Oleh :
Donna fitriani
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pelayanan kefarmasian adalah pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
yang berkaitan erat dengan kefarmasian dengan tujuan mencapai hasil yang konkrit guna
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Standar Kefarmasian merupakan tolak ukur yang
berlaku dan digunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam memberikan
pelayanan kefarmasian. ( Permenkes RI no 73 tahun 2016 ).
Sistem penyimpanan obat disusun menurut abjad, dengan memperhatikan kelas persiapan
pengobatan dan perlakuan obat, serta mendistribusikan obat dengan sistem first expired first
out (FEFO) dan first in first out (FIFO) (Permenkes RI No. 73, 2016).
Karena banyaknya kasus obat kadaluarsa, penyimpanan obat penting untuk diperhatikan.
Penyimpanan obat yang tidak tepat dapat menyebabkan pasien menderita penyakit yang tidak
semestinya dengan meminum obat yang rusak. Efek obat yang rusak tidak hanya
mempengaruhi pasien tetapi juga apotek itu sendiri sehingga menimbulkan kerugian baik
materi atau moral. Kerusakan obat dan obat kadaluarsa menyebabkan obat tidak terjaual
dengan maksimal. Hal ini dapat diminimalisir dengan penanganan penyimpanan yang tepat.
Mengutip penelitian Utami (2018) di RSJD RM Soedjarwadi Klaten, masih terdapat obat
kadaluarsa yang tersimpan yang menyebabkan kerugian rumah sakit. Obat-obatan yang telah
melewati tanggal kadaluarsa sangat berbahaya, karena menurunkan manfaat obat dan dapat
menimbulkan efek racun (zat toksik). Hal ini dikarenakan obat tersebut tidak berfungsi
secara maksimal. Padahal, obat-obatan yang belum kadaluarsa dapat menimbulkan efek
negatif, jika mengalami cara penyimpanan yang tidak tepat (utami, 2018).
C .Rumusan masalah
Dari pengamatan yang telah dilakukan penulis, penulis mengambil sampel permasalahan
di apotek Melati selama satu bulan di tahun 2020 dan mengusulkan pertanyaan problematik
sebagai berikut :
D. Tujuan penelitian
E. Manfaat penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat yaitu manfaat secara praktis dan teoritis yaitu :
1. Manfaat praktis
a) Dapat mengusulkan tata kelola penyimpanan atau prosedur bagaimana
penanganan obat jika terjadi kerusakan atau kadaluarsa dan memberi masukan
terkait antisipasinya.
b) Merupakan salah satu sumbanganan pemikiran untuk apotek melati dalam proses
penanganan obat rusak dan kadalursa agar lebih memperhatikan tanggal
kadaluarsa dan kondisi obat.
c) Sebagai kontribusi wawasan tentang bagaimana proses penanganan obat rusak
atau kadaluarsa sesuai dengan kaidah empirik.
2. Manfaat teoritis
Selain manfaat praktis yang disebutkan diatas , penelitian ini juga memiliki
keunggulan secara teoritis artinya untuk memberikan dasar bagi peneliti lain yang
memiliki penelitian sejenis dalam rangka upaya peningkatan kemampuan dalam
memecahkan masalah mahasiswa.
BAB 2
TINJUAN PUSTAKA
Penyimpanan obat adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk melindungi obat
yang disimpan dari risiko kehilangan, kerusakan , pencurian dan cacat fisik yang dapat
mempengaruhi mutu obat .
Tujuan penyimpanan obat adalah untuk menjaga mutu dan stabilitas obat menjaga obat-
obatan, keamanan, ketersediaan Penggunaan obat yang tidak bertanggung jawab. Menurut
PERMENKESRI Ada edisi ke-72 tahun 2016 untuk memastian ketersediaan obat itu ada .
Ada beberapa sistem atau tata cara penyimpanan obat yang di terapkan di apotek ,
instalasi farmasi dan gudang farmasi diantaranya :
a. FIFO dan FEFO
Fifo ( first in first out ) yang artinya barang yang sudah datang dahulu maka
dikeluarkan pertama dan fefo ( first expired first out) adalah barang yang sudah lama
kadaluarsa dikeluarkan lebih dulu .
b. Sesuai abjad
Metode ini bertujuan untuk mempermudah pengambilan obat dan harus sesuai
dengan bentuk sediaan .
c. Berdasarkan generik dan non generik
Generik dan non-generik diurutkan berdasarkan abjad dan dalam bentuk sediaan
untuk memudahkan asupan obat generik dan non-generik
d. Menurut kelas obat
Obat-obat ini dikelompokkan berdasarkan khasiat dan indikasinya. Misalnya
golongan antibiotik dikelompokkan dengan golongan antibiotik.
e. Berdasarkan bentuk sediaan
Obat yang memiliki kesamaan bentuk sediaan disimpan secara bersamaan di atas
rak.
Menurut permenkes No. 3 tahun 2015 narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman , baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran , hilang rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri ,
dan dapat menimbulkan ketergantungan . Psikotropika adalah zat atau obat atau bukan
narkotika, baik alamiah atau sintetis berkhasiat psikoatif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada katifitas mental dan
perilaku .
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriftif yang menggunakan metode
pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif . dengan tujuan untuk mengetahui
secara jelas bagaimana mendalam tentang penyimpanan obat di apotek melati 2020 .
B. Lokasi dan waktu penelitian
1) Lokasi penelitian
Penelitian ini penulis lakukan di apotek melati yang berlokasi di jalan rajadesa
ciamis jawa barat dengan pertimbangan kurang optimalnya penyimpanan obat
di apotek melati .
2) Waktu penelitian
Penelitian ini dimulai pada saat penulis melakukan kegiatan PKL ( praktik
kerja lapangan ) pada saat sekolah dengan survei pendahuluam pada bulan
agustus 2020 s/d september 2020 .
C. Data dan sumber data
Data ini di peroleh dengan cara penulis melakukan observasi secara langsung pada
saat PKL ( praktik kerja lapangan) pada saat smk yang di lakukan selama 1 bulan
penuh .
D. Pengumpulan data
Data yang di peroleh di dapatkan dari hasil observasi penulis secara langsung di
apotek melati dan melakukan riset langsung tentang evaluasi penyimpanan obat di
apotek dari mulai penataan obat yang baru datang sampai melakukan penyerahan obat
kepada pasien dan dilakukan pembimbingan khusus oleh apoeteker dan tenaga teknis
kefarmasian tersebut .
E. Teknik analisis data
Dengan cara melakukan pencatatan hasil kegiatan sehari – hari yang dilakukan di
penulis di buku catatan khusus yang sudah disiapkan dari pihak sekolah.
DAFTAR PUSTAKA