Anda di halaman 1dari 20

PERCOBAAN III

DIURETIK
I.

Tujuan Praktikum

II.

Memahami teknik evaluasi obat diuretik.

Memahami manifestasi dari obat diuretik dan penggunaan secara klinis.

Tinjauan Pustaka
Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak kemih (diuresis) melalui

kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis dengan
mempengaruhi ginjal secara tak langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya
zat-zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin), memperbesar volume
darah (dekstran), atau merintangi sekresi hormon antidiuretik ADH (air, alkohol).
Fungsi utama ginjal adalah memelihara kemurnian darah dengan jalan mengeluarkan
semua zat asing dan sisa pertukaran zat dari dalam darah dimana semuanya melintasi
saringan ginjal kecuali zat putih telur dan sel-sel darah.
Fungsi penting lainnya adalah meregulasi kadar garam dan cairan tubuh.
Ginjal

merupakan

organ

terpenting

pada

pengaturan

homeostasis,

yakni

keseimbangan dinamis antara cairan intra dan ekstrasel, serta pemeliharaan volume
total dan susunan cairan ekstrasel. Hal ini terutama tergantung dari jumlah ion Na+,
yang untuk sebagian besar terdapat di luar sel, di cairan antarsel, dan di plasma darah.
Pengeluaran urin atau diuresis dapat diartikan sebagai penambahan produksi
volume urin yang dikeluarkan dan pengeluaran jumlah zat zat terlarut dalam air.Obat-

obatan yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine disebut Diuretik.
Obat-obat ini merupakan penghambat transpor ion yang menurunkan reabsorbsi Na+
dan ion lain seperti Cl+ memasuki urine dalam jumlah lebih banyak dibandingkan
dalam keadaan normal bersama-sama air, yang mengangkut secara pasif untuk
mempertahankan keseimbangan osmotic. Perubahan osmotik dimana dalam tubulus
menjadi meningkat karena Natrium lebih banyak dalam urine, dan mengikat air lebih
banyak didalam tubulus ginjal. Dan produksi urine menjadi lebih banyak. Dengan
demikian diuretic meningkatkan volume urine dan sering mengubah PH-nya serta
komposisi ion didalam urine dan darah.
Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin.
Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya
penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah
pengeluaran zat-zat terlarut dalam air.
Berdasarkan mekanisme kerjanya, secara umum diuretik dapat dibagi menjadi
dua golongan besar yaitu diuretik osmotik yaitu yang bekerja dengan cara menarik air
ke urin, tanpa mengganggu sekresi atau absorbsi ion dalam ginjal dan penghambat
mekanisme transport elektrolit di dalam tubuli ginjal, seperti diuretik tiazid
(menghambat reabsorbsi natrium dan klorida pada ansa Henle pars ascendens), Loop
diuretik (lebih poten daripada tiazid dan dapat menyebabkan hipokalemia), diuretik
hemat kalium (meningkatkan ekskresi natrium sambil menahan kalium).
Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem yang berarti
mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel
menjadi normal. Proses diuresis dimulai dengan mengalirnya darah ke dalam
glomeruli (gumpalan kapiler) yang terletak di bagian luar ginjal (cortex). Dinding
glomeruli inilah yang bekerja sebagai saringan halus yang secara pasif dapat dilintasi
air, garam dan glukosa. Ultrafiltrat yang diperoleh dari filtrasi dan mengandung
banyak air serta elektrolit ditampung di wadah, yang mengelilingi setiap glomerulus

