Disusun Oleh :
1. Mariska Novianti
2. Mona Maskrovitu
3. Hyla Kaziba
4. Zhalsya Billa Nuralia
5. Helviah
6. Ereke Alen Dela
7. Cici Paramita
8. Elsia Tri Indriyani
Dosen Pembimbing
Dwi Dominicha, S. Farm, M. Farm
PRODI D3 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SAPTA BAKTI BENGKULU
1
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian/Definisi Diuretik.................................................................2
B. Fungsi Diuretik.....................................................................................3
C. Mekanisme Kerja .................................................................................3
D. Penggolongan Obat...............................................................................4
E. Contoh Obat..........................................................................................6
F. Efek Samping Penggunaan...................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diuretik merupakan agen yang mampu meningkatkan volume urin
melalui kerja pada epitel tubulus ginjal. Diuretik digunakan sebagai terapi
penyakit hipertensi, gagal jantung kongestif, edema paru, serta gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Furosemid merupakan salah satu sedian
obat diuretik yang memiliki efek paling kuat. Furosemid bekerja dengan
menghambat reabsorbsi ion Na+ , K+ dan Clpada tubulus ginjal.
Obat diuretik banyak digunakan sebagai terapi berbagai macam
penyakit. Hasil penelitian menyebutkan bahwa diuretik menjadi obat yang
paling banyak diresepkan pada penderita hipertensi yaitu sebesar 49%.
Diuretik juga merupakan terapi utama untuk mengatasi edema pada penderita
gagal jantung, sindroma nefrotik, dan sirosis hepatik.
B. Rumusan Masalah
A. Apa Pengertian/Definisi Diuretik ?
B. Apa Saja Fungsi Diuretik ?
C. Bagaimana Mekanisme Kerja Diuretik ?
D. Apa Saja Penggolongan Obat Diuretik ?
E. Apa Contoh Obat Diuretik ?
F. Apa Saja Efek Samping Penggunaan Diuretik ?
C. Tujuan Penulisan
A. Mengetahui Pengertian/Definisi Diuretik
B. Mengetahui Fungsi Diuretik
C. Mengetahui Mekanisme Kerja Diuretik
D. Mengetahui Penggolongan Obat Diuretik
E. Mengetahui Contoh Obat Diuretik
F. Mengetahui Efek Samping Penggunaan Diuretik
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. Fungsi Diuretik
Obat diuretik yang dikenal juga sebagai pil air adalah obat yang
dirancang untuk mengurangi penumpukan cairan tubuh melalui urin. Pada
dasarnya ada 3 jenis diuretik di dalam resep. Obat diuretik seringnya
diresepkan untuk menurunkan tekanan darah. Obat ini akan mengurangi
jumlah cairan di pembuluh darah Anda dan ini membantu menurunkan
tekanan darah Anda.
Selain itu, bisa juga digunakan dalam kondisi lain, yakni mengobati
pembengkakan pada pergelangan kaki, kaki bagian bawah, penumpukan
cairan di perut akibat kerusakan hati, atau kanker tertentu, dan kondisi mata
seperti glaukoma.
Obat diuretik juga dapat digunakan untuk menangani gangguan
jantung kongestif. Misalnya, kondisi jantung ini membuat tubuh tidak dapat
memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh. Alhasil, ini menyebabkan
adanya penumpukan cairan di tubuh Anda yang disebut edema. Obat diuretik
yang akan mengurangi segera penumpukan cairan ini.
C. Mekanisme Kerja
Diuretik menghasilkan peningkatan aliran urin (diuresis) dengan
menghambat reabsorpsi natrium dan air dari tubulus ginjal. Kebanyakan
reabsorpsi natrium dan air terjadi di sepanjang segmen-segmen tubulus ginjal
(proksimal, ansa Henle dan distal).
1) Tubuli proksimal
Garam direabsorpsi secara aktif (70%), antara lain Na+ dan air,
begitu pula glukosa dan ureum. Karena reabsorpsi berlangsung
proporsional, maka susunan filtrat tidak berubah dan tetap isotonis
terhadap plasma. Diuretika osmosis (manitol, sorbitol) bekerja disini
dengan merintangi reabsorpsi air dan natrium.
2) Lengkungan Henle
Di bagian menaik lengkungan Henle ini, 25 % dari semua Cl- yang
telah difiltrasi direabsorpsi secara aktif, disusul dengan reabsorpsi pasif
3
dari Na+ dan K+ , tetapi tanpa air, hingga filtrat menjadi hipotonis.
Diuretika lengkungan (furosemida, bumetamida, etakrinat) bekerja dengan
merintangi transport Cl- , dan demikian reabsorpsi Na+ , pengeluaran K+ ,
dan air diperbanyak.
