Anda di halaman 1dari 24

TUGAS DOKUMENTASI KEBIDANAN ASKEB ANC

Dosen Pengampu:

Novi Anggraeni, S.SiT., MPH

Disusun Oleh :

Meihellina 20159010019
Miftahul Jannah 20159010020
Nur Hikmawati 20159010021
Rael Sulistyorini 20159010022
Rahmawati Ida Lestari 20159010023
Rizki Firdausya 20159010024
Silviyana 20159010025
Siti Fatimatus Zahroh 20159010026
Siti Marfu’atin 20159010027
Sri Suhartatik 20159010028

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDIA HUSADA MADURA
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju
kehamilan yang sehat. Boleh dikatakan pemeriksaan kehamilan merupakan
hal yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil. Ada baiknya pemeriksaan
kehamilan dilakukan sebulan sekali hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali
pada usia 7 - 8 bulan dan seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak 9
bulan (Nurul Jannah, 2012).
Menurut World Health Organizations (WHO) tahun 2008,
menyatakan bahwa masih tingginya mortalitas dan morbilitas pada ibu hamil
dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin
berkisar 25 – 30%, kematian usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan
dengan kehamilan dan persalinan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) antenatal care bertujuan untuk mendeteksi secara dini terjadinya
resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan
angka kematian ibu dan memantau keadaan janin.
Penyebab kematian ibu dan perinatal dapat dicegah dengan
pemeriksaan kehamilan (antenatal care) yang memadai (Manuaba, 2008).
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam mempercepat penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) pada dasarnya mengacu pada intervensi strategis
“Empat Pilar Safe Mother Hood” yaitu; 1) Keluarga berencana, 2) Pelayanan
antenatal care, 3) Persalinan yang aman, 4) Pelayanan obstetric essensial.
Pilar yang kedua yaitu pelayanan antenatal care yang bertujuan utamanya
mencegah komplikasi obstetri dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi
sedini mungkin serta ditangani secara memadai (Saifuddin, 2006).
Antenatal Care (ANC) adalah salah satu upaya pencegahan awal dari
faktor resiko kehamilan (Salmah, 2006).
Target Cakupan kesehatan ibu yang dicapai pada tahun 2009 masing-
masing sebesar 94% untuk akses pelayanan antenatal (cakupan ibu hamil K1),
84% untuk cakupan pelayanan ibu hamil sesuai standar (K4) (Depkes RI,
2010).
Berdasarkan data dari Dinas provinsi Sumatra Selatan pada tahun
2005, angka kematian ibu masih cukup tinggi yaitu 424 / 100.000 KH,
sedangkan angka kematian bayi telah menurun yaitu 30 / 100.000 KH. (Pro
Dinkes Prov Sumsel 2005 ).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal di PMB Lilik
Burneh Bangkalan
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian data subjektif
2. Mampu melakukan pengkajian data objektif
3. Mampu mengidentifikasikan data secara lengkap, mengantisipasi
masalah yang dapat timbul dari diagnosa utama, dan mampu
mengevaluasi tindakan segera
4. Mampu merencanakan asuhan kebidanan melaksanakan asuhan sesuai
kebutuhan dan mengevaluasi tindakan
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Kehamilan
2.1.1 Konsep Dasar Kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin
intrauterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan
(Manuaba, 2005). Kehamilan adalah peristiwa dimulainya dari ovulasi
sampai terjadinya persalinan adalah kira – kira 280 hari (40 minggu) dan
tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (Mochtar, 2002). Masa kehamilan
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir (Saifuddin, 2002). Menurut Sarwono (2007), ditinjau dari tuanya
kehamilan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Kehamilan triwulan pertama (0-12 minggu)
2. Kehamilan triwulan kedua (12-18 minggu)
3. Kehamilan triwulan ketiga (28- 40 minggu)
2.1.2 Jenis-Jenis Kehamilan
Jenis-Jenis Kehamilan menurut Prawirohardjo adalah :
1. Kehamilan Matur, yaitu kehamilan 37-40 minggu
2. Kehamilan Postmatur, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu
3. Kehamilan Prematur, yaitu kehamilan antara 28 minggu-36 minggu
2.1.3 Perubahan-Perubahan Maternal
Suatu kehamilan normal biasanya berlangsung 280 hari.Selama itu
terjadi perubahan yang menakjubkan baik pada ibu maupun perkembangan
janin. Janin berkembang dari 2 sel kesuatu bentuk yang mampu hidup diluar
uterus. Badan ibu yang berubah untuk mendukung perkembangan dari
kehidupan baru dan untuk menyiapkan masuknya janin kedunia luar ( diluar
rahim ibunya) (PUSDIKNAKES, 2003).