seperti corong (kapsul Bowman) dan kemudian disalurkan ke pipa kecil. Di sini
terjadi penarikan kembali secara aktif dari air dan komponen yang sangat penting
bagi tubuh, seperti glukosa dan garam-garam antara lain ion Na+. Zat-zat ini
dikembalikan pada darah melalui kapiler yang mengelilingi tubuli.sisanya yang tak
berguna seperti sampah perombakan metabolisme-protein (ureum) untuk sebagian
besar tidak diserap kembali. Akhirnya filtrat dari semua tubuli ditampung di suatu
saluran pengumpul (ductus coligens), di mana terutama berlangsung penyerapan air
kembali. Filtrat akhir disalurkan ke kandung kemih dan ditimbun sebagai urin.
Diuretik adalah suatu obat yang dapat meningkatkan jumlah urine (diuresis)
dengan jalan menghambat reabsorpsi air dan natrium serta mineral lain pada tubulus
ginjal. Dengan demikian bermanfaat untuk menghilangkan udema dan mengurangi
free load. Kegunaan diuretik terbanyak adalah untuk antihipertensi dan gagal jantung.
Pada gagal jantung, diuretik akan mengurangi atau bahkan menghilangkan cairan
yang terakumulasi di jaringan dan paru paru . di samping ituh berkurang nya volume
darah akan mengurangi kerja jantung.
Mekanisme kerja diuretika Kebanyakan diuretika bekerja dengan mengurangi
reabsorpsi natrium, sehingga pengeluarannya lewat kemih dan demikian juga dari airdiperbanyak. Obat-obat ini bekerja khusus terhadap tubuli, tetapi juga ditempat lain,
yakni:
1.Tubuli proksimal.
Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar garam yang di sini direabsorpsi
secera aktif untuk 70%, antara lain ion Na+dan air, begitu pula glukosa dan ureum.
Karena reabsopsi belangsung secara proporsional, maka susunan filtrat tidak berubah
dan tetap isotonis terhap plama. Diuretik osmosis bekerja di tubulus proksimal
dengan merintangi rabsorpsi air dan natrium.
2.Lengkungan Henle.

Di bagian menaiknya ca 25% dari semua ion Cl- yang telah difiltrasi
direabsorpsi secara aktif, disusul dengan raborpsi pasif dari Na+ dan K+, tetapi tanpa
air, hingga filtrat menjadi hipotonis. Diuretika lengkungan bekerja terutama di sini
dengan merintangi transpor Cl- begitupula reabsorpsi Na+, pengeluaran air dan
K+diperbanyak.
3.Tubuli distal.
Dibagian pertamanya, Na+dirabsorpsi secara aktif tanpa air hingga filtrat
menjadi lebi cair dan lebih hipotonis. Senyawa tiazida dan klortalidon bekerja di
tempat ini dengan memperbanyak eksresi Na+dan Cl-sebesar 5-10%. Pada bagian
keduanya, ion Na+ditukarkan dengan ion K+ atau NH4+ proses ini dikendalikan oleh
hormon anak ginjal aldosteron. Antagonis aldosteron dan zat-zat penghemat kalium
bekerja di sini dengan mengekskresi Na+ dan retensi K+.
4.Saluran Pengumpul.Penggolongan obat diuretik Diuretik dapat dibagi dalam
beberapa kelompok, yakni :
a.Diuretik Kuat Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden
pada bagian dengan epitel tebal dengan cara menghambat transport elektrolit natrium,
kalium, dan klorida.Obat-obat ini berkhasiat kuat dan pesat tetapi agak singkat (4-6).
Banyak digunakan dalam keadaan akut, misalnya pada udema otak dan paru-paru.
Memiliki kurva dosis-efek curam, yaitu bila dosis dinaikkan efeknya senantiasa
bertambah. Contoh obatnya adalah furosemida yang merupakan turunan sulfonamid
dan dapat digunakan untuk obat hipertensi. Mekanisme kerjanya dengan menghambat
reabsorpsi Na dan Cl di bagian ascending dari loop Henle (lengkungan Henle) dan
tubulus distal, mempengaruhi sistem kontrasport Cl-binding, yang menyebabkan
naiknya eksresi air, Na, Mg, dan Ca. Contoh obat paten: frusemide, lasix, impugan.
Yang termasuk diuretik kuat adalah ; asam etakrinat, furosemid dan
bumetamid.

