Disusun Oleh :
IMELDA YULIANTI
RIZQAH
DINA MELINDA
NITA AMALIA
SURYATI
AHMAD SYAUQI F.
NUR ESTI K.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan
rahmat-Nya yang diberikan kepada kami berupa kesehatan rohani dan jasmani
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Kimia Medisinal yang berjudul
Hubungan Struktur Sama dengan Aktivitas Sama pada Obat Diuretik, yang
dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami banyak menemukan
hambatan, tetapi berkat dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang telah
membantu serta para dosen-dosen farmasi yang telah banyak membantu kami
dengan baik, kami dapat menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih kepada orang-orang yang telah membantu dalam
membuat makalah ini hingga makalah kimia medisinal ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Tidak lupa kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum
sempurna, oleh karena itu untuk memperbaiki makalah ini kami mengharapkan
kritik-kritik dan saran-saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kami khususnya dan para pembaca pada umumnya, serta dapat dimanfaatkan
dengan baik untuk menjadi pedoman bagi mata kuliah kimia medisinal
selanjutnya. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Kelompok I
DAFTAR ISI
Sampul................................................................................................................. 1
Kata Pengantar.................................................................................................... 2
Daftar Isi.............................................................................................................. 3
Bab. I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang............................................................................. 4
1.2
Tujuan.......................................................................................... 5
1.3
Rumusan Masalah....................................................................... 5
Bab. II Pembahasan
2.1
Diuretika...................................................................................... 6
2.2
2.3
2.4
2.5
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran
kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya
yang menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara tidak
langsung termasuk dalam definisi ini, misalnya zat-zat yang memperkuat
kontraksi jantung (digoksin,teofilin), memperbesar volume darah (dekstran)
atau merintangi sekresi hormon antidiuretik ADH (air,alkohol). Jika pada
peningkatan ekskresi garam- garam maka diuretika ini dinamakan saluretika
atau natriuretika (diuretika dalam arti sempit).
Walaupun kerjanya pada ginjal, diuretika bukan obat ginjal, artinya
senyawa ini tidak dapat memperbaiki atau menyembuhkan penyakit ginjal,
demikian juga pada pasien insufisiensi ginjal jika diperlukan dialisis, tidak
akan dapat ditangguhkan dengan penggunaan senyawa ini. Beberapa
diuretika pada awal pemgobatan justru memperkecil ekskresi zat-zat penting
urin (dengan mengurangi laju filtrasi glomerulus) sehingga akan
memperburuk insufisiensi ginjal. Fungsi utama diuretik adalah untuk
memobilisasi cairan udema, yang berarti mengubah keseimbangan cairan
sedemikian rupa sehingga cairan ekstrasel kembali menjadi normal.
Urin diekskresikan oleh ginja. Unit fungsional dari ginjal adalah
neufron, yang terdiri dari glomerulus, tubulus proksimalis dan distalis, loop
of henle dan saluran pengumpul.. Diuretika mempengaruhi tiga proses
fisiologis dalam pengangkutan elektrolit, yaitu pada filtrasi glomerulus ,
absorpsi kembali ditubulus atau loop of henle dan sekresi ditubulus.
I.2
Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
diuretik.
Mengetahui dan memahami Hubungan Kuantitatif Struktur dan
Aktivitas (HKSA) obat diuretik.
I.3
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Diuretika
Diuretika adalah senyawa yang dapat meningkatkan volume urin.
Diuretika bekerja terutama dengan meningkatkan ekskresi ion-ion Na +, Cl-,
HCO3-, yang merupakan elektrolit utama dalam cairan luar sel. Diuretika
juga menurunkan absorbsi kembali elektrolit di tubulus renalis dengan
melibatkan proses pengangkutan aktif. Diuretika terutama digunakan untuk
mengurangi sembab (edema) yang disebabkan oleh meningkatnyajumlah
cairan luar sel, pada keadaan yang berhubungan kegagalan jantung
kongestif, kegagalan ginjal, oligourik, sirosis hepatik, keracunan kehamilan,
glaukoma, hiperkalsemi, diabetes insipidus dan sembab yang disebabkan
oleh penggunaan jangka panjang kortikosterpoidatau estrogen. Diuretika
juga digunakan sebagai penunjang pada pengobatan hipertensi.
II.2 Kelompok Pembagian Diuretika
Berdasarkan efek yang dihasilkan diuretika dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu :
1.
