DM TIPE II
Laporan kasus ini dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk melengkapi
Kepaniteraaan Klinik Senior di SMF Ilmu Penyakit Dalam
RSUD Dr. Pirngadi Medan
Disusun Oleh :
Rabikafman Akhori (71220891011)
Dina Aulia Lestari (71220891042)
Angga Agustian (71220891071)
Intan Tiara Indra S (71220891072)
Indah Quadri Novela (71220891065)
Raja Ardina (71220891061)
Pembimbing :
dr. Abida, Sp. PD
Nilai :
__________________________________________________________________
Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior di bagian SMF Ilmu
Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada dr. Abida, Sp.PD yang telah memberikan bimbingan dan
arahannya selama mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di bagian SMF Ilmu
Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan dalam membantu
menyusun makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini memiliki banyak
kekurangan baik dari kelengkapan teori maupun penuturan bahasa, karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
laporan kasus ini.
Harapan penulis semoga laporan kasus ini dapat memberi manfaat dan
menambah pengetahuan serta dapat menjadi arahan dalam mengimplementasikan
ilmu kedokteran dalam praktek di masyarakat.
(Penulis)
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................3
2.1 Diabetes Melitus........................................................................3
2.1.1 Definisi............................................................................3
2.1.2 Epidemiologi...................................................................3
2.1.3 Manifestasi Klinis............................................................4
2.1.4 Klasifikasi........................................................................4
2.1.5 Patogenesis......................................................................7
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang...................................................8
2.1.7 Penatalaksanaan...............................................................10
2.1.8 Komplikasi.......................................................................14
2.1.9 Prognosis .........................................................................16
BAB III LAPORAN KASUS........................................................................25
BAB IV PENUTUP ........................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................34
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
2.1.2 Epidemiologi
Diabetes ditemukan di setiap populasi di dunia dan di semua wilayah,
termasuk pedesaan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Jumlah penderita diabetes terus meningkat, dengan WHO memperkirakan
ada 422 juta orang dewasa dengan diabetes di seluruh dunia pada tahun
2014.1
Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi diabetes melitus
di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada umur 15 tahun sebesar 2%.
Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan prevalensi diabetes
melitus pada penduduk 15 tahun pada hasil Riskesdas 2013 sebesar 1,5%.
Namun prevalensi diabetes melitus menurut hasil pemeriksaan gula darah
meningkat dari 6,9% pada 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018. Angka ini
menunjukkan bahwa baru sekitar 25% penderita diabetes yang mengetahui
bahwa dirinya menderita diabetes.6
3
4
2.1.4 Klasifikasi
Klasifikasi etiologis diabetes menurut American Diabetes Association
2020 dibagi dalam 4 jenis yaitu:8
a. Diabetes Melitus Tipe 1
DM tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta pankreas
karena sebab autoimun. Pada DM tipe ini terdapat sedikit atau tidak
sama sekali sekresi insulin dapat ditentukan dengan level protein c-
peptida yang jumlahnya sedikit atau tidak terdeteksi sama sekali.
Manifestasi klinik pertama dari penyakit ini adalah ketoasidosis.