2.1.4 Tanda – tanda dan Gejala Saat Hamil


Tanda-tanda kehamilan adalah sekumpulan tanda dan gejala yang
timbul pada wanita hamil, baik fisiologis dan psikologi pada masa kehamilan.
1. Tanda Tidak Pasti hamil
Perubahan-perubahan yang dirasakan oleh ibu (subyektif) yang timbul
selama kehamilan.
a. Amenorhea (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat
haid lagi.
b. Menghitung Taksiran Persalinan
Taksiran kelahiran maka dapat ditentukan dengan menggunakan
hukum Neagele. Berdasarkan hukum tersebut, taksiran dapat
dilakukan dengan menentukan hari pertama haid terakhir, di tambah
7, kemudian hasilnya dikurangi 3 bulan. TTP : (Hari Pertama Haid
Terakhir + 7) dan (bulan – 3) (Aziz Alimul Hidayat : 2008).
c. Nausea dan Emesis (Mual dan Muntah)
Nausea dan Emesis (Mual dan Muntah) sering terjadi pada pagi hari,
tetapi tidak selalu, keadaan ini disebut Morning Sickness.
d. Ngidam
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi
menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
e. Pingsan
Sering dijumpai bila berada di tempat-tempat ramai. Dianjurkan
untuk tidak pergi ketempat ramai pada bulan pertama, akan hilang
sesudah kehamilan 16 minggu.
f. Mammae menjadi tegang dan membesar
Keadaan ini dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron yang
merangsang duktus dan alveoli di mamae.
g. Anoreksia (Tidak Nafsu Makan)
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu
makan akan timbul lagi.
h. Sering BAK
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang membesar. Pada triwulan kedua
umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar
keluar dari rongga panggul, pada akhir triwulan gejala bisa tinbul
karena janin mulai keruang panggul dan menekan kembali rongga
panggul.
i. Obstipasi
Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid.
j. Pigmentasi Kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas.
k. Varises
Sering terjadi atau dijumpai pada triwulan terakhir.
2. Tanda Mungkin Hamil
Perubahan-perubahan yang di observasi oleh pemeriksa (bersifat
obyektif) namun beberapa dugaan kehamilan saja.
a. Uterus membesar
Terjadi perubahan bentuk, besar, dan konsistensi rahim, pada
pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan makin
lama makin bundar bentuknya.
b. Tanda hegar
Uterus segmen bawah lebih lunak daripada bagian yang lain dan
embrio belum mengisi seluruh ruangan uterus, tetapi biasanya
bertempat di atas dekat dengan fundus uteri.
c. Tanda chadwick
Pembendungan pembuluh-pembuluh darah daerah panggul,
menyebabkan warna cerviks dan vagina menjadi kebiruan (livid)
atau purpish (ungu).
d. Tanda Piscaseck
Uterus mengalami pembesaran. Kadang-kadang pembesaran tidak
rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini
menyebabkan uterus membesar salah satu jurusan pembesaran
tersebut.
e. Tanda braxton hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi
f. Goodelln sign
Di luar kehamilan konsistensi servik keras, kerasnya seperti kita
merasa ujung hidung, dalam kehamilan servik menjadi lunak pada
perabaan selunak vivir atau ujung bawah daun telinga