Diuretika
yang
hanya
meningkatkan
ekskresi
air
dan
tidak
3.
2.
3.
4.
klopamida.
Diuretik loop. Obat-obat ini berkhasiat kuat dan pesat tetapi agak
singkat (4-6 jam). Banyak digunakan pada keadaan akut, misalnya pada
udema otak dan paru-paru. Memperlihatkan kurva dosis-efek curam,
artinya bila dosis dinaikkan efeknya senantiasa bertambah. Contoh :
furosemida, bumetanida dan etakrinat.
5.
6.
7.
magnesium dihambat.
Diuretik merkuri organik.
Diuretik pembentukan asam. Diuretika pembentuk asam adalah
senyawa anorganik yang dapat menyebabkan urin bersifat asam dan
mempunyai efek diuretik. Senyawa golongan ini efek diuretiknya lemah
dan menimbulkan asidosis hiperkloremik sistemik. Efek samping yang
ditimbulkan antara lain iritasi lambung, penurunan nafsu makan, mual,
asidosis dan ketidaknormalan fungsi ginjal. Contoh : amonium klorida,
amonium nitrat dan kalsium klorida.
2.
thiazida
dan
klortalidon
bekerja
di
empat
ini
Pemberian
diuretik
jenis
potassium-sparing
akan
dapat
menyebabkan
gangguan
toleransi
glukosa
e. Hipokalsemia
Diuretik loop menyebabkan hipokalsemi akibat peningkatan ekskresi
kalsium melalui urin.
7. Toksisitas
nefropati hipokalemi.
Diuretik loop terutama furosemid dapat menyebabkan ototoksisiti.
Lebih nyata lagi bila ada gagal ginjal.
Diuretika Osmotik
Diuretika osmotik adalah senyawa yang dapat meningkatkan
ekskresi urin dengan mekanisme kerja berdasarkan perbedaan tekanan
osmosa. Diuretika osmotik mempunyai berat molekul rendah, dalam
tubuh tidak mengalami metabolisme, secara pasif disaring melalui kapsul
bowman ginjal, dan tidak diabsorbsi kembali oleh tubulus renalis. Bila
diberikan dalam dosis besar atau lerutan pekat akan menarik air dan
elektrolit ketubulus renalis, yang disebabkan oleh adanya perbedaan
tekanan osmosa, sehingga terjadi diuresis.
Diuretika osmotik adalah natriuretik, dapat meningkatkan ekskresi
natrium dan air. Efek samping diuretika osmotik antara lain adalah
gangguan keseimbangan elektrolit, dehidrasi, mata kabur, nyeri kepala
dan takikardia. Contohnya : manitol, glukosa, sukrosa dan urea.
Manitol adalah diuresis osmotik yang digunakan untuk mengatasi
berbagai keadaan sembab apabila turunan tiazida sudah tidak efektif lagi.
Manitol juga digunakan sebagai bahan diagnostik untuk mengukur
kecepatan filtrasi glomerulus. Dosis diuretika : 50-200 g/hari, diberikan
melalui infus IV 200 mg/Kg BB denngan kadar 15-25%.
Selain itu kelebihan ion Cl- dalam urin akan meningkatkan ion Na+
membentuk garam NaCl dan kemudian diekskresikan bersama-sama
dengan sejumlah ekivalen air dan terjadi diuresis.
Penggunaan amonium klorida dalam sediaan tunggal kurang efektif
karena setelah 1-2 hari, tubuh (ginjal) mengadakan kompensasi dengan
memproduksi amonia, yang akan menetralkan kelebihan asam,
membentuk NH4+ , yang segera berinteraksi denagn ion Cl - membentuk
NH4Cl dan kemudian diekskresikan, sehingga efek diuretiknya akan
menurun secara drastis. Oleh karena itu di klinik biasanya digunakan
bersama-sama denga diuretika lain, seperti turunan merkuri organik.
Dosis oral untuk diuretik : 1-1,5 g 4 dd.
