PEMBUAT LAPORAN :
1. Chahyanti Simanjuntak (03422119061)
2. Devi Kurnia Dewi (03422119074)
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
(JUDUL)
DOSEN PENGAMPU :
Dra. Sujati Woro Indijah M.Si, Apt.
Yudha Sukowati S.Si, M.Farm, Apt.
KELOMPOK 1
DISUSUN OLEH :
REGULER 2- 19’D
PROGRAM STUDI D3 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA
2020
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penulisan “LAPORAN
PRAKTIKUM FARMAKOLOGI” sebagai tugas dari mata kuliah Praktikum Farmakologi
yang di bimbing oleh Dra. Sujati Woro Indijah M.Si, Apt. dan Yudha Sukowati, S.Si.,
M.Farm., Apt.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain sebagai tugas
Praktikum Farmakologi , sehingga di harapkan dapat mudah di terima dan di mengerti bagi
pembaca Laporan ini.
Akhir kata dengan segala keterbatasannya, penyusun berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi penyusun pada khusunya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini , oleh karena
itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca dan
semua pihak.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
I. Latar Belakang............................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
I. Pengertian....................................................................................................3
BAB III....................................................................................................................7
METODE PERCOBAAN......................................................................................7
I. Prosedur kerja.............................................................................................7
V. Perhitungan Dosis.......................................................................................9
BAB IV..................................................................................................................16
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................16
I. Tabel Pecobaan......................................................................................16
BAB V....................................................................................................................18
A. Kesimpulan............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Air seni merupakan zat yang tidak berguna atau sampah sehingga harus
dibuang oleh tubuh. Apabila pengeluaran air seni terhambat, maka akan menimbulkan
banyak masalah di dalam tubuh, contohnya adalah penyakit darah tinggi. Kelancaran
pengeluaran air seni akan mempengaruhi tekanan darah. Sebaliknya tekanan darah
tinggi bisa dipengaruhi atau diobati dengan peningkatan pengeluaran air pada darah
atau urin (diuretik). Salah satu cara menurunkan tekanan darah adalah menurunkan
jumlah air yang ada dalam plasma darah. Dengan berkurangnya air maka tekanan
darah akan menurun.
Diuretik merupakan obat-obatan yang dapat meningkatkan laju aliran urin.
Golongan obat ini menghambat penyerapan ion natrium pada bagianbagian tertentu
dari ginjal. Oleh karena itu, terdapat perbedaan tekanan osmotik yang menyebabkan
air ikut tertarik, sehingga produksi urin semakin bertambah. Dengan kata lain diuretik
ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis
memiliki dua pengertian, ialah menunjukkan adanya penambahan volume urin yang
diproduksi dan menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dan air .Obat
diuretik dapat pula digunakan untuk mengatasi hipertensi dan edema. Edema dapat
terjadi pada penyakit gagal jantung kongesif, sindrom nefrotik dan edema
premenstruasi.
Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem yang berarti
mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel
menjadi normal. Proses diuresis dimulai dengan mengalirnya darah ke dalam
glomeruli (gumpalan kapiler) yang terletak di bagian luar ginjal (cortex). Dinding
glomeruli inilah yang bekerja sebagai saringan halus yang secara pasif dapat dilintasi
air, garam dan glukosa. Ultrafiltrat yang diperoleh dari filtrasi dan mengandung
banyak air serta elektrolit ditampung di wadah, yang mengelilingi setiap glomerulus
seperti corong (kapsul Bowman) dan kemudian disalurkan ke pipa kecil. Di sini
terjadi penarikan kembali secara aktif dari air dan komponen yang sangat penting bagi
tubuh, seperti glukosa dan garam-garam antara lain ion Na+. Zat-zat ini dikembalikan
pada darah melalui kapiler yang mengelilingi tubuli. Sisanya yang tak berguna seperti
”sampah” perombakan metabolisme-protein (ureum) untuk sebagian besar tidak
diserap kembali. Akhirnya filtrat dari semua tubuli ditampung di suatu saluran
pengumpul (ductus coligens), di mana terutama berlangsung penyerapan air kembali.
Filtrat akhir disalurkan ke kandung kemih dan ditimbun sebagai urin.
Tujuan Khusus
I. Pengertian
Diuretik adalah suatu obat yang dapat meningkatkan jumlah urine (diuresis)
dengan jalan menghambat reabsorpsi air dan natrium serta mineral lain pada
tubulus ginjal. Kegunaan diuretik terbanyak adalah untuk antihipertensi dan gagal
jantung. Pada gagal jantung, diuretik akan mengurangi atau bahkan
menghilangkan cairan yang terakumulasi di jaringan dan paru paru.
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon diuretik:
1. Pertama, tempat kerja diuretik di ginjal. Diuretik yang bekerja pada daerah
yang reabsorbsi natrium sedikit, akan memberi efek yang lebih kecil bila
dibandingkan dengan diuretik yang bekerja pada daerah yang reabsorbsi
natrium banyak.
2. Status fisiologi dari organ. Misalnya dekompensasi jantung, sirosis hati, gagal
ginjal. Dalam keadaan ini akan memberikan respon yang berbeda terhadap
diuretik.
3. Interaksi antara obat dengan reseptor .Kebanyakan bekerja dengan
mengurangi reabsorpsi natrium, sehingga pengeluarannya lewat kemih dan
juga air diperbanyak.
I. Prosedur kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Masing-masing kelompok mengambil 6 ekor mencit yang telah dipuasakan
semalam dan di timbang dengan pemilihan bobot antara 20-25 gram.
3. Menghitung dosis larutan yang akan diberikan pada mencit.
4. Membuat larutan suspensi yang akan diberikan pada mencit, berupa larutan NaCl
3,6 %, larutan Gom, larutan Furosemide, dan larutan HCT.
5. Menyiapkan larutan-larutan yang akan diberikan ke mencit sesuai dengan dosis
yang telah di hitung dalam bentuk oral dan ip.
6. Mencit dipisahkan dalam 6 ruangan berbeda dengan penampungan urin masing-
masing.
7. Kemudian mencit di berikan 6 perlakuan berbeda, antara lain: diberikan perlakuan
Normal berupa larutan Nacl dan Gom secara oral dan ip, diberikan larutan
Furosemide secara oral dan ip, diberikan larutan HCT secara oral dan ip.
Kemudian di lepaskan dalam kandang berbeda yang telah disiapkan untuk diamati
pengeluaran urinnya.
8. Catat waktu pemberian larutan dan waktu pengeluaran urin pertamanya (onset).
9. Catat volume urine tertampung (VUT) pada jam ke-1 dan jam ke-2 setelah
pemberian larutan.
10. Mencit yang telah di uji coba, dikembalikan ke dalam kandangnya dan bersihkan
alat-alat yang telah digunakan.
CARA PEMBUATAN :
ANALISIS DATA :
1. Aqilah Zahra Fakhirah (03422119042)
2. Cempaka Putri Dewanti (03422119060)
Onset Efek
Perlakuan (') (%) kesimpulan
F-or
F-ip
N-or
N-ip
H-or
H-ip
lemah
kuat
N # normal
A. Kesimpulan