g. Reaksi kehamilan positif


Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human chorionic
gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada
pagi hari.
Dengan tes ini dapat membantu menentukan diagnosa kehamilan
sedini mungkin (Nurul Jannah, 2012).
3. Tanda Pasti Hamil
Tanda-tanda obyektif yang didapatkan dari pemeriksan yang dapat
digunakan untuk menegakkan diagnosa pada ibu hamil
a. Terasa gerakan janin
Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada
kehamilan 18 minggu. Sedangkan pada multigravida pada kehamilan
16 minggu karena telah berpengalaman dari kehamilan terdahulu.
b. Teraba bagian-bagian janin
Bagian-bagian janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksa
dengan cara palpasi menurut leopold pada akhir trimester kedua.
c. Denyut jantung janin
Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksa
dengan menggunakan :
1) Fetal elektrocardiograph pada kehamilan 12 minggu
2) Sistem doppler pada kehmilan 12 minggu
3) Stetoskop laenec pada kehamilan 18-20 minggu
d. Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen.
Dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin berupa
ukuran kantong janin, panjangnya janin, dan diameter biparietalis
hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan (Nurul Jannah, 2012).
2.2 Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
2.2.1 Definisi Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal (ANC),
petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu
melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis
kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi
(Saifudin, 2002).
Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara bidan
dengan ibu hamil dangan kegiatan mempertukarkan informasi ibu dan
bidan. Serta observasi selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum dan
kontak sosial untuk mengkaji kesehatan dan kesejahteraan umumnya
(Salmah, 2006).
2.2.2 Tujuan
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan
asosial ibu dan bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakti secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal (Ai
Yeyeh, 2009)
Menurut Depkes RI(1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agar
ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan
baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat
Menurut Hanifa Wiknjosastro (1999) tujuan ANC adalah
menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan masa nifas,
sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya
fisik tetapi juga mental.
Sedangkan menurut Manuaba (1998) secara khusus pengawasan
antenatal bertujuan untuk :
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, persalinan dan nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan,
persalinan dan kala nifas.
3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
2.2.3 Perencanaan
Menurut Saifudin (2002) seorang wanita hamil dianjurkan melakukan
pemeriksaan kehamilan paling sedikit 4x kunjungan selam periode
antenatal:
1. Satu kali kunjungan selama trimester I (sebelum usia kehamilan 14
minggu)
2. Satu kali kunjungan selama trimester II (usia kehamilan 14 – 28
minggu)
3. Dua kali selama trimester III (satu kali pada usia kehamilan ke- 36).
Kecuali jika ditemukan faktor resiko yang memerlukan
penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering.
Walaupun demikian, disarankan kepada ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilannya dengan jadwal sebagai berikut : sampai
dengan kehamilan 28 minggu periksa empat minggu sekali, kehamilan 28-
36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu sekali, kehamilan 36-40 minggu
satu minggu sekali (Salmah, 2006).
Sebaiknya tiap wanita hamil segera memeriksakan diri ketika
haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. Pemeriksaan dilakukan
tiap 4 minggu sekali sampai usia kehamilan 27 minggu. Sesudah itu,
pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu sekali sampai usia kehamilan 36-40
mingggu (Nurul Jannah, 2012).
2.2.4 Pemeriksaan pada Ibu Hamil
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa
pemeriksaan. Secara umum meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan
kebidanan. (Hidayat, A. Alimul, 2008).
1. Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru, refleks
serta tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu dan
pernafasan. Pemeriksaan umum pada ibu hamil bertujuan untuk menilai
keadaan umum ibu, status gizi, tingkat kesadaran, serta ada tidaknya
kelainan bentuk badan. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
Pemeriksaan kebidanan dengan cara inspeksi adalah
pemeriksaan kebidanan dengan cara melihat atau mengamati,
dilakukan untuk menilai keadaan ada tidaknya Cloasma gravidarum
pada muka / wajah, pucat atau tidak pada selaput mata, dan tidaknya
edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan pada leher
untuk menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar gondok atau
kelenjar limfe. Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk buah dada
dan pigmentasi puting susu. Pemeriksaan perut untuk menilai apakah
perut membesar ke depan atau kesamping, keadaan pusat,
pigmentasi linea alba, serta ada tidaknya strie gravidarum.
Pemeriksaan vulva untuk menilai keadaan perineum, ada tidaknya
tanda chadwick dan adanya flour. Kemudian pemeriksaan
ekstremitas untuk menilai ada tidaknya varises. (Hidayat, A.Aziz
Alimul, 2008).
b. Palpasi
Pemeriksaan kebidanan secara palpasi adalah pemeriksaan
dengan cara meraba, dilakukan untuk menentukan besarnya rahim
dengan menentukan usia kehamilan serta menentukan letak anak
dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan
menggunakan metode leopold, yakni :
1) Leopold I
Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan
bagian apa yang ada di fundus, dengan cara pemeriksa berdiri
sebelah kanan dan, menghadap kemuka ibu, kemudian kaki ibu
dibengkokkan pada lutut dan lipat paha, lengkukan jari-jari kedua
tangan untuk mengelilingi bagian atas fundus, lalu tentukan apa
yang ada didalam fundus/ bila kepala sifatnya keras, bundar dan
melenting.
2) Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak
dan letak bagian kecil pada anak.
Caranya : Letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan
dimana bagian terkecil bayi (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
3) Leopold III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang
terdapat dibagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah
atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Caranya :
a) Tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan
secara lembut dan masuk kedalam abdomen pasien diatas
simpisis pubis
b) Kemudian peganglah begian presentasi bayi, lalu bagian
apakah yang menjadi presentasi tersebut. (Hidayat, A.Aziz
Alimul, 2008).

