Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“FARMAKOLOGI OBAT DIURETIK”

Disusun Oleh :
1. Mariska Novianti
2. Mona Maskrovitu
3. Hyla Kaziba
4. Zhalsya Billa Nuralia
5. Helviah
6. Ereke Alen Dela
7. Cici Paramita
8. Elsia Tri Indriyani

Dosen Pembimbing
Dwi Dominicha, S. Farm, M. Farm

PRODI D3 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SAPTA BAKTI BENGKULU

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Obat Diuretik”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bengkulu, Oktober 2021


Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian/Definisi Diuretik.................................................................2
B. Fungsi Diuretik.....................................................................................3
C. Mekanisme Kerja .................................................................................3
D. Penggolongan Obat...............................................................................4
E. Contoh Obat..........................................................................................6
F. Efek Samping Penggunaan...................................................................11

BAB III PENUTUP


Kesimpulan...........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diuretik merupakan agen yang mampu meningkatkan volume urin
melalui kerja pada epitel tubulus ginjal. Diuretik digunakan sebagai terapi
penyakit hipertensi, gagal jantung kongestif, edema paru, serta gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Furosemid merupakan salah satu sedian
obat diuretik yang memiliki efek paling kuat. Furosemid bekerja dengan
menghambat reabsorbsi ion Na+ , K+ dan Clpada tubulus ginjal.
Obat diuretik banyak digunakan sebagai terapi berbagai macam
penyakit. Hasil penelitian menyebutkan bahwa diuretik menjadi obat yang
paling banyak diresepkan pada penderita hipertensi yaitu sebesar 49%.
Diuretik juga merupakan terapi utama untuk mengatasi edema pada penderita
gagal jantung, sindroma nefrotik, dan sirosis hepatik.

B. Rumusan Masalah
A. Apa Pengertian/Definisi Diuretik ?
B. Apa Saja Fungsi Diuretik ?
C. Bagaimana Mekanisme Kerja Diuretik ?
D. Apa Saja Penggolongan Obat Diuretik ?
E. Apa Contoh Obat Diuretik ?
F. Apa Saja Efek Samping Penggunaan Diuretik ?

C. Tujuan Penulisan
A. Mengetahui Pengertian/Definisi Diuretik
B. Mengetahui Fungsi Diuretik
C. Mengetahui Mekanisme Kerja Diuretik
D. Mengetahui Penggolongan Obat Diuretik
E. Mengetahui Contoh Obat Diuretik
F. Mengetahui Efek Samping Penggunaan Diuretik

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian / Deifinisi Diuretik


Diuretik merupakan agen yang mampu meningkatkan volume urin
melalui kerja pada epitel tubulus ginjal. Diuretik digunakan sebagai terapi
penyakit hipertensi, gagal jantung kongestif, edema paru, serta gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Furosemid merupakan salah satu sedian
obat diuretik yang memiliki efek paling kuat. Furosemid bekerja dengan
menghambat reabsorbsi ion Na+ , K+ dan Clpada tubulus ginjal.
Mekanisme kerja obat diuretik dapat menyebabkan banyak efek
samping, diantaranya berupa penurunan ion elektrolit, intoleransi glukosa,
peningkatan konsentrasi lipid serum, dehidrasi dan ginekomastia. Banyaknya
efek samping dari obat diuretik memicu penggunaan tanaman herbal sebagai
alternatif pengobatan karena relatif lebih aman.
Daun salam (Syzygium polyanthum) merupakan tanaman yang sering
digunakan sebagai bumbu masakan di berbagai daerah di Indonesia.
Masyarakat juga telah mengenal daun salam sebagai obat tradisional.
Kandungan zat flavonoid dan alkaloid pada daun salam diduga memiliki efek
peningkatan volume urin atau diuresis.
Obat diuretik banyak digunakan sebagai terapi berbagai macam
penyakit. Hasil penelitian menyebutkan bahwa diuretik menjadi obat yang
paling banyak diresepkan pada penderita hipertensi yaitu sebesar 49%.
Diuretik juga merupakan terapi utama untuk mengatasi edema pada
penderita gagal jantung, sindroma nefrotik, dan sirosis hepatik (Qavi et al.,
2015). Efek samping yang sering dilaporkan pada pasien yang menerima
terapi diuretik antara lain adalah hipokalemia sebesar 20-40%,
hipomagnesemia 5%-10%, impotensi 3%-32%, ginekomastia ±13%, dan
hiperglikemia ±1% (Papademetriou, 2006).

