Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN STUDI KASUS

PENATALAKSANAAN DIIT PADA PASIEN DIABETES MELITUS II


DAN ANEMIA DENGAN PEMBERIAN PUDING WORTEL+ BUAH
BIT DI RUANG ANGGREK NO 222 RUMAH SAKIT UMUM
IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Praktek Kerja Lapangan (PKL) Bidang Gizi Klinik

DISUSUN OLEH:

ISMA NURLINA DALIMUNTHE (P01031219026)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

2022
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN STUDI KASUS


PENATALAKSANAAN DIIT PADA PASIEN DIABETES MELITUS II
DAN ANEMISA DENGAN PEMBERIAN PUDING WORTEL+
BUAH BIT DI RUANG ANGGREK NO 222 RUMAH SAKIT UMUM
IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN

NAMA : ISMA NURLINA DALIMUNTHE


NIM : P01031219026

Telah diperiksa dan disetujui

Medan, ............................2022

Dosen Pembimbing, Pembimbing Lapangan/CI

Rumida, SP, M.Kes Azizi Aulia H Harahap,A.Md.Gz


NIP. 196204131984022001

Mengetahui, Menyetujui,

Kepala Instalasi Gizi Kepala Diklat

RSU Imelda Pekerja Indonesia RSU Imelda Pekerja Indonesia

Jansofian Sinaga,SST Sri Astuti, S.Kep

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan laporan praktek kerja lapangan (PKL) ini dengan tepat waktu.
Adapun judul dari laporan ini adalah “Laporan Studi Kasus
Penatalaksanaan Diit Pada Pasien Diabetes Melitus II Dan Anemia
Dengan Pemberian Puding Wortel+ Buah Bit Di Ruang Anggrek No 222
Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan”.
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan
ketulusan hati maka penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :

1. Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes selaku ketua Jurusan Gizi


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.
2. Rumida, SP, M.Kes selaku dosen pembimbing kegiatan Praktek
Kerja Lapangan MAGK di RSU IMELDA MEDAN.
3. Jansofian Sinaga, SST selaku kepala instalasi gizi RSU Imelda
Medan yang telah banyak sekali membantu dan selalu
membimbing selama pelaksanaan praktik kerja lapangan di RSU
Imelda Medan
4. Azizi Aulia H Harahap,A.Md.Gz selaku pembimbing lapangan yang
juga banyak membantu dan membimbing kami di RSU Imelda
Medan
5. Kakak-kakak ahli gizi RSU Imelda Medan, yang telah banyak
membantu kami selama PKL di RSU Imelda Medan
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih belum
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dari semua pihak untuk
penyempurnaan laporan ini. Semoga apa yang telah ditulis dapat menambah
pengetahuan bagi kita semua.

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................................... i


KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1
BAB I....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................ 2
C. TUJUAN ....................................................................................................................... 2
1. TUJUAN UMUM....................................................................................................... 2
2. TUJUAN KHUSUS................................................................................................... 3
3. MANFAAT ................................................................................................................ 3
BAB II ..................................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................ 4
A. DEFENISI..................................................................................................................... 4
B. ETIOLOGI .................................................................................................................... 5
C. PATOFISIOLOGI ......................................................................................................... 6
D. NUTRISI PADA PENYAKIT (PENATALAKSANAAN DIIT) ...................................... 8
E. INTERVENSI GIZI ....................................................................................................... 9
BAB III................................................................................................................................... 12
PERENCANAAN DAN INTERVENSI ASUHAN GIZI ......................................................... 12
A. PERENCANAAN ASUHAN GIZI .......................................................................... 12
B. INTERVENSI ZAT GIZI ............................................................................................. 13
C. RENCANA MONITORING EVALUASI ..................................................................... 15
D. SUSUNAN MENU 3 HARI......................................................................................... 17
BAB IV .................................................................................................................................. 18
HASIL ASUHAN GIZI (MONITORING DAN EVALUASI) ................................................... 18
A. DATA BIOKIMIA .................................................................................................... 18
B. DATA FISIK/KLINIK .............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………….....19
LAMPIRAN ........................................................................................................................... 19

