Anda di halaman 1dari 11

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI GUIDED

IMAGERY DENGAN TEKNIK RELAKSASI HOLLDING FINGER


TERHADAP TINGKAT NYERI IBU POST SECTIO CAESAREA
1
Iba Adin Pangestu, 2Happy Dwi Aprilina

Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Letjen Soeparjo Roestam Km 7


PO. BOX 229 Purwokerto 53181

e-mail : adinpangestu05@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin
lewat insisi pada dinding abdomen. Tindakan sectio caesarea akan menyebabkan
nyeri dan mengakibatkan terjadinya perubahan kontinuitas jaringan karena adanya
pembedahan. Rasa nyeri post sectio caesarea dapat dikurangi dengan tindakan
farmakologi dan non farmakologi, tindakan non farmakologi yang diteliti dalam
penelitian ini adalah guided imagery dan hollding finger.Tujuan: Mengetahui
perbandingan efektifitas teknik relaksasi guided imagery dengan hollding fingers
terhadap tingkat nyeri ibu post sectio caesarea. Metode: Desain penelitian
menggunakan pre experiment dengan rancangan two group pre test post test. Populasi
penelitian adalah ibu post sectio caesarea sebanyak 34 responden yang terdiri atas 2
kelompok intervensi yaitu 1 kelompok menggunakan teknik relaksasi guided imagery
dan 1 kelompok lagi menggunkan teknik relaksasi hollding finger. Kriteria inklusi
pada penelitian ini adalah pasien post sectio caesarea, pasien sadar, pasien tidak
mengalami gangguan pendengaran, dan pasien yang bersedia menjadi responden,
kriteria eksklusinya adalah pasienyang tidak dapat mengikuti perintah, pasien gelisah,
pasien dengan preeklamsi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji mann
whitney u test. Hasil: Hasil p-value dari uji mann withney u test yaitusebesar 0,004,
karena nilai p < 0,05 maka dapat diartikan ada perbedaan tingkat nyeri antara teknik
relaksasi guided imagery dan ihollding finger. Beda nilai rata-rata (mean) pada teknik
relaksasi guided imagery sebesar 30%, sedangakan pada teknik relaksasi hollding
finger sebesar 48%.Kesimpulan: Teknik relaksasi guided imagery dan hollding
finger efektif digunakan untuk mengurangi atau menurunkan tingkat nyeri ibu post
sectio caesarea. Teknik relaksasi hollding finger memberikan pengaruh lebih besar
dibandingkan dengan teknik relaksasi guided imagery.

Kata Kunci: Ibu Post Sectio Caesarea, Nyeri, Teknik Relaksasi Guided Imagery,
Teknik Relaksasi Hollding Finger.

