KAJIAN PUSTAKA
Umumnya jagung manis dapat tumbuh pada hampir semua jenih tanah yang baik
akan drainase, persediaan humus dan pupuk. Kemasaman tanah (pH) optimal berkisar
antara 6,0-6,5. Jagung manis dapat tumbuh baik pada daerah 58 o LU-40o LS dengan
ketinggian sampai 3000 m diatas permukaan laut (dpl). Suhu optimum untuk
pertumbuhannya adalah 21-27o C dan memerlukan curah hujan sebantak 300-600
mm/bln (Syukur dan Rifianto, 2014).
Jagung Manis adalah tanaman herba monokotil, dan tanaman semusim iklim
panas. Tanaman ini berumah satu, dengan bunga jantan tumbuh sebagai perbungaan
ujung (tassel) pada batang utama (poros atau tangkal), dan bunga betina tumbuh
terpisah sebagai perbungaan samping (tongkol) yang berkembang pada ketika daun.
Tanaman ini menghasilkan satu atau beberapa tongkol (Rubatzky dan Yamaguchi,
1998).
Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal, koronal dan akar
udara. Akar-akar seminal merupakan akar-akar radikal atau akar primer ditambah
dengan sejumlah akar-akar lateral yang muncul sebagai akar adventif pada dasar 7
dari buku pertama di atas pangkal batang. Akar-akar seminal ini tumbuh pada saat
biji berkecambah. pertumbuhan akar seminal pada umumnya menuju arah bawah,
berjumlah 3-5 akar atau bervariasi antara 1-13 akar (Rukmana, 1997).
Perbungaan jantan berbentuk malai longgar, yang terdiri dari bulir poros tengah
dan cabang lateral. Poros tengah biasanya memiliki empat baris pasangan bunga atau
lebih. Cabang lateral biasanya terdiri dari dua baris. Setiap pasang bunga terdiri dari
satu bunga duduk (tidak bertangkai) dan satu bunga bertangkai. Ketika bunga jantan
matang, bunga bagian tengah malai tassel mekar (antesis) terlebih dulu, kemudian
berlanjut ke bagian atas dan bawah. Tepung sari keluar dari lubang di ujung kotak
sari. Diperkirakan sekitar 25.000 tepung sari dihasilkan untuk menyerbuki setiap
tangkai putik (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
(3) Umur panen genjah Umur panen merupakan salah satu karakter yang
digunakan untuk mengukur keunggulan suatu varietas. Varietas yang diinginkan
adalah varietas yang memiliki umur panen lebih awal. Umur tanaman berkaitan
dengan lamanya tanaman di lapangan. Umumnya umur panen jagung manis adalah
70-85 HST di dataran menengah dan 60-70 HST di dataran rendah.
(4) Daya simpan lebih lama Jagung manis umumnya dikonsumsi dalam
keadaan segar sehingga harus tersedia dalam keadaan segar setiap saat dan tidak
dapat disimpan dalam waktu relatif lama. Jagung manis biasanya langsung dijual
setelah panen, karena mutu akan turun setelah 2-3 hari disimpan dalam suhu kamar.
Jagung manis unggul mempunyai daya simpan lebih tinggi dan rasa manis tidak cepat
turun selama penyimpanan.
b. Biopestisida
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman
atau tumbuhan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat mengendalikan serangan
hama pada tanaman, mengandung banyak senyawa bioaktif seperti senyawa alkaolid,
terpenoid, fenolik dan juga zat-zat kimia sekunder yang lain. Senyawa bioaktif
tersebut bila kita aplikasikan ketanaman yang terinfeksi Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT), tidak berpengaruh terhadap fotosintesis pertumbuhan ataupun aspek
fisiologis tanaman lainnya, namun berpengaruh terhadap sistem saraf otot,
keseimbangan hormon, reproduksi, perilaku berupa penarik, anti makan dan sistem
pernafasan hama(Setiawati dkk, 2008).
Pestisida nabati merupakan produk alam dari tumbuhan seperti daun, bunga,
buah, biji, kulit, dan batang yang mempunyai kelompok metabolit sekunder atau
senyawa bioaktif. Beberapa tanaman telah diketahui mengandung bahan-bahan kimia
yang dapat membunuh, menarik, atau menolak serangga. Beberapa tumbuhan
menghasilkan racun, ada juga yang mengandung senyawa- senyawa kompleks yang
dapat mengganggu siklus pertumbuhan serangga, sistem pencernaan, atau mengubah
perilaku serangga ( Supriyatin dan Marwoto, 2000).