NH4Cl lebih sering digunakan sebagai ekspektoran dalam
campuran obat batuk, karena dapat meningkatkan sekresi cairan saluran
napas sehingga mudah dikeluarkan.
merkuri
organik
adalah
saluretik
karena
dapat
menghambat absorpsi kembali ion-ion Na+, Cl- dan air. Absorpsi pada
saluran cerna rendah dan menimbulkan iritasi lambung sehingga pada
umumnya diberikan secara parenteral.
lain
keseimbangan
tidak
menimbulkan
elektrolit
dan
tidak
hipokalemi,
tidak
mempengaruhi
mengubah
metabolisme
karbohidrat dan asam urat. Efek iritasi setempat besar dan menimbulkan
nekrosis jaringan. Diuretika merkuri organik menimbulkan reaksi
sistemik yang berat sehingga sekarang jarang digunakan sebagai obat
diuretik.
Mekanisme kerja
Diuretika merkuri organik mengandung ion merkuri, yang dapat
berinteraksi dengan gugus SH enzim ginjal (Na, K-dependent ATP-ase)
yang berperan pada produksi energi yang diperlukan untuk absorpsi
kembali elektrolit dalam membran tubulus, sehingga enzim menjadi tidak
aktif. Akibatnya absorpsi kembali ion-ion Na+dan Cl- ditubulus menurun,
kemudian dikeluarkan bersama-sama dengan sejumlah ekivalen air
sehingga terjadi efek diuresis.
Mekanisme kerja diuretika merkuri organik dengan gugus SH
enzim dijelaskan sebagai berikut :
Keterangan :
Tabel I
tertinggal,
bersama-sama
dengan
HCO3-dan
air,
akan
hipotesis
telah
dikemukakan
untuk
menjelaskan
tipe
kompetitif.
Hipotesis
pembentukan
kompleks
dan
Gamba
r 3. Pembentukan kompeks dan penghambatan enzim karbonik anhidrase
pada sisi aktif melalui ikatan hidrogen.
2. Yonezawa dan kawan-kawan mengemukakan bahwa adanya atom
nitrogen pada gugus sulfonamida yang bersifat sangat nukleofil dapat
bereaksi dengan karbonik anhidrase dan menghambat kerja enzim.
Hubungan struktur-aktivitas
1. Yang berperan terhadap aktivitas diuretika penghambat karbonik
anhidrase adalah gugus sulfamil bebas. Mono dan disubstitusi pada
gugus
sulfamil
akan
menghilangkan
aktivitas
diuretik
karena
dan
hidralazin,
untuk
pengobatan
hipertensi
karena
kelarutan
senyawa
dalam
lemak
sehingga
(xipamid),
turunan
benzhidrazid
(klopamid
dan
Keterangan :
*) : potensi dibandingkan dengan aktivitas meralurid (=1)
-) : tidak ada data penelitian
(Disadur dari foye WO, Ed, principles of medicinal chemistry, 3rd ed,
philadelphia :lea d febiger, 1989,hal 406-407, dengan modifikasi )
Dari Tabel 4. terlihat bahwa tidak ada korelasi yang bermakna
antara potebsi naturetik oral dengan aktivitas penghambat karbonik
anhidrase, yang dapat dilihat dari dosis penggunaan.
Contoh :
1. Hidroklorotiazid (H.C.T), merupakan obat pilihan untuk mengontrol
sembab jantung dan sembab yang berhubungan dengan penggunaan
kartikosteroid atau hormon estrogen. Hidriklorotiazid juga digunakan
untuk mrngontrol hipertensi ringan, kadang-kadang dikombinasi
dengan obat antihipertensi, seperti reserpindan hidralazin (ser-Ap-Es)
atau-bloker,seperti asebutolol(sectrazide).Awal kerja obat terjadi 2
jam setelah pemberiaan secara oral, kadar plasma tertinggi dicapai
2. Antagonis Aldosteron
Contoh : spironolakton
Aldesteron, adalah mineralkortikoid yang dikeluarkan olek
korteksadrenalismerupakan senyawa yang aktif untuk menahan
elektrolit, dapat meningkatkan absorbsi kembali ion Na + dan Cl- serta
eksresi ion K+ dalam saluran pengumpul.