Jurnal Menara Medika Vol 1 No 1 September 2018 | 21


PENDAHULUAN September-November 2017 yaitu
Sectio caesarea merupakan berjumlah 204 orang.
persalinan dengan cara melahirkan Teknik nonfarmakologis yang
janin dengan membuat sayatan pada digunakan untuk mengurangi nyeri
dinding uterus melalui dinding depan pada pasien post sectio caesarea di
perut ( Mochtar, 2012). RSUD Ajibarang yaitu menggunkan
(WHO) World Health teknik relaksasi nafas dalam dan juga
Organization (2011) menyatakan teknik massage.
standar rata-rata operasi sectio Kedua teknik ini merupakan
caesarea sekitar 5-15%. Bahkan data relaksasi yang sangat sederhana dan
WHO Global survei on maternal and mudah dilakukan oleh siapapun yang
periental healt 2011 menunjukan berhubungan dengan imajinasi dan
46,1% dari seluruh kelahiran dengan berhubungan dengan jari tangan serta
sectio caesarea. Menurut statistik aliran energi di dalam tubuh kita.
tentang 3.509 kasus sectio caesarea Kedua teknik relaksasi ini dapat
yang disusun oleh Peel dan membuat pasien dapat mengontrol diri
Chamberlain, indikasi untuk sectio ketika terjadi rasa tidak nyaman atau
caesarea adalah proporsi janin nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri
panggul 21%, gawat janin 14%, (Perry, 2005). Karena teknik guided
plasenta previa 11%, riwayat sectio imagery dan hollding finger di rumah
caesarea 11%, kelainan letak janin sakit umum Daerah Ajibarang jarang
10%, pre eklamsi dan hipertensi 7%. digunakan dalam mengurangi nyeri
WHO melaporkan sebagian besar ibu membuat peneliti tertarik untuk
hamil memilih operasi caesarea menggunakan kedua teknik relaksasi
karena takut merasa sakit dan khawatir tersebut untuk dapat digunakan atau
kondisi vagina mereka akan menjadi diaplikasikan dalam upaya untuk
kendur setelah persalinan secara mengurangi nyeri pasien ibu post
normal. Di Indonesia, presentasi sectio caesarea.
operasi sectio caesarea sekitar 5-15%. Nyeri adalah fenomena yang
Menurut SDKI 2012, angka kejadian biasa terjadi pada pasien post sectio
sectio caesarea di Indonesia 921.000 caesarea. Upaya farmakologi maupun
dari 4.039.000 persalinan atau 22,8% non farmakologi dapat dilakukan
dari seluruh persalinan. Menurut data untuk meredakan nyeri. Peran perawat
riset kesehatan (RISKESDAS, 2013) yaitu fokus pada upaya untuk
menunjukan sectio caesarea 9,8%, membawa pasien post sectio caesarea
dengan proporsi tertinggi di DKI kembali pada keadaan dimana nyeri
Jakarta (19,9%) dan terendah di tidak lagi dirasakan pasien sehingga
Sulawesi Tenggara (3,3%). Di Jawa dapat meningkatkan rasa nyaman
Tengah kejadian sectio caesarea klien. Penanganan untuk masalah nyeri
mencapai32,2% (Hamidah, 2011). dapat dilakukan dengan metode non
Menurut hasil studi farmakologi, diantaranya relaksasi
pendahuluan yang dilakukan oleh guided imagery and hollding fingers.
peneliti pada tanggal 20 Desember Berdasarkan pada fenomena
2017 angka kejadian sectio casarea di yang diuraikan, rumusan masalah dari
RSUD Ajibarang pada bulan penelitian ini adalah “ Adakah

22 | Jurnal Menara Medika Vol 1 No 1 September 2018


pebandingan efektifitas teknik relaksai METODE PENDEKATAN
guided imagery dengan hollding Penelitian ini merupakan
fingers terhadap tingkat nyeri ib u penelitian eksperimen , merupakan
post sectio caesarea di Rumah Sakit kegiatan penelitian yang menggunakan
Umum Daerah Ajibarang ?”. suatu perlakuan treatment yang
Penelitian ini bertujuan untuk bertujuan untuk menilai ada tidaknya
mengetahui perbandingan efektifitas perbandingan antara teknik relaksasi
teknik relaksasi guided imagery guided imagery dengan teknik
dengan hollding fingers terhadap relaksasi hollding finger.
tingkat nyeri ibu post sectio caesarea Penelitian ini merupakan
di Rumah Sakit Umum Daerah penelitian pre experimen dengan
Ajibarang. rancangan two group pre test post test.
Hasil Penelitian ini dapat Populasi penelitian adalah ibu post
digunakan sebagai data dasar untuk sectio caesarea sebanyak 34
melaksanaakan penelitian lebih lanjut responden yang terdiri atas 2
yang berkaitan dengan persepsi nyeri kelompok intervensi. Analisis data
dengan menggunakan metode non pada penelitian ini menggunakan uji t
farmakologi lainya pada ibu post independent.
opersi sectio caesarea.
Berdasarkan peneletian yang HASIL
dilakuakn oleh Chandra Kristanto, Setelah dilakukan penelitian
Jong Tangka, Julia Rottie pada tahun tentang perbandingan efektifitas teknik
2013, yang berjudul “ Efektifitas relaksasi guided imagery dengan
Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan teknik relaksasi hollding finger
Guided Imaggery Terhadap Penurunan tehadap tingkat nyeri ibu post sectio
Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio caesarea di RSUD Ajibarang yang
Caesare di Irina D Blu RSUP dilaksanakan pada tanggal 21-28 April
Prof.Dr.R.D. Kandou Manado”. Kedua 2018 dengan jumlah pasien 34 pasien,
teknik relaksasi tersebut efektif yang dibagi menjadi 2 kelompok
terhadap penurunan nyeri pada pasien intervensi yang masing-masing
post operasi sectio caesarea. berjumlah 17 reponden untuk teknik
Menurut peneitian yang relaksasi guided imagery
dilakukan oleh Pinandita, Purwanti, dan 17 responden untuk teknik
Utoyo yang dilakukan pada tahun relaksasi hollding finger, didapatkan
2011, dengan judul penelitian “ hasil sebagai berikut:
Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam
Jari terhadap Penurunan Intensitas
Nyeri pada Pasien Post Operasi
Laparatomi”. Menyatakan bahwa
teknik relaksasi genggang jari
berpengaruh terhadap penurun nyeri
pada pasien post operasi Laparatomi
yang dilakukan di RS PKU
Muhammadiyah Gombong.