2
B. Fungsi Diuretik
Obat diuretik yang dikenal juga sebagai pil air adalah obat yang
dirancang untuk mengurangi penumpukan cairan tubuh melalui urin. Pada
dasarnya ada 3 jenis diuretik di dalam resep. Obat diuretik seringnya
diresepkan untuk menurunkan tekanan darah. Obat ini akan mengurangi
jumlah cairan di pembuluh darah Anda dan ini membantu menurunkan
tekanan darah Anda.
Selain itu, bisa juga digunakan dalam kondisi lain, yakni mengobati
pembengkakan pada pergelangan kaki, kaki bagian bawah, penumpukan
cairan di perut akibat kerusakan hati, atau kanker tertentu, dan kondisi mata
seperti glaukoma.
Obat diuretik juga dapat digunakan untuk menangani gangguan
jantung kongestif. Misalnya, kondisi jantung ini membuat tubuh tidak dapat
memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh. Alhasil, ini menyebabkan
adanya penumpukan cairan di tubuh Anda yang disebut edema. Obat diuretik
yang akan mengurangi segera penumpukan cairan ini.

C. Mekanisme Kerja
Diuretik menghasilkan peningkatan aliran urin (diuresis) dengan
menghambat reabsorpsi natrium dan air dari tubulus ginjal. Kebanyakan
reabsorpsi natrium dan air terjadi di sepanjang segmen-segmen tubulus ginjal
(proksimal, ansa Henle dan distal).
1) Tubuli proksimal
Garam direabsorpsi secara aktif (70%), antara lain Na+ dan air,
begitu pula glukosa dan ureum. Karena reabsorpsi berlangsung
proporsional, maka susunan filtrat tidak berubah dan tetap isotonis
terhadap plasma. Diuretika osmosis (manitol, sorbitol) bekerja disini
dengan merintangi reabsorpsi air dan natrium.

2) Lengkungan Henle
Di bagian menaik lengkungan Henle ini, 25 % dari semua Cl- yang
telah difiltrasi direabsorpsi secara aktif, disusul dengan reabsorpsi pasif

3
dari Na+ dan K+ , tetapi tanpa air, hingga filtrat menjadi hipotonis.
Diuretika lengkungan (furosemida, bumetamida, etakrinat) bekerja dengan
merintangi transport Cl- , dan demikian reabsorpsi Na+ , pengeluaran K+ ,
dan air diperbanyak.

3) Tubuli distal
Di bagian pertama segmen ini, Na+ direabsorpsi secara aktif tanpa
air hingga filtrat menjadi lebih cair dan hipotonis. Senyawa thiazida dan
klortalidon bekerja di tempat ini (Tjay dan Rahardja, 2002). Di bagian
kedua segmen ini, ion Na+ ditukarkan dengan ion K+ atau, proses ini
dikendalikan oleh hormon anak ginjal aldosteron. Antagonis aldosteron
(spironolakton) dan zat-zat penghemat kalium (amilorida, triamteren)
bekerja disini.

4) Saluran pengumpul
Hormon antidiuretik vasopresin dari hipofise bekerja di saluran
pengumpul dengan jalan mempengaruhi permeabilitas bagi air dan sel-sel
saluran ini.

D. Penggolongan Obat
1) Penggolongan diuretik berdasarkan efek yang dihasilkan dibagi menjadi
tiga kelompok, yaitu :
a) Diuretik yang hanya meningkatkan ekskresi air dan tidak
mempengaruhi kadar elektrolit tubuh.
b) Diuretik yang dapat meningkatkan ekskresi Na+ (Natriuretik).
c) Diuretik yang dapat meningkatkan ekskresi Na+ dan Cl- (Saluretik).

