Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRESENTASI JURNAL

THE EFFECTS OF LAVENDER OIL ON THE ANXIETY AND VITAL


SIGNS OF BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA PATIENTS IN
PREOPERATIVE PERIOD

DEPARTEMEN KEPRAWATAN MEDIKAL BEDAH

Disusun Oleh :

Doni Muhammad S 202020461011085

Ihwanul Hakim 202020461011086

Ayu Sela Oktavia 202020461011057

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Presentasi Jurnal dengan judul The effects of lavender oil on the anxiety and
vital signs of benign prostatic hyperplasia patients in preoperative period telah
dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal :
Tempat :

Pembimbing Pembimbing Lahan

(Chairul Huda Al Husna, S.Kep, Ns., M.Kep) ( )

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan Laporan Presentasi Jurnal. Dan juga kami berterima kasih pada
bapak Chairul Huda Al Husna, S.Kep, Ns., M.Kep. selaku pembimbing
institusi departemen keperawatan medical bedah yang telah membimbing kami
dalam tugas ini.
Kami sangat berharap Laporan Presentasi Jurnal ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang Pedoman
perancangan serius perering terapeutik untuk mengatasi ansietas pada pasien
dengan BPH sebelum dilakukan oprasi. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam Laporan Presentasi Jurnal ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan Laporan Presentasi Jurnal yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga Laporan Presentasi Jurnal sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan Laporan Presentasi Jurnal ini di waktu yang akan datang.

Malang, 30 September 2021

iii
Ketua Kelompok

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
BAB 1................................................................................................................ 5
PENDAHULUAN.............................................................................................5
1.1 Latar Belakang.....................................................................................5
1.2 Tujuan Penulisan..................................................................................6
BAB III............................................................................................................14
PEMBAHASAN..............................................................................................14
3.1 Profil Penelitian..................................................................................14
3.2 Deskripsi Menurut PICO....................................................................15
BAB IV...........................................................................................................18
PENUTUP.......................................................................................................18
4.1 KESIMPULAN..................................................................................18

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Benigna prostat hiperplasia (BPH) didefinisikan sebagai proliferasi dari
sel stromal pada prostat, yang dapat menyebabkan pembesaran pada
kelenjar tersebut. (Periode, Juli, Monoarfa, & Wagiu, 2017). Hampir 30 juta
laki-laki di dunia yang menderita BPH dan di Amerika Serikat hampir 14 juta
pria menderita penyakit ini (Zuhirman, Juananda, & Lestari, 2017). Benigna
Prostat hyperplasia (BPH) adalah salah satu penyakit yang paling umum pada
pria lanjut usia (Lim, 2017).
Prevalensi BPH meningkat tajam seiring dengan bertambahnya usia.
Studi otopsi telah mengamati prevalensi histologist dari 8% pada dekade ke-
4, 50%, pada dekade ke-6, dan 80% pada dekade ke-9. Menurut hasil studi
observasional dari Eropa, AS, dan Asia juga menunjukkan usia yang lebih tua
sebagai faktor risiko untuk onset dan perkembangan BPH (Lim, 2017). Pada
penelitian yang dilaksanakan di RS Bhayangkara Mataram pada bulan April
sampai dengan Juni 2015, karakteristik pasien BPH usia terbanyak ada pada
kelompok usia 61-70 tahun. Usia termuda yaitu 46 tahun dan usia tertua
yaitu 86 tahun. (Zuhirman, Juananda, & Lestari, 2017).
Pada tahun 2013 terdapat 9,2 juta kasus BPH di Indonesia,
diantaranya diderita oleh laki- laki berusia di atas 60 tahun (Periode et al.,
2017). Berdasarkan peneletian yang dilakukan di Instalasi Rekam Medik RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa
jumlah kasus BPH tertinggi terjadi pada tahun 2016 (38,46%) pada kelompok
usia 61-70 tahun. Prevalensi BPH 2 meningkat mulai dari 20% pada pria
berusia 41-50 tahun, 50% pada pria berusia 51- 60 tahun hingga lebih dari
90% pada pria yang berusia diatas 80 tahun. (Periode et al., 2017).