b. Diuretik hemat kalium Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli
distal dan duktus koligentes daerah korteks dengan cara menghambat reabsorpsi
natrium dan sekresi kalium dengan jalan antagonisme kompetitif (sipironolakton)
atau secara langsung (triamteren dan amilorida). Efek obat-obat ini lemah dan khusus
digunakan terkominasi dengan diuretika lainnya untuk menghemat kalium.
Aldosteron enstiulasi reabsorpsi Na dan ekskresi K, proses ini dihambat secara
kompetitif oleh antagonis alosteron.
Contoh obatnya adalah spironolakton yang merupakan pengambat aldosteron
mempunyai struktur mirip dengan hormon alamiah. Kerjanya mulai setelah 2-3 hari
dan bertahan sampai beberap hari setelah pengobatan dihentikan. Daya diuretisnya
agal lemah sehingga dikombinasikan dengan diuretika lainnya. Efek dari kombinasi
ini adalah adisi. Pada gagal jantung berat, spironolakton dapat mengurangi resiko
kematian sampai 30%. Resorpsinya di usus tidak lengkap dan diperbesar oleh
makanan. Dalam hati, zat ini diubah menjadi metabolit aktifnya, kanrenon, yang
diekskresikan melalui kemih dan tinja, dalam metabolit aktif waktu paruhnya menjadi
lebih panjang yaitu 20 jam. Efek sampingnya pada penggunaan lama dan dosis tinggi
akan mengakibatkan gangguan potensi dan libido pada pria dan gangguan haid pada
wanita. Contoh obat paten: Aldacton, Letonal.
c.Diuretik golongan tiazid Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu
tubuli distal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium klorida. Efeknya lebih
lemah dan lambat, juga lebih lama, terutama digunakan pada terapi pemeliharaan
hipertensi dan kelemahan jantung. Memiliki kurva dosis-efek datar yaitu jika dosis
optimal dinaikkan, efeknya (diuresis dan penurunan tekanan darah) tidak bertambah.
Obat-obat diuretik yang termsuk golongan ini adalah ; klorotiazid, hidroklorotiazid,
hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid, siklotiazid, metiklotiazid,
klortalidon, kuinetazon, dan indapamid. Hidroklorthiazida adalah senyawa sulfamoyl
dari turunan klorthiazida yang dikembangkan dari sulfonamid. Bekerja pada tubulus

distal, efek diuretiknya lebih ringan daripada diuretika lengkungan tetapi lebih lama
yaitu 6-12 jam. Banyak digunakan sebagai pilihan pertama untuk hipertensi ringan
sampai sedang karenadaya hipitensifnya lebih kuat pada jangka panjang. Resorpsi di
usus sampai 80% dengan waktu paruh 6-15 jam dan diekskresi lewat urin secara utuh.
Contoh obat patennya adalah Lorinid, Moduretik, Dytenzide.
d.Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase Diuretik ini
bekerja pada tubuli Proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi bikarbonat. Zat ini
merintangi enzim karbonanhidrase di tubuli

proksimal, sehingga disamping

karbonat, juga Na dan K diekskresikan lebih banyak, bersamaan dengan air. Khasiat
diuretiknya lemah, setelah beberapa hari terjadi tachyfylaxie maka perlu digunakan
secara berselang-seling. Asetozolamid diturunkan dari sulfanilamid. Efek diuresisnya
berdasarkan penghalangan enzim karboanhidrase yang mengkatalis reaksi berikut :
CO2+ H2O H2CO3H+ + HCO3+
Akibat pengambatan itu di tubuli proksimal, maka tidak ada cukup ion H+
lagi untuk ditukarkan dengan Na sehingga terjadi peningkatan ekskresi Na, K,
bikarbonat, dan air. Obat ini dapat digunakan sebagai obat antiepilepsi. Resorpsinya
baik dan mulai bekerja dl 1-3 jam dan bertahan selama 10 jam. Waktu paruhnya
dalam plasma adalah 3-6 jam dan diekskresikan lewat urin secara utuh. Obat
patennya adalah Miamox. Yang termasuk golongan diuretik ini adalah asetazolamid,
diklorofenamid dan Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan
pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan
adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan
jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air.
Berdasarkan mekanisme kerjanya, secara umum diuretik dapat dibagi menjadi
dua golongan besar yaitu diuretik osmotik yaitu yang bekerja dengan cara menarik air
ke urin, tanpa mengganggu sekresi atau absorbsi ion dalam ginjal dan penghambat

