Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KUALITATIF SENYAWA SULFONAMID

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Sulfonamida adalah kemoterapeutika berspektrum luas yang
ditahun 1950-an sampai dengan 1970-an banyak digunakan terhadap
bermacam-macam penyakit infeksi oleh baik kuman gram-positif
maupun negatif dengan sukses. Sejak tahun 1980-an ,
penggunaannya sudah banyak sekali berkurang karena telah
ditemukan berbagai antibiotik baru dengan efek bakterisid yang lebih
efektif dan aman.
Sulfonamida merupakan kelompok zat antibakteri dengan
rumus dasar yang sama,yaitu H2N-C2H-SO2NHR, dan R adalah
bermacam- macam substituen. Pada prinsipnya senyawa- senyawa ini
dapat digunakan untuk menghadapi berbagai infeksi.
Sulfonamid mempunyai spectrum antibakteri yang luas,
meskipun kurang kuat dibandingkan dengan antibiotik dan strain
mikroba yang resisten. Golongan obat ini umumnya hanya bersifat
bakteriostatik, namun pada kadar yang tinggi dalam urin, sulfonamide
dapat bersifat bakterisid. Obat-obat ini memiliki daya kerja
bakteriostatik yang luas terhadap bakteri Gram positif dan Gram
negative tetapi Pseudomonas, Proteus, dan Streptococcus faecales
tidak aktif.
Senyawa yang memperlihatkan efek sinergistik paling kuat bila
digunakan besama sulfonamide ialah trimetropim. Senyawa ini
merupakan senyawa penghambat enzim dihidrofolat reduktase yang
kuat dan selektif.Enzim ini berfungsi mereduksi asam dihidrofolat
menjadi asam tetrahidrofolat, jadi pemberian sulfonamid bersama
trimetropim menyebabkan hambatan berangkai dalam reaksi
pembentukan asam tetrahidrofolat.
Sulfonamida bersifat amfoter, artinya dapat membentuk garam
dengan asam maupun dengan basa. Daya larutnya dalam air sangat
NURHAYATI. T RAHMAWATI, S.si., M.Sc., Apt
150 2013 0174
ANALISIS KUALITATIF SENYAWA SULFONAMID

kecil garam alkalinya lebih baik, walaupun larutan ini tidak stabil
karena mudah terurai.
Sulfonamide berbentuk Kristal putih yang umumnya sukar larut
dalam air, tetapi garam natriumnya mudah larut.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami cara menentukan senyawa golongan Sulfonamid dengan
melakukan uji organoleptik, dan mereaksikannya dengan pereaksi
tertentu.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan jenis
senyawa Sulfonamid secara spesifik dari beberapa bahan.
.

NURHAYATI. T RAHMAWATI, S.si., M.Sc., Apt


150 2013 0174
ANALISIS KUALITATIF SENYAWA SULFONAMID

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Sulfonamida merupakan suatu golongan senyawa antibakteri,
yang mengandung gugus sulfonamida –SO 2NH. Walaupun dimasa
lalu senyawa ini banyak digunakan, pada beberapa tahun terakhir ini,
penggunaannya telah menuru dengan adanya antibiotik-antibiotik
baru, seperti penisilin dan sefalosporin (Cairns, 2008).
Sulfanamida adalah anti mikroba yang digunakan secara
sistemis maupun topikal untuk beberapa penyakit infeksi. Sebelum
ditemukan antibiotik, sulfa merupakan kemoterapi yang utama, tetapi
kemudian penggunaannya terdesak oleh antibiotik.Pertengahan
tahun 1970 penemuan preparat kombinasi trimetoprim dan
sulfametoksazol meningkatkan kembali penggunaan sulfonamida.
Selain sebagai kemoterapi derivat sulfonamida juga berguna sebagai
diuretik dan anti diabetik oral (ADO).Sulfa bersifat bakteriostatik luas
terhadap banyak bakteri gram positif dan negatif. Mekanisme
kerjanya berdasarkan antagonisme saingan antara PABA (Para
Amino Benzoic Acid) (Setiabudi,2007).
Semua sulfonamida merupakan asam lemah (pK a sekitar 5-8)
akibat efek penarikan elektron yang kuat oleh substituen –SO 2- dan
stabilisasi anion yang dihasilkan melalui resonansi. Sulfonamida
biasanya diberikan dalam bentuk garam natrium untuk meningkatkan
kelarutannya dalam air (Cairns, 2008).
Sulfonamida bersifat amfoter artinya dapat membentuk garam
dengan asam maupun dengan basa. Daya larutnya dalam air sangat
kecil, garam alkalinya lebih baik, walaupun larutan ini tidak stabil
karena mudah terurai. (Tjay, 2007).
Sulfonamid dapat berinteraksi dengan antikoagulan oral,
antidiabetik sulfonylurea dan fenitoin. Penggunaan sulfonamide
sebagai obat pilihan pertama dan untuk pengobatan penyakit infeksi
NURHAYATI. T RAHMAWATI, S.si., M.Sc., Apt
150 2013 0174
ANALISIS KUALITATIF SENYAWA SULFONAMID