2) Penggolongan diuretik secara umum dibagi dalam beberapa kelompok:


a) Diuretik osmosis Diuretik osmosis adalah senyawa yang dapat
meningkatkan ekskresi urin dengan mekanisme kerja berdasarkan
perbedaan tekanan osmosa. Diuretik osmosis mempunyai berat
molekul yang rendah, dalam tubuh tidak mengalami metabolisme,

4
secara pasif disaring melalui kapsula Bowman ginjal, dan tidak dapat
direabsorpsi kembali oleh tubulus renalis. Bila diberikan dalam dosis
besar atau larutan pekat akan menarik air dan elektrolit ke tubulus
renalis yang disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan osmosa
sehingga terjadi diuresis.
Diuretik osmotik adalah natriuretik, dapat meningkatkan
ekskresi natrium dan air. Efek samping diuretika osmotik antara lain
adalah gangguan keseimbangan elektrolit, dehidrasi, mata kabur, nyeri
kepala dan takikardia. Contoh diuretik osmosis: manitol, glukosa,
sukrosa dan urea (Siswandono dan Sukardjo, 2000).

b) Diuretik Pembentuk Asam


Diuretik pembentuk asam adalah senyawa organik yang dapat
menyebabkan urin bersifat asam dan mempunyai efek diuretik.
Senyawa golongan ini efek diuretiknya lemah dan menimbulkan
asidosis hiperklomerik sistemik. Efek samping yang ditimbulkan
antara lain iritasi lambung, penurunan nafsu makan, mual, asidosis dan
ketidaknormalan fungsi ginjal. Contoh diuretik pembentuk asam :
ammonium klorida, ammonium nitrit dan kalsium klorida.

c) Diuretik Merkuri Organik


Diuretik merkuri organik adalah saluretika karena dapat
menghambat absorpsi kembali ion-ion Na+ , Cl- dan air. Absorpsi
pada saluran cerna rendah dan menimbulkan iritasi lambung sehingga
pada umumnya diberikan secara parenteral.
Dibanding obat diuretik lain, penggunaan diuretik merkuri
organik mempunyai beberapa keuntungan, antara lain tidak
menimbulkan hipokalemi, tidak mengubah keseimbangan elektrolit
dan tidak mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan asam urat. Efek
iritasi setempat besar dan menimbulkan nekrosis jaringan. Diuretik
merkuri organik menimbulkan reaksi sistemik yang berat sehingga

5
sekarang jarang digunakan sebagai diuretik. Contoh diuretik merkuri
organik adalah meralurid, merkurofilin, klormerodrin.

d) Diuretik Penghambat Karbonik Anhidrase


Senyawa penghambat karbonik anhidrase adalah saluretik,
digunakan secara luas untuk pengobatan sembab yang ringan dan
moderat, sebelum diketemukan diuretik turunan tiazida. Efek samping
yang ditimbulkan golongan ini antara lain adalah gangguan saluran
cerna, menurunnya nafsu makan, parestisia, asidosis sistemik,
alkalinisasi urin dan hipokalemi. Adanya efek asidosis sistemik dan
alkalinisasi urin dapat mengubah secara bermakna perbandingan
bentuk terionisasi dan yang tak terionisasi dari obat-obat lain dalam
cairan tubuh, sehingga mempengaruhi pengangkutan, penyimpanan,
metabolisme, ekskresi dan aktivitas obat-obat tersebut. \
Penggunaan diuretik penghambat karbonik anhidrase terbatas
karena cepat menimbulkan toleransi. Sekarang diuretik penghambat
karbonik anhidrase lebih banyak digunakan sebagai obat penunjang
pada pengobatan glaukoma, dikombinasikan dengan miotik, seperti
pilokarpin, karena dapat menekan pembentukan aqueus humour dan
menurunkan tekanan dalam mata. Contoh diuretik penghambat
karbonik anhidrase adalah asetazolamid, metazolamid, etokzolamid,
diklorfenamid.

