Disusun Oleh :
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Presentasi Jurnal dengan judul The effects of lavender oil on the anxiety and
vital signs of benign prostatic hyperplasia patients in preoperative period telah
dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal :
Tempat :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan Laporan Presentasi Jurnal. Dan juga kami berterima kasih pada
bapak Chairul Huda Al Husna, S.Kep, Ns., M.Kep. selaku pembimbing
institusi departemen keperawatan medical bedah yang telah membimbing kami
dalam tugas ini.
Kami sangat berharap Laporan Presentasi Jurnal ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang Pedoman
perancangan serius perering terapeutik untuk mengatasi ansietas pada pasien
dengan BPH sebelum dilakukan oprasi. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam Laporan Presentasi Jurnal ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan Laporan Presentasi Jurnal yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga Laporan Presentasi Jurnal sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan Laporan Presentasi Jurnal ini di waktu yang akan datang.
iii
Ketua Kelompok
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
BAB 1................................................................................................................ 5
PENDAHULUAN.............................................................................................5
1.1 Latar Belakang.....................................................................................5
1.2 Tujuan Penulisan..................................................................................6
BAB III............................................................................................................14
PEMBAHASAN..............................................................................................14
3.1 Profil Penelitian..................................................................................14
3.2 Deskripsi Menurut PICO....................................................................15
BAB IV...........................................................................................................18
PENUTUP.......................................................................................................18
4.1 KESIMPULAN..................................................................................18
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
5
Banyaknya jumlah kasus BPH di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau yaitu
mencapai 456 kasus pada tahun 2011-2014. (Zuhirman et al., 2017).
Gejala BPH pertama kali muncul pada usia kurang lebih 30 tahun.
Manifestasinya berupa terganggunya aliran urin, sulit untuk buang air kecil
dan keinginan buang air kecil (BAK) namun pancaran urin lemah (Periode et
al., 2017). Faktor risiko yang paling berperan dalam BPH adalah usia, selain
adanya testis yang fungsional sejak pubertas (faktor hormonal). BPH juga
dipengaruhi dengan riwayat BPH dalam keluarga, kurangnya aktivitas fisik,
diet rendah serat, konsumsi vitamin E, konsumsi daging merah, obesitas,
sindrom metabolik, inflamasi kronik pada prostat, dan penyakit jantung.
(Mochtar et al., 2015). Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUP
Sanglah pada bulan Januari sampai Desember 2014, BPH terjadi sebanyak 65
orang (47,1%) berusia lansia dan sebanyak 73 orang (52,9%) berusia dewasa
dimana usia tertua adalah 88 tahun dan usia termuda adalah 41 tahun (Devi,
Frasiska, Agung, & Oka, 2018).
TURP merupakan tindakan pembedahan pada pasien BPH dengan
volume prostat 30‐80 ml. Secara umum, TURP dapat memperbaiki gejala BPH
hingga 90% dan meningkatkan laju pancaran urine hingga 100% (Mochtar et
al., 2015). Data di Amerika Serikat menunjukkan bahwa dilakukan TURP
sekitar 300.000 kali setiap tahunnya, sedangkan di Indonesia datanya belum
dipublikasikan dengan lengkap. Data dari RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
pada tahun 2009 - 2010 terdapat 122 kasus BPH yang telah menjalani TURP
(Zuhirman et al., 2017). Pasien post operasi transurethral resection prostate
(TURP) dapat mengalami nyeri dan kecemasan yang membuat
ketidaknyamanan dan gangguan rasa aman (Goyena, 2019).
Pada pasien dengan BPH ketika dilakukan oprasi bisa menyebabkan
masalah seksual seperti impotensi dan ejakulasi mundur, pasien terutama
mengalami kecemasan dan kekhawatiran yang intens tentang fungsi seksual
6
dan kepuasan dalam hubungan seksual. Perawat harus hati-hati mengamati
dan menafsirkan kecemasan pasien yang tercermin dalam perilaku negatif
nonverbal serta setiap kecemasan yang diungkapkan secara verbal.
Sementara pasien mungkin malu untuk membicarakan topik yang rumit ini,
seorang perawat harus mendorong pasien untuk mengungkapkan
kekhawatiran dan ketakutannya dengan membangun bentuk komunikasi
yang aman dan profesional yang dapat menghibur pasien dengan
mengurangi kecemasannya sambil memberikan informasi yang cukup
tentang subjek tersebut. Selain itu, perawat harus menjaga kesehatan pasien
secara keseluruhan pada tingkat setinggi mungkin untuk meminimalkan
risiko yang mungkin terjadi selama operasi (hasan & saritas, 2019).
Aromaterapi merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang
digunakan oleh perawat untuk menghilangkan kecemasan dan kenyamanan
pasien serta membuat pasien rileks sebelum operasi. Aromaterapi
memberikan kesehatan dan kesejahteraan dengan mengoleskan minyak
esensial yang diperoleh dari tanaman ke pasien melalui teknik seperti pijat
dan inhalasi. Studi telah dilakukan di bidang keperawatan pada minyak
esensial dan aromaterapi untuk masalah seperti gangguan tidur, stres,
kecemasan dan depresi pada pasien. Telah ditemukan bahwa menghirup
minyak aromatik memiliki efek psikologis positif seperti meningkatkan
perhatian, mengurangi kecemasan dan meningkatkan relaksasi, serta efek
pada indikator fisiologis seperti denyut nadi, laju pernapasan dan tekanan
darah (hasan & saritas, 2019).