3) Tubuli distal
Di bagian pertama segmen ini, Na+ direabsorpsi secara aktif tanpa
air hingga filtrat menjadi lebih cair dan hipotonis. Senyawa thiazida dan
klortalidon bekerja di tempat ini (Tjay dan Rahardja, 2002). Di bagian
kedua segmen ini, ion Na+ ditukarkan dengan ion K+ atau, proses ini
dikendalikan oleh hormon anak ginjal aldosteron. Antagonis aldosteron
(spironolakton) dan zat-zat penghemat kalium (amilorida, triamteren)
bekerja disini.
4) Saluran pengumpul
Hormon antidiuretik vasopresin dari hipofise bekerja di saluran
pengumpul dengan jalan mempengaruhi permeabilitas bagi air dan sel-sel
saluran ini.
D. Penggolongan Obat
1) Penggolongan diuretik berdasarkan efek yang dihasilkan dibagi menjadi
tiga kelompok, yaitu :
a) Diuretik yang hanya meningkatkan ekskresi air dan tidak
mempengaruhi kadar elektrolit tubuh.
b) Diuretik yang dapat meningkatkan ekskresi Na+ (Natriuretik).
c) Diuretik yang dapat meningkatkan ekskresi Na+ dan Cl- (Saluretik).
4
secara pasif disaring melalui kapsula Bowman ginjal, dan tidak dapat
direabsorpsi kembali oleh tubulus renalis. Bila diberikan dalam dosis
besar atau larutan pekat akan menarik air dan elektrolit ke tubulus
renalis yang disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan osmosa
sehingga terjadi diuresis.
Diuretik osmotik adalah natriuretik, dapat meningkatkan
ekskresi natrium dan air. Efek samping diuretika osmotik antara lain
adalah gangguan keseimbangan elektrolit, dehidrasi, mata kabur, nyeri
kepala dan takikardia. Contoh diuretik osmosis: manitol, glukosa,
sukrosa dan urea (Siswandono dan Sukardjo, 2000).
5
sekarang jarang digunakan sebagai diuretik. Contoh diuretik merkuri
organik adalah meralurid, merkurofilin, klormerodrin.
6
ini dalam sediaan sering dikombinasi dengan obat-obat antihipertensi,
seperti reserpin dan hidralazin, untuk pengobatan hipertensi karena
menimbulkan efek potensiasi.
Diuretik turunan tiazida menimbulkan efek samping
hipokalemi, gangguan keseimbangan elektrolit dan menimbulkan
penyakit pirai yang akut. Diuretik turunan tiazida mengandung gugus
sulfamil sehingga menghambat enzim karbonik anhidrase. Juga
diketahui bahwa efek saluretik terjadi karena adanya pemblokkan
proses pengangkutan aktif ion klorida dan absorpsi kembali ion yang
menyertainya pada lengkungan Henle, dengan mekanisme yang belum
jelas kemungkinan karena peran dari prostaglandin. Turunan tiazida
juga menghambat enzim karbonik anhidrase di tubulus distalis tetapi
efeknya relatif lemah. Contohnya adalah Hidroklorotiazid (HCT),
bendroflumetiazid (naturetin), xipamid (diurexan), indapamid
(natrilix), klopamid, klortalidon.
7
meningkatkan ekskresi ion Na+ dan Cldalam urin. Diuretik hemat
kalium dibagi menjadi dua kelompok.
E. Contoh Obat
Obat diuretik akan diberikan oleh dokter. Dosis diuretik yang
diberikan tergantung pada jenis dan bentuk obat, serta usia dan kondisi pasien.
1. Obat diuretik yang termasuk golongan thiazide adalah indapaminde,
hydrochlorothiazide, dan chlorthalidone. Berikut adalah penjelasannya:
a. Indapamide
Bentuk sediaan : tablet
Merek dagang : Natrilix SR, Aldapres, dan Bioprexum plus
Kondisi: pengobatan edema
Dewasa: 2,5 mg, sekali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat
ditingkatkan menjadi 5 mg per hari setelah 1 minggu pengobatan.
Kondisi: pengobatan hipertensi
Dewasa: 1,25–2,5 mg, sekali sehari.
8
b. Chlorthalidone
Bentuk sediaan : tablet
Merek dagang :-
Kondisi : pengobatan edema yang berhubungan dengan gagal
jantung.
Dewasa : dosis awal 25–50 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan
menjadi 100–200 mg per hari.
Dosis pemeliharaan 25–50 mg per hari.
Kondisi : pengobatan hipertensi
Dewasa : dosis awal 12,5 atau 25 mg per hari.
Dosis dapat ditingkatkan menjadi 50 mg per hari jika diperlukan.
Anak-anak: dosis awal 0,5–1 mg/kgBB per 48 jam.
Dosis maksimal: 1,7 mg/kgBB per 48 jam.