e) Diuretik Turunan Tiazida


Diuretik turunan tiazida adalah saluretik, yang dapat menekan
absorpsi kembali ion-ion Na+ , Cl- dan air. Turunan ini juga
meningkatkan ekskresi ion-ion K+ , Mg++ dan HCO3 - dan
menurunkan eksresi asam urat.
Diuretik turunan tiazida terutama digunakan untuk pengobatan
udem pada keadaan dekompensasi jantung dan sebagai penunjang pada
pengobatan hipertensi karena dapat mengurangi volume darah dan
secara langsung menyebabkan relaksasi otot polos arteriola. Turunan

6
ini dalam sediaan sering dikombinasi dengan obat-obat antihipertensi,
seperti reserpin dan hidralazin, untuk pengobatan hipertensi karena
menimbulkan efek potensiasi.
Diuretik turunan tiazida menimbulkan efek samping
hipokalemi, gangguan keseimbangan elektrolit dan menimbulkan
penyakit pirai yang akut. Diuretik turunan tiazida mengandung gugus
sulfamil sehingga menghambat enzim karbonik anhidrase. Juga
diketahui bahwa efek saluretik terjadi karena adanya pemblokkan
proses pengangkutan aktif ion klorida dan absorpsi kembali ion yang
menyertainya pada lengkungan Henle, dengan mekanisme yang belum
jelas kemungkinan karena peran dari prostaglandin. Turunan tiazida
juga menghambat enzim karbonik anhidrase di tubulus distalis tetapi
efeknya relatif lemah. Contohnya adalah Hidroklorotiazid (HCT),
bendroflumetiazid (naturetin), xipamid (diurexan), indapamid
(natrilix), klopamid, klortalidon.

f) Diuretik Hemat Kalium


Diuretik hemat kalium adalah senyawa yang mempunyai
aktivitas natriuretik ringan dan dapat menurunkan sekresi ion H+ dan
K+ . Senyawa tersebut bekerja pada tubulus distalis dengan cara
memblok penukaran ion Na+ dengan ion H+ dan K+ , menyebabkan
retensi ion K+ dan meningkatkan sekresi ion Na+ dan air.
Aktivitas diuretiknya relatif lemah, biasanya diberikan
bersama-sama dengan diuretik tiazida. Kombinasi ini menguntungkan
karena dapat mengurangi sekresi ion K+ sehingga menurunkan
terjadinya hipokalemi dan menimbulkan efek aditif. Obat golongan ini
menimbulkan efek samping hiperkalemi, dapat memperberat penyakit
diabetes dan pirai, serta menyebabkan gangguan pada saluran cerna.
Diuretik hemat kalium bekerja pada saluran pengumpul,
dengan mengubah kekuatan pasif yang mengontrol pergerakan ion-ion,
memblok absorpsi kembali ion Na+ dan ekskresi ion K+ sehingga

7
meningkatkan ekskresi ion Na+ dan Cldalam urin. Diuretik hemat
kalium dibagi menjadi dua kelompok.

g) Diuretik Lengkung Henle


Diuretik lengkung Henle merupakan senyawa saluretik yang
sangat kuat, aktivitasnya jauh lebih besar dibanding turunan tiazida
dan senyawa saluretik lain. Turunan ini dapat memblok pengangkutan
aktif NaCl pada lengkung Henle sehingga menurunkan absorpsi
kembali NaCl dan meningkatkan ekskresi NaCl lebih dari 25%.
Diuretik lengkung Henle menimbulkan efek samping yang
cukup serius, seperti hiperurisemi, hiperglikemi, hipotensi, hipokalemi,
hipokloremik alkalosis, kelainan hematologis dan dehidrasi. Biasanya
digunakan untuk pengobatan udem paru yang akut, udem karena
kelainan jantung, ginjal atau hati, udem karena keracunan kehamilan,
udem otak dan untuk pengobatan hipertensi ringan. Untuk pengobatan
hipertensi yang sedang dan berat biasanya dikombinasikan dengan
obat antihipertensi.

