Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH OBAT YANG BEKERJA PADA SISTEM

KARDIOVASKULAR

Kelompok 2

Mata Kuliah: Farmakologi

Dosen Pembimbing: Nur Najikhah, STr.Kep., MKM

HAFIDHATUN NISA 22181109


ERA SURIANTINA 22181112
FISKA AMELIA 22181096
RISKI MULIA 22181114
SITI NAFRAH IFFAH 12181099
BUNGA ADILLA 22181092
MUHAMMAD YUSRA KURNIAWAN 22181082
SRI RAHMA YENI BR SAGALA 22181108
M.AQIL RIZKULLAH 22181106
ARISKA YULIA FITRI 22181098

UNIVERSITAS ABULYATAMA FAKULTAS FIIKES


PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
2022/2023
Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat


rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul “Obat Yang Bekerja
Pada Sistem Kardiovaskular” dapat selesai.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Nur Najikhah, STr.Kep.,


MKM selaku dosen pengampu mata kuliah Mikrobiologi Lingkungan. Berkat
tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan
topik yang diberikan. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih


melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu Kami memohon maaf atas
kesalahan dan ketidak sempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Kami juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan
kesalahan dalam makalah ini.

Aceh Besar, 11 Oktober 2022

Penulis

DAFTAR ISI

ii
DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR

ISI .............................................................................................................. iii

BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................1
1.1 Latar
Belakang ..................................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah .............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan
……………...........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hipertensi......................................................................................................
....2
2.1.1 Pengertian
Antihipertensi..........................................................................2
2.1.2 Klasifikasi Obat Anti
Hipertensi...............................................................3
2.2 Hiperlipidemia................................................................................................
.12
2.2.1 Pengertian
Antihperlipidemia.................................................................13
2.2.2 Klasifikasi
Hiperlipidemi........................................................................13
2.2.3 Penatalaksanaan Terapi
Farmakologi......................................................16

iii
2.3 Aterosklerosis.................................................................................................
.22
2.3.1 Pencegahan dan Penatalaksaan
Aterosklerosis........................................24

BAB III PENUTUP


3.1.
Kesimpulan .......................................................................................................26
3.2.
Saran .................................................................................................................26

DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................................27

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri
dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi
memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan
tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Antihipertensi
merupakan jenis pengobatan baik oral maupun parenteral, yang bertujuan
untuk menurunkan tekanan darah tinggi (Hipertensi). Hiperlipidemia
didefinisikan sebagai terjadinya peningkatan satu atau lebih kolesterol,
fosolipid, atau trigliserida. Hiperlipidemia juga biasanya dikaitkan dengan
meningkatnya total kolesterol dan trigliserida, penurunan HDL, peningkatan
apolipoprotein B, dan peningkatan LDL. Arteriosklerosis merupakan keadaan
pada pembuluh arteri yang mengakibatkan penebalan arteriol dan pengerasan
pada pembuluh darah arteri diakibatkan oleh penumpukan lemak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Hipertensi, Antihipertensi, Hyperlipidemia,
Antihyperlipidemia, Arteriosclerosis?
2. Apa khasiat dan penggunaan obat serta klasifikasi dan efek sampingnya
beserta cara mengatasi ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Hipertensi, Antihipertensi,
Hyperlipidemia, Antihyperlipidemia, Arteriosclerosis.
2. Untuk Mengetahui khasiat dan penggunaan obat serta klasifikasi dan efek
sampingnya beserta cara mengatasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hipertensi
Hipertensi meyajikan satu problem unik dalam terapi. Hipertensi lazimnya
merupakan penyakit seumur hidup penyebab beragam gejala sehingga mencapai
tahap lanjut. Untuk mendapatkan pengobatan efektif, harus digunakan setiap hari
obat yang mungkin mahal dan sering menyebabkan efek samping. Oleh karena
itu, para dokter harus menetapkan dengan pasti bahwa hipertensi adalah menetap,
memerlukan pengobatan dan harus mengeluarkan penyebab hipertensi sekunder
yang dapat dirawat dengan prosedur pembedahan definitif.
Hipertensi menetap, terutama pada orang-orang dengan peningkatan tekanan
darah ringan, harus ditetapkan dengan terjadinya peningkatan tekanan darah pada
paling sedikit pada tiga kali kunjungan yang berbeda. Pemantauan tekanan darah
pada pasien rawat jalan diduga merupakan predictor terbaik terhadap terjadinya
risiko dan, oleh karenanya, dibutuhkan untuk terapi pada hipertensi ringan.
Berikut penjelasan tentang oabat Antihipertensi dan klasifikasi obatnya:

2.1.1 Pengertian Antihipertensi


Anti hipertensi merupakan jenis pengobatan baik oral maupun
parenteral, yang bertujuan untuk menurunkan tekanan darah tinggi
(Hipertensi). Cara mengetahui tinggi tidaknya tekanan darah seseorang
adalah dengan mengetahui terlebih dahulu tekanan darahnya, yaitu dengan
mengambil dua ukuran yang umumnya diukur dengan menggunakan alat
yang disebut dengan tensimeter, kemudian diketahui tekanan darahnya.
Contoh 120/80 mmHg, angka 120 menunjukkan tekanan darah atas
pembuluh arteri dari denyut jantung yang disebut tekanan darah sistolik,
kemudian angka 80 merupakan tekanan darah bawah saat tubuh sedang

2
beristirahat tanpa melakukan aktivitas apapun yang disebut dengan tekanan
darah diastolik.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan peningkatan tekanan
darah sehingga tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik
lebih besar dari 90 mmHg.