Faktor penyebab terjadinya DM Tipe I adalah infeksi virus atau
rusaknya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan karena reaksi
autoimun yang merusak sel-sel penghasil insulin yaitu sel β pada
pankreas, secara menyeluruh. Oleh sebab itu, pada tipe I, pankreas
5
young [MODY])
- Penyakit eksokrin pankreas (fibrosis kistik,
pankreatitis)
- Disebabkan oleh obat atau zat kimia
(misalnya penggunaan glukokortikoid pada
terapi HIV/AIDS atau setelah transplantasi
organ)
2.1.5 Patogenesis
Resistensi insulin pada sel otot dan hati, serta kegagalan sel beta
pankreas telah dikenal sebagai kerusakan patofisiologi sentral dari DM
tipe 2. Hasil penelitian terbaru telah diketahui bahwa kegagalan sel beta
terjadi lebih dini dan lebih berat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Organ lain yang juga terlibat pada DM tipe 2 adalah jaringan
lemak (meningkatnya lipolisis), gastrointestinal (defisiensi inkretin), sel
alfa pankreas (hiperglukagonemia), ginjal (peningkatan absorpsi
glukosa), dan otak (resistensi insulin), yang ikut berperan menyebabkan
gangguan toleransi glukosa. Saat ini sudah ditemukan tiga jalur
patogenesis baru dari oktet yang tidak menyenangkan yang
memperantarai terjadinya hiperglikemia pada DM tipe 2. Sebelas organ
penting dalam gangguan toleransi glukosa ini (egregious eleven) perlu
jangkauan karena dasar patofisiologi ini memberikan konsep:
1. Pengobatan harus ditujukan untuk memperbaiki gangguan
patogenesis, bukan hanya untuk menurunkan HbA1c saja
2. Pengobatan kombinasi yang diperlukan harus didasarkan pada
kinerja obat sesuai dengan patofisiologi DM tipe 2.
3. Pengobatan harus dimulai sedini mungkin untuk mencegah atau
memperlambat progresivitas kegagalan sel beta yang sudah terjadi
pada penyandang gangguan toleransi glukosa.5
Schwartz pada tahun 2016 menyampaikan, bahwa tidak hanya
otot, hepar, dan sel beta pankreas saja yang berperan sentral dalam
8
2.1.7 Penatalaksanaan
Modalitas terapi pada pasien DM terdiri dari edukasi, terapi nutrisi,
jasmani, dan terapi farmakologis.1
1. Edukasi
Edukasi meliputi promosi hidup sehat dan dilakukan sebagai upaya
pencegahan dan merupakan bagian yang penting dari pengelolaan DM
secara holistik.1
2. Terapi Nutrisi
Komposisi makanan dianjurkan terdiri dari karbohidrat 45-65%
terutama yang berserat tinggi. Lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan
kalori, tidak melebihi 30% total asupan energi. Protein sebesar 10-20% total
asupan energi. Asupan natrium sama seperti orang sehat yaitu <2300 mg per
hari. Konsumsi serat dianjurkan 20-35 gram/hari.1
Kebutuhan kalori bagi penderita DM adalah 25 kal/kgBB ideal untuk
wanita dan 30 kal/kgBB ideal untuk laki-laki. Jumlah kebutuhan kalori bisa
ditambah atau dikurangi atas dasar beberapa faktor, seperti jenis kelamin,
umur, aktivitas, berat badan, dan lain-lain. Stres metabolik juga
memengaruhi jumlah kalori yang harus diberi, penambahan 10- 30%
tergantung dari beratnya stres metabolik (sepsis, operasi, trauma).1
Penghitungan berat badan ideal menggunakan rumus Broca yang
dimodifikasi, seperti berikut:1
11
2.1.8 Komplikasi
Komplikasi pada DM tipe 2 dapat dibagi menjadi komplikasi aku dan
15
komplikasi kronik.1
A. Komplikasi Akut
- Krisis Hiperglikemia
Ketoasidosis Diabetik (KAD) merupakan komplikasi akut yang
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang tinggi (300600
mg/dL), disertai dengan tanda dan gejala asidosis dan plasma keton
(+) kuat, osmolalitas plasma meningkat (300-320 mOs/mL) dan
terjadi peningkatan anion gap. Status Hiperglikemi Hiperosmolar
(SHH) juga termasuk krisis hiperglikemia dengan peningkatan
glukosa darah hingga 600-1200 mg/dL tanpa disertai tanda dan gejala
asidosis, osmolaritas plasma sangat meningkat (330-380 mOs/mL),
plasma keton (+/-), anion gap normal atau sedikit meningkat.1
- Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah menurunnya kadar glukosa darah < 70
mg/dL. Hipoglikemia ditandai dengan adanya whipple's triad, yaitu
terdapat gejala-gejala hipoglikemia, kadar glukosa darah yang rendah,
dan gejala berkurang dengan pengobatan.1
B. Komplikasi Kronik
- Makroangiopati
Makroangiopati bisa mengenai pembuluh darah jantung,
pembuluh darah tepi, dan pembuluh darah otak. Apabila mengenai
pembuluh darah tepi, gejala tipikal yang biasa muncul pertama kali
adalah nyeri ketika beraktivitas dan berkurang saat istirahat
(claudicatio intermittent), namun sering juga tanpa disertai gejala.