4) Leopold IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi
bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut
kedalam rongga panggul.
Caranya :
a) Letakkan kedua tangan disisi bawah uterus lalu
b) Tekan kedalam dan gerakkan jari-jari kearah rongga panggul,
dimanakah tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi
telah masuk.
c. Auskultasi
Dilakukan umumnya dengan monoskop manoaural untuk
mendengarkan bunyi jantung janin, bising tali pusat, gerakan janin,
bising rahim, bunyi aorta, serta bising usus. Bunyi jantung janin
dapat didengarkan pada usia 16-20 minggu sedangkan menggunakan
dopler dapat didengarkan pada usia kehamilan 16-20 minggu,
walaupun dengan ultrasonografi dapat diketahui pada usia 6-12
minggu Bunyi jantung janin dapat terdengar dikiri dan kanan
dibawah tali pusat presentasi kepala. Bila terdengar pada pihak
berlawanan dengan bagian kecil, maka janin fleksi dan bila sepihak
maka defleksi.
Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-160 kali per
menit. Bunyi jantung dihitung dengan cara yaitu mendengarkannya
selama 1 menit penuh. Bila kurang dari 120 kali per menit atau lebih
dari 160 kali per menit. Kemungkinan janin dalam keadaan gawat
janin. Selain bunyi jantung janin, dapat didengarkan bising tali pusat
seperti meniup. Kemudian bising rahim seperti bising yang
frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus yang sifatnya
tidak teratur (Nurul Jannah, 2012).

2.2.5 Kunjungan Ante Natal Care (ANC)


Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga
professional untuk mendapatkan pelayanan ante natal care (ANC) sesuai
standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung
arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tapi ialah
setiap kontak tenaga kesehatan baik di posyandu, pondok bersalin desa,
kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan ante
natal care (ANC) sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungn
ibu hamil (Depkes RI, 2001 : 31).

2.2.6 Layanan Asuhan Standar Antenatal


Pelayanan asuhan standar antenatal yang termasuk 10 T (Depkes RI,
2009),terdiri dari :
1. Timbang Berat Badan / Tinggi Badan
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 kg sampai 10 kg
selama hamil atau terjadi kenaikan BB antar 0,5 kg / minggu.
2. Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah yang normal adalah 110/80 mmHg sampai 140/90
mmhg, hati – hati adanya hipertensi / preeclampsia
3. Nilai Status gizi
4. Ukur Tinggi fundus uteri
5. Tentukan presentasi dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap
7. Pemberian Tablet Fe zat besi
8. Test laboratorium
9. Test terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS)
10. Temu Wicara dalam rangka persiapan rujukan
2.2.7 Tanda – tanda bahaya selama kehamilan
Tanda bahaya kehamilan adalah keadaan pada ibu hamil yang mengancam
jiwa janin yang dikandungnya (Saifudin, 2006) Tanda – tanda bahaya
kehamilan adalah :
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat menetap dan tidak menghilang
3. Perubahan vital secara tiba – tiba
4. Nyeri abdomen yang hebat
5. Bayi kurang bergerak seperti biasa
6. Pembengkakan wajah dan tangan
7. Keluar air ketuban sebelum waktunya
8. Muntah terus menerus atau Hiperemesis gravidarum
9. Demam
10. Anemia
11. Kejang ( Nurul Jannah, 2012 )

BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal pengkajian : 05 Desember 2020
Waktu : 09.00 WIB
3.1 DATA SUBJEKTIF
Identitas Pasien
Nama Ibu : Ny “H” Nama suami : Tn “I”
Umur : 25 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan : Swasta
Suku/Bangsa : Madura/Indonesia Suku/Bangsa :
Madura/Indonesia
Alamat : Jl. Kampek Alamat : Jl. Kampek
1. Alasan datang
Ibu datang ke PMB ingin memeriksakan kehamilannya, saat ini mengalami
keluhan pinggang sakit.
2. Riwayat Kebidanan
a. Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 Hari
Lamanya : 7 hari
Sifat darah : Cair
Warna : Merah kehitaman
Dismenorhoe : Ada
3. Riwayat Obstetri
Anak Usia Tahun Jenis Ditolon Penyulit Nifas/ Keadaan
Ke Kehamila Persalinan Persalinan g Oleh Laktasi anak
n JK B PB
B
1 HAMIL
INI

4. Riwayat kehamilan sekarang


Hari pertama haid terakhir : 19-10-2020
Tafsiran partus : 26-07-2021
ANC : 2 kali
Usia kehamilan : 14 minggu 5 hari
Tablet Fe : 65 tablet
Imunisasi : Status T3 (tgl 05.01.2020)
Keluhan
Trimester I : Sakit pinggang
Trimester II : Tidak ada
5. Riwayat perkawinan
Kawin : kawin 1x dengan suami sekarang
Lama : 1 Tahun
Umur waktu kawin : 24 Tahun
6. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit menular
(TBC, HIV/AIDS, Hepatitis) menurun (Asma, DM, Hipertensi) dan
kronis ( Jantung, ginjal).
b) Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah menderita penyakit menular
(TBC, HIV/AIDS, Hepatitis) menurun (Asma, DM, Hipertensi) dan
kronis (Jantung, ginjal)
c) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit
menular (TBC, HIV/AIDS, Hepatitis) menurun (Asma, DM,
Hipertensi), dan kronis (Jantung, ginjal) dan ibu tidak mempunyai
riwayat keturunan kembar.

7. Riwayat kontrasepsi
Pernah mendengar : Pernah
Pernah menjadi aseptor : Tidak pernah
Alasan menggunakan kontrasepsi :-
Jenis kontrasepsi yang digunakan :-
Lamanya menjadi akseptor :-
Alasan berhenti :-
8. Riwayat psikososial
Respon ibu terhadap kehamilan : Sangat diharapkan
Hubungan ibu dengan suami : Harmonis
Hubungan ibu dengan keluarga : Baik
Kebiasaan merokok : Tidak ada
Kebiasaan berobat : Tidak ada
Kepercayaan terhadap kehamilan : Tujuh bulanan
9. Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi : Makan 2-3 kali/hari porsi sedang nasi, lauk, pauk kadang
sayur, minum 7-8 gelas /hari, dan tidak ada riwayat alergi
makanan
Eliminasi : BAK 6-7 kali/hari, BAB 1 kali/hari, tidak ada keluhan
Istirahat : Tidur malam sekitar 6-7 jam, jarang tidur siang <2 jam
Aktifitas : Mengerjakan pekerjaan rumah tangga
Personal hygiene: Mandi 3 kali/hari, gosok gigi 3 kali/hari, ganti pakaian
dalam 2 kali/hari, bila terasa lembab atau basah