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Brassicals
Familia : Caricaceae
Genus : Carica
a. Enzim Papain
Enzim papain adalah enzim yang berperan dalam pemecahan jaringan ikat dan
memiliki kapasitas tinggi untuk menghidrolisis protein eksoskeleton dengan cara
memutuskan ikatan peptida dalam protein sehingga protein yang terdapat didalam
tubuh larva akan menjadi terputus. Walaupun dalam dosis yang rendah, dan apabila
enzim papain masuk ke dalam tubuh larva akan menimbulkan reaksi kimia dalam
proses metabolisme tubuh yang dapat menyebabkan terhambatnya hormon
pertumbuhan. Bahkan akibat dari ketidakmampuan larva untuk tumbuh akibatnya
dapat menyebabkan kematian pada larva (Nani dan Dian, 1996).
b. Flavonoid
Flavonoidadalahkelompoksenyawafenolterbesaryang ditemukan di alam
terutama pada jaringan tumbuhan tinggi. Senyawaini merupakan produk metabolik
sekunder yang terjadi dari sel dan terakumulasi dari tubuh tumbuhan sebagai zat
racun (Robinson, 1995).
Menurut Dinata(2008),Flavonoid mempunyai cara kerja yaitu dengan masuk
ke dalam tubuh ulat melalui sistem pernapasan yang kemudian akan menimbulkan
penurunan fungsi syaraf serta kerusakan pada sistem pernapasan dan mengakibatkan
ulat tidak bisa bernapas dan akhirnya mati.
c. Alkaloid
Menurut Harborne (1996) alkaloid umumnya tidak ditemukan pada
gymnospermaae, paku-pakuan, lumut dan tumbuhan rendah lainnya. Alkaloid juga
mampu menghambat pertumbuhan serangga, terutama tiga hormon utama dalam
serangga yaitu hormon otak (brain hormone), hormon edikson, dan hormon
pertumbuhan (juvenile hormone). Tidak berkembangnya hormon tersebut dapat
menyebabkan kegagalan metamorphosis.
d. Saponin
Menurut Marfu’ah (2005) saponin dapat merusak sistem saraf hama, efeknya
nafsu makan hilang. Hal tersebut menyebabkan hama kurang makan dan akhirnya
mati.Saponin terdapat pada seluruh bagian tanaman pepaya seperti akar,daun, batang,
dan bunga. Senyawa aktif pada saponinberkemampuan membentuk busa jika dikocok
dengan air danmenghasilkanrasa pahit yang dapat menurunkan teganganpermukaan
sehingga dapat merusak membran sel serangga.
e. Tanin
Dari semua kandungan yang terdapat di dalam daun papaya, enzim papain
adalah kandungan kimia yang paling banyak terkandung di dalam daun papaya
karena berasal dari getah papaya.
d. Urine Sapi
Komposisi urin ternak dapat berubah jika dalam proses reabsorsi ketika
molekul yang masih dibutuhkan oleh tubuh diserap kembali sehingga cairan yang
tersisa memiliki kandungan urea tinggi. Urea dapat menjadikan sebagai sumber
nitrogen bagi tanaman serta urea dapat memepercepat proses pembentukan pupuk
organik, zat-zat yang sangat komplek di dalam urin akan dipecah oleh mikroba
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Urin merupakan limbah peternakan yang
mengandung auksin dan senyawa nitrogen. Auksin yang terdapat pada urin sapi yaitu
auksin-a (auxentriollic acid) dan auksin-b (Yunita, 2011).
e. Fermentasi
Hama jagung menyerang seluruh fase pertumbuhan tanaman jagung, baik vegetatif
maupun generatif. Hama yang biasa ditemukan pada tanaman jagung adalah lalat
bibit (Atherigona sp.), penggerek batang (Ostrinia furnacalis), penggerek tongkol
(Helicoverpa armigera), pemakan daun (Spodoptera litura), kutu daun (Aphis sp) dan
belalang (Locusta sp.). Hama - hama ini memberikan kontribusi dalam kehilangan
hasil tanaman jagung. Ketersediaan tehnologi penanganan hama ini telah banyak
dilakukan baik oleh Balai Penelitian Tanaman Seralia maupun lembaga-lembaga lain.
Tehnologi penanganannya dapat berupa pemanfaatan agen hayati, pola tanam, kultur
tehnis, varietas resisten, mekanis, dan kimiawi (Adnan, 2009).
2.2 Kerangka Pemikiran
Penggunaan pestisida
yang Ramah
Lingkungan Daun Pepaya
( Carica papaya )
Biopestisida
Pengendalian Hama
Gambar. 2
2.3 Hipotesis
1. Hipotesis Kerja
Penggunaan Biopestisida dari Fermentasi Daun Mimba (Azedirachta indica )
untuk Membasmi Hama pada Tanaman Jagung Manis ( Zea mays L. Saccharata )
2. Hipotesis Statistik