Ulkus iskemik pada kaki merupakan kelainan yang bisa dapat
ditemukan pada penderita.1
- Mikroangiopati
Mikroangiopati dapat berupa retinopati diabetik, nefropati
diabetik, dan neuropati. Nefropati diabetik merupakan penyebab
paling utama dari gagal ginjal stadium akhir. Sekitar 20-40%
penderita diabetes akan mengalami nefropati diabetes. Diagnosis
16
2.1.9 Prognosis
Prognosis dari DM bergantung pada pola hidup yang dilakukan oleh
pasien dalam mengontrol kadar gula nya. Pasien dengan kontrol glikemik
ketat (HbA1c < 7%), tanpa disertai riwayat gangguan kardiovaskuler, dan
juga tidak ada gangguan mikrovaskuler serta makrovaskuler akan
mempunyai harapan hidup lebih lama. Namun jika pasien memiliki riwayat
penyakit kardiovaskuler dan telah menderita diabetes lama (≥ 15 tahun)
akan mempunyai harapan hidup lebih singkat, walaupun telah melakukan
kontrol glikemik ketat sekalipun.9
BAB III
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
Autoanamnese √ Alloanamnesa √
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama : Lemas
25
Riwayat dari Pengobatan : Amlodipine, Metformin
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
1. ANAMNESIS UMUM
Pemeriksaa Hasil Pemeriksaan
n
Kepala Normosefali tanpa tanda trauma dan deformitas.
Wajah tidak edema dan simetris, tidak ada bekas
trauma.
Paru
Inspeksi Simetris fusiformis
Palpasi Stemfremitus kanan = kiri
Perkusi Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi SP : Vesikuler dikedua lapangan paru
ST : -
Jantung
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS V linea midsternalis
sinistra.
Perkusi Beda
26
Auskultasi M1 > M2 P2 > P1
A1 > A2 P2 > A1
Abdomen
Inspeksi Simetris
Palpasi Nyeri tekan (+)
Perkusi Timpani
Auskultasi Peristaltik usus (+)
Punggung Dalam Batas Normal
Alat Kelamin Tidak dilakukan pemeriksaan
Anus Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas Ikterik (-), Sianosis (-), turgor kulit CRT
Atas ≤ 2 detik
Ekstremitas Ikterik (-), Sianosis (-), turgor kulit CRT
Bawah ≤ 2 detik
Kanan : Ulkus (+), Ukuran 3cm,
Diameter 5cm
Palpasi arteri Dorsalis Pedis D<S
Palpasi arteri Tibialis Posterior Anterior
D<S
Palpasi arteri Poplitea D<S
Kulit Dalam Batas Normal
DESKRIPSI UMUM
Kesan Sakit
Ringan : (+)
Sedang : -
Berat : -
TANDA VITAL