mekanisme transport elektrolit di dalam tubuli ginjal, seperti diuretik tiazid


(menghambat reabsorbsi natrium dan klorida pada ansa Henle pars ascendens), Loop
diuretik (lebih poten daripada tiazid dan dapat menyebabkan hipokalemia), diuretik
hemat kalium (meningkatkan ekskresi natrium sambil menahan kalium).
e.Diuretik osmotik Istilah diuretic Osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan
elektrolit yang mudah dan cepat diskskresi oleh ginjal. Suatu zat dapat bertindak
sebagai diuretic osmotic apabila memenuhi 4 syarat:
1.Difiltrasi secara bebas oleh glomerulus.
2 Tidak atau hanya sedikit direbasorbsi sel tubulus ginjal.
3.Secara farmakologis merupakan zat yang inert, dan
4.Umumnya resisten terhadap perubahan-perubahan metabolic.

III.

Alat Dan Bahan


Alat:
o Alat suntik
o Jarum oral
o Timbangan hewan
o kandang metabolism
o Stopwatch
o alat suntik

o gelas ukur
o beker gelas
Bahan:
o Air hangat
o NaCl fis
o furosemid
o kopi

IV.

Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Siapkan hewan uji : 1 ekor tikus.
3. Timbang tikus (hitung vol.air hangat dan kopi yang akan diinjeksikan).
4. Beri tikus air hangat dengan menggunakan jarum oral.
5. Berikan obat (kopi) secara oral.
6. Masukan hewan uji (tikus) dalam kandang metabolisme dan tampung urin
selama 10 30 dan 60 menit.
7. Catat volume urin tiap 10 30 dan 60 setelah pemberian obat.
8. Buat kurva hubungan antara dosis volume urine yang dikeluarkan dan waktu.

V.

Hasil dan Pembahasan


Hasil
Berat badan tikus 210,81 9
NaCl Fis. = 1% x BB
= 1 = 2,10 ml
100
Air hangat = 10 ml/200 g
210,81 g x 10 ml = 10,5 ml
200 g
Waktu
Kelompok

Dosis

Total urine
15

30

45

60

Kopi 20% 5 ml/200g

1 ml

1 ml

Kopi 30%5 ml/ 200 gr

1 ml

3 ml

2 ml

6 ml

Kontrol NaCl fis

1 ml

3 ml

4 ml

Furosemid 0,5 mg/ 200 gr

1 ml

1 ml

1 ml

3 ml

Furosemid 1 mg/ 200 gr

2 ml

5 ml

1 ml

2 ml

10 ml

Furosemid 2 mg/ 200 gr

1 ml

3 ml

2 ml

1 ml

7 ml

3.5
3
2.5
2

volume

1.5
1

0.5
0
15

30

45

Grafik perbandingan waktu dengan volume urine

Waktu

Pembahasan

60

Praktikum kali ini merupakan pengujian obat-obat yang berkhasiat sebagai


diuretik. Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin
sehingga mempercepat pengeluaran urine dari dalam tubuh. Fungsi utama diuretik
adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan
sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstra sel kembali menjadi normal.
Berdasarkan mekanisme kerjanya, secara umum diuretik dapat dibagi menjadi dua
golongan besar yaitu diuretik osmotik yaitu yang bekerja dengan cara menarik air ke
urin, tanpa mengganggu sekresi atau absorbsi ion dalam ginjal dan penghambat
mekanisme transport elektrolit di dalam tubuli ginjal, seperti diuretik tiazid
(menghambat reabsorbsi natrium dan klorida pada ansa Henle pars ascendens), Loop
diuretik (lebih poten daripada tiazid dan dapat menyebabkan hipokalemia), diuretik
hemat kalium (meningkatkan ekskresi natrium sambil menahan kalium).
Obat-obatan yang digunakan pada praktikum kali ini ialah furosemid dan
larutan kopi. Sebagaimana halnya yang diketahui bahwa furosemid merupakan obat
diuretic golongan diuretic kuat dengan mekanisme kerja menghambat penyerapan
kembali natrium oleh sel tubuli ginjal. Furosemida meningkatkan pengeluaran air,
natrium, klorida, kalium dan tidak mempengaruhi tekanan darah yang normal. Onset
diuresis untuk pemberian oral antara 30-60 menit dan efek puncak oral dicapai 1-2
jam setelah pemberian. Furosemida meningkatkan pengeluaran air, natrium, klorida,
kalium dan tidak mempengaruhi tekanan darah yang normal termasuk obat diuretic
golongan diuretic kuat dengan mekanisme kerja menghambat penyerapan kembali
natrium oleh sel tubuli ginjal.
Pada praktikum kali ini kelompok kami adalah kelompok kontrol dengan
menggunaka larutan NaCl Fis. 1% bb. Pada menit 15 tikus belum mengeluarkan
urine, lalu pada menit ke 30 barulah tikus mengeluarkan urin sebanyak 1 ml dan
menit ke 45 juga mengeluarkan urine sebanyak 3 ml tetapi di menit ke 60 ternyata
tikus

