Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

“VISKOSITAS”

Disusun Oleh :
1. Muhammad Tegar Septian 065123015
2. Imam Akbar 065123003
3. Ferdy Hany Tirta Nugraha 065123005

Tanggal Praktikum :
16 November 2023

Asisten Praktikum :
1. M. Nasrudin, S.Si
2. Anggun A Sulis S.Si

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................2
1.2 Tujuan Percobaan......................................................................................................................3
1.3 Dasar Teori...............................................................................................................................3
BAB II ALAT DAN BAHAN............................................................................................................5
2.1 Bahan & Alat.............................................................................................................................5
2.2 Bahan yang digunakan..............................................................................................................5
BAB III METODE PERCOBAAN.....................................................................................................6
BAB IV DATA PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN..................................................7
4.1 Data pengamatan.......................................................................................................................7
4.2 Perhitungan................................................................................................................................8
BAB V PEMBAHASAN..................................................................................................................11
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................................12
5.1 Kesimpulan..............................................................................................................................12
5.2 Saran........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................13

1
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara
molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang
menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu
bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan
bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding
lurus dengan viskositas.
Viskositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan sebagai fluida relatif
terhadap yang lain. Viscositas adalah alasan diperlukannya usaha untuk mendayung perahu melalui
air yang tenang, tetapi juga merupakan suatu alasan mengapa dayung bisa bekerja. Efek viskos
merupakan hasil yang penting dalam pipa aliran darah. Pelumasan bagian dalam mesin fluida
viskos cenderung melekat pada permukaan zat yang bersentuhan dengannya.
Diantara salah satu sifat zat cair adalah kental (viskos) dimana zat cair memiliki kekentalan
yang berbeda-beda materinya, misalnya kekentalan minyak goreng dengan kekentalan oli. Dengan
sifat ini zat cair banyak digunakan dalam dunia otomotif yaitu sebagai pelumas mesin. Telah
diketahui bahwa pelumas yang dibutuhkan tiap-tiap mesin membutuhkan kekentalan yang berbeda-
beda.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan
kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan padatan
tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat
cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya
sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan
hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu
kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah. Mula-mula akan
mengalami percepatan yang dikarenakan gaya beratnya tetapi dengan sifat kekentalan cairan maka
besarnya percepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut kecepatan
bola tetap dan disebut kecepatan terminal. Hambatan-hambatan dinamakan sebagai kekentalan
(viskositas). Akibaat viskositas zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan yang
cukup drastic terhadap kecepatan batu. Aliran viskos, dalam berbagai masalah keteknikan
pengaruh viskositas pada aliran adaalh kecil, dan dengan demikian diabaikan. Cairan kemudian
dinyatakan sebagai tidak kental (invicid) atau seringkali ideal dan diambil sebesar nol. Tetapi jika
istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan. Untuk benda homoogen
yang dicelupkan kedalam zat cair ada tiga kemungkinan yaitu, tenggelam, melayang, dan terapung.
Oleh kaarena itu percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat mengukur viskositas berbagai jenis
zat cair. Karena semakin besar nilai viskositas dari larutan maka tingkat kekentalan larutan tersebut
semakin besar pula.

2
1.2 Tujuan Percobaan
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas
2. Mengetahui macam-macam metode pengukuran viskositas
3. Dapat memahami penerapan hukum Stokes
4. Dapat menentukan viskositas zat cair dengan gaya stokes
1.3 Dasar Teori
Viskositas atau kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-
molekul yang menyusun suatu fluida (fluida itu zat yang dapat mengalir, dalam hal ini zat
cair dan zat gas). Viskositas adalah gaya gesekan internal fluida (internal = dalam). Jadi
molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida
tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya
tarik menarik antara molekul sejenis). Jadi, viskositas adalah kekentalan suatu fluida yang
disebabkan oleh adanya gaya gesekan antara molekul- molekul yang menyusun suatu
fluida.