5
Banyaknya jumlah kasus BPH di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau yaitu
mencapai 456 kasus pada tahun 2011-2014. (Zuhirman et al., 2017).
Gejala BPH pertama kali muncul pada usia kurang lebih 30 tahun.
Manifestasinya berupa terganggunya aliran urin, sulit untuk buang air kecil
dan keinginan buang air kecil (BAK) namun pancaran urin lemah (Periode et
al., 2017). Faktor risiko yang paling berperan dalam BPH adalah usia, selain
adanya testis yang fungsional sejak pubertas (faktor hormonal). BPH juga
dipengaruhi dengan riwayat BPH dalam keluarga, kurangnya aktivitas fisik,
diet rendah serat, konsumsi vitamin E, konsumsi daging merah, obesitas,
sindrom metabolik, inflamasi kronik pada prostat, dan penyakit jantung.
(Mochtar et al., 2015). Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUP
Sanglah pada bulan Januari sampai Desember 2014, BPH terjadi sebanyak 65
orang (47,1%) berusia lansia dan sebanyak 73 orang (52,9%) berusia dewasa
dimana usia tertua adalah 88 tahun dan usia termuda adalah 41 tahun (Devi,
Frasiska, Agung, & Oka, 2018).
TURP merupakan tindakan pembedahan pada pasien BPH dengan
volume prostat 30‐80 ml. Secara umum, TURP dapat memperbaiki gejala BPH
hingga 90% dan meningkatkan laju pancaran urine hingga 100% (Mochtar et
al., 2015). Data di Amerika Serikat menunjukkan bahwa dilakukan TURP
sekitar 300.000 kali setiap tahunnya, sedangkan di Indonesia datanya belum
dipublikasikan dengan lengkap. Data dari RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
pada tahun 2009 - 2010 terdapat 122 kasus BPH yang telah menjalani TURP
(Zuhirman et al., 2017). Pasien post operasi transurethral resection prostate
(TURP) dapat mengalami nyeri dan kecemasan yang membuat
ketidaknyamanan dan gangguan rasa aman (Goyena, 2019).
Pada pasien dengan BPH ketika dilakukan oprasi bisa menyebabkan
masalah seksual seperti impotensi dan ejakulasi mundur, pasien terutama
mengalami kecemasan dan kekhawatiran yang intens tentang fungsi seksual

6
dan kepuasan dalam hubungan seksual. Perawat harus hati-hati mengamati
dan menafsirkan kecemasan pasien yang tercermin dalam perilaku negatif
nonverbal serta setiap kecemasan yang diungkapkan secara verbal.
Sementara pasien mungkin malu untuk membicarakan topik yang rumit ini,
seorang perawat harus mendorong pasien untuk mengungkapkan
kekhawatiran dan ketakutannya dengan membangun bentuk komunikasi
yang aman dan profesional yang dapat menghibur pasien dengan
mengurangi kecemasannya sambil memberikan informasi yang cukup
tentang subjek tersebut. Selain itu, perawat harus menjaga kesehatan pasien
secara keseluruhan pada tingkat setinggi mungkin untuk meminimalkan
risiko yang mungkin terjadi selama operasi (hasan & saritas, 2019).
Aromaterapi merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang
digunakan oleh perawat untuk menghilangkan kecemasan dan kenyamanan
pasien serta membuat pasien rileks sebelum operasi. Aromaterapi
memberikan kesehatan dan kesejahteraan dengan mengoleskan minyak
esensial yang diperoleh dari tanaman ke pasien melalui teknik seperti pijat
dan inhalasi. Studi telah dilakukan di bidang keperawatan pada minyak
esensial dan aromaterapi untuk masalah seperti gangguan tidur, stres,
kecemasan dan depresi pada pasien. Telah ditemukan bahwa menghirup
minyak aromatik memiliki efek psikologis positif seperti meningkatkan
perhatian, mengurangi kecemasan dan meningkatkan relaksasi, serta efek
pada indikator fisiologis seperti denyut nadi, laju pernapasan dan tekanan
darah (hasan & saritas, 2019).
1.2 Tujuan Penulisan
1. Memberikan informs terkini kepada praktisi kesehatan (bidan, staf
medis dan perawat, siswa perawat) tentang informasi efektivitas
minyak lavender pada kecemasan dan tanda-tanda vital pasien
benign prostatic hyperplasia pada periode pra operasi