2.1.2 Klasifikasi Obat Anti Hipertensi


Berdasarkan aksinya, obat anti hipertensi diklasifikasikan dalam beberapa
jenis, yaitu :
1. Diuretic
Bekerja melalui berbagai mekanisme untuk meningkatkan ekskresi
natrium, air klorida, sehingga dapat menurunkan volume darah dan cairan
ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Antagonis Reseptor
Beta :
a. Furosemide
Nama paten : Cetasix, farsix, furostic, impungsn, kutrix, Lasix, salurix,
uresix.
Sediaan obat : Tablet, capsul, injeksi.
Mekanisme kerja : mengurangi reabsorbsi aktif NaCl dalam lumen tubuli
ke dalam intersitium pada ascending limb of henle.
Indikasi : Edema paru akut, edema yang disebabkan penyakit jantung
kongesti, sirosis hepatis, nefrotik sindrom, hipertensi.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui
Efek samping : pusing. Lesu, kaku otot, hipotensi, mual, diare.
Interaksi obat : indometasin menurunkan efek diuretiknya, efek
ototoksit meningkat bila diberikan bersama aminoglikosid. Tidak boleh
diberikan bersama asam etakrinat. Toksisitas silisilat meningkat bila
diberikan bersamaan.

3
Dosis : Dewasa 40 mg/hr dan Anak 2 – 6 mg/kgBB/hr.

b. HCT (Hydrochlorothiaside)
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : mendeplesi (mengosongkan) simpanan natrium
sehingga volume darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer
menurun.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Didistribusi
keseluruh ruang ekstrasel dan hanya ditimbun dalam jaringan ginjal.
Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema akibat gagal jantung,
cirrhosis hati, gagal ginjal kronis, hipertensi.
Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia, hyponatremia,
hipertensi pada kehamilan.
Dosis : Dewasa 25 – 50 mg/hr dan Anak 0,5 – 1,0 mg/kgBB/12 – 24 jam

2. Antagonis Reseptor- Beta


Bekerja pada reseptor Beta jantung untuk menurunkan kecepatan denyut dan
curah jantung.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Antagonis Reseptor
Beta :
a. Asebutol (Beta bloker)
Nama Paten : sacral, corbutol,sectrazide.
Sediaan obat : tablet, kapsul.
Mekanisme kerja : menghambat efek isoproterenol, menurunkan aktivitas
renin, menurunka outflow simpatetik perifer.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia,feokromositoma,
kardiomiopati obtruktif hipertropi, tirotoksitosis.
Kontraindikasi : gagal jantung, syok kardiogenik, asma, diabetes mellitus,
bradikardia, depresi.

4
Efek samping : mual, kaki tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, lesu
Interaksi obat : memperpanjang keadaan hipoglikemia bila diberi bersama
insulin. Diuretic tiazid meningkatkan kadar trigleserid dan asam urat bila
diberi bersa alkaloid ergot. Depresi nodus AV dan SA meningkat bila
diberikan bersama dengan penghambat kalsium
Dosis : 2 x 200 mg/hr (maksimal 800 mg/hr).

b. Atenolol (Beta bloker)


Nama paten : Betablok, Farnomin, Tenoret, Tenoretic, Tenormin,
internolol.
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : pengurahan curah jantung disertai vasodilatasi perifer,
efek pada reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat
aktivasi adrenoseptor di ginjal.
Indikasi : hipertensi ringan – sedang, aritmia
Kontraindikasi : gangguan konduksi AV, gagal jantung tersembunyi,
bradikardia, syok kardiogenik, anuria, asma, diabetes.
Efek samping : nyeri otot, tangan kaki rasa dingin, lesu, gangguan tidur,
kulit kemerahan, impotensi.
Interaksi obat : efek hipoglikemia diperpanjang bila diberikan bersama
insulin. Diuretik tiazid meningkatkan kadar trigliserid dan asam urat.
Iskemia perifer berat bila diberi bersama alkaloid ergot.
Dosis : 2 x 40 – 80 mg/hr

c. Metoprolol (Beta bloker)


Nama paten : Cardiocel, Lopresor, Seloken, Selozok
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : pengurangan curah jantung yang diikuti vasodilatasi
perifer, efek pada reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin

5
akibat aktivasi adrenoseptor beta 1 di ginjal.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Waktu
paruhnya pendek, dan dapat diberikan beberapa kali sehari.
Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat
perangsangan simpatik, sehingga menurunkan denyut jantung dan
tekanan darah. Penghambat beta dapat menembus barrier plasenta dan
dapat masuk ke ASI.
Indikasi : hipertensi, miokard infard, angina pektoris
Kontraindikasi : bradikardia sinus, blok jantung tingkat II dan III, syok
kardiogenik, gagal jantung tersembunyi
Efek samping : lesu, kaki dan tangan dingin, insomnia, mimpi buruk,
diare
Interaksi obat : reserpine meningkatkan efek antihipertensinya
Dosis : 50 – 100 mg/kg.

d. Propranolol (Beta bloker)


Nama paten : Blokard, Inderal, Prestoral
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : tidak begitu jelas, diduga karena menurunkan curah
jantung, menghambat pelepasan renin di ginjal, menghambat tonus
simpatetik di pusat vasomotor otak.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Waktu
paruhnya pendek, dan dapat diberikan beberapa kali sehari. Sangat mudah
berikatan dengan protein dan akan bersaing dengan obat – obat lain yang
juga sangat mudah berikatan dengan protein.
Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat
perangsangan simpatik, sehingga menurunkan denyut jantung dan
tekanan darah. Penghambat beta dapat menembus barrier plasenta dan
dapat masuk ke ASI.