tertentu makin terdesak oleh perkembangan obat antimikroba lain


yang lebih efektif serta meningkatkanjumlah mikroba yang resisten
terhadap sulfa. Namun peranannya meningkat kembali dengan di
temukannya kotrimoksazol.Penggunaan topical tidak dianjurkan
karena kurang/tidak efektif, sedangkan risiko terjaadinya reaksi
sensitisasi tinggi, kecuali pemakaian local daro Na-sulfasetamid
pada infeksi mata (Ganiswara,1995).
Sulfonamida dan senyawa kuinolin merupakan kelompok obat
penting pada penanganan infeksi saluran kemih ( ISK ). Demi
pengertian yang baik pertama-tama akan dibicarakan secara singkat
beberapa aspek dari ISK, termaksud penangananya. Kemudian pada
bagian berikutnya akan dibahas secara mendalam kedua kelompok
tadi. Antibiotika ISK lainya penisilin atau sefalosforin dan amini
glikosida. (Tjay, 2007).
Efek samping yang paling sering adalah reaksi alergi dan
meliputu ruam kulit, kadang – kadang di sertai demam. Yang lebih
jarang terjadi adalah reaksi yang lebih serius, misalnya sindrom
Stevens – Johnson yang merupakan bentuk eritema multiforme
dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Berbagai diskrasia darah bisa
terjadi, walaupun jarang, termasuk agranulositosis, anemia aplastik,
dan anemia hemolitik (Neal, 2006).
Derivat tiodiazol daya larutnya dalam urin (asam) baik.
Berhubung ekskresinya cepat sekali zat ini menghasilkan kadar
tinggi dalam kemih dan sering digunakan untuk radang kandung
kemih. Sebaliknya kadarnya dalam darah dan jaringan adalah
rendah (Tjay, 2007).
Efek sampingnya sering terjadi dan biasanya berupa
gangguan kulit, stomatitis dan gangguan lambung-usus. Efek
samping khas dari sulfonamida seperti fotosensitasi. Pada dosis
tinggi efek sampingnya juga berupa demam, gangguan fungsi hati dn
efek darah (neutropenia, trombositopenia). Oleh karena itu

NURHAYATI. T RAHMAWATI, S.si., M.Sc., Apt


150 2013 0174
ANALISIS KUALITATIF SENYAWA SULFONAMID

penggunaan lebih lama dari dua minggu hendaknya disertai


pemantauan darah. Resiko kristaluria dapat dihindarkan dengan
minum lebih dari 1,5 liter air sehari (Tjay, 2007).
Golongan sulfonamida mempunyai spektrum AM yang cukup
luas, meliputi kokus gram positif dan gram negatif, serta basilus gram
negatif. Pad umumnya sulfonamida bersifat bakteriostatik dan dalam
dosis besar dapat bersifat bakterisid. Sel tubuh manusia tidak
menyintesis asam folat karena langsung menggunakan yang ada
dalam cairan tubuh sehingga sel tubuh manusia tahan terhadap
pengaruh sulfonamida dan metabolitnya (Ganiswara,1995).
2.2 Uraian Bahan
1. Alkohol (FI Edisi III, hal. 65 )

Nama Resmi : AETHANOLUM

Nama Lain : Etanol, alkohol

Rumus Kimia : C2H2O

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap


dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas,
mudah terbakar dengan memberikan nyala biru
yang tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroform p dan dalam eter p
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Zat tambahan

2. Aquadest (FI Edisi III, hal. 96 )

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air suling

Rumus Kimia : H2O

Berat Molekul : 18,02

NURHAYATI. T RAHMAWATI, S.si., M.Sc., Apt


150 2013 0174
ANALISIS KUALITATIF SENYAWA SULFONAMID

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak


mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3. CuSO4 (FI Edisi IV, hal. 731 )

Nama Resmi : CUPRI SULFAT

Nama Lain : Tembaga (II) sulfat

Rumus Kimia : CUSO4

Berat Molekul : 159,60

Pemerian : Serbuk keabuan

Kelarutan : Larut perlahan-lahan dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Zat adatif

4. HCl (FI Edisi III, hal. 53 )

Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama Lain : Asam klorida

Rumus Kimia : HCl

Berat Molekul : 36,46

Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang


jika diencerkan 2 bagian volume air, asap akan
hilang.
Bobot Jenis : Lebih kurang 1,18