Jurnal Menara Medika Vol 1 No 1 September 2018 | 23


Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik 1) Skala nyeri sebelum teknik
Responden relaksasi guided imagery, didapat
Teknik Relaksasi nilai signifikansi (p) = 0,039 < 0,05,
Karakteristik
Responden
Guided Imagery
Holding Finger
berarti data terdistribusi tidak
f (%) F (%) normal.
Usia
1 2) Skala nyeri sesudah teknik relaksasi
< 20 Tahun 5,9 1 5,9
20 – 35 Tahun
11
64,7 13 76,5 guided imagery, didapat nilai
5
> 35 Tahun 29,4 3 17,6 signifikansi (p) = 0,029 < 0,05,
Sectio Caesarea
1 Kali 17 100,0 16 94,1 berarti data terdistribusi tidak
> 1 Kali 0 00,0 1 5,9 normal.
Paritas
Primipara
7 41,2 11
64,7 3) Skala nyeri sebelum teknik
10 58,8 6
Multipara 35,3 relaksasi holding finger, didapat
Total 17 100,0 17 100,0
nilai signifikansi (p) = 0,042 < 0,05,
berarti data terdistribusi tidak
normal.
4) Skala nyeri sesudah teknik relaksasi
Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan holding finger, didapat nilai
bahwa responden yang terbanyak signifikansi (p) = 0,039 < 0,05,
dalam melakukan teknik relaksasi berarti data terdistribusi tidak
Guided Imagery yaitu di usia 20-35 normal.
tahun (64,7%) . Pengalaman sectio Hasil uji normalitas data
caesarea pada teknik relaksasi guided didapatkan bahwa data terdistribusi
imagery merupakan yang ke 1 kali tidak normal. Sesuai dengan dasar
sebanyak 17 responden (100%). pengambilan keputusan bahwa apabila
Responden dengan berdasarkan yang data terdistribusi tidak normal, maka
terbanyak pada paritas paritas uji statistik dilakukan dengan metode
multipara sebanyak 10 orang (58,8%). statistik non-parametrik menggunakan
Responden yang terbanyak uji Mann Whitney U Test.
melakukan teknik relaksasi Holding Berdasarkan Tabel 2 dapat
Finger yaitu usia 20-35 (76,5%). dijelaskan bahwa tingkat nyeri dengan
Pengalaman sectio caesarea yang skala nyeri yang terbanyak pada
terbnayak pada teknik relaksasi responden sebelum melakukan teknik
hollding finger yaitu sebanyak 16 Tabel 2 Tingkat Nyeri Sebelum dan
responden (94,1%) untuk pengalaman Sesudah Dilakukan Teknik
sectio caesarea ke 1kali. Responden Relaksasi Guided Imagery pada
dengan paritas terbanyak yaitu pada Ibu Post Sectio Caesarea di
Ruang Nuri RSUD Ajibarang
paritas primipara sebanyak 11 orang
(64,7%). Teknik Relaksasi Guided Imagery

Uji normalitas data dalam Tingkat Nyeri Sebelum


Sesudah
penelitian dilakukan dengan Metode F % F %
Tidak Nyeri 0 00,0 0 00,0
Saphiro-Wilk (Jumlah sampel < 50), Nyeri Ringan 0 0,00 5 29,4
menggunakan program SPSS. Nyeri Sedang 13 76,5 11 64,7
Nyeri Berat 4 23,5 1 5,9
Berdasarkan data hasil penelitian,
maka hasil uji normalitas dapat Total
17 100,0 17
100,0
dijelaskan sebagai berikut: relaksasi Guided Imagery pada skala