6
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren, stenosis
subaortik hepertrofi, miokard infark, feokromositoma.
Kontraindikasi : syok kardiogenik, asma bronkial, brikadikardia dan blok
jantung tingkat II dan III, gagal jantung kongestif. Hati – hati pemberian
pada penderita biabetes mellitus, wanita hamil dan menyusui.
Efek samping : bradikardia, insomnia, mual, muntah, bronkospasme,
agranulositosis, depresi.
Interaksi obat : hati – hati bila diberikan bersama dengan reserpine karena
menambah berat hipotensi dan kalsium antagonis karena menimbulkan
penekanan kontraktilitas miokard. Henti jantung dapat terjadi bila
diberikan bersama haloperidol. Fenitoin, fenobarbital, rifampin
meningkatkan kebersihan obat ini. Simetidin menurunkan metabolisme
propranolol. Etanolol menurukan absorbsinya.
Dosis : dosis awal 2 x 40 mg/hr, diteruskan dosis pemeliharaan.

3. Antagonis Reseptor - Alfa


Menghambat reseptor alfa diotot polos vaskuler yang secara normal
berespon terhadap rangsangan simpatis dengan vasokonstriksi.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Kalsium Antagonis:
a. Klonidin (alfa antagonis)
Nama paten : Catapres, dixarit
Sediaan obat : Tablet, injeksi.
Mekanisme kerja : menghambat perangsangan saraf adrenergic di SSP.
Indikasi : hipertensi, migren.
Kontraindikasi : wanita hamil, penderita yang tidak patuh.
Efek samping : mulut kering, pusing mual, muntah, konstipasi.
Interaksi obat : meningkatkan efek antihistamin, andidepresan,
antipsikotik, alcohol. Betabloker meningkatkan efek antihipertensinya.
Dosis : 150 – 300 mg/hr.

7
4. Kalsium Antagonis
Menurunkan kontraksi otot polos jantung dan atau arteri dengan
mengintervensi influks kalsium yang dibutuhkan untuk kontraksi.
Penghambat kalsium memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam
menurunkan denyut jantung. Volume sekuncup dan resistensi perifer.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Kalsium Antagonis:
a. Diltiazem (kalsium antagonis)
Nama paten : Farmabes, Herbeser, Diltikor.
Sediaan obat : Tablet, kapsul
Mekanisme kerja : menghambat asupan, pelepasan atau kerja kalsium
melalui slow cannel calcium.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, MCI, penyakit vaskuler perifer.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui, gagal jantung.
Efek samping : bradikardia, pusing, lelah, edema kaki, gangguan saluran
cerna.
Interaksi obat : menurunkan denyut jantung bila diberikan bersama beta
bloker. Efek terhadap konduksi jantung dipengaruhi bila diberikan
bersama amiodaron dan digoksin. Simotidin meningkatkan efeknya.
Dosis : 3 x 30 mg/hr sebelum makan.

b. Nifedipin (antagonis kalsium)


Nama paten : Adalat, Carvas, Cordalat, Coronipin, Farmalat, Nifecard,
Vasdalat.
Sediaan obat : Tablet, kaplet
Mekanisme kerja : menurunkan resistensi vaskuler perifer, menurunkan
spasme arteri coroner.
Indikasi : hipertensi, angina yang disebabkan vasospasme coroner, gagal
jantung refrakter.

8
Kontraindikasi : gagal jantung berat, stenosis berat, wanita hamil dan
menyusui.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, hipotensi, edema kaki.
Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker menimbulkan hipotensi
berat atau eksaserbasi angina. Meningkatkan digitalis dalam darah.
Meningkatkan waktu protombin bila diberikan bersama antikoagulan.
Simetidin meningkatkan kadarnya dalam plasma.
Dosis : 3 x 10 mg/hr

c. Verapamil (Antagonis kalsium)


Nama paten : Isoptil.
Sediaan obat : Tablet, injeksi.
Mekanisme kerja : menghambat masuknya ion Ca ke dalam sel otot
jantung dan vaskuler sistemik sehingga menyebabkan relaksasi arteri
coroner, dan menurunkan resistensi perifer sehingga menurunkan
penggunaan oksigen.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren.
Kontraindikasi : gangguan ventrikel berat, syok kardiogenik, fibrilasi,
blok jantung tingkat II dan III, hipersensivitas.
Efek samping : konstipasi, mual, hipotensi, sakit kepala, edema, lesu,
dipsnea, bradikardia, kulit kemerahan.
Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker bias menimbulkan efek
negative pada denyut, kondiksi dan kontraktilitas jantung. Meningkatkan
kadar digoksin dalam darah. Pemberian bersama antihipertensi lain
menimbulkan efek hipotensi berat. Meningkatkan kadar karbamazepin,
litium, siklosporin. Rifampin menurunkan efektivitasnya. Perbaikan
kontraklitas jantung bila diberi bersama flekaind dan penurunan tekanan
darah yang berate bila diberi bersama kuinidin. Fenobarbital
nemingkatkan kebersihan obat ini.