E. Contoh Obat
Obat diuretik akan diberikan oleh dokter. Dosis diuretik yang
diberikan tergantung pada jenis dan bentuk obat, serta usia dan kondisi pasien.
1. Obat diuretik yang termasuk golongan thiazide adalah indapaminde,
hydrochlorothiazide, dan chlorthalidone. Berikut adalah penjelasannya:
a. Indapamide
Bentuk sediaan : tablet
Merek dagang : Natrilix SR, Aldapres, dan Bioprexum plus
 Kondisi: pengobatan edema
Dewasa: 2,5 mg, sekali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat
ditingkatkan menjadi 5 mg per hari setelah 1 minggu pengobatan.
 Kondisi: pengobatan hipertensi
Dewasa: 1,25–2,5 mg, sekali sehari.

8
b. Chlorthalidone
Bentuk sediaan : tablet
Merek dagang :-
 Kondisi : pengobatan edema yang berhubungan dengan gagal
jantung.
Dewasa : dosis awal 25–50 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan
menjadi 100–200 mg per hari.
Dosis pemeliharaan 25–50 mg per hari.
 Kondisi : pengobatan hipertensi
Dewasa : dosis awal 12,5 atau 25 mg per hari.
Dosis dapat ditingkatkan menjadi 50 mg per hari jika diperlukan.
Anak-anak: dosis awal 0,5–1 mg/kgBB per 48 jam.
Dosis maksimal: 1,7 mg/kgBB per 48 jam.
 Kondisi: pengobatan diabetes insipidus
Dewasa: dosis awal 100 mg, 2 kali sehari.
Dosis pemeliharaan: 50 mg per hari
Anak-anak: dosis awal 0,5–1 mg/kgBB 48 jam sekali.
Dosis maksimal: 1,7 mg/kgBB per 48 jam.

c. Hydrochlorothiazide
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini,
silakan buka laman obat hydrochlorothiazide.

2. Diuretik Loop
Obat diuretik yang termasuk golongan diuretik loop adalah
bumetanide dan furosemide. Berikut adalah penjelasannya:
a. Bumetanide
Bentuk sediaan : tablet dan suntikan
Merek dagang : -

9
 Kondisi: pengobatan edema
Dewasa : 1 mg dosis tunggal. Jika diperlukan bisa diberikan
tambahan dosis 1 mg setelah 6–8 jam.
Lansia : 0,5 mg perhari.

b. Furosemide
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai
obat ini, silakan buka laman obat furosemide.

c. Torasemide
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai
obat ini, silakan buka laman obat torasemide.

3. Diuretik hemat kalium


Obat diuretik yang termasuk golongan diuretik hemat kalium
adalah amiloride, eplerenone, spironolactone, dan triamterene. Berikut
adalah penjelasannya:
a. Amiloride
Bentuk sediaan : tablet
Merek dagang : Lorinide Mite
 Kondisi: pengobatan edema
Dewasa: dosis awal 5–10 mg per hari. Jika digunakan bersamaan
dengan diuretik lain atau obat antihipertensi, dosis yang diberikan
adalah 2,5 mg per hari. Dosis maksimal: 20 mg per hari.
b. Triamterene
Bentuk sediaan : tablet
Merek dagang : -
 Kondisi: pengobatan edema
Dewasa: 150–250 mg, 2 kali sehari setelah makan pagi dan siang.
Dosis maksimal: 300 mg per hari.

10
 Kondisi: pengobatan hipertensi
Dewasa: dosis awal 50 mg per hari jika digunakan bersamaan
dengan obat diuretik lain.

c. Eplerenone
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai
obat ini, silakan buka laman obat eplerenone.

d. Spironolactone
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai
obat ini, silakan buka laman obat spironolactone.

4. Penghambat karbonat anhidrase


Diuretik yang termasuk jenis penghambat karbonat anhidrase
adalah acetazolamide. Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut
mengenai obat ini, silakan buka laman obat acetazolamide.

5. Diuretik osmotik
Diuretik yang termasuk jenis jenis diuretik osmotik adalah
mannitol. Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai
obat ini, silakan buka laman obat mannitol.