1.2 Tujuan Penulisan
1. Memberikan informs terkini kepada praktisi kesehatan (bidan, staf
medis dan perawat, siswa perawat) tentang informasi efektivitas
minyak lavender pada kecemasan dan tanda-tanda vital pasien
benign prostatic hyperplasia pada periode pra operasi
7
2. Menunjukkan keefktifan minyak lavender pada kecemasan dan
tanda-tanda vital pasien benign prostatic hyperplasia pada periode pra
operasi.
3. Memberikan penjelasan temuan baru atau inovasi dalam dunia
keperawatan, teraputik pemberian minyak lavender pada kecemasan
dan tanda-tanda vital pasien benign prostatic hyperplasia pada periode
pra operasi
8
BAB II
JURNAL PENELITIAN
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
BAB III
PEMBAHASAN
19
(p < 0.05). Conclusion: The findings showed that lavender oil inhalation
reduced anxiety levels and had effects on the vital signs of BPH patients in their
preoperative period.
F. Tanggal Publikasi :
2019
20
informasi rinci tentang kelayakan,
pendaftaran, putus sekolah pasien.
Intervensi Y 1. kelompok eksperimen : Kamar
pasien dibuat tenang, berventilasi
dan bersih dengan suhu yang
sesuai (23 25 ° C) untuk
memastikan kenyamanan pasien
dalam kelompok eksperimen dan
kontrol dan meminimalkan efek
lingkungan eksternal pada mereka.
Kemudian pasien ditempatkan
dalam posisi semi-fowler sehingga
mereka dapat bernapas lebih
mudah. Setelah 5 tetes minyak
lavender ditempatkan pada kain
kasa steril atau bola kapas, para
peserta diminta untuk
memegangnya di telapak tangan
mereka dan menarik napas selama
5 menit dengan menjaga tangan
mereka 7-10 cm dari hidung
mereka. Mereka kemudian
menghirup zat tersebut setidaknya
selama 5 menit. Tekanan darah dan
nilai denyut nadi diukur
menggunakan monitor tekanan
darah otomatis penuh saat
mengambil tanda-tanda vital
pasien. Untuk mengukur laju
pernapasan, tangan pasien
diletakkan di dada mereka, dan
gerakan dada mereka selama 1
menit dicatat. Kadar SPO2 diukur
dari jari telunjuk mereka dengan
menggunakan perangkat probe.
2. Kelompok kontrol : Kamar pasien
dibuat tenang, berventilasi dan
bersih dengan suhu yang sesuai (23
25 ° C) untuk memastikan
kenyamanan pasien dalam
kelompok eksperimen dan kontrol
dan meminimalkan efek
lingkungan eksternal pada mereka.
Comparison Y Dalam penelitian ini membandingkan
21
antara pretest dan postest antara
kelompok eksperimen dan kelompok
control.
Outcome Y 1. Perbedaan antara kelompok dalam
hal skor kecemasan status pretest
mereka tidak signifikan secara
statistik (p > 0,05). Namun,
perbedaan antara kelompok
ditemukan signifikan secara
statistik dalam hal skor kecemasan
status posttest mereka (p <0,05).
2. Tanda-tanda vital posttest rata-rata
dari kelompok eksperimen dan
kontrol dibandingkan, tingkat
pernapasan rata-rata ditemukan
menjadi 20,54 ± 3,09 pada
kelompok eksperimen dan 21,67 ±
2,82 pada kelompok kontrol. Rata-
rata SPO2 ditemukan 94,09 pada
kelompok eksperimen dan 93,49
pada kelompok kontrol. Perbedaan
antara kelompok dalam hal nilai
SPO2 dan laju pernapasan secara
statistik signifikan (p <0,05).
Ketika nilai rata-rata SBP, DBP
dan denyut nadi dari kelompok
eksperimen dan kontrol
dibandingkan, ditemukan
perbedaan yang tidak signifikan
secara statistik (p > 0,05)
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Penelitian ini dapat disimpulkan bahawa efek minyak lavender pada
tingkat kecemasan pra operasi dan tanda-tanda vital pasien dengan
BPH, aroma terapi lavender dapat menurunkan tingkat kecemasan
secara signifikan pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Pada tanda vital, frekuensi pernapasan menurun
dalam batas normal dan SPO2 meningkat, sedangkan SBP, DBP, dan
denyut nadi, yang merupakan variabel lain, tidak berubah secara
signifikan. inhalasi minyak lavender bertekad untuk mengurangi tingkat
kecemasan pra operasi pasien dengan BPH dan memiliki efek pada
tanda-tanda vital.
4.2 SARAN
Dari hasil penelitian yang didapat, saran yang dapat diberikan pada
peneliti selanjutnya dapat meneruskan penelitian ini dengan jumlah
responden yang lebih banyak dan bervariasi.
23
Daftar Pustaka
Adelia, F., Monoarfa, A. and Wagiu, A., 2017. 250 Gambaran Benigna Prostat
Hiperplasia di RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado Periode Januari 2014–Juli
2017. e-CliniC, 5(2).
Mochtar CA, Umbas R, Soebadi DM, Rasyid N, Noegroho BS, Poernomo BB, dkk.
Panduan Penatalaksanaan Klinis Pembesaran Prostat Jinak (Benign Prostatic
Hyperplasia/BPH). edisi ke-2. Ikatan Ahli Urologi Indonesia; 2015.
Devi, K., Frasiska, A., Agung, A., & Oka, G. (2018). Usia dan obesitas berhubungan
terhadap terjadinya penyakit benign prostatic hyperplasia di RSUP Sanglah Bali
Hasan, G., saritas, S. (2019). The effects of lavender oil on the anxiety and vital signs
of benign prostatic hyperplasia patients in preoperative period.
24