9
Dosis : 3 x 80 mg/hr.

5. ACE inhibitor
Berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat enzim
yang diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Hal
ini menurunkan tekanan darah baik secara langsung menurunkan resisitensi
perifer. Dan angiotensin II diperlukan untuk sintesis aldosteron, maupun
dengan meningkatkan pengeluaran netrium melalui urine sehingga volume
plasma dan curah jantung menurun.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori ACE inhibitor:
a. Kaptopril
Nama paten : Capoten.
Sediaan obat : Tablet.
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga
menurunkan angiotensin II yang berakibat menurunnya pelepasan renin
dan aldosterone.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : hipersensivitas, hati – hati pada penderita dengan riwayat
angioedema dan wanita menyusui.
Efek samping : batuk, kulit kemerahan, konstipasi, hipotensi, dyspepsia,
pandangan kabur, myalgia.
Interaksi obat : hipotensi bertambuah bila diberikan bersama diuretika.
Tidak boleh diberikan bersama dengan vasodilator seperti nitrogliserin
atau preparat nitrat lain. Indometasin dan AINS lainnya menurunkan efek
obat ini. Meningkatkan toksisitas litium.
Dosis : 2 – 3 x 25 mg/hr.

b. Lisinopril

10
Nama paten : Zestril.
Sediaan obat : Tablet.
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga
perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II terganggu, mengakibatkan
menurunnya aktivitas vasopressor dan sekresi aldosterone.
Indikasi : hipertensi.
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, wanita hamil,
hipersensivitas.
Efek samping : batuk, pusing, rasa lelah, nyeri sendi, bingung, insomnia,
pusing.
Interaksi obat : efek hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretic.
Indomitasin meningkatkan efektivitasnya. Intoksikasi litium meningkat
bila diberikan bersama.
Dosis : awal 10 mg/hr.

c. Ramipril
Nama paten : Triatec.
Sediaan obat : Tablet.
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga
perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II terganggu, mengakibatkan
menurunnya aktivitas vasopressor dan sekresi aldosterone.
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, hipersensivitas.
Hati – hati pemberian pada wanita hamil dan menyusui.
Efek samping : batuk, pusing, sakit kepala, rasa letih, nyeri perut,
bingung, susah tidur.
Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretika.
Indometasin menurunkan efektivitasnya. Intoksitosis litiumm meningkat.
Dosis : awal 2,5 mg/hr.

11
6. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi
otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini
adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi
dari pemberian obat ini adalah sakit kepala dan pusing.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Vasodilator :
a. Hidralazin
Nama paten : Aproseline.
Sediaan obat : Tablet.
Mekanisme kerja : merelaksasi otot polos arteriol sehingga resistensi
perifer menurun, meningkatkan denyut jantung.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : gagal ginjal, penyakit reumatik jantung.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, gangguan saluran cerna, muka
merah, kulit kemerahan.
Interaksi obat : hipotensi berat terjadi bila diberikan bersama diazodsid.
Dosis : 50 mg/hr, dibagi 2 – 3 dosis.

2.2. Hiperlipidemia
Hiperlipidemia didefinisikan sebagai terjadinya peningkatan satu atau lebih
kolesterol, fosolipid, atau trigliserida. Hiperlipidemia juga biasanya dikaitkn
dengan meningkatnya total kolesterol dan trigliserida, penurunan HDL,
peningkatan apolipoprotein B, dan peningkatan LDL (Dipiro, 2005).
Hiperlipidemia ditandai dengan meningkatnya serum kolesterol total (LC), LDL
(Low Density Lipoprotein), VLDL (Very Low density Lipoprotein), dan
penurunan HDL (High Density Lipoprotein) (Khera dan Aruna, 2012).
Hiperlipidemia sering dikenal juga sebagai hiperlipoproteinemia, karena

12
sebelum mengalami sirkulasi dalam darah, lemak harus berikatan dengan protein
membentuk lipoprotein. Sehingga semakin banyak lemak yang dikonsumsi akan
menyebabkan semakin banyaknya lipoprotein yang terbentuk. Kolesterol dalam
darah akan mengalami sirkulasi dalam bentuk kolesterol LDL dan HDL.
Kolesterol LDL sering disebut kolesterol jahat karena dapat menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah dan mengakibatkan serangan jantung. Sedangkan
HDL dikenal sebagai kolesterol baik karena berfungsi menyapu kolesterol bebas di
pembuluh darah dan mampu mempertahankan kadar trigliserida darah dalam
kisaran normal. Berikut penjelasan tentang obat Antihiperlipidemialemak dan
klasifikasinnya:

2.2.1 Pengertian Antihperlipidemia


Antihiperlipidemia adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar
lipid plasma (Farmakologi dan Terapi ed V. 2007). Antihiperlipidemia
adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipid plasma atau
lemak dalam darah disebutkan, hiperlipidemia bisa dicegah secara Terapi
Farmakologi. Golongan obat-obatan yang dapat mencegah dan mengatasi
kolesterol antara lain, Fibrat, Statin, Niacin, Resin asam empedu dan
Inhibitor Absorbsi kolesterol.
Sedangkan Terapi Non-Farmakologi antara lain adalah diet, aktivitas
fisik, menurunkan berat badan, menghentikan kebiasaan merokok, diet
suplemen (Fitosterol, protein kedelai, manan kaya serat, PUFA Omega 3).

