Anda di halaman 1dari 7

KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

REPETISI UNSUR SIMETRI DAN PERTUMBUHAN


KRISTAL

OLEH:
KELOMPOK 8

1. ZAMHASRI (F1D117026)
2. M. TRI WIDODO (F1D117027)
3. BAIHAQI NASUTION (F1D117028)

PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2018
Operasi Unsur Simteri Pola Perulangan

Type-type operasi yang dapat menghasilkan pola-pola perulangan yang

simetri adalah :

1. Translasi (t) atau sumbu translasi

2. Rotasi (R) atau sumbu rotasi

3. Pencerminan atau bidang cermin (m)

4. Inversi atau titik inversi (i)

Operasi dari keempat unsur diatas bisa berjalan sendiri-sendiri atau

dapat berupa gabungan dari padanya, seperti dapat dibedakan adanya :

1. Kombinasi antara translasi dan rotasi


2. Kombinasi antara translasi dan bidang cermin (m)

3. Kombinasi antara rotasi dan inversi (rotoinversi)

4. Kombinasi antara rotasi dan bidang cermin (rotorefleksi)

Aturan-aturan yang ada dalam operasi ini dikenal sebagai Teori Repetisi.

Gambar 3-2. Pola susunan dua dimensi yang teratur dan random dari bata (a),
notasi dari bata digantikan oleh koma sebagai motif (b).

1. Translasi (t)

Translasi ialahoperasi mentransformasi objek dari suatu temapat ke tempat lain atau
bisa disebut arah yang mengalami pengulangan objek dalam suatu ruang. Translasi
memberikan sifat simetri pada kristal, yan berarti jika sel satuan ditranslasikan dengan vektor
translasi (t) akan diperoleh sel satuan yang sama.
3.2.2. Rotasi (R)

Rotasi ialah garis imajiner dimana dapat berotasi atau biasa disebut sumbu putar.
Hasil dari rotasi bidang harus benar-benar berimpit dengan bentuk awal dari bidang kristal
360°
dan perputaran sebesar 360 derajat.Besar sudut sumbu lipat (n) = , nilai n ditentukan dari
𝑛

banyaknya sudut pengulangan pada saat pengoperasian kristal yang berputar sebesar 360
derajat.

☆ 1 = sumbu lipat satu, dimana perulangan motif bisa diperolen pada

perputaran sumbu lipat sebesar 360°/1 = 360°.

☆ 2 = sumbu lipat dua (diad), perulangan motif bisa diperoleh pada

perputaran sumbu lipat sebesar 360°/2 = 180°.

☆ 3 = sumbu lipat tiga (triad), perulangan motif bisa di peroleh pada

perputaran sumbu lipat sebesar 360°/3 = 120°

☆ 4 = sumbu lipat empat (tetrad), perulangan motif diperoleh pada

perputaran sumbu lipat sebesar 360°/4 = 90°.

☆ 6 = sumbu lipat enam (hexad), perulangan motif diperoleh pada

perputaran sumbu lipat sebesar 360°/6 = 60°.

Sehingga disini jelas tidak dikenal sumbu lipat 5 atau yang lebih besar dan

6, karena perulangan yang dihasilkannya tidak bisa menghasilkan bentuk

polihedral yang tertutup . Sebagai contoh pembahasan disini adalah sumbu lipat

5. Secara grafis bisa dipahami bahwa perulangan motif oleh adanya sumbu lipat 5

tidak bisa menghasilkan kisi-kisi atau jaringan yang rapat, bandingkan dengan

hasil repetisi oleh sumbu lipat 6

3.2.3. Inversi (i)

Inversi ialah kejadian perulangan dari garis imajiner akan tetapi bentuk dari gambar
benda terlihat berlawanan dari aslinya atau biasanya kebalikan dari pencerminan yang terlihat
terbalik dari bidang muka kristal ketika kristal diputar penuh sampai 360°.
Sumber : Anonim,2017
Gambar Inversi

3.2.4. Pencerminan (m)

Pencerminan ialah suatu bidang imajiner/khayal yang memisahkan dua bidang yang
memiliki bentuk sama dalam ukuran dan bentuk arah yang berlawanan. Bentuk bidang khayal
ini haruslah merupakan bidang pencerminan (m) antara satu bidang hablur dengan bidang
lainnya.