24 | Jurnal Menara Medika Vol 1 No 1 September 2018


nyeri sedang sebanyak 13 orang (mean) sebesar 1,83 dengan penurunan
(76,5%). Tingkat nyeri responden 30%.
sesudah melakukan teknik relaksasi Nilai rata-rata (mean) sebelum
Guided Imagery tidak mengalami dilakukan teknik relaksasi Holding Finger
penurunan yang signifikan yaitu masih sebesar 5,53 dan sesudah dilakukan teknik
pada skala nyeri sedang sebanyak 11 relaksasi Holding Finger sebesar 2,28.
responden (64,7%) Beda nilai rata-rata (mean) sebesar 2,65
Tabel 3 Tingkat Nyeri Sebelum dan dengan penurunan 48%.
Sesudah Dilakukan Teknik Karena nilai p-value sebesar 0,004
Relaksasi Holding Finger pada
Ibu Post Sectio Caesarea di Ruang
(α= 0,05), maka dapat dikatan hasil
Nuri RSUD Ajibarang tersebut dinyatakan sesuai dengan
Teknik Relaksasi Holding
hipotesis bahwa Ha ditolak dan Ho
Tingkat Nyeri
Finger diterima. Apabila Ho diterima sesuai
Sebelum Sesudah
F % f %
dengan hipotesis tersebut berarti ada
Tidak Nyeri
0 00,0 1 5,9
perbedaan tingkat nyeri antara teknik
Nyeri Ringan relaksasi guided imagery dengan hollding
3 17,6 11 64,7
Nyeri Sedang
11 64,7 5 29,4 finger.
Nyeri Berat
3 17,6 0 00,0
Total 17 100,0 17 100,0
Berdasarkan Tabel 3 dapat PEMBAHASAN
dijelaskan bahwa tingkat nyeri Hasil penelitian dengan
responden sebelum melakukan teknik menggunakan desain penelitian pre
relaksasi Holding Finger yang eksperimen ini melibatkan 34 responden,
terbanyak yaitu pada skala nyeri yang terdiri dari 17 responden kelompok
sedang sebanyak 11 orang (64,7%). intervensi teknik relaksasi guided imagery
Tingkat nyeri responden sesudah ,dan 17 responden kelompok intervensi
melakukan teknik relaksasi Holding teknik relaksasi hollding finger.
Finger mengalamai penuruana yang Berdasarkan analisis dari berbagai
terbnayak pada skala nyeri ringan penelitian Usia, pengalaman sectio
sebanyak 11 orang (64,7). caesarea, dan paritas (banyak kelahiran)
Tabel 4 Efektifitas Teknik Relaksasi nyeri pada respoden akan mempengaruhi
Guided Imagery dengan Holding tingkat atau skala dari individu terhadap
Finger terhadap Tingkat Nyeri rasa nyeri ( Kozier B dan Erb’s G, 2009).
Mean 1. Usia
Teknik Penurunan
Sebelum Sesudah Beda p- Pada penelitian ini didapatkan hasil
Relaksasi (%)
value
Guided 6,12 4,29 1,83 30 0,00bahwa responden yang melakukan teknik
Imagery 4 relaksasi Guided Imagery usia 20 – 35
Holding 5,53 2,88 2,65 48
Finger tahun sebanyak 11 orang (64,7%).
Berdasarkan Tabel 4 dapat Responden yang melakukan teknik
dijelaskan bahwa nilai rata-rata (mean) Hollding Finger usia 20 – 35 tahun
sebelum dilakukan teknik relaksasi sebanyak 13 orang (76,5%), hal ini
Guided Imagery sebesar 6,12 dan sesudah menunjukkan bahwa sebagian besar
dilakukan teknik relaksasi Guided responden dengan usia diantara 20 – 35
Imagery sebesar 4,29. Beda nilai rata-rata tahun merupakan usia dengan jumlah
terbanyak yang melakukan teknik
relaksasi Guided Imagery maupun teknik