Kesadaran Compos mentis (GCS E4 V5 sM6)
27
Darah
Nadi 82 x/i
Temperatur 36,5 ͦ C
Pernafasan 20 x/i
THORAX
Depan Belakang
Auskultasi SP :
Vesikuler
ST : -
PEMERIKSAAN PENUNJANG
28
Pemeriksaan Darah Rutin
22/06/2022
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
WBC 26.92 103/𝜇L 4.00 - 10.00
RBC 4.65 106/𝜇L 4.00 - 5.40
HGB 7.3 g/dl 12.0 - 16.0
HCT 37.3 % 36.0 - 48.0
MCV 80.2 Fl 80.0 - 97.0
MCH 31.0 Pg 27.0 - 33.7
MCHC 35.9 g/dL 31.5 - 35.0
PLT 350 103/𝜇L 150 - 400
RDW-CV 13.7 % 10.0 - 15.0
RDW-SD 39.8 fL 35.0 - 47.0
MPV 11.0 fL 6.5 - 11.0
PDW 12.4 fL 10.0 - 18.0
P-LCR 34.1 103/𝜇L 15.0 - 25.0
PCT 0.3 % 0.2 - 0.5
Neutrofil 24.95 103/𝜇L 5.00 - 7.00
Limfosit 1.34 103/𝜇L 1,0 - 4.00
Monosit 0.62 103/𝜇L 0.10 - 0.80
Eosinophil 0.00 103/𝜇L 0.00 - 0.50
29
Basophil 0.01 103/𝜇L 0.00 - 0.10
Neutrofil 92.7 % 50.0 - 70.0
Limfosit 5.0 % 20.0 - 40.0
Monosit 2.3 % 0.10 – 0.80
Eosinofil 0.0 % 0.0 - 5.0
Basofil 0.0 % 0.0 – 0.10
Kimia Klinik
22/06/2022
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Albumin 2.60 g/dL 3.60 – 5.00
Ureum 239.60 mg/dL 10.00 – 50.00
Creatinin 8.06 mg/dL 0.60 – 1.20
Uric Acid 9.90 mg/dL 3.50 – 7.00
30
Natrium, Kalium, Chlorida
Natrium 145.00 mmol/L 136.00 – 155.00
Kalium 3.90 mmol/L 3.50 – 5.50
Chlorida 121.00 mmol/L 95.00 – 103.00
Analisa Gas Darah
pH 7.407 7.35 – 7.45
pCO2 19.50 mmHg 35.00 – 45.00
pO2 117.90 mmHg 80.00 – 100.00
TCO2 13.00 mmol/L 23.00 – 27.00
HCO3 12.40 mmol/L 22.00 – 26.00
Base Excess - 12.50 mmol/L -2.00 –
2.00
O2 Saturasi 98.80 % 95.00 – 98.00
RENCANA AWAL
No RM : 01.16.16.06
Nama : Kartini Sinaga
No Masalah Rencana Rencana Rencana Rencana
Diagnosa Terapi Monitoring Edukasi
22-06- - - Foto toraks - Perbaiki kondisi
2022 L - Darah rutin I umum
- Rapid Test
- -
A - Glukosa I
- - Test HbA1c -
M I
-
A
-
I
31
-
T
Tanggal S O A P Rencana
23-06- - -TD : DM Tipe II - I Darah
2022 L + Anemia + V Lengkap
- SpO2 : 99% F
Hipertensi +
- - HR : 96x/i D
M - RR : 20x/i Sepsis ec
- Temp : 36 C Ulkus R
L
Diabetikum
2
0
g
t
t
/
i
- I
n
j
M
e
r
o
p
e
n
e
m
a
m
p
/
32
8
j
a
m
- D
r
i
p
M
e
t
r
o
n
i
d
a
z
o
l
e
j
a
m
- C
l
i
n
d
a
m
y
33
c
i
n
3
0
0
m
g
- L
a
n
t
u
s
1
0
I
U
- N
o
v
o
r
a
p
i
d
3
x
1
0
34
I
U
- C
i
l
o
s
t
a
z
o
l
e
1
0
0
m
g
- I
n
j
.
K
e
t
o
r
o
l
a
c
35
a
m
p
/
8
j
a
m
- I
n
j
.