Sumber : AdilFajar,2012
Gambar :Pencerminan

2. Operasi Gabungan Unsur Simetri

1. Gabungan antara translasi (t) dengan rotasi (R/n)

Repetisi motif asii yang membentuk motif turunan secara rotasi dan

translasi (Gbr. 3-7). Dalam gambar tersebut motif asli direpetisikan oleh

rotasi dengan n =4 dan translasi sebesar t, maka hasilnya akan membentuk

suatu pola susunan yang berbentuk tiga dimensi.

2. Gabungan antara translasi (t) dan bidang cermin (m)

Repetisi yang dihasilkan oleh gabungan kedua unsur simetri ini bisa

dilihat pada gambar 3-8. Disini terlihat repetisi terjadi dengan translasi

sebesar t, dan pada setiap t/2 motif yang sedang mengalami translasi secara

langsung juga mengalami pencerminan. Bidang yang dapat bertindak sebagai

cermin setelah terlebih dahulu motif mengalami translasi disebut sebagai glide-
plane. Dalam gambar tersebut bsaran t/2 disebut sebagai glide component.

Gabungan antara rotasi (n) dan inversi (i)

Jika terdapat operasi gabungan antara rotasi (n) dan inversi (i), maka

untuk operasi ini disebut roto inversi dan dinotasikan dengan n (dibaca n-

bar), disini harga n bisa 1,2,3,4,6.

Untuk mempermudah ilustrasi dari operasi jenis ini, maka digunakan

pertolongan bangun bola dimana dindingnya digunakan sebagai tempat

kedudukan motif (dalam kuliah sebelumnya cara ini merupakan penerapan

metoda proyeksi bola).

3.3.4. Gabungan antara rotasi dan bidang cermin (n)

Gabungan dari kedua unsur simetri ini disebut juga rotorefleksi.

Secara prinsip operasi dri gabungan ini mempunyai tahapan sama dengan

rotoinversi. Hanya disini motif asli dalam proses repetisi ini diputar dahulu

dengan sumbu rotasi sebesar α = 360°/n, kemudian hasil turunannya akan

dihasilkan setelah direfleksikan. Demikian selanjutnya proses ini dilakukan

hingga turunan terakhirnya berhimpit dengan motif aslinya.

3. Perkembangan dan pertumbuhan kenampakan bentuk luar


Bahwa di samping mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada
situasi permukaan, juga mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk
kristal yang lain, yang masih dalam satu sistem kristalografi, ataupun dalam arti
kembaran dari kristal yang terbentukkemudian.
3.1 Bentuk – bentuk Kristal

1. Bentuk Tunggal
Kristal yang dibatasi oleh bidang-bidang datar. Bidang-bidang kristal dengan bentuk
dan ukuran yang sama. Sering disebut sebagai bentuk dasar.
Contoh:
- 4 bidang kristal → Tetrahedron (111)
- 6 bidang kristal → Hexahedron (100)
- 8 bidang kristal → Oktahedron (111)
- 12 bidang kristal → Tetrahedron (110)
2. Bentuk Kombinasi
Bentuk-bentuk kristal yang terjadi dari penggabungan dua atau lebih bentuk tunggal
yang tidak sama, sehingga pada bentuk tersebut didapatkan dup atau lebih simbol
bidang yang dipakai sebagai simbol bentuk. Bentuk ini hanya terjadi pada sistem kristal
yang sama.
Contoh :
- Kombinasi hexahedron (100) + Octahedron (111)
- Kombinasi Rhomben dodecahedron (110) + Tetrakishexahedron (210)
3. Bentuk Pertumbuhan
Pertumbuhan secara teratur antara dua atau lebih bentuk kristal tunggal atau
kombinasi dari bentuk yang sama, sehingga akan didapatkan unsur-unsur simetri persekutuan
yang sama. Tetapi apabila kumpulan dari bentuk-bentuk tersebut kedudukannya tidak
beraturan maka kumpulan bentuk kristal tersebut disebut kelompok atau kumpulan kristal
(Crystal Aggregate)
Contoh :
- Tetrakishexahedron (210)
- Triakisoktahedron (211
IKATAN KIMIA PADA SUDUT KRISTAL LEBIH KUAT DARIPADA PADA BAGIAN
LAINNYA

 KRISTAL BERKEMBANG
MENGIKUTI ARAH
SUDUT TSB

Anda mungkin juga menyukai