2.2.2 Klasifikasi Hiperlipidemi

Klasifikasi hiperlipidemia yang dikenal adalah klasifikasi Frederickson yang


membagi hiperlipidemia berdasarkan fenotip plasma. Klasifikasi ini
merupakan alat bantu yang penting karena meliput berbagai keadaan
metabolisme. Klasifikasi ini dapat dilihat pada Tabel 2.1.

13
Tabel 2.1. Klasifikasi hiperlipidemia menurut Fredrickson

Peningkatan Utama Dalam


Pola Plasma
Sinonim
Lipoprotein
Lippoprotein Lipid

Tipe I Familial Kilomikron Trigliserida


hiperkilomikronemia

Tipe Iia Familial LDL Kolesterol


hiperkolesterolemia

Tipe Iib Kombinasi Familial LDL dan Kolesterol


hiperkolesterolemia VLDL dan
trigliserida

Tipe III Familial LDL Kolesterol


disbetalipoproteinemia dan
trigliserida

Tipe IV Familial VLDL Kolesterol


hiperprebetalipoproteinemia dan
trigliserida

Tipe V Hipertrigliserida endogen VLDL dan Kolesterol


Kilomikron dan
trigliserida

1. Hiperlipidemia Tipe I
Hiperlipidemia tipe I memperlihatkan hiperkilomikronemia pada waktu
puasa bahkan dengan diet lemak normal dan biasanya disebabkan oleh

14
kekurangan lipoprotein lipase yang dibutuhkan untuk metabolisme
kilomikron dan defisiensi apoprotein CII.
2. Hiperlipidemia Tipe II
Pada hiperlipidemia tipe II ini terjadi peningkatan LDL dan apoprotein B
dengan VLDL kadar normal (tipe IIa) dan kadar VLDL sedikit meningkat
(tipe IIb). Pada individu homozigot gejala timbul sejak masa anak-anak
sedangkan individu heterozigot gelaja kliniknya tidak muncul sebelum
umur 20 tahun.
3. Hiperlipidemia Tipe III
Hiperlipidemia tipe III dikenal dengan nama Familial
Disbetalipoproteinemia, ditandai dengan tingginya kadar kilomikron dan
IDL. Pada tipe ini akan terjadi penimbunan IDL yang disebabkan oleh
blokade parsial dalam metabolisme VLDL menjadi LDL, peningkatan
produksi apoprotein B atau apoprotein E total.
4. Hiperlipidemia Tipe IV
Hiperlipidemia tipe IV terjadi peningkatan kadar VLDL dengan
hipertrigliseridemia, dan merupakan penyakit terbanyak dijumpai d negara
barat. Gejala klinik akan timbul pada usia pertengahan, separuh dari pasien
ini terjadi peningkatan kadar trigliserida pada umur 25 tahun, gejala klinik
xantoma bisanya tidak terjadi.
5. Hiperlipidemia Tipe V
Hiperlipidemia tipe V memperlihatkan terjadinya akumulasi VLDL dan
kilomikron, mungkin disebabkan karena gangguan katabolisme trigliserida
endogen dan eksogen. Karena semua lipoprotein mengandung kolesterol
sehingga kadar kolesterol dapat meningkat jika kadar trigliserida terlalu
tinggi. Pasien dengan tipe ini menunjukkan intoleransi terhadap
karbohidrat dan lemak.

15
2.2.3 Penatalaksanaan Terapi Farmakologi
Beberapa terapi farmakologi yang dipakai untuk terapi hiperlipidemia adalah:

Golongan Mekanisme ESO Monitoring Interaksi Kontra


Obat Kerja Indikasi

Statin Meningkatkan Miopati, Monitoring - Antikoagulan, Absolut :


katabolisme meningkatka clirens niasin, penyakit hati
LDL dan n enzim hati, creatinin imunosupresa aktif atau
menghambat nyeri yang n kronik
sintesisnya abdomen, disebabkan
- Fibrat, Relatif :
sehingga konstipasi, oleh
siklosporin, penggunaan
menurunkan kembung miopati
eritromisin bersama
kadar
kolesterol dengan obat-
- Imunosupresa
darah obatan
n, niasin,
khusus
antikoagulan.
(siklosporin,
- Antasida, antibiotic
digoksin, makrolida,
spironolaktan beberapa
anti jamur,
- Antagonis vit penghambat
k, sitokrom
antihiperlipid p45 (filtrate
emia lain, dan niacin)
siklosforin.
Resin Meningkatkan Gangguan Monitoring Absolut :
(penukar katabolisme GI, asidosis, saluran disbetalipopr
asam LDL, dan hiperkloremi pencernaan oteinemia,
empedu) menurunkan a, konstipasi, TG > 400
absorpsi penurunan mg/dl
kolesterol absorbsi obat
sehingga lain
menyebabkan
penurunan
kadar

16
kolesterol
dalam darah
(penurunan
LDL,
peningkatan
VLDL).