Kondisi: pengobatan diabetes insipidus
Dewasa: dosis awal 100 mg, 2 kali sehari.
Dosis pemeliharaan: 50 mg per hari
Anak-anak: dosis awal 0,5–1 mg/kgBB 48 jam sekali.
Dosis maksimal: 1,7 mg/kgBB per 48 jam.
c. Hydrochlorothiazide
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini,
silakan buka laman obat hydrochlorothiazide.
2. Diuretik Loop
Obat diuretik yang termasuk golongan diuretik loop adalah
bumetanide dan furosemide. Berikut adalah penjelasannya:
a. Bumetanide
Bentuk sediaan : tablet dan suntikan
Merek dagang : -
9
Kondisi: pengobatan edema
Dewasa : 1 mg dosis tunggal. Jika diperlukan bisa diberikan
tambahan dosis 1 mg setelah 6–8 jam.
Lansia : 0,5 mg perhari.
b. Furosemide
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai
obat ini, silakan buka laman obat furosemide.
c. Torasemide
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai
obat ini, silakan buka laman obat torasemide.
10
Kondisi: pengobatan hipertensi
Dewasa: dosis awal 50 mg per hari jika digunakan bersamaan
dengan obat diuretik lain.
c. Eplerenone
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai
obat ini, silakan buka laman obat eplerenone.
d. Spironolactone
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai
obat ini, silakan buka laman obat spironolactone.
5. Diuretik osmotik
Diuretik yang termasuk jenis jenis diuretik osmotik adalah
mannitol. Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai
obat ini, silakan buka laman obat mannitol.
11
nyata. Terutama tiazida menyebabkan hipokalemia, tetapi jarang sekali
menimbulkan komplikasi.
b) Retensi asam urat dapat terjadi pada semua diuretik terkecuali amilorida,
karena adanya saingan antara diuretik dengan asam urat pada transportnya
di tubuli. Terutama klortalidon memberikan risiko yang lebih tinggi untuk
retensi urat dan serangan encok. Pencegahan dapat dilakukan dengan
pemberian obat encok alopurinol atau zat penghalau urat probenesid.
e) Hiponatremia dan alkalosis. Akibat diuresis yang terlalu pesat dan kuat,
oleh adanya diuretik lengkungan, maka kadar natrium dari plasma dapat
menurun keras dan terjadilah hiponatremia. Gejala-gejalanya ialah gelisah,
kejangkejang otot, haus, letargi (selalu mengantuk), dan kolaps. Terutama
bagi orang-orang lanjut usia yang peka terhadap dehidrasi, maka
sebaiknya diberikan dosis permulaan yang rendah yang berangsur-angsur
dipertinggi, atau obat diberikan secara berkala, misalnya 3-4 kali
seminggu. Dengan bertambahnya pengeluaran natrium dan kalium dapat
pula terjadi hipotensi dan alkalosis terutama pada furosemid dan etakrinat.
Lain-lain : gangguangangguan lambung-usus (mual, muntah, diare), rasa
letih, nyeri kepala beserta pusing-pusing dan jarang terjadi reaksi-reaksi
kulit.
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Obat diuretik adalah sekelompok obat yang dapat meningkatkan laju
pembentukan urin.Ada 5 jenis obat diuretik yaitu diuretik osmotik, inhibitor
karbonik anhidrase, loop diuretik (diuretik kuat), tiazid dan diuretik hemat kalium
(potassium sparing diuretik).Diuretik adalah obat yang dapat menambah
kecepatan pembentukan urin.Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama
menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua
menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air. Fungsi utama
diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem yang berarti mengubah
keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel menjadi
normal.
Proses diuresis dimulai dengan mengalirnya darah ke dalam glomeruli
(gumpalan kapiler) yang terletak di bagian luar ginjal (cortex). Dinding glomeruli
inilah yang bekerja sebagai saringan halus yang secara pasif dapat dilintasi air,
garam dan glukosa. Ultrafiltrat yang diperoleh dari filtrasi dan mengandung
banyak air serta elektrolit ditampung di wadah, yang mengelilingi setiap
glomerulus seperti corong (kapsul Bowman) dan kemudian disalurkan ke pipa
kecil. Di sini terjadi penarikan kembali secara aktif dari air dan komponen yang
sangat penting bagi tubuh, seperti glukosa dan garam-garam antara lain ion Na.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unissula.ac.id/14064/5/babI.pdf
https://hellosehat.com/jantung/hipertensi/mengenal-obat-diuretik/
https://hellosehat.com/jantung/hipertensi/mengenal-obat-diuretik/
https://www.alodokter.com/diuretik#:~:text=Diuretik%20bekerja%20dengan
%20mencegah%20penyerapan,dari%20tubuh%20melalui%20pengeluaran
%20urine.
14