Jurnal Menara Medika Vol 1 No 1 September 2018 | 25


relaksasi Hollding Finger. Usia responden dari lubang tersebut (National Institute for
adalah variabel penting yang akan Clinical Excellence, 2008).
mempengaruhi reaksi maupun ekspresi 3. Paritas (Banyaknya Kelahiran)
responden terhadap rasa nyeri. Semakin Hasil penelitian didapatkan
meningkatnya umur, semakin tinggi reaksi bahwa responden yang melakukan teknik
maupun respon terhadap nyeri yang relaksasi Guided Imagery dengan paritas
dirasakan. Usia ibu (≤20 tahun atau ≥35 primipara sebanyak 7 orang (41,2%), dan
tahun) lebih berisiko terhadap tindakan paritas multipara sebanyak 10 orang
persalinan sectio caesarea dibandingkan (58,8%). Responden yang melakukan
dengan ibu yang berusia 21-34 tahun. Hal teknik relaksasi Holding Finger dengan
ini karena wanita dengan usia ≤ 20 tahun paritas primipara sebanyak 11 orang
rahim dan panggul belum berkembang (64,7%), dan paritas multipara sebanyak 6
dengan baik, sehingga dapat menimbulkan orang (35,3%).
kesulitan persalinan (Depkes RI, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa
Kenyataan masih banyak terjadi sebagian besar responden yang melakukan
perkawinan, kehamilan dan persalinan di teknik relaksasi Guided Imagery dan
luar kurun waktu reproduksi yang sehat, Holding Finger dengan paritas primipara.
terutama pada usia muda. Risiko kematian Paritas merupakan salah satu faktor yang
pada kelompok usia di bawah 20 tahun berpengaruh terhadap tindakan sectio
dan pada kelompok usia di atas usia 35 caesarea. Seorang ibu yang sering
tahun adalah 3 kali lebih tinggi dari melahirkan mempunyai risiko mengalami
kelompok usia reproduksi sehat (20-34 komplikasi persalinan pada kehamilan
tahun). berikutnya apabila tidak memperhatikan
2. Pengalaman Sectio Caesarea kebutuhan nutrisi. Jumlah paritas lebih
Hasil penelitian didapatkan dari 4 keadaan rahim biasanya sudah
bahwa responden yang melakukan teknik lemah. Hal ini dapat menimbulkan
relaksasi Guided Imagery mempunyai persalinan lama dan perdarahan saat
pengalaman sectio caesarea 1 kali kehamilan. Paritas 2-3 merupakan paritas
sebanyak 17 orang (100,0%), dan tidak paling aman ditinjau dari sudut perdarahan
ada responden yang mempunyai pasca persalinan yang dapat mengkibatkan
pengalaman sectio caesarea > 1 kali. kematian maternal. Paritas satu dan paritas
Responden yang melakukan teknik tinggi (lebih dari tiga) mempunyai angka
relaksasi Holding Finger mempunyai kejadian perdarahan pasca persalinan lebih
pengalaman sectio caesarea 1 kali tinggi. Paritas yang rendah (paritas satu),
sebanyak 16 orang (94,1%), dan ketidaksiapan ibu dalam menghadapi
pengalaman sectio caesarea > 1 kali persalinan yang pertama merupakan faktor
sebanyak 1 orang (5,9%). penyebab ketidak mampuan ibu hamil
Hal ini menunjukkan bahwa dalam menangani komplikasi yang terjadi
sebagian besar responden yang melakukan selama kehamilan dan persalinan (Depkes
teknik relaksasi Guided Imagery dan RI, 2009).
Holding Finger mempunyai pengalaman Respon nyeri yang dirasakan oleh
sectio caesarea 1 kali. Sectio caesarea pasien merupakan efek samping yang
adalah bedah dimana dokter kandungan timbul setelah menjalani suatu. Nyeri yang
membuat sebuah lubang di perut dan disebabkan oleh luka operasi biasanya
rahim ibu kemudian mengeluarkan janin membuat pasien merasa sangat kesakitan.