3.2 DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Denyut nadi : 82 kali/menit
Pernafasan : 24 kali/menit
Suhu tubuh : 36,7 0C
Tinggi badan : 152 cm
Berat badan sebelum hamil : 49 kg
Berat badan sekarang : 53 kg
LILA : 25,5 cm
IMT : 2,29 kg/m
2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
Kepala
Rambut : Bersih, tidak ada ketombe, tidak ada rontok dan tidak ada
benjolan.
Muka
Oedema : Tidak ada
Closma gravidarum : Tidak ada
Konjungtiva : Tidak pucat
Sklera : Tidak ikterus
Hidung : Tidak ada polip
Telinga : Tidak ada sekret
Mulut : Bersih, lidah tidak ada sariawan
Gigi : Tidak ada caries
Leher
Kelenjar thyroid : Tidak ada pembengkaan
Vena jugularis : Tidak ada pelebaran
Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkaan
Dada
Payudara : Simetris
Areola mamae : Hyperpigmentasi
Puting susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada
Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
Pembesaran : Sesuai dengan usia kehamilan
Strie : Tidak Ada
Linia : Tidak Ada
Genitalia
Varises vagina : Tidak ada
Pengeluaran cairan vagina: Tidak ada
Kelenjar batholin : Tidak ada pembengkakan
Haemoroid : Tidak ada

Ektremitas atas dan bawah


Kebersihan : Bersih
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak terdapat varises di kaki kanan dan kaki kiri
ibu
b. Palpasi
Leopold I : TFU setengah sympisis-pusat
Leopold II : belum bisa di lakukan
Leopold 111. : Ballotement (+)
c. Auskultasi
DJJ : 11,12,11 (136 kali/menit)
d. Perkusi
Reflek patella
Kanan : + (normal)
Kiri : + (normal)
3. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Darah
HB : Tidak dilakukan
Golda. : tidak di lakukan
HBsAg. : Tidak di lakukan
Sypilis. : Tidak di lakukan
HIV. : Tidak di lakukan
Urine
Protein : Tidak dilakukan
Glukosa : Tidak dilakukan
ANALISA DATA
Diagnosa : G1 P0 A0, UK 14 Minggu 5 Hari, hidup, tunggal, intra uterin, kesan
jalan lahir normal, keadaan ibu dan janin baik
Masalah : Tidak ada masalah
Kebutuhan :
a. Informasi hasil pemeriksaan kepada pasien dan keluarga
b. KIE tentang pemenuhan kebutuhan gizi untuk ibu hamil
c. KIE tentang kebutuhan istirahat ibu selama hamil
d. KIE tentang senam hamil
e. KIE tentang ANC terpadu
f. KIE tentang Personal Hygiene
g. KIE tentang tanda bahaya kehamilan trimester II
h. Jadwal kunjung ulang

PLANNING
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dalam batas normal, ibu mengerti
2. Memberitahu ibu KIE tentang ketidaknyamanan ibu hamil trimester III
yaitu:
a. Pinggang terasa sakit penyebabnya kekurangan kalsium atau karena
ketegangan otot, penyebab lainnya ibu hamil kurang bergerak atau
olahraga, untuk meringankan sakit pinggang hendaknya
menyempatkan waktu berolahraga atau setidaknya beraktifitas ringan
b. Sering buang air kecil (BAK) penyebabnya peningkatan hormon
kehamilan adanyan janin membuat tekanan pada kandung kemih ibu
hamil
3. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan seperti:
a. Perdarahan yang hebat pada hamil muda
b. Bengkak pada kaki dan tangan, di wajah atau di sekitar kepala di
sertai kejang
4. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi gizi seimbang yaitu seperti banyak
mengandung karbohidrat, protein, mineral, vitamin, karena makan-
makanan ini tidak hanya untuk ibu saja tetapi juga untuk janin.
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan tidak terlalu kecapean
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan senam hamil di rumah
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC terpadu di puskesmas atau
pelayanan ANC terpadu lainnya
8. Menganjurkan ib untuk kontrol ulang atau jika ada keluhan segera datang
ke petugas kesehatan terdekat.