Benda yang dijatuhkan pada zat cair tanpa kecepatan awal akan mendapatkan percepatan
dengan gaya- gaya yang bekerja

∑ 𝐹 = 𝑊 − 𝐹𝐴−𝐹s = 𝑚𝑎
dengan : W = gaya berat benda

𝐹𝐴= gaya angkat ke atas

𝐹𝑟 = gaya gesek zat cair

Gaya gesek zat cair (gaya gesek Newton) yang dialami oleh benda berbanding lurus
dengan kecepatan. Cairan dalam hal ini disebut cairan Newton. Apabila benda berbentuk
bola, menurut stokes, gaya ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐹𝑟 = 6𝜋Ƞvr
Dengan:
Ƞ= viskositas fluida
R= jari-jari bola
V= kecepatan gerak bola

Gambar 1 Tabung

3
sehingga persamaan matematis berdasarkan hukum Archimedes adalah
𝐹𝑟 = 𝑊 − 𝐹𝐴
𝐹𝑟 = (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 𝑔𝑉𝑏𝑜𝑙𝑎 ) − (𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑔𝑉𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )

dengan mensubtitusikan maka diperoleh,


2 r2 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 −𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )
Ƞ=
9v

untuk ketelitian diperlukan factor koreksi :

Keterangan:
ᶯ = Viskositas
𝑣= kecpatan yang telah dikoreksi
𝑣′= kecepatan berdasarkan pengamat (𝑠/𝑡)
r = Jari-jari benda (m)
R = Jari-jari dalam tabung
L = panjang zat cair dalam tabung g =
Gravitasi bumi (m/s2)
𝜌𝑏= Massa jenis benda (kg/m3)
𝜌𝑓= Massa jenis fluida (kg/m3)

4
BAB II

ALAT DAN BAHAN


2.1 Bahan & Alat
1. Tabung Berisi zat cair
2. Bola-bola dari zat padat
3. Mikrometer sekrup, jangka sorong, dan mistar
4. Thermometer
5. Sendok saringan untuk mengambil bola-bola dari dasar tabung
6. Dua karet gelang yang melingkari
7. Stopwatch
8. Areometer
9. Timbangan torsi dengan batu timbangannya
2.2 Bahan yang digunakan
1. Minyak goreng / Oli
2. Kapas

5
BAB III

METODE PERCOBAAN
Metode dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Ukur diameter tiap-tiap bola memakai mikrometer skrup. Lakukan beberapa kali
pengukuran untuk tiap bola
2. Timbang tiap-tiap bola dengan neraca torsi
3. Catat suhu zat cair sebelum dan sesudah tiap percobaan
4. Ukur rapat massa zat cair sebelum dan sesudah tiap percobaan dengan menggunakan
areometer
5. Tempatkan karet gelang sehingga yang sati kira-kira 5 cm di bawah permukaan zat cair dan
yang lain kira-kira 5 cm di atas dasar tabung
6. Ukurlah jarak jatuh d (jarak kedua karet gelang)
7. Masukkan sendok saringan sampai dasar tabung dan tunggu beberapa saat sampat zat cair
diam
8. Ukurlah waktu jatuh T untuk tiap-tiap bola beberapa kali
9. Ubahlah letak karet gelang sehingga didapatkan d yang lain
10. Ulangi langkah 6, 7 dan 8.

6
BAB IV

DATA PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN


4.1 Data pengamatan

Keadaan Ruangan P(cm) Hg T (° C ) C (%)


Sebelum Percobaan 60 26 7,55%
Sesudah Percobaan 59 27 7,56%
Tabel 1 Suhu dan kelembapan udara

No Bola m(gram) D( cm) r (cm) V b (cm )