Contoh;
Diuretik Loop
Diuretik loop merupakan senyawa saluretik yang sangat kuat,
aktivitas jauh lebih besar dibandingakann turunan tiazida dan senyawa
saluretik lain. Turunan ini dapat memblok penggankutan aktif NaCl pada
loop henle sehingga menurunkan absorbsi kembali NaCl dan
meningkatkan ekskresi NaCl lebih dari 25 %
Mekanisme kerja
Model kerja diuretik loop pada tingkat molekul belum diketahui
secara pasti, tetapi ada tiga hipotesis yang kemungkinan dapat digunakan
untuk menjelaskan model kerja tersebut, yaitu:
1. Penghambatan enzim Na +K +ATP ase
2. Penghambat atau pemindahan siklik AMP,
3. Penghambat glikolisis
Diuretik loop menimbulkan efek samping yang cukup serius,
seperti hiperurisemi, hiperglikemia, hipotesis, hipokalemi, hipokloremik
alkalosis, kelainan hematologis dan dehidrasi. Biasanya digunakan untuk
pengobatan sembab paru yang akut, sebab karna kelainan jantung, ginjal
atau hati, sembab karena keracunan kehamilan, sebab otak dan untuk
pengobatan hipertensi ringan. Untuk pengobatan hipertensi yang cukupan
dan berat biasanya dikombinasi dengan obat antihipertensi seperti L-metildopa.
Struktur kimia golongan ini Bervariasi dan secara umumdapat
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu turunan asam fenoksiasetat dan
turunan sulfonomida.
Struktur umum :
Keterangan :
Penghambat sulfihidril dalam menit untuk 50% reaksi.
Penghambatan ATP- ase dari korteks renalis marmot (in vitro) .
(Dari Sprague (1968), diureticks, dalam Rabinowits dan Myerson, Eds,
Medicinal chemestri, vol, 2. Disadur dari foye WO. Ed , principles of
medicinal chemistry, 3rd ed,Philadelphia: lea dan febiger, 1989, hal 209,
dengan modifikasi).
Pada turunan fenoksiasetat aktivitas optimal dicapai bila:
a. Gugus amino terletak pada posisi 1 cincin benzene.
b. Gugus akriolilsulfihidrilyang reaktif terletak pada posisi para dari
gugus asam oksiasetat.
c. Gugus aktivasi (CH3atau CL) terletak pada posisi 3atau sampai posisi
2 dan 3.
d. Subtituen alkil dari 2 sampai 4 panjang atom C terletak pada posisi a
dari karbonil pada gugus akriloil
e. Atom atom H terletak pada posisi ujung C =C dari gugus akriloil.
Hubungan struktur dan aktivitas
b.
diuretik sampai
BAB III
KESIMPULAN
III.1 Kesimpulan
Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran
kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya
yang menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara tidak
langsung tidak termasuk dalam defenisi ini, misalnya, zat-zat yang
memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin),memperbesar volume
darah (dekstran), atau merintangi sekresi hormon anti diuretik ADH.
Obat-obatan yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran
urine disebut Diuretik. Obat-obat ini merupakan penghambat transpor ion
yang menurunkan reabsorbsi Na+ dan ion lain seperti Cl+ memasuki urine
dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dalam keadaan normal bersamasama air, yang mengangkut secara pasif untuk mempertahankan
keseimbangan osmotic. Perubahan Osmotik dimana dalam tubulus menjadi
menjadi meningkat karena Natrium lebih banyak dalam urine, dan mengikat
air lebih banyak didalam tubulus ginjal. Dan produksi urine menjadi lebih
banyak. Dengan demikian diuretic meningkatkan volume urine dan sering
mengubah PH-nya serta komposisi ion didalam urine dan darah.
Ada beberapa jenis Diuretik, yang sudah dikenal dan sering digunakan
dalam pengobatan klien dengan masalah gangguan cairan dan elektrolit.
Jenis- jenis tersebut adalah diuretik osmotik, diuretik penghambat karbonik
anhidrase ginjal, diuretik derifat tiasid, diuretik loop, diuretik hemat kalium,
diuretik merkuri organik dan diuretik pembentukan asam.
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon diuretik ini.
Pertama, tempat kerja diuretik di ginjal. Diuretik yang bekerja pada daerah
yang reabsorbsi natrium sedikit, akan memberi efek yang lebih kecil bila
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2012,http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/09_MasalahPenggunaanDiure
tika.html.
Mutschler, Ernst. 1991. Dinamika Obat Buku Ajar edisi kelima. Bandung:
Penerbit ITB.
Siswandono et. Bambang S., 2000, Kimia Medisinal, Edisi 2, Airlangga
University Press, Surabaya.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Larasati. 2007. Obat-Obat Penting Edisi Ke Enam
Cetakan Pertama. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Tim Editor. 2007. FARMAKOLOGI DAN TERAPI Edisi 5. Jakarta: Gaya Baru
http://pharmafemme.blogspot.com/2009/06/25/diuretik.html