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Diabetes melitus merupakan suatu kumpulan problema anatomik


dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor. Pada diabetes
mellitus didapatkan defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan
fungsi insulin. Diabetes melitus diklasifikasikan atas DM tipe 1, DM tipe
2, DM tipe lain, dan DM pada kehamilan. Diabetes melitus tipe 2 (DMT2)
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia, terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya (Dr. dr. Eva Decroli, 2019).
Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan
kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ
tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah.4
Penyakit DM merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan upaya
penanganan tepat dan serius. Penyakit ini merupakan keadaan dimana
terjadi peningkatan kadar glukosa plasma dari nilai normalnya yaitu >
200 mg/dl pada pemeriksaan glukosa darah sewaktu atau> 126 mg/dl
pada saat puasa.
Badan kesehatan dunia (Word Health Organization)
memperkirakan jumlah penderita diabetes melitus di indonesia akan
meningkat hingga dua sampai tiga kali lipat pada tahun 2030 dari 8,4
juta mencapai 21,3 juta orang (Ardiyan, 2018).
Indonesia menempati urutan keempat terbanyak penderita DM
di dunia yaitu 8,4 juta setelah india 31,7 juta, cina 20,8 juta, AS 17,7 juta
jiwa (WHO, 2008). Berdasarkan perolehan data International Diabetes
Federatiaon (IDF) tingkat prevalensi global penderita DM pada tahun
2012 sebesar 8,4 % dari populasi penduduk dunia, dan mengalami
peningkatan menjadi 382 kasus pada tahun 2013. IDF memperkirakan
pada tahun 2035 jumlah insiden DM akan mengalami

1
peningkatan menjadi 55% (592 juta) di antara usia penderita DM 4059
tahun (IDF, 2013)

Menurut Nursalam (2010), anemia adalah berkurangnya kadar


eritrosit (sel darah merah) dan kadar hemoglobin (Hb) dalam setiap
millimeter kubik darah dalam tubuh manusia. Hampir semua gangguan pada
sistem peredaran darah disertai dengan anemia yang ditandai dengan warna
kepucatan pada tubuh, penurunan kerja fisik dan penurunan daya tahan
tubuh. Penyebab anemia bermacam-macam diantaranya adalah anemia
defisiensi zat besi (Ani, 2016).

Menurut Soekirman (2012), anemia gizi besi adalah suatu keadaan


penurunan cadangan besi dalam hati, sehingga jumlah hemoglobin darah
menurun di bawah normal. Sebelum terjadi anemia gizi besi, diawali lebih
dahulu dengan keadaan kurang gizi besi (KGB). Apabila cadangan besi
dalam hati menurun tetapi belum parah dan jumlah hemoglobin masih
normal, maka seseorang dikatakan mengalami kurang gizi beis saja (tidak
disertai anemia gizi besi). Keadaan kurang gizi besi yang berlanjut dan
semakin parah akan mengakibatkan anemia gizi besi, tubuh tidak akan lagi
mempunyai cukup zat besi untuk membentuk hemoglobin yang diperlukan
dalam sel-sel darah yang baru (Arisman, 2014).

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana melaksanakan Asuhan Gizi Terstandar Pada Pasien
Diabetes Melitus II dan Anemia di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja
Indonesia Medan

C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Tujuan penelitian ini adalah untuk dilakukannya Penatalaksanaan
Asuhan Gizi Terstandar Pada Pasien Diabetes Melitus II dan Anemia di
Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan

2
2. TUJUAN KHUSUS
a. Dilakukannya skrining gizi pada pasien Diabetes Melitus dan
Anemia
b. Dilakukannya asesmen gizi pada pasien Diabetes Melitus dan
Anemia
c. Ditentukannya diagnosis gizi pada pasien Diabetes Melitus dan
Anemia
d. Ditentukannya intervensi gizi pasien Diabetes Melitus dan Anemia