tidak mengeluarkan urin lagi. Pada percobaan ini kelompok kami mendapat

hasil yang diharapkan dan kelompok kami hanya sebagai kelompok kontrol atau
kelompok pembanding untuk kelompok lain.

VI.
Kesimpulan
Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin

sehingga mempercepat pengeluaran urine dari dalam tubuh


Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti
mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan

ekstra sel kembali menjadi normal.


Obat-obatan yang digunakan pada praktikum kali ini ialah furosemid dan

larutan kopi.
Diuretik dapat dibagi menjadi 5 golongan yaitu :
1.Diuretik osmotik
2.Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
3.Diuretik golongan tiazid
4.Diuretik hemat kalium
5.Diuretik kuat

Pada percobaan dierutik kali ini memberikan efek yang di inginkan karena
urin pada tikus keluar, ini juga dikarenakan kelompok kami adalah kelompok
kontrol yang tidak diberikan obat sama sekali dan hanya sebagai kelompok
pembanding bagi kelompok lain.

VII. Jawaban pertanyaan

1. Gambarkan sebuah

nefron dan tunjukkan tempat kerja obat-obat

diuretik.Berikan contoh obat masing-masingnya dengan mekanisme kerja


yang berbeda.
Jawaban :

Diuretik Kuat Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada
bagian dengan epitel tebal dengan cara menghambat transport elektrolit
natrium, kalium, dan klorida.Obat-obat ini berkhasiat kuat dan pesat tetapi
agak singkat (4-6). Banyak digunakan dalam keadaan akut, misalnya pada
udema otak dan paru-paru. Memiliki kurva dosis-efek curam, yaitu bila dosis
dinaikkan efeknya senantiasa bertambah. Contoh obatnya adalah furosemida
yang merupakan turunan sulfonamid dan dapat digunakan untuk obat
hipertensi. Mekanisme kerjanya dengan menghambat reabsorpsi Na dan Cl di
bagian ascending dari loop Henle (lengkungan Henle) dan tubulus distal,
mempengaruhi sistem kontrasport Cl-binding, yang menyebabkan naiknya
eksresi air, Na, Mg, dan Ca. Contoh obat paten: frusemide, lasix, impugan.
Yang termasuk diuretik kuat adalah ; asam etakrinat, furosemid dan

bumetamid.
Diuretik hemat kalium Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli
distal dan duktus koligentes daerah korteks dengan cara menghambat

reabsorpsi natrium dan sekresi kalium dengan jalan antagonisme kompetitif


(sipironolakton) atau secara langsung (triamteren dan amilorida). Efek obatobat ini lemah dan khusus digunakan terkominasi dengan diuretika lainnya
untuk menghemat kalium. Aldosteron enstiulasi reabsorpsi Na dan ekskresi K,
proses ini dihambat secara kompetitif oleh antagonis alosteron. Contoh
obatnya adalah spironolakton yang merupakan pengambat aldosteron
mempunyai struktur mirip dengan hormon alamiah. Kerjanya mulai setelah 23 hari dan bertahan sampai beberap hari setelah pengobatan dihentikan. Daya
diuretisnya agal lemah sehingga dikombinasikan dengan diuretika lainnya.
Efek dari kombinasi ini adalah adisi. Pada gagal jantung berat, spironolakton
dapat mengurangi resiko kematian sampai 30%. Resorpsinya di usus tidak
lengkap dan diperbesar oleh makanan. Dalam hati, zat ini diubah menjadi
metabolit aktifnya, kanrenon, yang diekskresikan melalui kemih dan tinja,
dalam metabolit aktif waktu paruhnya menjadi lebih panjang yaitu 20 jam.
Efek

sampingnya

pada

penggunaan

lama

dan

dosis

tinggi

akan

mengakibatkan gangguan potensi dan libido pada pria dan gangguan haid

pada wanita. Contoh obat paten: Aldacton, Letonal.