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

5. H2SO4 (FI Edisi III, hal. 53 )

Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM

Nama Lain : Asam sulfat

Rumus Molekul : H2SO4

NURHAYATI. T RAHMAWATI, S.si., M.Sc., Apt


150 2013 0174
ANALISIS KUALITATIF SENYAWA SULFONAMID

Berat Molekul : 98,07

Bobot Jernih : Lebih kurang 1,84

Pemerian : Cairan jernih, seperti minyak, tidak berwarna, bau


sangat tajam dan korosi
Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan etanol, dengan
menimbulkan panas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

6. NaOH (FI Edisi III, hal. 412)

Nama Resmi : NATRIUM HYDROXYDUM

Nama Lain : Natrium hidroksida

Rumus Molekul : NaOH

Berat Molekul : 40,00

Pemerian : Bentuk batang, putiran, masa hablur atau keping,


kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan
hablur, putih, mudah meleleh basah, sangat alkalis
dan korosif, segera menyerap karbondioksida
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol
(95%) p
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Zat tambahan

7. NH4OH (FI Edisi III, hal. 86 )

Nama Resmi : AMMONIA

Nama Lain : Amonia

Rumus Molekul : NH4OH

Berat Molekul : 36,05

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk


kuat

NURHAYATI. T RAHMAWATI, S.si., M.Sc., Apt


150 2013 0174
ANALISIS KUALITATIF SENYAWA SULFONAMID

Kelarutan : Mudah larut dalam air

Identifikasi : A bereaksi alkalis B. Jika uap amoniak bercampur


dengan uap asam klorida, berbentuk kabut tebal
putih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Zat tambahan

NURHAYATI. T RAHMAWATI, S.si., M.Sc., Apt


150 2013 0174
ANALISIS KUALITATIF SENYAWA SULFONAMID

BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1 Alat Yang Digunakan
Adapun alat yang digunakan adalah tabung reaksi, rak tabung
reaksi, sendok tanduk, dan botol semprot.
3.2 Bahan Yang Digunakan
Adapun bahan yang digunakan adalah alkohol, DAB-HCl,
aquadest, NaOH, HCl, CuSO4, pereaksi parri, NH4OH, vanillin, dan
H2SO4.
3.3 Cara Kerja
1. Uji Organoleptik
Pertama-tama disiapkan sampel, kemudian dilakukan
pengujian organoleptik dengan melihat bagaimana bentuk, warna,
bau dan kelarutannya. Setelah itu dicatat hasilnya.
2. Uji Pendahuluan
Langkah pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan. Setelah semua siap, maka sampel
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan di lakukan pengujian
dengan mengguanakan pereaksi DAB-HCl, Cuprifil, reaksi parri
dan test Vanillin. Dilihat perubahan yang terjadi dan catat hasilnya.

NURHAYATI. T RAHMAWATI, S.si., M.Sc., Apt


150 2013 0174
ANALISIS KUALITATIF SENYAWA SULFONAMID

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Uji organoleptik
Bentuk : Serbuk halus
Warna : Putih
Bau : Berbau khas
Kelarutan : Tidak larut dalam alkohol 96 %.
4.1.2 Uji Pendahuluan
a. Reaksi cuprifil
Zat dilarutkan dalam NaOH, dinetralkan dengan HCl +
CuSO4 hijau abu-abu coklat.
b. Reaksi parri
Zat dilarutkan dalam alkohol + parri + NH 4OH 1 tetes
ungu – merah jambu.
c. Reaksi DAB – HCl
Zat + DAB – HCl merah tomat.
Jadi, sampel “F5” yang di analisis pada praktikum ini
termasuk dalam golongan S. Mer.
4.2 Pembahasan
Sulfanamida adalah anti mikroba yang digunakan secara sistemis
maupun topikal untuk beberapa penyakit infeksi. Sebelum ditemukan
antibiotik, sulfa merupakan kemoterapi yang utama, tetapi kemudian
penggunaannya terdesak oleh antibiotik.Pertengahan tahun 1970
penemuan preparat kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol
meningkatkan kembali penggunaan sulfonamida. Selain sebagai
kemoterapi derivat sulfonamida juga berguna sebagai diuretik dan anti
diabetik oral (ADO).Sulfa bersifat bakteriostatik luas terhadap banyak
bakteri gram positif dan negatif. Mekanisme kerjanya berdasarkan
antagonisme saingan antara PABA (Para Amino Benzoic Acid).