3. MANFAAT
1. Untuk menambah ilmu pengetahuan,keterampilan dan pengalaman
mahasiswa untuk selanjutnya terjun kedunia kerja.
2. Memberikan harapan dan motivasi kepada pasien agar segerasembuh
dari sakit yang diderita.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFENISI
a. Diabetes melitus
Diabetes melitus (dm) merupakan salah satu penyakit berbahaya
yang dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan nama penyakit
kencing manis. Dm adalah penyakit gangguan metabolik yang terjadi
secara kronis atau menahun kerena tubuh tidak mempunyai hormon
insulin, hormon insulin yang tidak bekerja sebagaimana mestinya
atau keduanya (Kemenkes RI,2014)

Diagnosis dm menurut PERKENI tahun 2015 ditegakkan atas


dasarpemeriksaan kadar glukosa darah. Pemeriksaan glukosa darah
yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik
dengan bahan plasma darah vena. Pemantauan hasil pengobatan
dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah
kapiler dengan glukometer. Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas
dasar adanya glukosuria. Berbagai keluhan dapat ditemukan pada
penyandang dm. Kecurigaan adanya dm perlu dipikirkan apabila
terdapat keluhan seperti :
1. Keluhan klasik DM : poliuria, polidipsia, polifagia,
dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya.
2. Keluhan lain : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur,
dandisfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada
wanita.
b. Anemia
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin di dalamnya lebih rendah dari normal atau
tidak mencukupi kebutuhan tubuh (WHO). Menurut Kemenkes, 2019

4
anemia adalah suatu keadaan tubuh dimana kadar hemoglobin
dalam darah kurang dari jumlah normal atau sedang mengalami
penurunan. Anemia merupakan kondisi dimana sel darah merah
tidak mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh. Kebutuhan fisiologis
berbeda pada setiap orang dipengaruhi oleh jenis kelamin, tempat
tinggal, perilaku merokok, dan tahap kehamilan. Anemia juga
didefinisikan dengan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin
dalam darah lebih rendah dari nilai normal untuk kelompok individu
berdasarkan usia dan jenis kelamin (Adriani, 2012).
Menurut Maryanti, 2015, anemia defisiensi zat besi
merupakan anemia yang paling sering ditemukan, diperkirakan
sekitar 30 % penduduk dunia menderita anemia dan lebih dari
setengahnya merupakan anemia defisiensi zat besi.

B. ETIOLOGI
a. Diabetes Melitus
Etiologi terjadinya penyakit DM didasari klasifikasi atau tipe
penyakit DM itu sendiri. Pada DM tipe 2, penyebab utama akibat
kegagalan sekresi insulin secara progresif yang melatarbelakangi
terjadinya resistensi insulin (Escott-Stump,Sylvia, 2008).
Beberapa faktor risiko yang melekat pada seseorang dapat
berperan juga meningkatkan risiko terkena penyakit DM tipe 2.Faktor
risiko tersebut meliputi usia > 45 tahun, riwayat anggota keluarga
yang menderita penyakit DM, adanya obesitas, riwayat gangguan
toleransi glukosa, memiliki kadar HDL < 35 mg/dl, kadar trigliserida >
250 mg/dl, riwayat DM gestasional, dan hipertensi.
b. Anemia
Salah satu faktor yang menyebabkan tinggi atau rendahnya kadar
hemoglobin dalam darah adalah asupan zat gizi. Proses produksi sel
darah merah berjalan dengan lancar apabila kebutuhan zat gizi yang
berguna dalam pembentukan hemoglobin terpenuhi (Almatsier et al.,
2011). Komponen gizi yang berperan dalam pembentukan