26 | Jurnal Menara Medika Vol 1 No 1 September 2018


Ketidaknyamanan atau nyeri dan mengembangkan kecerdasan
bagaimanapun keadaannya harus diatasi emosional. Sepanjang jari-jari tangan
dengan manajemen nyeri, karena kita terdapat saluran atau meridian
kenyamanan merupakan kebutuhan dasar energi yang terhubung dengan berbagai
manusia. organ dan emosi (Puwahang, 2011).
Dari hasil penelitian yang telah Titik-titik refleksi pada tangan
dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil memberikan rangsangan secara reflex
bahwa tingkat nyeri responden sebelum (spontan) pada saat genggaman.
melakukan teknik relaksasi Guided Rangsangan tersebut akan mengalirkan
Imagery pada skala nyeri berat sebanyak 4 semacam gelombang kejut atau listrik
responden, dan skala nyeri sedang menuju otak. Gelombang tersebut
sebanyak 13 orang (76,5%), dimana pada diterima otak dan diproses dengan
skala nyeri sedang inilah jumlah terbanyak cepat diteruskan menuju saraf pada
dari tingkat nyeri yang dirasakan oleh organ tubuh yang mengalami
responden. Tingkat nyeri responden gangguan, sehingga sumbatan di jalur
sesudah melakukan teknik relaksasi energi menjadi lancar (Pinandita,
Guided Imagery pada skala nyeri ringan 2012). Teknik relaksasi Holding Finger
sebanyak 5 orang (29,4%), skala nyeri (genggam jari) membantu tubuh,
sedang sebanyak 11 orang (64,7%), dan pikiran dan jiwa untuk mencapai
skala nyeri berat sebanyak 1 orang (5,9%). relaksasi. Dalam keadaan relaksasi
Guided Imagery adalah salah satu secara alamiah akan memicu
metode pengontrolan nyeri yang termasuk pengeluaran hormon endorfin, hormon
kedalam teknik perilaku kognitif ini merupakan analgesik alami dari
(cognitive-behavioral), tujuan dari teknik tubuh sehingga nyeri akan berkurang
ini yaitu untuk memberikan kenyamanan, (Prasetyo, 2010).
mengubah respon psikologi untuk Hasil penelitian didapatkan
mengurangi persepsi nyeri dan bahwa tingkat nyeri responden sebelum
mengoptimalisasi fungsi tubuh (Kozier & melakukan teknik relaksasi Holding
Erb’s, 2012). Finger pada skala nyeri ringan sebanyak
Guided imagery merupakan 3 orang (17,6%), skala nyeri sedang
teknik yang menggunakan imajinasi sebanyak 11 orang (64,7%), dan skala
seseorang untuk mencapai efek positif nyeri berat sebanyak 3 orang (17,6%).
tertentu (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Tingkat nyeri responden sesudah
Cheever, 2010). Teknik ini dimulai melakukan teknik relaksasi Holding
dengan proses relaksasi pada umumnya Finger pada skala tidak ada nyeri
yaitu meminta kepada klien untuk sebanyak 1 orang (5,9%), skala nyeri
perlahan-lahan menutup matanya dan ringan sebanyak 11 orang (64,7%), dan
fokus pada nafas mereka, klien didorong skala nyeri sedang sebanyak 5 orang
untuk relaksasi mengosongkan pikiran dan (29,4%). Hal ini menunjukkan bahwa
memenuhi pikiran dengan bayangan untuk terdapat penurunan skala nyeri sesudah
membuat damai dan tenang (Rahmayati, dilakukan teknik relaksasi Holding
2010). Finger.
Teknik relaksasi Holding Guided imagery merupakan
Finger (genggam jari) merupakan cara teknik yang menggunakan imajinasi
yang mudah untuk mengelola emosi seseorang untuk mencapai efek positif