3
ρb (g /cm )
3

1 Besar 0,75 1,09 0,54 0,66 1,14


2 Kecil 0,35 0,85 0,42 0,31 1,13
Massa jenis bola

Bola Besar

Tabel 2 Masa jenis bola


No s(cm) t (s ) v (cm/s ) η

1 15 2,42 6,20 6,68

2,42 6,20 6,68

2 20 2,79 7,17 2,13

2,78 7,20 2,12

Jenis zar cair : ρ zat cair : 0,861 gr /cm3

Bola Kecil
No s(cm) t (s ) v (cm/s ) η

Tabel 3 Bola besar

7
1 15 5,23 2,87 5,32

5,24 2,86 5,34

2 20 6,63 3,01 5,07

6,65 3,00 5,08

Jenis zar cair : ρ zat cair : 0,861 gr / cm3

4.2 Perhitungan

1. Masa jenis bola


Bola besar
10 , 9
D = =0,109 cm
100

M = 0,75 gram

Tabel 4 Bola kecil 4 3


Vb = × π ×0 , 54
3

= 0 , 66 cm 3

M 0 , 75 3
e = = =1 , 14 g/cm
V 0 , 66

Bola kecil

8,5
D = =0 , 85 cm
100

M = 0,35 gram

4 3
Vb = × π ×0 , 42
3

= 0 , 31 cm3

M 0 , 35 3
e = = =1 ,13 g /cm
V 0 , 31

2. Bola besar
8
Jenis zar cair : ρ zat cair : 0,861 gr / cm3

 Jarak = 15 cm

Percobaan 1

s 15
V = = =6 ,20 cm/ s
t 2 , 42

2
2× 980 ×0 , 54 × ( 1 , 14−0,861 )
η = =6 , 68
9 ×6 ,20

Percobaan 2

s 15
V = = =6 ,20 cm/ s
t 2 , 42

2
2× 980 ×0 , 54 ×(1 ,14−0,861)
η = =6 , 68
9 ×6 , 20

 Jarak = 20 cm

Percobaan 1

s 20
V = = =7 , 17 cm/s
t 2 , 79

2
2× 980 ×0 , 54 × ( 1 , 14−0,861 )
η = =2 ,13
9 ×7 ,17

Percobaan 2

s 20
V = = =7 , 20 cm/s
t 2 , 78

2
2× 980 ×0 , 54 ×(1 ,14−0,861)
η = =2 ,12
9 ×7 , 20

3. Bola kecil
Jenis zar cair : ρ zat cair : 0,861 gr / cm3

 Jarak = 15 cm
9
Percobaan 1

s 15
V = = =2 , 87 cm/s
t 5 , 25

2
2× 980 ×0 , 42 × ( 1 , 13−0,861 )
η = =5 , 32
9 ×2 , 87

Percobaan 2

s 15
V = = =2, 86 cm/s
t 5 , 24

2
2× 980 ×0 , 42 ×(1 ,13−0,861)
η = =5 , 3
9× 2 ,86

 Jarak = 20 cm

Percobaan 1

s 20
V = = =3 ,01 cm/ s
t 6 ,63

2
2× 980 ×0 , 42 ×(1 ,13−0,861)
η = =5 , 07
9× 3 , 01

Percobaan 2

s 20
V = = =3 ,00 cm/ s
t 6 ,65

2
2× 980 ×0 , 42 ×(1 ,13−0,861)
η = =5 , 08
9× 3 , 00

10
BAB V

PEMBAHASAN
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan
yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-
molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling
gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan
karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas,
viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Bird, 1993).
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida
yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain.
Hal ini bias dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng diatas lanyai yang
permukaannya miring. Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada minyak goreng atau oli.
Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin
kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di dapur, minyak goreng
yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi
suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida rill (rill = nyata).
Fluida rill / nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti air sirup, oli,
asap knalpot, dan lainnya. Fluida rill berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada
dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu kita
dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan fluida
dinamis) (Bird, 1993).

11
Satuan sistem internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah Ns/m 2 = Pa.S (pascal
sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk SI koifisien viskositas adalah dyn.s/cm 2 =
poise (p). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000 p. satuan poise
digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Prancis, almarhum Jean Louis Marie Poiseuille.
1 poise = 1 dyn. s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk zat cair. Jarak
antar molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah molukel itu. Molekul-molekul
itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi
kecepatan fluida atau massanya kecapatan volume tidak mempunyai makna yang tepat sebab
jumlah molekul yang menempati volume tertentu terus menerus berubah (While, 1988).

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dan teori yang diketahui, disimpulkan bahwa
viskositas sangat mempengaruhi kecepatan benda untuk mewati suatu fluida, semakin kental fluida
tersebut, semakin lama waktu yang dibutuhkan benda untuk melewatinya.

5.2 Saran
Pada praktikum kali ini bahan acuan yang digunakan jangan hanya berupa minyak kelapa
tanpa ada bahan perbandingan lainnya ( seperti air, oli, dll) sehingga kami tidak bias melihat
contoh dari perbedaan viskositas pada zat cair secara lansung, maka dari itu diharapkan untuk
praktium selanjutnya hal tersebut diatas bisa diperhatikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Buku penuntun praktikum fisika dasar universitas pakuan


Dogra. 2006. Kimia Fisika dan Soal-Soal. Malang. Universitas Malang
D . Young, Hugh. 2009. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta.
Ginting, Tjurmin. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. LDB UNSRI. Indralaya.
Kanginan, Marthen. 2006. Fisika. Erlangga. Jakarta.
Lutfy, Stokes. 2007. Fisika Dasar I. Erlangga. Jakarta.
Martoharsono, Soemanto. 2006. Biokimia I. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Sarojo, Ganijanti Aby. 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Salemba Teknika. Jakarta.
Sudarjo, Randy. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Universitas Sriwijaya. Inderalaya.

13

Anda mungkin juga menyukai