F. Efek Samping Penggunaan Obat


Menurut Tjay dan Rahardja (2002) diuretik mempunyai efek samping
diantaranya :
a) Hipokalemia, yakni kekurangan kalium dalam darah. Semua diuretika
yang bekerja dibagian distal ujung memperbesar ekskresi ion-ion K+ dan
H+ karena ditukarkan dengan ion Na+ yang kadarnya dalam ultrafiltrat
telah dipekatkan, sehingga mengakibatkan kadar kalium plasma turun.
Gejala-gejalanya berupa kelemahan otot, kejang-kejang, anoreksia,
obstipasi, kadang-kadang juga aritmia jantung tetapi tidak selalu menjadi

11
nyata. Terutama tiazida menyebabkan hipokalemia, tetapi jarang sekali
menimbulkan komplikasi.

b) Retensi asam urat dapat terjadi pada semua diuretik terkecuali amilorida,
karena adanya saingan antara diuretik dengan asam urat pada transportnya
di tubuli. Terutama klortalidon memberikan risiko yang lebih tinggi untuk
retensi urat dan serangan encok. Pencegahan dapat dilakukan dengan
pemberian obat encok alopurinol atau zat penghalau urat probenesid.

c) Mengurangi metabolisme glukosa, dapat terjadi diabetes yang disebabkan


karena sekresi insulin ditekan. Efek antidiabetik oral dapat diperlemah
dengan adanya tiazid.

d) Mempertinggi kadar kolesterol dan trigliserida dengan masing-masing


lebih kurang 6% dan 15%. Kadar HDL-Kolesterol yang dianggap sebagai
faktor pelindung terhadap penyakit jantung justru diturunkan, terutama
oleh klortalidon. Pengecualian adalah indapamida yang praktis tidak
mempengaruhi kadar lipida tersebut.

e) Hiponatremia dan alkalosis. Akibat diuresis yang terlalu pesat dan kuat,
oleh adanya diuretik lengkungan, maka kadar natrium dari plasma dapat
menurun keras dan terjadilah hiponatremia. Gejala-gejalanya ialah gelisah,
kejangkejang otot, haus, letargi (selalu mengantuk), dan kolaps. Terutama
bagi orang-orang lanjut usia yang peka terhadap dehidrasi, maka
sebaiknya diberikan dosis permulaan yang rendah yang berangsur-angsur
dipertinggi, atau obat diberikan secara berkala, misalnya 3-4 kali
seminggu. Dengan bertambahnya pengeluaran natrium dan kalium dapat
pula terjadi hipotensi dan alkalosis terutama pada furosemid dan etakrinat.
Lain-lain : gangguangangguan lambung-usus (mual, muntah, diare), rasa
letih, nyeri kepala beserta pusing-pusing dan jarang terjadi reaksi-reaksi
kulit.

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Obat diuretik adalah sekelompok obat yang dapat meningkatkan laju
pembentukan urin.Ada 5 jenis obat diuretik yaitu diuretik osmotik, inhibitor
karbonik anhidrase, loop diuretik (diuretik kuat), tiazid dan diuretik hemat kalium
(potassium sparing diuretik).Diuretik adalah obat yang dapat menambah
kecepatan pembentukan urin.Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama
menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua
menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air.  Fungsi utama
diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem yang berarti mengubah
keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel menjadi
normal.
Proses diuresis dimulai dengan mengalirnya darah ke dalam glomeruli
(gumpalan kapiler) yang terletak di bagian luar ginjal (cortex). Dinding glomeruli
inilah yang bekerja sebagai saringan halus yang secara pasif dapat dilintasi air, 
garam dan glukosa. Ultrafiltrat yang diperoleh dari filtrasi dan mengandung
banyak air serta elektrolit ditampung di wadah, yang mengelilingi setiap
glomerulus seperti corong (kapsul Bowman) dan kemudian disalurkan ke pipa
kecil. Di sini terjadi penarikan kembali secara aktif dari air dan komponen yang
sangat penting bagi tubuh, seperti glukosa dan garam-garam antara lain ion Na.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unissula.ac.id/14064/5/babI.pdf

https://hellosehat.com/jantung/hipertensi/mengenal-obat-diuretik/

https://hellosehat.com/jantung/hipertensi/mengenal-obat-diuretik/

https://www.alodokter.com/diuretik#:~:text=Diuretik%20bekerja%20dengan
%20mencegah%20penyerapan,dari%20tubuh%20melalui%20pengeluaran
%20urine.

14

Anda mungkin juga menyukai