Jurnal Menara Medika Vol 1 No 1 September 2018 | 27


tertentu (Smeltzer, Bare, Hinkle, & test pada tingkat kemaknaan 95% (α =
Cheever, 2010).Teknik ini dimulai dengan 0,05). Nilai mean sebelum dilakukan
proses relaksasi pada umumnya yaitu teknik relaksasi nafas dalam dan guided
meminta kepada klien untuk perlahan- imagery yaitu 6,15 sedangkan sesudah
lahan menutup matanya dan fokus pada dilakukan teknik relaksasi nafas dalam dan
nafas mereka, klien didorong untuk re guided imagery yaitu 3,05. Hasil analisis
laksasi mengosongkan pikiran dan diperoleh nilai p=0,000 dengan kata lain
memenuhi pikiran dengan bayangan untuk p<0,05. Oleh karena itu maka hipotesis
membuat damai dan tenang (Rahmayati, diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
2010). teknik relaksasi nafas dalam dan guided
Efek relaksasi guided imagery imagery terbukti efektif dalam
membuat responden merasa rileks dan menurunkan intensitas nyeri pada pasien
tenang. Responden menjadi rileks dan post sectio caesarea.
tenang saat mengambil oksigen di udara Teknik relaksasi Holding Finger
melalui hidung, oksigen masuk kedalam merupakan cara yang mudah untuk
tubuh sehingga aliran darah menjadi mengelola emosi dan mengembangkan
lancar serta dikombinasikan dengan kecerdasan emosional. Sepanjang jari-jari
guided imagery menyebabkan pasien tangan kita terdapat saluran atau meridian
mengalihkan perhatiannya pada nyeri ke energi yang terhubung dengan berbagai
hal-hal yang membuatnya senang dan organ dan emosi. Menggenggam jari
bahagia sehingga melupakan nyeri yang sambil menarik nafas dalam-dalam
sedang dialaminya. Inilah yang (relaksasi) dapat mengurangi dan
menyebabkan intensitas nyeri yang menyembuhkan ketegangan fisik dan
dirasakan pasien post sectio caesarea emosi, karena genggaman jari akan
berkurang setelah dilakukan teknik menghangatkan titik-titik keluar dan
relaksasi guided imagery (Syahriyani, masuknya energi pada meridian yang
2010). terletak pada jari tangan. Titik-titik
Hasil penelitian Patasik (2013) refleksi pada tangan akan memberikan
tentang efektifitas teknik relaksasi nafas rangsangan secara refleks (spontan) pada
dalam dan guided imagery terhadap saat genggaman. Rangsangan tersebut
penurunan nyeri pada pasien post sectio akan mengalirkan semacam gelombang
caesare di Irina D BLU RSUP Prof. Dr. R. kejut atau listrik menuju otak. Gelombang
D. Kandou Manado didapatkan bahwa tersebut diterima otak dan diproses dengan
sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas cepat, lalu diteruskan menuju saraf pada
dalam dan guided imagery terjadi organ tubuh yang mengalami gangguan,
perubahan intensitas nyeri, dimana sehingga sumbatan di jalur energi menjadi
responden hanya mengalami dua tingkat lancar (Puwahang, 2011).
nyeri yaitu nyeri sedang (35,0%) dan nyeri Berdasarkan hasil uji Mann
ringan (65,0%). Tidak ada lagi yang Whitney U Test bahwa ada perbedaan
mengalami nyeri hebat dan sangat hebat. efektifitas antara teknik relaksasi Guided
Adanya perubahan intensitas nyeri Imagery dan Holding Finger terhadap
sebelum dan sesudah dilakukan teknik penurunan tingkat nyeri ibu post sectio
relaksasi nafas dalam dan guided imagery caesarea di ruang Nuri RSUD Ajibarang.
juga dapat diketahui setelah dilakukan uji Hasil analisis deskriptif didapatkan beda
statistik menggunakan uji paired sample t- rata-rata (mean) teknik relaksasi Guided