Diuretik golongan tiazid Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli
distal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium klorida. Efeknya lebih
lemah dan lambat, juga lebih lama, terutama digunakan pada terapi
pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung. Memiliki kurva dosis-efek
datar yaitu jika dosis optimal dinaikkan, efeknya (diuresis dan penurunan
tekanan darah) tidak bertambah. Obat-obat diuretik yang termsuk golongan
ini adalah ; klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid,
politiazid, benztiazid, siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan
indapamid. Hidroklorthiazida adalah senyawa sulfamoyl dari turunan
klorthiazida yang dikembangkan dari sulfonamid. Bekerja pada tubulus distal,
efek diuretiknya lebih ringan daripada diuretika lengkungan tetapi lebih lama
yaitu 6-12 jam. Banyak digunakan sebagai pilihan pertama untuk hipertensi

ringan sampai sedang karenadaya hipitensifnya lebih kuat pada jangka


panjang. Resorpsi di usus sampai 80% dengan waktu paruh 6-15 jam dan
diekskresi lewat urin secara utuh. Contoh obat patennya adalah Lorinid,

Moduretik, Dytenzide.
Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase Diuretik ini bekerja
pada tubuli Proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi bikarbonat. Zat ini
merintangi enzim karbonanhidrase di tubuli proksimal, sehingga disamping
karbonat, juga Na dan K diekskresikan lebih banyak, bersamaan dengan air.
Khasiat diuretiknya lemah, setelah beberapa hari terjadi tachyfylaxie maka
perlu digunakan secara berselang-seling. Asetozolamid diturunkan dari
sulfanilamid.

Efek

diuresisnya

berdasarkan

penghalangan

enzim

karboanhidrase yang mengkatalis reaksi berikut :


CO2+ H2O H2CO3 H++ HCO3+
Akibat pengambatan itu di tubuli proksimal, maka tidak ada cukup ion
H+ lagi untuk ditukarkan dengan Na sehingga terjadi peningkatan ekskresi
Na, K, bikarbonat, dan air. Obat ini dapat digunakan sebagai obat antiepilepsi.
Resorpsinya baik dan mulai bekerja dl 1-3 jam dan bertahan selama 10 jam.
Waktu paruhnya dalam plasma adalah 3-6 jam dan diekskresikan lewat urin
secara utuh. Obat patennya adalah Miamox. Yang termasuk golongan diuretik
ini adalah asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid. e.Diuretik osmotik
Istilah diuretic Osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang
mudah dan cepat diskskresi oleh ginjal.

2. Dengan memahami mekanisme kerja obat diuretik, kemukakan efek samping


yang dapat muncul akibat penggunaannya.
Jawaban:

Diuretic osmotic Efek samping : GGA,sakit kepala,mual,muntah.


Penghambat Karbonik anhidrase Efek samping : diorientasi mental pada CH.
Benzotiadiazide Efek samping : Purpura, dermatitis disertai fotosensitivitas
Penggunaan lama menjadi hiperglikemia : Sekresi insulin menurun (respon
dari glukosa darah meningkat). Glikogenolisis meningkat. Glikogenesis
menurun. Kadar kolesterol meningkat dan TG meningkat, Hipokalemia,

Depresi mental dan kom.


Diuretic hemat kalium Efek samping : Hiperkalemia, ginekomastia.