Asam Menurunkan Flushing, Monitoring Heparin Wafarin Absolut :


Nikotinat sintesis LDL Hiperglicemi Gula Darah penyakit hati
dan VLDL, a, kronik,
sehingga Hiperuricemi severe gout.
menurunkan a (gout),
kadar Gangguan GI Relatif :
kolesterol dan bagian atas, Diabete,
trigliserida hepatotoksik hiperuricemi
darah a, peptic
( menurunkan ulcer
LDL dan disease.
VLDL,
meningkatkan
HDL)

Asam Meningkatkan Dispepsia, Monitoring - Antikoagulan Absolut :


Fibrat bersihan batu empedu, cliren severe renal
- Antikoagulan
VLDL, dan miopati, creatinin disease,
oral
menurunkan gangguan GI dan fungsi severe
sintesisnya GI hepatic
- Estrogen dan
sehingga disease
derivatnya
menurunkan
kadar
kolesterol dan
trigliserida
darah
(menurunkan
LDL dan
meningkatkan
HDL)

17
Pengham Menghambat Sakit kepala, Siklosporen, Kerusakan
bat absorpsi nyeri kolestiramin, hati,
absorbsi kolesterol abdomen, fibrat menyusui.
kolestero (menurunkan diare
l LDL)

Lain-lain Meningkatkan Dyspepsia, Paresthesia, Penyakit


bersihan LDL diare, sakit kepala, miokardium
sehingga aritmia, anemia, diare, dan aritmia.
menurunkan angiodema gangguan GI
konsentrasi
kolesterol
darah
(menurunkan
LDL dan HDL)

Nama Dagang Dan Generik Obat Antihiperlipidemia


Beberapa nama generik dan nama dagang obat antihiperlipidemia adalah
sebagai berikut :

No Golongan Nama generic/ Cara pakai Nama Bentuk sediaan


obat dosis lazim dagang

1 Statin Atrovastatin 1 x sehari Lipitor Tablet 10, dan 20 mg


(10-80 mg) dimalam
hari Actalipid Tablet salut selaput 10, 20
sebelum Atofar dan 40 mg
atau
sesudah Atorsan Tablet salut selaput 20 mg
makan
Atorwin Tablet salut selaput 10, 20
Debostin mg

Removchol Tablet salut selaput 20 dan


40 mg

Stator Tablet salut selaput 10 dan

18
20 mg

Stavinor Tablet salut selaput 10, 20


dan 40 mg

Truvas Tablet salut selaput 10 dan


20 mg

Lovastatin 1 x sehari Belvas


(20-80 mg) sebelum
atau Justin Tablet 20 mg
sesudah Vastachol
makan
Cholvastin
Tablet 20 mg
Lotyn

Lovatrol Tablet bersalut 20 mg

Fluvastatin 2 kali Leschol Kapsul 40 mg


(20-80 mg) sehari 80
mg

Simvastatin 1x sehari Cholestat Tablet salut selaput 10, 20


(20-80 mg) malam mg
hari
Detrovel Tablet 10 mg

Ethicol Tablet salut enteric 10 mg

Liponorm

Normofat Tablet 5, dan 10 mg

Sinova

Lesvatin
Tablet salut selaput 10 mg
Mersivas

Norpid Tablet salut selaput 10,

19
dan 20 mg

Phalol Tablet salut selaput 10 mg

Rechol Tablet salut selaput 5, 10


dan 20 mg.

Rocoz Kapsul salut selaput 10


mg.

Selvim Kapsul 10 mg, tablet salut


selaput 20 mg.

Simbado Tablet 5 dan 10 mg

Simchol Tablet salut selaput 10 mg

Sintrol Tablet 10 mg

Statkoles Kapsul salut selaput 5, 10


mg

Stimpid Tablet 10 mg

Valemia Tablet salut selaput 5 dan


10 mg

Pravastatin 1x sehari Pravachol Tablet 10 dan 20 mg


(20-40 mg) di malam
hari Mevalotin Tablet 5 dan 10 mg

Cholespar Tablet 10, 20 dan 40 mg

Koleskol Tablet 100 mg

Novales
Tablet 10 dan 20 mg
Novosta

Pravinat Kapsul 10 dan 20 mg

2 Asam fibrat Gemfibrozil 2x sehari Lopid Kapsul atau tablet 300,

20
‘ (600 mg) 1 atau 2 450, 600, dan 900 mg
jam
sebelum Lipidan Kapsul atau kaplet 300,
makan dan 600 mg

Lapibroz Kapsul 300, dan 600 mg

Hypofil Kapsul 300 mg

Detrichol Kapsul salut selaput 300


mg

Lipitrop Kapsul 600 mg

Lipres Kapsul 300 mg

Renabrazin Kapsul 600 mg

Zenibroz Kapsul salut selaput 450


mg

Fenofibrat (200 1x sehari Evothyl


mg) sesudah
makan Hipolid Kapsul 100, dan 300 mg

Hyperchol

Cholecaps Kapsul 200 mg

Fibramet Kapsul 300 mg

Hicholfen
Kapsul 100, dan 300 mg
Lipanthyl

Profibrat
Kapsul 300 mg
Trichol

Zumafib
Kapsul 100 dan 300 mg
Trolip

Bezafibrat 3x sehari Bezalip Tablet 200 mg

21
(200-600 mg) 1 tablet
sesudah
makan Decrilip

Klofibrat Arterol Kapsul 250, dan 500 mg

3 Asam Niasin (1-2 gr) 3x sehari Niaspan Tablet lepas lambat 375,
Nikotinat sesudah 500, 750, dan 1000 mg
makan

4 Resin Kholestiramin 1-2 kali Suspense oral


(4 gr) sehari.
Tidak
boleh
lebih dari
24 gr per
hari.