7
2. Menunjukkan keefktifan minyak lavender pada kecemasan dan
tanda-tanda vital pasien benign prostatic hyperplasia pada periode pra
operasi.
3. Memberikan penjelasan temuan baru atau inovasi dalam dunia
keperawatan, teraputik pemberian minyak lavender pada kecemasan
dan tanda-tanda vital pasien benign prostatic hyperplasia pada periode
pra operasi

8
BAB II

JURNAL PENELITIAN

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profil Penelitian


A. Judul Penelitian :
The effects of lavender oil on the anxiety and vital signs of benign prostatic
hyperplasia patients in preoperative period
B. Pengarang/Author :
Hasan Genca, Serdar Saritas
C. Sumber/Source :
ELSEVIER
D. Key Word :
Aromatherapy Benign prostate hyperplasia Nursing Anxiety Lavender oil
E. Abstract :
Background: This study was conducted to determine the effects of lavender oil
on the levels of anxiety and vital signs in benign prostate hyperplasia patients
(BPH) in their preoperative period. Method: This was a quasi-experimental
study and a pretest-posttest design with a control group. The population of the
study consisted of elderly male patients who were hospitalized at the urology
clinic of a hospital in Turkey, eligible for inclusion, and who were scheduled to
undergo BPH surgery. These patients had a prostate mass >30 g on which
medical treatment and minimal surgical treatment had not been succesful but
which could be cured through open prostatectomy surgery and transurethral
resection of the prostate. The sample consisted of 110 patients selected by the
convenience sampling method and determined based on power analysis.
Results: According to data analysis, both groups showed significantly reduced
anxiety after the smelling lavender oil. However, the experimental group
reported a significantly higher decrease in anxiety [mean change: 38.47 (SD
8.68) vs 2.78 (SD 3.27)] in comparison to the control group (p < 0.001). The
posttest mean vital signs of the groups were compared and there was a
statistically significant decrease in respiration and increase in oxygen saturation

19
(p < 0.05). Conclusion: The findings showed that lavender oil inhalation
reduced anxiety levels and had effects on the vital signs of BPH patients in their
preoperative period.

F. Tanggal Publikasi :
2019

3.2 Deskripsi Menurut PICO

ANALISA Y/T DESKRIPSI


Tujuan Penelitian Y Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh minyak
lavender terhadap tingkat
kecemasan dan tanda vital pada
pasien Benign Prostat Hyperplasia
(BPH) pada masa preoperasi.
Desain Penelitian Y quasi-experimental study
Problem/Purpose/Popul Y Problem : gejala saluran kemih bagian
ation bawah (LUTS) mungkin sangat
mengganggu pasien karena masalah ini
mengganggu aktivitas sehari-hari
mereka. Telah diamati bahwa gejala
seperti sering buang air kecil, nokturia,
perlu buang air kecil, inkontinensia
mendesak dan dribbling secara
psikologis dapat mempengaruhi
kualitas hidup pasien, yang dapat
berkontribusi pada tingkat kecemasan
yang tinggi.
Population : Sampel terdiri dari 110
pasien (55 pada kelompok eksperimen,
55 pada kelompok kontrol). Dalam
penelitian ini, jumlah total peserta yang
memenuhi syarat adalah 134,
sedangkan 12 dikeluarkan dari setiap
kelompok sebagai akibat dari tidak
sukarela untuk berpartisipasi atau
ketidakpatuhan dengan kriteria
penelitian, seperti tanda-tanda vital
tidak teratur, riwayat penyakit
pernapasan, sedang pasien migran
dengan masalah bahasa. menyajikan

20
informasi rinci tentang kelayakan,
pendaftaran, putus sekolah pasien.
Intervensi Y 1. kelompok eksperimen : Kamar
pasien dibuat tenang, berventilasi
dan bersih dengan suhu yang
sesuai (23 25 ° C) untuk
memastikan kenyamanan pasien
dalam kelompok eksperimen dan
kontrol dan meminimalkan efek
lingkungan eksternal pada mereka.
Kemudian pasien ditempatkan
dalam posisi semi-fowler sehingga
mereka dapat bernapas lebih
mudah. Setelah 5 tetes minyak
lavender ditempatkan pada kain
kasa steril atau bola kapas, para
peserta diminta untuk
memegangnya di telapak tangan
mereka dan menarik napas selama
5 menit dengan menjaga tangan
mereka 7-10 cm dari hidung
mereka. Mereka kemudian
menghirup zat tersebut setidaknya
selama 5 menit. Tekanan darah dan
nilai denyut nadi diukur
menggunakan monitor tekanan
darah otomatis penuh saat
mengambil tanda-tanda vital
pasien. Untuk mengukur laju
pernapasan, tangan pasien
diletakkan di dada mereka, dan
gerakan dada mereka selama 1
menit dicatat. Kadar SPO2 diukur
dari jari telunjuk mereka dengan
menggunakan perangkat probe.
2. Kelompok kontrol : Kamar pasien
dibuat tenang, berventilasi dan
bersih dengan suhu yang sesuai (23
25 ° C) untuk memastikan
kenyamanan pasien dalam
kelompok eksperimen dan kontrol
dan meminimalkan efek
lingkungan eksternal pada mereka.
Comparison Y Dalam penelitian ini membandingkan