28 | Jurnal Menara Medika Vol 1 No 1 September 2018


Imagery sebesar 1,83 dengan penurunan teknik relaksasi hollding finger yang
sebesar 30%. Beda rata-rata (mean) teknik terbanyak terdapat pada skala nyeri
relaksasi Holding Finger sebesar 2,65 sedang yaitu sebanyak 64,7% ,
dengan penurunan sebesar 46%. Hal ini sedangakan skala nyeri sesudah
menunjukkan bahwa teknik relaksasi diberikan intervensi teknik relaksasi
Holding Finger lebih efektif dibandingkan hollding finger mengalami penurunan
teknik relaksasi Guided Imagery terhadap yang signifiikan yaitu masih pada skala
penurunan tingkat nyeri ibu post Sectio nyeri ringan sebanyak 64,7%.
Caesarea di Ruang Nuri RSUD 3. Perbandingan efektifitas teknik
Ajibarang. relaksasi guided imagery sebelum
dilakukan intervensi terhadap
KESIMPULAN DAN SARAN responden didapatkan nilai rata-rata
Setelah dilakukan penelitian (mean) 6,12 dan sesudah dilakukan
tentang perbandingan efektifitas teknik intervensi didapatkan nilai rata-rata
relaksasi guided imagery dengan hollding (mean) 4,29, dengan beda nilai rata-rata
finger terhadap tingkat nyeri ibu post (mean) yaitu sebesar 1,83 dengan
sectio caesarea di RSUD Ajibarang, maka penurunan 30%, sedangakan pada
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: teknik relakasai hollding finger
1. Pasien post sectio caesarea di RSUD didapatkan hasil nilai rata-rata (mean)
Ajibarang paling banyak yang sebelum dilakukan intervensi terhadap
diberikan teknik relaksasi guided responden sebesar 5,53 dan sesudah
imagery dan teknik relaksasi hollding dilakukan intervensi didapatkan nilai
finger paling banyak berusia 20-35 rata-rata (mean) sebesar 2,28, dengan
tahun, pada riwayat sectio caesarea beda nilai rata-rata (mean) sebesar 2,65
sebelumnya paling banyak pada dengan penurunan 48%. Hal ini
relaksasi guided imagery dan teknik menunjukkan bahwa teknik relaksasi
relaksasi hollding finger rata-rata baru Holding Finger lebih efektif
pertma kali, pada paritas responden dibandingkan teknik relaksasi Guided
yang diberikan teknik relaksasi guided Imagery terhadap penurunan tingkat
imagery paling banyak pada paritas nyeri ibu post operasi Section Caesarea
multipara, pada teknik relaksasi di Ruang Nuri RSUD Ajibarang.
hollding finger paling banyak pada
paritas primipara. DAFTAR PUSTAKA
1. Tingkat nyeri pasien post sectio Departemen Kesehatan RI. (2000a).
caesarea sebelum diberikan intervensi Pedoman Pemantauan Wilayah
teknik relaksasi guided imaggery yang Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
terbanyak terdapat pada skala nyeri sedang (PWS-KIA). Jakarta: Depkes RI.
yaitu sebanyak 76,5% , sedangakan skala Depkes (2000b). Pedoman Kesehatan Ibu
nyeri sesudah diberikan intervensi teknik dan Anak. Jakarta.
relaksasi guided imagery mengalami Depkes RI, (2009c). Pedoman
penurunan yang tidak terlalu signifiikan Pemantauan Wilayah Setempat
yaitu masih pada skala nyeri sedang Kesehatan Ibu, dan Anak (PWS-KIA).
sebanyak 64,7%. Jakarta: Depkes RI
2. Tingkat nyeri pasien post sectio
caesarea sebelum diberikan intervensi

Jurnal Menara Medika Vol 1 No 1 September 2018 | 29


Kozier & Erb’s (2012). Buku Ajar Praktik
Keperawatan Klinis Edisi 5. Jakarta:
EGC.
Mochtar. (2010). Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC.
National Institute for Clinical Excellence
(2008). Caesarean Section. Diakses
01 Juni 2018 dari
http://www.nice.org.uk/nicemedia/pdf
Profil Dinas Kesehatan, (2010d), Profil
Kesehatan Propinsi Jawa Tengah.
Potter, Perry, (2006). Fundamental
Keperawatan, Konsep, Proses dan
Praktik, Edisi 4, volume 2. Jakarta:
EGC.
Prasetyo, SN. (2010). Konsep Dan Proses
Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Pinandita, I., Purwanti, E., Utoyo, B.
(2012). Pengaruh Teknik Relaksasi
Genggam Jari Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
Operasi Laparotomi. Diakses 01 Juni
2018 dari
http://digilib.stikesmuhgombong.
ac.id/.
Puwahang (2011). Jari-jari Tangan. Jari-
jari Tangan. Diakses 01 Juni 2018
dari http://titik-refleksi-
padatangan.com/.
Rahmayati, Yeni (2010). Pengaruh Guide
Imagery Terhadap Kecemasan Pada
Pasien Psizoafektif Pada Pasien
RSJD Surakarta. Skripsi: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Syahriyani, ST. (2010). Pengaruh Teknik
Relaksasi Terhadap Perubahan
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
Operasi Apendiktomi di Ruang
Perawatan Bedah RSU TK II
Pelamonia Makassar. Diakses 01
Juni 2018 dari https://www.box.com/.
WHO. 2011. Global Survei on Material
and Perinatal Health.

30 | Jurnal Menara Medika Vol 1 No 1 September 2018


Jurnal Menara Medika Vol 1 No 1 September 2018 | 31

Anda mungkin juga menyukai