Kolestipol (1-2 2x sehari Tablet 1 gr


gr) 1 tablet

Kolesevelam 2x sehari
(2gr) 1 tablet

2.2 Aterosklerosis
Arteriosklerosis merupakan keadaan pada pembuluh arteri yang
mengakibatkan penebalan arteriol dan pengerasan pada pembuluh darah arteri
diakibatkan oleh penumpukan lemak. Aterosklerosis merupakan jenis yang penting
dari arteriosklerosis, istilah aterosklerosis merupakan sinonim dari arteriosklerosis.
Aterosklerosis juga dikenal sebagai penyakit Vaskuler arteriosclerotic atau
ASVD berasal dari bahasa Yunani: athero (yang berarti bubur atau pasta) dan
sklerosis (indurasi dan pengerasan). Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah
suatu keadaan arteri besar dan kecil yang ditandai oleh deposit substansi berupa
endapan lemak, trombosit, makrofag, leukosit, kolesterol, produk sampah seluler,

22
kalsium dan berbagai substansi lainnya yang terbentuk di dalam lapisan arteri di
seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika media.
Sistem kardiovaskuler bekerja secara terus-menerus dan pada kebanyakan
kasus, secara efisien. Tapi masalah dapat muncul ketika aliran darah berkurang atau
tersumbat. Bila pembuluh darah ke jantung tersumbat total, jantung tidak
mendapatkan oksigen secara cukup dan suatu serangan jantung dapat terjadi. Hal ini
dapat berakibat fatal, dan pada kenyataannya, menghasilkan jumlah jutaan kematian
setiap tahun, membuat penyakit kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian di
Amerika Serikat. Penyakit jantung dapat bersiklus fatal, karena pembuluh darah
terbatas, tidak hanya dapat merusak jantung, tapi juga membuatnya bekerja lebih
keras untuk memompa darah melalui sistem sirkulasi. Lagipula, kerusakan jantung
menjadikan jantung kurang efisien dan harus bekerja walaupun dengan keras untuk
tetap melanjutkan suplai oksigen ke seluruh tubuh. Dari waktu ke waktu, penyakit
jantung memimpin masalah utama penglibatan jantung, paru-paru, ginjal, dan
segera keseluruhan sistem, sebab setiap organ dalam tubuh mempercayakan
kecukupan oksigen dan nutrisinya pada jantung. Secara khusus, sumbatan yang
menyebabkan masalah dibentuk oleh suatu pertumbuhan lekatan yang dikenal
sebagai plak aterosklerotik.
Timbul berbagai pendapat yang saling berlawanan sehubungan dengan
patogenesis aterosklerosis pembuluh koroner. Namun perubahan patologis yang
terjadi pada pembuluh yang mengalami kerusakan dapat diringkaskan sebagai
berikut:
 Dalam tunika intima timbul endapan lemak dalam jumlah kecil yang
tampak bagaikan garis lemak.
 Penimbunan lemak, terutama betalipoprotein yang mengandung banyak
kolesterol pada tunika intima dan tunika media bagian dalam.
 Lesi yang diliputi oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak fibrosis.

23
 Timbul ateroma atau kompleks plak aterosklerotik yang terdiri dari
lemak, jaringan fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler dan kapiler.
 Perubahan degeneratif dinding arteria.

Aterosklerotik dimulai dengan adanya kerusakan endotel, adapun penyebabnya


antara lain adalah:

 Peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah


 Tekanan darah yang tinggi
 Tembakau
 Diabetes

Berikut penjelasan obat Antihipelipedemia dan klasifikasinya:

2.3.1 Pencegahan dan Penatalaksaan Aterosklerosis


Sebelum menjadi penyakit vaskuler yang serius, ada beberapa
tindakan penting yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
aterosklerosis. Hal tersebut ialah:
Bertahan dengan berat badan yang ideal, beraktivitas fisik secara aktif,
Konsumsi bahan makanan yang mengandung lemak tak jenuh dan
sedikit kolesterol
Mengontrol hipertesi dengan melakukan diet yang sehat serta aktivitas
fisik yang rutin bila perlu ditambah dengan obat-obatan anti hipertensi
Mengontrol kadar gula darah dengan cara yang sama
Menghindari rokok
Pada dasarnya penatalaksanaan aterosklerosis dapat dibagi menjadi 2 yaitu
terapi secara non medikamentosa. Terapi secara non medika mentosa
bertumpu pada perubahan gaya hidup serta ditambah dengan diet yang
mengandung tinggi antioksidan. Hal tersebut bertujuan untuk menahan
terbentuknya radikal bebas yang berlebihan didalam tubuh.