BAB IV
PEMBAHASAN

Pemeriksaan kehamilan atau ante natal care (ANC) sangat disarankan bagi
para ibu hamil untuk memonitor kesehatan ibu dan janin dalam kandungan.
Pemeriksaan kehamilan adalah serangkaian pemeriksaan yang dilakukan secara
berkala dari awal kehamilan hingga proses persalinan untuk memonitor kesehatan
ibu dan janin agar tercapai  kehamilan yang optimal.
Asuhan Antenatal Care (ANC) meliputi pengawasan terhadap kehamilan
untuk mendapatkan informasi kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini
penyakit yang menyakut kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi
kehamilan dan menetapkan resiko kehamilan (resiko tinggi, resiko meragukan,
resiko rendah) (Manuaba, 2008).
Pemeriksaan Fisik (Pemeriksaan fisik umum terdiri dari :
Keadaan Umum : Compos mentis atau tampak sakit, pemriksaan : Tekanan Darah,
Nadi, Pernafasan, Suhu, dan berat badan serta hal lain yang perlu dipandang,
Pemeriksaan khusus obstetri (Inspeksi terdiri Tinggi Fundus Uteri, Keadaan
dinding abdomen, Gerak janin yang tampak), palpasi Menurut leopold, auskultasi,
perkusi dan pemeriksaan penunjang.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian data baik data subjektif yang di dapat melalui
anamnesa secara lengkap dan menyeluruh, maupun data objektif yang di
dapat dengan melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan kebidanan dan
penunjang kepada Ny “H”.
Maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
 Dari data tersebut di dapat data subjektif Ny “H” umur 24 Tahun dengan
usia kehamilan 14 minggu 5 hari G1P0A0 dengan Hari pertama haid
terakhir pada tanggal 28-8-2019 dan Tafsiran Partus tanggal 04-6-2020
 Dari data Ny “H” di dapat data objektif dengan Keadaan umum: baik,
Kesadaran: compos mentis, suhu tubuh: 36,7˚c, Tekanan darah:
110/70mmHg, Nadi: 82x/menit, RR: 24x/menit, Tinggi badan: 152 cm,
Berat badan: 53 kg.
 Dari pengkajian yang dilakukan terhadap Ny “H” didapat dengan
diagnosa G1P0A0 hamil 14 minggu 5 hari dengan ballotemen
 Perencanaan di lakukan dengan asuhan kebidanan terhadap Ny “H” yaitu
melakukan pemeriksaan kepada pasien, menginformasikan tentang
kebutuhan nutrisi, tanda bahaya kehamilan trimester II, kebutuhan
istirahat, personal hygine, kunjungan ulang pemeriksaan kehamilan.
5.2  Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi institusi pendidikan selalu memberikan bimbingan dan
arahan kepada mahasiswi dalam menjalani praktik klinik kebidanan
terutama mengenai hal-hal baru yang ditemui mahasiswa dilahan praktik
yang belum didapatkan dipendidikan, sehingga kualitas pendidikan pun
dapat ditingkatkan khususnya program studi Profesi Kebidanan.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu dalam melakukan asuhan kebidanan pada
ibu yang hamil normal.
DAFTAR PUSTAKA

       DepKes RI. 2004. Asuhan Persalinan Normal . Jakarta : Departemen


Kesehatan 

Hidayat, A.Aziz Alimul. 2008 JNPKKR-POGI-JHPIEGO. 2002. Buku Panduan


Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Nurul jannah. 2012. Asuhan kebidanan : kehamilan . yogyakarta : Andi


yogyakarta

          Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba


Medika.

Manuaba, Ida Bagus Gde.2008.Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi dan Obstetri


Gine-Kologi Sosial Untuk Profesi Bidan.Jakarta:EGC.

       Medreck RSK. Dr. Rivai Abdullah palembang 2012

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : obstetri fisiologi, obstetri patologi.


Jakarta : EGC

PUSDIKNAKES. 2003. Konsep Asuhan. Kebidanan. WHO : JHPIEGO.

       Prawirohadjo, Sarwono. 2006. ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina


Pustaka.

Saifuddin, Abdul Bahri. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo

Anda mungkin juga menyukai