DOSEN PENGAMPU:
Nama Kelompok I
Kelas DF 2-20 B:
Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat-Nya
sehingga laporan ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar laporan ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut tugas penyusunan laporan praktikum ini :
a.Laporan:
- Clausia Dechika
- Dea Perdana Putri
b.Perhitungan Volume Dosis:
- Annisa Amalia Arasyi
- Bayu Praskoso
c.Pembuatan Sediaan :
- Eka Dosma Siagian
d.Analisis Data:
- Cindy Safitri
- Cintya Vilyana
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan praktikum ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
laporan praktikum ini.
BAB I...................................................................................................... 6
PENDAHULUAN .................................................................................. 6
A. Latar Belakang.....................................................................................4
B. Tujuan Percobaan ............................................................................... 7
BAB II .................................................................................................... 8
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 8
A. Teori Dasar...........................................................................................6
B. Uraian Bahan dan Obat ...................................................................... 9
C. Karakteristik Hewan Coba ................................................................. 8
BAB IV ................................................................................................. 20
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 20
A. Hasil Analisis Data........................................................................... 20
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan IKIFA 4
B. Pembahasan ...................................................................................... 25
BAB V .................................................................................................. 26
KESIMPULAN ..................................................................................... 26
DAFTAR PUSAKA.............................................................................. 28
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mempertahankan homeostatis, ekskresi air dan elektrolit pada asupan
harus melebihi ekskresi karena sebagian dari jumlah air dan elektrolit tersebut akan
diikat dalam tubuh. Jika asupan kurang dari ekskresi maka jumlah zat dalm tubuh
akan ekurang. Kapasitas ginjal untuk mengubah ekskresi natrium sebagai respont
terhadap perubahan asupan natrium akan sangat besar. Hal ini sesuai utuk air dan
kebanyakan elektrolit lainnya seperti klorida, kalium, hidrogen, magnesium dan
fosfat.
B. Tujuan Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Dasar.
Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan
urin.Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya
penambahan volume urin yang diproduksidan yang kedua menujjukan jumlah
pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dalam air.Fungsi utama diuretik adalah
untuk memobilisasi cairan edema, yang berarti mengubah keseimbangan cairan
sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstra sel kembal imenjadi normal
(Departemen Farmakologi dan Terapeutik, 2007).
1. Diuretik osmotik
b) Benzotiadiazid
d) Diuretik kuat
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; mudah larut dalam aseton;
dimetilformamida dan larutan alkali hidroksida.
Mekanisme kerja : bekerja dengan cara menghambat kotransporter luminal Na-K-Cl dari
loop Henle, dengan mengikat ke kanal klorida, sehingga menyebabkan
kehilangan natrium, klorida, dan kalium dalam urin.
: 40-80 mg
Dosis
-dosis percobaan oral -> konversi ke mencit
PROSEDUR PENELITIAN
• Timbangan hewan
• Disposible spuit 1 mL
• Sonde oral mencit
• Kandang metabolisme mencit
• Alat gelas sesuai kebutuhan
• Timer
2. Bahan-bahan :
• Larutan NaCL 3,6 %
• Tablet Furosemid @ 40 mg.
• Tablet HCT @ 25 mg
• Gom 2 %
• Mencit Putih Jantan ( 20 - 25 g )
B. Prosedur Kerja
1. Semua mencit dipuasakan 18 jam
2. Menggunakan kandang bulat ambil 6 mencit untuk tiap meja.
3. Beri nomor mencit pada ekor (kelompok 1:no1-6) , kemudian timbanglah
Gambar spuit N-or dan N-ip (NaCl dan obat B(ml) sama)
No.4 0,60
No.5 0,68
No.2 0,61
No.3 0,65
No.1 0,78
No.6 0,66
1 mL
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan IKIFA 14
Gambar 3.2. Penandaan Volume Spuit.
Perhitungan :
Grup 1 = Fu-oral vs Fu-ip
Sediaan yang tersedia: NaCl 3,6%, Trag 1/2%, Fu 4 mg/12ml.
4. Normal oral
Sediaan tragakan 1/2%
5. Normal i.p
D. Pembuatan Sediaan.
- Eka Dosma Siagian (33219842006)
6. Perhitungan
1. Timbang 1 gram Nacl masukkan beaker glass, tambahkan aquadest sedikit demi sedikit ad 25
ml. Beri Etiket : Nacl 3,6 %.
2. Timbang gom 2 gram masukan kebeaker glass, tambahkan aquadest sedikit demi sedikit ad 50
ml. Beri etiket : Gom 2%.
3. Buat sediaan induk Furosemid : ambil 1 tablet furosemid, gerus ad halus tambahkan gom
sedikit demi sedikit ad 10 ml. Beri etiket : Furosemid 4 mg/ml
4. Ambil sediaan induk sebanyak 4,92 mg, Tambahkan gom sedikit demi sedikit ad 9,78 ml.
Beri Etiket : Fu 4,92mg mg / 14,7 ml
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Data :
A. Hasil
Uji Komparasi Efek Diuretik Furosemid oral - Furosemid ip
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan IKIFA 20
Data memuat 6 perlakuan : Fu40 mg ( F-or dan F-ip ) dan Normal ( N-or dan N-ip ).
Perhitungan:
100
80
60
40
20
0
F-or F-ip N-or N-ip
onset %efek
Gambar 4.1. Diagram atau Grafik Onset dan Persen Efek Diuretik.
Perlakuan 1 2
PERHITUNGAN :
jam ke 1 jam ke 2
B. Pembahasan
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Keempat perlakuan berefek diuretik karena memiliki % efek diuretik lebih besar dibandingkan
3. Onset furosemide 40-oral lebih besar dari furosemide 40-ip, onset N-or lebih besar dari N-ip.
4. Furosemide 40-ip merupakan diuretik kuat , furosemide 40-or merupakan diuretik lemah .
5. Terdapat hubungan positif dosis dengan efek/onset pada Fu 40 oral dan Fu 40 ip.
1. Anonim, Daftar Obat Esensial Nasional. 2008. Jakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
2. Anonim, Farmakope Indonesia edisi III. 1979. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
3. Anonim, Famakope Indonesia edisi IV. 1995. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indoesia.
4. Handoko, T, Suharto, B. Farmakologi dan Terapi edisi IV. 1995. Jakarta : Bag Farmakologi
FKUI Jakarta 5. Pengantar Praktikum Farmakologi