3. Bagaimana pendekatan yang dapat ditempuh untuk mengetahui bahwa


penggunaan suatu obat sudah membahayakan?
Jawaban :
4. Untuk penyakit apa diuretik digunakan secara klinis? Jelaskan?
Jawaban : 1.Hipertensi digunakan untuk mengurangi volume darah seluruhnya
hingga tekanan darah menurun. Khususnya derivate-thiazida digunakan untuk
indikasi ini. Diuretic lengkungan pada jangka panjang ternyata lebih ringan
efek anti hipertensinya, maka hanya digunakan bila ada kontra indikasi pada
thiazida, seperti pada insufiensi ginjal. Mekanisme kerjanya diperkirakan
berdasarkan penurunan daya tahan pembuluh perifer. Dosis yang diperlukan
untuk efek antihipertensi adalah jauh lebih rendah daripada dosis diuretic.
Thiazida memperkuat efek-efek obat hipertensi betablockers dan ACEinhibitor sehingga sering dikombinasi dengan thiazida. Penghetian pemberian
obat thiazida pada lansia tidak boleh mendadak karena dapat menyebabkan
resiko timbulnya gejala kelemahan jantung dan peningkatan tensi.Diuretik
golongan Tiazid, merupakan pilihan utama step 1, pada sebagian besar
penderita. Diuretik hemat kalium, digunakan bersama tiazid atau diuretik kuat,
bila ada bahaya hipokalemia.

2.Payah jantung kronik kongestif Diuretik golongan tiazid, digunakann bila


fungsi ginjal normal. Diuretik kuat biasanya furosemid, terutama bermanfaat
pada penderita dengan gangguan fungsi ginja. Diuretik hemat kalium,
digunakan bersama tiazid atau diuretik kuat bila ada bahaya hipokalemia.
3.Udem paru akut Biasanya menggunakan diuretik kuat (furosemid)
4Sindrom nefrotik Biasanya digunakan tiazid atau diuretik kuat bersama
dengan spironolakton.
5.Payah ginjal akut Manitol dan/atau furosemid, bila diuresis berhasil, volume
cairan tubuh yang hilang harus diganti dengan hati-hati.
6.Penyakit hati kronik spironolakton (sendiri atau bersama tiazid atau diuretik
kuat).
7.Udem otak Diuretik osmotic
8.Hiperklasemia Diuretik furosemid, diberikan bersama infus NaCl hipertonis.
9.Batu ginjal Diuretik tiazid
10.Diabetes insipidus Diuretik golongan tiazid disertai dengan diet rendah
garam
11.Open angle glaucoma Diuretik asetazolamid digunakan untuk jangka
panjang.
12.Acute angle closure glaucoma Diuretik osmotik atau asetazolamid
digunakan prabedah. Untuk pemilihan obat Diuretik a yang tepat ada baiknya
anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.
5. Sebutkan penggolongan diuretik berdasarkan mekanisme kerjanya.

Jawaban :
a.Diuretik Kuat
b.Diuretik Thiazid
c.Diuretik Penghemat Kalium
d.Diuretik Osmotic
e.Diuretik Perintang Karbonanhidrase

6. Apa

yang

dimaksud

dengan

Renal

Clearence?

Bagaimana

cara

menentukannya ? dan kesimpulan apa yang dapat ditarik dari hasil renal
clearence?
Jawaban : Renal Clearence adalah kemampuan ginjal membersihkan sejumlah
volume darah dari suatu bahan tertentu yang dikeluarkan urin dalam waktu 1 menit.
Dipengaruhi oleh berat badan, umur, kelamin, zat yang digunakan dalam test, luas
permukaan tubuh (setiap 1,73 m2)
Normal : 120 mL/ 1,73 m2 utk inulin (eksogen)
100 mL/ 1,73 m2 utk kreatinin (endogen)

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Anonym.2006.Obat-obat Penting, Laboratorium Manajemen Farmasi dan

Farmasi Masyarakat bagian Farmasetika Fakultas Farmasi UGM : Jogjakarta


Katzung, Bertram G.1986. Farmakologi Dasar dan Klinik , Salemba Medika :
Jakarta.

Farmakologi Ulasan bergambar edisi 2.Widya Medika : Jakarta.


Mutschaler,Ernst.1991.Dinamika obat Farmakologi dan Tonsikologi. ITB :

Bandung.
Tjay,Tan Hoan dan K. Rahardja, 2007, Obat-obat Penting , PT Gramedia :
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai