandingkan
pengaruh madu dan minyak zaitun
dalam penyembuhan kaki diabetik.
Desain Penelitian Y randomized controlled trial
Problem/Purpose/Popul Y Problem : Kaki diabetik merupakan
ation faktor penyebab terjadinya kematian
dan kecacatan penderita diabetes.
Meskipun banyak kemajuan dalam
diagnosis dan pengobatan diabetes,
masalah kaki diabetik belum
terselesaikan. Banyak pasien menderita
beberapa derajat kaki diabetic akibat
dari pengobatan yang dijalani. Setelah
perawatan medis yang tidak efektif,
pembedahan dipertimbangkan untuk
pasien. Salah satu tugas paling
menantang dalam perawatan kesehatan
kaki diabetik adalah membalut luka ini.
Population : Peneliti menjelaskan
tujuan penelitian kepada calon peserta
dan mengundang mereka untuk
mengambil bagian dalam penelitian.
Setelah setuju untuk berpartisipasi

18
dalam penelitian, pasien memberikan
persetujuan tertulis, dan ini dilakukan
sesuai dengan Deklarasi Helsinki. Di
antara 57 pasien yang tersedia, 45
pasien yang memenuhi kriteria inklusi
dipilih menggunakan metode non-
random sampling. Sampel didasarkan
pada alokasi acak dan paralel dari
pengacakan blok. Pasien secara acak
ditugaskan ke tiga kelompok madu,
minyak zaitun, dan kontrol.
Intervensi Y 1. kelompok madu, luka diirigasi
terlebih dahulu menggunakan salin
normal steril berdasarkan rutinitas
rumah sakit. Kemudian luka
dibalut menggunakan kain kasa
dengan madu. Pembalut jenis ini
dilakukan setiap hari selama 1
bulan.
2. kelompok minyak zaitun, luka
pertama kali diirigasi
menggunakan saline normal
berdasarkan rutinitas rumah sakit.
Kemudian luka dibalut
menggunakan kain kasa dengan
minyak zaitun (4 mL). Pembalut
jenis ini dilakukan setiap hari
selama 1 bulan.
3. Kelompok kontrol tidak menerima
intervensi; hanya perawatan rumah
sakit rutin yang dilakukan, yang
meliputi irigasi harian
menggunakan salin normal steril
dan pembalutan dengan kasa steril.
Pembalut jenis ini dilakukan setiap
hari selama 1 bulan.
Comparison Y Dalam penelitian ini membandingkan
antara kelompok madu, kelompok
minyak zaitun dan kelompok control.
Outcome Y 1. Kelompok madu : rata-rata kadar
gula darah pada kelompok madu
sebelum dan sesudah intervensi
masing-masing adalah 156,2 dan
138,0 mg/dL (p>0,05). Nilai luka

19
rata-rata pada pasien ini sebelum
dan sesudah intervensi adalah 65,5
dan 89,5, masing-masing
(p<0,0001); skor rata-rata jaringan
di sekitar luka adalah 61,5 dan 90,5,
masing-masing (p<0,0001); skor
rata-rata drainase luka adalah 97,0
dan 75,0, masing-masing
(p<0,0001); dan skor rata-rata
penyembuhan luka masing-masing
adalah 267,5 dan 371,5 (p<0,0001).
Peningkatan skor rata-rata pada
pasien setelah intervensi
menunjukkan penyembuhan luka
yang lebih baik.
2. Kelompok minyak zaitun : rata-rata
kadar gula darah pada kelompok
minyak zaitun sebelum dan sesudah
intervensi masing-masing adalah
156,5 dan 147,9 mg/dL (p>0,05).
Nilai luka rata-rata pada pasien ini
sebelum dan sesudah intervensi
adalah 63,5 dan 82,5, masing-
masing (p<0,0001); skor rata-rata
jaringan di sekitar luka adalah 57,0
dan 83,0, masing-masing
(p<0,0001); skor rata-rata drainase
luka adalah 69,0 dan 89,0, masing-
masing (p<0,0001); dan skor rata-
rata penyembuhan luka masing-
masing adalah 253,0 dan 330,5
(p<0,0001). Peningkatan skor rata-
rata pada pasien setelah intervensi
menunjukkan penyembuhan luka
yang lebih baik.
3. Kelompok control : rata-rata kadar
gula darah pada kelompok kontrol
sebelum dan sesudah intervensi
masing-masing adalah 170,7 dan
153,1 mg/dL (p>0,05). Nilai luka
rata-rata pada pasien ini sebelum
dan sesudah intervensi adalah 67,0
dan 64,5, masing-masing (p=0,36);
skor rata-rata jaringan di sekitar luka

20
masing-masing adalah 67,0 dan 64,5
(p=0,74); skor rata-rata drainase
luka adalah 77,0 dan 74,0, masing-
masing (p=0,43); dan skor rata-rata
penyembuhan luka masing-masing
adalah 277,5 dan 268,0 (p=0,57).
Penurunan skor rata-rata pada pasien
setelah intervensi menunjukkan
tidak ada penyembuhan luka.

21
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Perawatan kaki diabetik yang tepat dan hemat biaya dapat secara
signifikan meningkatkan kualitas hidup pasien ini. Hal ini sangat
penting bagi pasien di negara berkembang karena sumber keuangan
yang terbatas. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa madu sama
efektifnya dengan minyak zaitun dalam pengobatan kaki diabetik.
Mengingat beberapa studi tentang topik ini, penyelidikan lebih lanjut
diperlukan. Disarankan juga bahwa efektivitas kedua metode
pengobatan harus ditindaklanjuti selama 6 atau 12 bulan.

4.2 SARAN

Dari hasil penelitian yang didapat, saran yang dapat diberikan pada
peneliti selanjutnya dapat meneruskan penelitian ini dengan jumlah
responden yang lebih banyak dan bervariasi.

22
Daftar Pustaka

Anik Maryunani. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal. Jakarta :


Trans Info Medika

American Diabetes Association (ADA). 2013. Standards of medical care in diabetes


2013. Diabetes Care (36): 13.

ADA. (2020). Introduction : Standards of medical care in diabetes-2021. Diabetes


Care, 44, 1–2.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.

Agustiningrum, R., & Kusbaryanto, K. (2019). Efektifitas Diabetes Self Management


Education Terhadap Self Care Penderita Diabetes Mellitus : A Literature
Review. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(2), 558–563.

Zohreh Karimi et al (2019). Impact of olive oil and honey on healing of diabetic foot:
a randomized controlled trial.

23

Anda mungkin juga menyukai