24
Untuk terapi medikamentosa ada dua cara yang dapat digunakan yaitu
dengan menurunkan kadar kolesterol LDL dan dengan memberikan obat-
obatan anti inflamasi. Ada beberapa obat yang dapat diberikan berkaitan
dengan mekanismenya untuk menghambat terbentuknya kolesterol LDL yaitu:
a. Statin merupakan obat pilihan utama untuk menurunkan kadar kolesterol
LDL. Statin dapat menurunkan kadar LDL lebih dari 55% dan trigliserida
(TG) lebih dari 30%, dengan demikian diharapkan menaikkan kadar HDL
lebih dari 15%. Target terapi harus sudah tercapai dalam 6 minggu. Dapat
terjadi efek samping liver namun jarang terjadi, sebaiknya tetap dikontrol
fungsi liver pada pasien.
b. Fibrat merupakan obat kombinasi yang paling efektif untuk menurunkan
kadar TG yang terlampau tinggi. Obat ini bisa sebagai obat tambahan jika
setelah penggunaan statin TG masih tetap tinggi. Efek samping yang
sering muncul yaitu pada gastroinstestinal serta batu empedu. Obat ini
mudah berinteraksi dengan obat lain sehingga penggunannya dapat
diganti dengan fenofibrat yang cenderung lebih kecil interaksi dengan
obat lain.
c. Niasin (asam nikotinat) adalah salah satu pilihan lain dari obat penurun
kolesterol. Niasin dapat menurunkan TG maupun LDL lebih dari 25%.
Niasin dapat diminum tunggal ataupun sebagai kombinasi dengan statin
untuk pasien dengan dislipedimia aterogenik. Efek samping berupa
kemerahan dimuka (flushing) dan di badan, juga terdapat efek samping
Gastrointestinal. Dengan meningkatkan dosis secara perlahan akan
mengurangi efek samping tersebut.
d. Bile acid squestrant bekerja di intestinum meningkatkan asam empedu
dan tidak di absorbsi. Obat ini aman untuk anak-anak, wanita hamil dan
menyusui. Obat ini tidak dianjurkan untuk pasien yang memiliki kadar

25
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Obat antihipertensi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan
darah tingggi hingga mencapai tekanan darah normal. Semua obat antihipertensi
bekerja pada satu atau lebih tempat kontrol anatomis dan efek tersebut terjadi
dengan mempengaruhi mekanisme normal regulasi TD. Pengobatan Farmakologis
yaitu Diuretik, Antagonis, Reseptor- Beta, Antagonis Reseptor-Alfa, Kalsium
Antagonis, ACE inhibitor, Vasodilator.

Hiperlipidemia didefinisikan sebagai penyakit yang dikarenakan terjadinya


peningkatan satu atau lebih kolesterol , fosolipid, atau trigliserida.Nama generik
obat golongan antihiperlipidemia adalah, yang pertama golongan statin, yaitu
Atrovastatin, simvastatin, provastatin, lovastatin, pravastatin. Kedua golongan
asam nikotinat yaitu niasin. Ketiga, golongan asam fibrat yaitu gemfirozil,
fenofibrat, bazafibrat, klofibrat dan keempat, golongan resin pengikat empedu
yaitu kholesteramin, kolestipol, kolesvelam.

Aterosklerosis adalah pengerasan dan penyempitan arteri yang disebabkan


oleh plak kolesterol yang melapisi arteri dari waktu ke waktu. Ini dapat
membahayakan aliran darah karena arteri jadi tersumbat. Nama obat yang dapat
digunakan seperti Aspirin, Fibrat, Niasin (asam nikotinat), Bile acid squestran.

3.2 Saran
Dari hasil penulisan makalah ini, maka diharapkan mahasiswa dapat
mengetahui pengertian Hipertensi, Antihipertensi, Hyperlipidemia,

26
Antihyperlipidemia, Arteriosclerosis khasiat dan penggunaannya, serta
klasifikasi dan efek sampingnya beserta cara mengatasi obatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Farmakologi FKUI. (2012). Farmakologi dan Terapi (5 th ed.). Badan


Penerbit FKUI.

Depkes RI. (2006). Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi (pp. 12–73).
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik.
https://www.yumpu.com/id/document/view/45263311/pharmaceutical-
care-untuk-penyakit-hipertensi-binfar-depkes

Goodman and Gilman. (2012). Dasar Farmakologi Terapi (D. oleh T. A. B. S. F. I.


Joel. G. Hardman & Lee E. Limbird, Konsultan Editor Alfred Goodman
Gilman (Ed.); 10th ed.). Penerbit Buku Kedokteran EG Dipiro, Joseph T.,
2005. Pharmacotherapy : A patophysiologic Approach. New York :
McGaraw-Hill.,Page : 429-452.

Khera, Nishu and Aruna Bhatria. 2012. Antihyperlipidemic Activity of Woodfordia


fruticosa Extract in High Cholesterol Diet Fed Mice. International
Journal and Phytopharmacology Research. Vol. 2 No.3. 211-215.

Depkes RI, 2006, Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana


Kesehatan , Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Suyatna, F.D. 2007. Hipolipidemik. Dalam S.G Gunawan, R. Setiabudy, Nafrialdi,


dan Elysabeth (Ed. Ke-5). Farmakologi dan Terapi (hal. 373- 388).
Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia., 374-379.

Adi PR (2014). Pencegahan dan Penatalaksanaan Aterosklerosis. Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam. Ed I. Jakarta:InternaPublishing, pp: 1425-1434

27

Anda mungkin juga menyukai