5
hemoglobin adalah zat besi, sedangkan vitamin C dan protein
membantu penyerapan hemoglobin. Zat besi merupakan salah satu
komponen heme, yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk
hemoglobin (Proverati, 2011). Sedangkan menurut WHO, Penyebab
paling umum dari anemia termasuk kekurangan nutrisi, terutama
kekurangan zat besi, meskipun kekurangan folat, vitamin B12 dan A
juga merupakan penyebab penting, hemoglobinopati, dan penyakit
menular, seperti malaria, tuberkulosis, HIV dan infeksi parasit.
Menurut, Kemenkes, 2019 anemia dapat disebabkan oleh barbagai
faktor misalnya kekurangan asupan gizi, penyakit infeksi seperti
malaria, mengalami perdarahan saat melahirkan, kebutuhan tubuh
yang meningkat, akibat mengidap penyakit kronis, dan kehilangan
darah akibat menstruasi dan infeksi parasite (cacing). Menurut hasil
Riskesdas 2018, konsumsi sayur dan buah masyarakat Indonesia
masih dibawah jumlah yang dianjurkan.

C. PATOFISIOLOGI
a. Diabetes Melitus
Adanya resistensi insulin pada otot dan liver serta kegagalan sel
beta pankreas untuk sekresi insulin merupakan kelainan dasar yang
terjadi pada penyakit DM tipe 2. Selain otot, liver dan sel beta
pankreas, terdapat peran organ-organ lain yang berkontribusi
terhadap terjadinya gangguan toleransi glukosa pada DM tipe 2.
Organ-organ tersebut dan perannya adalah jaringan lemak dengan
perannya meningkatkan lipolisis, gastrointestinal dengan defisiensi
incretin, sel alpha pankreas dengan terjadinya hiperglukagonemia,
ginjal dengan meningkatnya absorpsi glukosa, dan peran otak
dengan terjadinya resistensi insulin. Keseluruhan gangguan terkait
kelainan peran organ tersebut mengakibatkan kelainan metabolik
yang terjadi pada pasien DM tipe 2. Berdasarkan kelainan dasar
tersebut, maka pengelolaan penyakit DM harus dikombinasikan
untuk memperbaiki gangguan patogenesis tersebut.

6
b. Anemia

Patofisiologi anemia defisiensi besi (ADB) disebabkan karena


gangguan homeostasis zat besi dalam tubuh. Homeostasis zat besi
dalam tubuh diatur oleh penyerapan besi yang dipengaruhi asupan
besi dan hilangnya zat besi/iron loss. Kurangnya asupan zat besi/iron
intake, penurunan penyerapan, dan peningkatan hilangnya zat besi
dapat menyebabkan ketidakseimbangan zat besi dalam tubuh
sehingga menimbulkan anemia karena defisiensi besi. Zat besi yang
diserap di bagian proksimal usus halus dan dapat dialirkan dalam
darah bersama hemoglobin, masuk ke dalam enterosit, atau disimpan
dalam bentuk ferritin dan transferin. Terdapat 3 jalur yang berperan
dalam penyerapan besi, yaitu: (1) jalur heme, (2) jalur fero (Fe2+),
dan (3) jalur feri (Fe3+). Zat besi tersedia dalam bentuk ion fero dan
dan ion feri. Ion feri akan memasuki sel melalui jalur integrin-mobili
ferrin (IMP), sedangkan ion fero memasuki sel dengan bantuan
transporter metal divalent/divalent metal transporter (DMT)-1. Zat
besi yang berhasil masuk ke dalam enterosit akan berinteraksi
dengan paraferitin untuk kemudian diabsropsi dan digunakan dalam
proses eritropioesis. Sebagain lainnya dialirkan ke dalam plasma
darah untuk reutilisasi atau disimpan dalam bentuk ferritin maupun
berikatan dengan transferin. Kompleks besi-transferrin disimpan di
dalam sel diluar sistem pencernaan atau berada di dalam darah.
Transport transferrin dalam tubuh masih belum diketahui dengan
pasti. Kapisitas dan afinitias transferin terhadap zat besi dipengaruhi
oleh homeostasis dan kebutuhan zat besi dalam tubuh. Kelebihan zat
besi lainnya kemudian dikeluarkan melalui keringat ataupun
dihancurkan bersama sel darah. Perdarahan baik makro ataupun
mikro adalah penyebab utama hilangnya zat besi. Sering kali
perdarahan yang bersifat mikro atau okulta tidak disadari dan
berlangsung kronis, sehingga menyebabkan zat besi ikut terbuang
dalam darah dan lama-kelamaan menyebabkan cadangan zat besi

7
dalam tubuh ikut terbuang. Keadan-keadaan seperti penyakit Celiac,
postoperasi gastrointestinal yang mengganggu mukosa dan vili pada
usus, sehingga penyerapan besi terganggu dan menyebabkan
homeostasis zat besi juga terganggu.
D. NUTRISI PADA PENYAKIT (PENATALAKSANAAN DIIT)
a. Diabetes Melitus
Tujuan Diet :
a .Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal
dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin,
dengan obat penurun glukosa oral, dan aktifitas fisik
b. Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal
c. Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai
berat badan normal.
Syarat Diet :
a. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat
badan normal.
b. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuan energi
total
c. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuan energi
total
d. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuan energi total,
yaitu 60-70%

e. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak


diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu
f. Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakanserat
larut air yang terdekat didalam sayur dan buah
g. Mudah cernah, porsi kecil dan sering diberikan
h. Cukup vitamin dan mineral
b. Anemia (Tinggi Protein)
Tujuan Diet
a. Memperbaiki asupan makan pasien sehingga menjadi adekuat

8
dengan meningkatkan asupan makan pasien dengan
mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang
b. Memperbaiki nilai lab terkait gizi agar menjadi normal kembali.
c. Memberikan edukasi terkait makanan dan gizi.
d. Memberikan edukasi tentang pola makan yang baik sesuai
dengan penyakit yang diderita dan sesuai dengan prinsip gizi
seimbang.
Syarat dan Prinsip Diet
a. Energi yang diberikan yaitu sesuai kebutuhan.
b. Protein yang diberikan 15% dari total energi.
c. Lemak yang diberikan 25% dari total energi dari kebutuhan
energi.
d. Karbohidrat yang diberikan 60% dari total energi.
e. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan gizi atau angka
kecukupan gizi yang dianjurkan.
f. Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna.
g. Cairan 3-4 liter/hari.

E. INTERVENSI GIZI
a. Pemberian puding Wortel dan Buah Bit

1. Wortel
Wortel (Daucus carota L.) adalah salah satu jenis sayuran yang
sangat disukai oleh masyarakat, dikarenakan kandungan gizinya cukup
tinggi, banyak mengandung karoten, vitamin A, vitamin B, vitamin C dan
mineral. Wortel memiliki berbagai macam manfaat, di antara lain sebagai
bahan makanan, bahan obat obatan, dan bahan kosmetik, sehingga
permintaan wortel terus meningkat
Wortel merupakan sayuran yang memiliki banyak kandungan gizi,
kandungan gizi dari wortel dalam 100gr adalah energi = 36 kkal, protein
= 1 gr, lemak = 0,60 gr, kalium = 245 mg.
2. Buah Bit

Kusumaningrum, dkk (2012) menyatakan, umbi bit mengandung


vitamin dan mineral yang memiliki banyak sekali manfaat. Bit mampu
merangsang membangun, membersihkan dan memperkuat sistem

9
peredaran darah dan sel darah merah sehingga darah dapat membawa
zat tubuh dan dapat mencegah kurangnya sel darah merah dalam tubuh.
Di Eropa Timur umbi bit ini sudah cukup dikenal dan digunakan untuk
pengobatan penyakit leukemia (Andarwulan, 2012).
Buah bit memiliki kandungan gizi, kandungan gizi dari buah bit
100 gr adalah kalori = 43 kkal, protein = 1,61 gr, lemak = 0,17 gr, kalium
= 325 mg .
Rencana intervensi yang saya berikan adalah pudding buah bit +
wortel dengan gula diabetasol :
Bahan – bahan :
(pudding buah bit + wortel 2 porsi)
- Buah bit 100 gr
- Wortel 100 gr
- Gula diabetasol 1 sct

Langkah – langkah :
- Kupas buah bit dan wortel lalu blender satu persatu
- Setelah itu saring buah bit dan wortel di tempat yang
berbeda
- Siapkan air 200 ml campurkan sari buah bit dan agar-agar
swallow dan gula diabetasol lalu aduk hingga mendidih
- Setelah mendidih masukkan pudding kedalam cetakan lalu
dinginkan
- Berikutnya siapkan air 200 ml campurkan sari wortel dan
agar-agar swallow dan gula diabetasol lalu aduk hingga
mendidih
- Setelah mendidih masukkan pudding wortel di atas
pudding buah bit yg sudah di dinginkan
- Lalu sajikan

10
Kandungan gizi 1 porsi
Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak KH Kalium
Makanan
Buah bit 200 gr 86 kkal 3,22 gr 0,34 gr 12,08 gr 650 mg
Wortel 100 gr 72 kkal 2 gr 1,2 gr 14,12 gr 490 mg
Gula diabetasol 2 gr 8 kkal - - 2,00 g -
Total 1 porsi 166 kkal 5,22gr 1,36 gr 28,2 gr 1140 gr

1. Kolaborasi dengan tenaga medis


Apapun bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu
pertukaran pandangan atau ide yang memberikan perspektif
kepada semua kolaborator. Kolaborasi merupakan proses
kompleks yang membutuhkan sharing pengetahuan yang
direncanakan yang disengaja dan menjadi tanggung jawab
bersama untuk menjaga pasien. Kolaborasi bertujuan untuk
membahas masalah-masalah tentang klien dan untuk
meningkatkan pemahaman tentang kontribusi setiap anggota tim
serta untuk mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu
asuhan klien. Agar hubungan kolaborasi dapat optimal, semua
anggotaprofesi harus mempunyai keinginan untuk bekerjasama.
Obat yang diberikan :
- Infus RL 20 tts Macro
- Inj.ceftriaxone 1 gr/12 jam ST(skin test)
- Ranitidin 1 ampul/ 12jam
- Ondan 1 ampul /8jam
- Novalgin 1 ampul (kp)
- PCT 3 x 500 mg

11
BAB III
PERENCANAAN DAN INTERVENSI ASUHAN GIZI
A. PERENCANAAN ASUHAN GIZI
1. Indetitas pasien

Tabel 1.Identitas Pasien


Nama Tn.A
No. RM 20.53.86
Ruangan Anggrek/222
Tangal Masuk 27-10-2022
Umur 42 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Diagnosa Medis Ulkus diabetikum, anemis,
diabetesmelitus,gastropati diabetikum,
hiponatremi

2. Assesment Gizi
a. Riwayat personal
Tabel 2.Riwayat personal

Keluhan Riwayat medis Riwayat gizi/ makanan


Sesak nafas, mual, Diabetes mellitus Nafsu makan yang normal
demam, nafsu makan tapi porsi tidak banyak,
berkurang mengkonsumsi makanan
yang di goreng dan
makanan pedas

b. Pemeriksaan Antoropometri
Tabel 3 .Pemeriksaan Antropometri

BB TB BBI IMT Satus Gizi


62 kg 170 cm 63 kg 21,4 Normal

12
c. Pemeriksaan Biokimia

Tabel 4. Pemeriksaan bikomia

Pemeriksaan Kadar Rentang Normal Keterangan


Urin/ darah
KGD 556 mg/dl < 200 Tinggi
Hb 8,3 g/dl 13-18 g/dl Rendah

d. Pemeriksaan Klinik

Tabel 5. Pemeriksaan Klinik


Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Keterangan
Tekanan darah 120/80 mmHg 120/80 mmHg Tinggi

3. Diagnosis Gizi
Tabel 6.Diagnosis Gizi
Indetifikasi Keterangan
Masalah
NI 5.2 Peningkatan kebutuhan protein yang berkaitan dengan
kadar albumin rendah ditandai dengan jarang
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung
protein hewani dan nabati.
NC 2.2 Perubahan nilai lab terkait zat gizi berkaitan dengan kadar
gula darah di tandai dengan nilai kdg 556 mg/dl. .
NB 1.7 Pemilihan makanan yang salah berkaitan dengan belum
pernah mendapat edukasi gizi ditandai dengan pasien
sering mengkonsumsi makanan yang di goreng dan
makanan pedas serta pasien mengalami tekanan darah
tinggi yaitu 150/90 mmHg.

B. INTERVENSI ZAT GIZI


1) Tujuan Diet :
- Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dan
menyeimbangkan asupan maknan dengan insulin, dengan obat peurun
glukosa oral, dan aktifitas fisik
- Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal
- Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mevapai erat badan
normal.

13
2) Syarat dan prinsip diet
- Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
- Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuan energi total.
- Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.
- Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60-70 %
- Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan
kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu
- Asupanserat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang
terdekatdidalam sayur dan buah.
- Mudah cernah, porsi kecil dan sering diberikan
- Cukup vitamin dan mineral.

3) Perhitungan kebutuhan

Energi = 35 kkal/kg x BB
= 35 x 62 kg
= 2.170 kkal
= 2.100 kkal
Protein = 20% x 2.100 kkal = 420 / 4 = 105 gr
Lemak = 20% x 2.100 kkal = 420 / 9 = 46,6 gr
KH = 60% x 2.100 kkal = 1.260 / 4 = 315 gr

4) Jenis diet ,bentuk makanan dan cara pemberian

a. Jenis diet : Diet DM + TP


b. Bentuk makanan : makanan biasa (MB)
c. Cara pemberian : oral

Pembahasan Preskripsi Diet: Pasien diberikan terapi diet dm + tinggi protein,


dalam bentuk makanan biasa, secara oral. Frekuensi pemberian yaitu 3 kali
makanan utama dan 2 kali snack.

14
C. RENCANA MONITORING EVALUASI
Tabel 7. Rencana monitoring evaluasi
Implementasi/Pemesanan Diet

Diet : DM + TP Bentuk : MB Ekstra : 2 kali

RENCANA MONITORING EVALUASI


Parameter Pengukuran/Pengamatan Waktu Target Terukur
Antropometri BB : 62 kg Setiap pengukuran BBI: 63 kg

Biokimia KGD 556 mg/dl Sesuai anjuran KGD < 200 mg/dl
Hb 8,3 g/dl dokter Hb 13-18 g/dl
Fisik/ klinik TD : 120/80 mmHg Setiap hari Tekanan darah 120/ 80
mmhg

Dietary MB DM + TP Setaip hari Energi : 2.100 kkal


Protein : 105 gr
Lemak : 64,6 gr
KH : 315 gr

1) Implementasi

a. Jenis Diet : DM + TP
b. Bentuk makanan : MB
c. Cara pemberian : Oral (diberikan dengan porsi kecil tetapi sering,
frekuensi pemberian yitu 3 x sehari dengan penambahan selingan 2 x/sehari.

2) Bahan makanan yang di anjurkan

- Sumber karbohidrat : nasi, kentang, roti, mie, makaroni, bihun, gula, tepung-
tepungan yang dibuat buburatau puding
- Sumber protein : ayam tanpa kulit, ikan, daging tidak berlemak, telur, tempe, tahu,
kacang hijau
- Sayuran : semua jenis sayuran yang tidak menimbulkan gas dan tidak banyak
serat seperti bayam, kancang panjang, labu siam, wortel
- Buah- buahan : pepaya, apel, pisang, melon, jeruk, jambu biji
- Sumber lemak : minyak goreng kelapa, minyak biji bunga matahari, minyak jagung,
minyak zaitun

3) Bahan makanan yang dilarang

- Sumber karbohidrat : Ubi, singkong, talas, jagung, ketan,

15
- Sumber protein : ikan/daging yang diawetkan, kacang merah, kacang tanah,
kacang polong, daging yang terlalu berlemak seperti daging kambing, jeroan
- Sayuran : sayuran yang menimbulkan gas seperti kol, lobak, sayurana yanng
diawetkan
- Buah- buahan : buah yang menimbulkan gas seperti, nangka, durian, nenas
- Sumber lemak : Minyak goreng sawit, lemak hewan (gajih)
- Minuman : minuman beralcohol, minuman bersoda, kopi kental, teh kental

16
D. SUSUNAN MENU 3 HARI
Tabel 8 .Susunan me nu 3 hari
Hari Pukul 07.00 Pukul 10.00 Pukul 12.30 Pukul 16.00 Pukul 19.00 Pukul 20.00
ke
1. Nasi biasa 100 gr Puding wortel Nasi biasa 150 Puding wortel Nasi biasa 150 gr Puding wortel +
Telur mata sapi + buah bit 50 gr + buah bit 50 Ikan asam padeh buah bit 50 gr
asam manis 40 gr gr Ayam rica- rica gr 65 gr
Tumis jipang, 65 gr Capcai buncis +
wortel, janten 40 Bening bayam wortel 50 gr
gr + jagung 75 gr Pisang 70 gr
Tahu sambal 45 Parkedel
gr kentang 55 gr
Pepaya 75 gr Melon 70 gr

2. Nasi biasa 100 gr Puding wortel Nasi 150 gr Puding wortel Nasi biasa 150 gr Puding wortel +
Telur bulat bumbu + buah bit 50 Semur ayam + buah bit 50 Telur mata sapi buah bit 50 gr
kuning 40 gr gr 65 gr gr rica-rica 45 gr
Tumis sawi putih Bening sawi Bening oyong +
40 gr manis + tauge wortel + jagung 50
Tempe orak arik 75 gr gr
45 gr Tempe bumbu Pisang 70 gr
pisang 75 gr kuning 55 gr
Semangka 70
gr

3. Nasi biasa 100 gr Puding wortel Nasi tim 200 gr Puding Nasi tim 100 gr Puding wortel +
Telur dadar 50 gr + buah bit 50 Ayam kuah wortel + buah Telur mata sapi buah bit 50 gr
Daun katuk + gr kuning 45 gr bit 50 gr saus tiram 45 gr
jagung 45 gr Tumis jipang, Capcai buncis +
Gulai tahu 45 gr janten, tauge wortel 50 gr
melon 55 gr 55 gr Tahu mendoan 55
Tempe semur gr
50 gr Pisang 60 gr
Pisang 60 gr

17
BAB IV
HASIL ASUHAN GIZI (MONITORING DAN EVALUASI)

A. Data BIokimia
Tabel Monev Biokimia

Jenis 28 – 10 - 2022 29 – 10 – 2022 30 – 10 – 2022


Pemeriksaan
KGD 351 mg/dl 283 mg/dl 254 mg/dl
Hb 9,5 g/dl 10,2 g/dl 11,6 g/dl

B. Data Fisik/Klinik
Tabel Monev Fisik/Klinis

Tanggal Pemeriksaan Fisik/Klinik


28 - Oktober – 2022 Sesak nafas, mual, demam, nafsu
makan berkurang
29 - Oktober – 2022 Sesak nafas, demam mulai membaik,
nafsu makan berkurang
30 - Oktober – 2022 Nafsu makan mulai membaik

18
DAFTAR PUSTAKA

Suharyati, dkk. (2019). Penuntun Doet dan Terapi Gizi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran
https://rsupsoeradji.id/diet-diabetes-mellitus-dm/
https://rsupsoeradji.id/diet-penyakit-anemia/
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3550265/manfaat-bit-untuk-
mengontrol-darah-rendah
Almatsier, Sunita 2010. Penuntun Diet edisi baru. Pt Gramedia Pustaka Umum,
Jakarta.
Ahli Gizi Indonesia, P. d. (2019). Penuntun Diet Dan Terapi Diet edisi 4.
Jakarta: EGC

19
LAMPIRAN

20

Anda mungkin juga menyukai