R
a
n
i
t
i
d
i
n
a
m
p
/
1
2
j
a
m
- A
m
l
36
o
d
i
p
i
n
e
1
x
1
g
t
t
/
i
- I
n
j
M
e
r
o
p
e
n
e
37
m
a
m
p
/
j
a
m
- D
r
i
p
M
e
t
r
o
n
i
d
a
z
o
l
e
j
a
m
38
- C
l
i
n
d
a
m
y
c
i
n
3
0
0
m
g
- L
a
n
t
u
s
1
0
I
U
- N
o
v
o
r
a
39
p
i
d
3
x
1
0
I
U
- C
i
l
o
s
t
a
z
o
l
e
1
0
0
m
g
- I
n
j
.
K
e
t
40
o
r
o
l
a
c
a
m
p
/
8
j
a
m
- I
n
j
.
R
a
n
i
t
i
d
i
n
a
m
p
/
1
41
2
j
a
m
- A
m
l
o
d
i
p
i
n
e
1
x
1
PENJAJAKAN
1. Darah Rutin
2. KGD 2 jam PP/ 3 hari
3. Lipid Profile
4. Hemorrhagic Screening Test/ D-Dimer test
5. Funduscopy
6. EKG
7. Foto Thorax dan Abdomen
8. Kultur Pus / sensitivitas
9. Kultur Darah / Sensitivitas
10. Procalcitonin
BAB IV
PENUTUP
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang terjadi
42
oleh interaksi berbagai faktor: genetik, imunologik, lingkungan dan gaya
hidup. Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah
akibat penurunan sekresi insulin progresif dilatar belakangi oleh resistensi
insulin. Gejala yang muncul pada penderita diabetes melitus diantaranya
poliuri (banyak kencing), polidipsi (banyak minum), dan polifagi (banyak
makan). Komplikasi padadiabetes mellitusterbagi dalam komplikasi akut
dan komplikasi kronik. Komplikasi akut terdiri dari hiperglikemia,
diabetik ketoasidosis (DKA), dan hiperglikemik hiperosmolar (HHS).
Komplikasi Kronik berupa komplikasi vaskular jangka
panjang ini meliputi mikroangiopati (pembuluh darah kecil),
dan makroangiopati (pembuluh darah sedang dan besar) salah
satu komplikasinya adalah gangren diabetik pada luka penderita
DM. Ulkus diabetikum merupakan kondisi yang terjadi pada
penderita diabetes melitus dikarenakan abnormalitas syaraf dan
terganggunya arteri perifer yang menyebabkan terjadinya
infeksi tukak dan destruksi jaringan di kulit kaki. Ulkus
diabetikum disebabkan karena meningkatnya hiperglikemia
yang kemudian menyebabkan terjadinya kelainan neuropati dan
pembuluh darah.
43
DAFTAR PUSTAKA
44
Hba1c Dengan Profil Lipid Pada Pasien Kaki Diabetik Di RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Manado: Jurnal e-clinic(eCl);
2016.
13. Priyadi R, Saraswati MR. Hubungan antara kendali glikemik
dengan profil lipid pada penderita diabetes melitus tipe 2.
Denpasar.
14. Pearson ER, McCrimmon RJ. Diabetes Mellitus. Davidson's
Principles and Practice of Medicine edisi 22. Elsevier; 2014.
P.797-836.
15. Wulandari H. Evaluasi Ketepatan Pemilihan Obat Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Mardi Lestari Sragen Tahun 2009. Surakarta: 2010.
16. Wiardani NK, dan Kusumayanti GDA. Indeks Massa Tubuh,
Lingkar Pinggang Serta Tekanan Darah Penderita Dan Bukan
Penderita Diabetes Melitus. Denpasar
17. Hanum NN. Hubungan Kadar Glukosa Darah Puasa Dengan
Porfil Lipid Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah
Sakit Umum Daerah Cilegon Periode Januari-April 2013.
Jakarta: Universitas Negeri; 2013.
18. Ferri FF. Ferri's Clinical Advisor 2017: Metabolic Syndrome.
Elsevier; 2017.
19. Sherwood L. Fisiogi Manusia dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta:
EGC.p.754,758.
45