21
antara pretest dan postest antara
kelompok eksperimen dan kelompok
control.
Outcome Y 1. Perbedaan antara kelompok dalam
hal skor kecemasan status pretest
mereka tidak signifikan secara
statistik (p > 0,05). Namun,
perbedaan antara kelompok
ditemukan signifikan secara
statistik dalam hal skor kecemasan
status posttest mereka (p <0,05).
2. Tanda-tanda vital posttest rata-rata
dari kelompok eksperimen dan
kontrol dibandingkan, tingkat
pernapasan rata-rata ditemukan
menjadi 20,54 ± 3,09 pada
kelompok eksperimen dan 21,67 ±
2,82 pada kelompok kontrol. Rata-
rata SPO2 ditemukan 94,09 pada
kelompok eksperimen dan 93,49
pada kelompok kontrol. Perbedaan
antara kelompok dalam hal nilai
SPO2 dan laju pernapasan secara
statistik signifikan (p <0,05).
Ketika nilai rata-rata SBP, DBP
dan denyut nadi dari kelompok
eksperimen dan kontrol
dibandingkan, ditemukan
perbedaan yang tidak signifikan
secara statistik (p > 0,05)

22
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Penelitian ini dapat disimpulkan bahawa efek minyak lavender pada
tingkat kecemasan pra operasi dan tanda-tanda vital pasien dengan
BPH, aroma terapi lavender dapat menurunkan tingkat kecemasan
secara signifikan pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Pada tanda vital, frekuensi pernapasan menurun
dalam batas normal dan SPO2 meningkat, sedangkan SBP, DBP, dan
denyut nadi, yang merupakan variabel lain, tidak berubah secara
signifikan. inhalasi minyak lavender bertekad untuk mengurangi tingkat
kecemasan pra operasi pasien dengan BPH dan memiliki efek pada
tanda-tanda vital.

4.2 SARAN

Dari hasil penelitian yang didapat, saran yang dapat diberikan pada
peneliti selanjutnya dapat meneruskan penelitian ini dengan jumlah
responden yang lebih banyak dan bervariasi.

23
Daftar Pustaka

Adelia, F., Monoarfa, A. and Wagiu, A., 2017. 250 Gambaran Benigna Prostat
Hiperplasia di RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado Periode Januari 2014–Juli
2017. e-CliniC, 5(2).

Zuhirman, Z., Juananda, D & Lestari, P. (2017). Gambaran Komplikasi Transurethral


Resection of the Prostate pada Pasien Benign Prostatic Hyperplasia. Jurnal Ilmu
Kedokteran. Diakses pada tanggal 28 November 2019

Lim, K. Bin. (2017). Epidemiology of clinical benign prostatic hyperplasia. Asian


Journal of Urology, 4(3), 148–151.

Mochtar CA, Umbas R, Soebadi DM, Rasyid N, Noegroho BS, Poernomo BB, dkk.
Panduan Penatalaksanaan Klinis Pembesaran Prostat Jinak (Benign Prostatic
Hyperplasia/BPH). edisi ke-2. Ikatan Ahli Urologi Indonesia; 2015.

Devi, K., Frasiska, A., Agung, A., & Oka, G. (2018). Usia dan obesitas berhubungan
terhadap terjadinya penyakit benign prostatic hyperplasia di RSUP Sanglah Bali

Goyena, R. (2019). Journal of Chemical Information and Modeling. Journal of


Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Hasan, G., saritas, S. (2019). The effects of lavender oil on the anxiety and vital signs
of benign prostatic hyperplasia patients in preoperative period.

24

Anda mungkin juga menyukai