NURHAYATI. T RAHMAWATI, S.si., M.Sc., Apt


150 2013 0174
ANALISIS KUALITATIF SENYAWA SULFONAMID

Sulfonamid dapat berinteraksi dengan antikoagulan oral,


antidiabetik sulfonylurea dan fenitoin. Penggunaan sulfonamide
sebagai obat pilihan pertama dan untuk pengobatan penyakit infeksi
tertentu makin terdesak oleh perkembangan obat antimikroba lain
yang lebih efektif serta meningkatkanjumlah mikroba yang resisten
terhadap sulfa. Namun peranannya meningkat kembali dengan di
temukannya kotrimoksazol.Penggunaan topical tidak dianjurkan
karena kurang/tidak efektif, sedangkan risiko terjaadinya reaksi
sensitisasi tinggi, kecuali pemakaian local daro Na-sulfasetamid pada
infeksi mata.
Dari praktikum ini kita mengidentifikasi suatu senyawa golongan
Sulfonamid dengan melakukan uji organoleptik, dan mereaksikannya
dengan pereaksi tertentu seperti pereaksi DAB – HCl, cuprifil, parri
dan tes vanillin. Dimana diperoleh hasil pada uji organoleptik sampel
“F5” memiliki warna putih, bentuknya serbuk halus ,memiiki bau yang
khas, dan tidak larut dalam alkohol 96 %.
Pada uji pendahuluan, untuk mengidentifikasi apakah sampel “F5”
ini merupakan golongan SA, SD, SG, Elkosin, S. Mer, S. Mex, kita
melakukan uji dengan mereaksikan zat dengan pereaksi seperti DAB
– HCl, cuprifil, parri dan tes vanillin.
Pada uji pendahuluan dengan reaksi cuprifil, pertama zat
dilarutkan terlebih dahulu dengan NaOH, kemudian dinetralkan
dengan HCl dan ditambahkan sedikit demi sedikit CuSO 4 dan hasil
yang diperoleh yaitu perubahan warna menjadi hijau abu – abu coklat.
Sehingga termasuk dalam golongan S. Mer.
Uji dengan menggunakan pereaksi parri, zat dilarutkan terlebih
dahulu dalam alkohol kemudian ditambahkan pereaksi parri dan 1
tetes NH4OH dan menghasilkan warna ungu-merah jambu, sehingga
sampel “F5” termasuk dalam golongan S. Mer.
Pada pengujian terakhir dengan menggunakan pereaksi DAB –
HCl, zat ditambahkan DAB-HCL menghasilkan warna merah tomat,

NURHAYATI. T RAHMAWATI, S.si., M.Sc., Apt


150 2013 0174
ANALISIS KUALITATIF SENYAWA SULFONAMID

sehingga dapat disimpulkan sampel tersebut benar-benar termasuk


dalam golongan S. Mer.
Adapun faktor kesalahan yang mungkin terjadi pada praktikum
kali ini yaitu;
1. Kurangnya ketelitian dalam penyiapan sampel
2. Pereaksi yang digunakan sudah tidak bagus lagi.
3. Sampel yang dianalisis sudah bercampur dengan bahan yang lain,
sehingga ketika di reaksikan dengan pereaksi tertentu, hasilnya
sudah tidak sesuai lagi.

NURHAYATI. T RAHMAWATI, S.si., M.Sc., Apt


150 2013 0174
ANALISIS KUALITATIF SENYAWA SULFONAMID

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan parktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa sampel dengan kode “F5” tersebut merupakan golongan S.
Mer.
5.2 Saran
Sebaiknya pereaksi yang akan digunakan lebih dilengkapi, agar
praktikan dapat melakukan percobaan dengan baik.

NURHAYATI. T RAHMAWATI, S.si., M.Sc., Apt


150 2013 0174
ANALISIS KUALITATIF SENYAWA SULFONAMID

DAFTAR PUSTAKA

Cairns, Donald. 2008. “Intisari Kimia Farmasi”. Jakarta : EGC

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Depkes RI: Jakarta.

Ganiswara. 1995. “ Farmakologi dan Terapi”. Fakultas Kedokteran.


Universitas Indonesia. Jakarta.

Neal, 2006. “ At a Glance Farmakologi Medis Edisi kelima”. Erlangga :


Jakarta.
Setiabudy, Rianto. 2007. “Farmakologi dan Terapi Edisi 5”. Fakultas
Kedokteran. Universitas Indonesia. Jakarta.

Tjay, Tan hoan, 2007. “Obat - Obat Penting”. Gramedia : Jakarta.

NURHAYATI. T RAHMAWATI, S.si., M.Sc., Apt


150 2013 0174
ANALISIS KUALITATIF SENYAWA SULFONAMID

LAMPIRAN

1. Uji Organoleptik
Siapkan sampel

Amati warna, bau, dan bentuk dari sampel

Catat hasilnya

2. Uji Pendahuluan
Siapkan alat dan bahan

Masukkan sampel ke dalam tabung reaksi

Tambahkan pereaksi tertentu

Amati perubahan yang terjadi

NURHAYATI. T RAHMAWATI, S.si., M.Sc., Apt


150 2013 0174

Anda mungkin juga menyukai