Anda di halaman 1dari 23

1.

SIMETRI DAN POINT GROUP


PENDAHULUAN

Dalam ilmu kimia, simetri merupakan hal penting baik pada tingkat molekular hingga
sistem kristalin. Pemahaman tentang simetri sangat penting dalam pembahasan spektroskopi
molekul, penentuan sifat molekul, klasifikasi serta konstruksi orbital molekul. Fenomena
degeneracy dari orbital molekul juga sangat berhubungan dengan operasi simetri dari sistem
tersebut. Selain itu, operasi simetri juga dapat membantu menyederhanakan kalkulasi kimia
kuantum. Operasi simetri merupakan operasi yang dijalankan pada suatu objek yang
menempatkannya dalam suatu konfigurasi yang tidak dapat dibedakan dari dan diimpitkan
pada konfigurasi aslinya. Hal ini berarti bahwa operasi simetri harus menghasilkan
bentuk/konfigurasi yang sama dengan awalnya. Operasi simetri meliputi unsur simetri rotasi,
refleksi (pencerminan), inversi (pencerminan melalui pusat simetri), dan rotasi yang diikuti
refleksi pada bidang yang tegak lurus dengan sumbu rotasi. Unsur-unsur simetri yang dimiliki
oleh suatu objek nantinya ditandai dengan simbol simetri (Tabel 1).

Tabel 1 Operasi simetri dan unsur simetri

Operasi Simetri Unsur Simetri Simbol


Identitas Seluruh ruang (dimiliki oleh
E
semua objek)
Rotasi dengan 360°/n Sumbu simetri n-kali lipat Cn
Refleksi Bidang cermin σ
Inversi Pusat inversi i
Rotasi dengan 360°/n yang diikuti refleksi pada Sumbu n-kali lipat dari rotasi
Sn
bidang yang tegak lurus dengan sumbu rotasi yang kurang sesuai

*Catatan: S1 = σ dan S2 = i
Untuk kemudahan pemahaman, mari kita ambil contoh molekul air (H 2O). Berdasarkan
aturan VSPER kita mengetahui bahwa bentuk molekul air adalah V (Gambar 1). Secara pasti,
identitas air disimbolkan E. Untuk rotasi, air hanya memiliki satu sumbu rotasi dan pada sumbu
ini air akan memiliki bentuk yang sama saat diputar 180°. Hal ini berarti n untuk simbol Cn
adalah 2 (C2) (Gambar 1 kiri). Selain itu, air dapat memiliki bentuk yang tidak berubah pada
pencerminan vertikal (bidang cermin xz dan yz). Hal ini berarti molekul air juga memiliki
simbol σv (Gambar 1 kanan).

Gambar 1 Operasi simetri molekul air dengan unsur simetri rotasi (kiri) dan refleksi (kanan).

5
Gambar 2 Operasi simetri molekul BF3.

Contoh lainnya kita yang bisa ambil adalah molekul BF3 yang memilliki bentuk molekul
segitiga planar (Gambar 2). Identitas E pasti telah dimiliki BF3. Untuk rotasi, BF3 memiliki 2
sumbu rotasi, yaitu yang akan memiliki bentuk yang sama saat diputar 180° (C2) dan yang akan
memiliki bentuk yang sama saat diputar 120° (C3). Rotasi dengan n paling besar menentukan
sumbu utama, dalam hal ini C3 adalah sumbu utamanya. Untuk refleksi, selain pencerminan
vertikal σv, BF3 juga memiliki pencerminan horizontal (σh) yaitu bidang cermin yang tegak
lurus terhadap sumbu utama. Pencerminan diagonal (σd) dapat kita temui pada molekul XF4
dengan bentuk segiempat planar (Gambar 3 kiri). Pada molekul XF 4, dapat dilihat bahwa
bidang cermin diagonal melewati dan searah dengan sumbu utama (C4) serta memotong dua
sumbu (C2) yang tegak lurus terhadap sumbu utama. Pencerminan diagonal atau dapat disebut
juga dihedral merupakan satu kasus khusus pada pencerminan vertical (σv).

Gambar 3 Contoh operasi yang memberikan σd (kiri) dan inversi (kanan).

Untuk pemahaman operasi inversi i, kita perlu membayangkan bahwa setiap atom
terproyeksikan dalam suatu garis lurus melalui titik tunggal yang berada pada pusat molekul
lalu keluar dengan jarak sama pada sisi lain (Gambar 3 kanan). Operasi ini dapat kita temui
salah satunya pada bentuk oktahedral. Bentuk tetrahedral merupakan contoh bentuk yang
memiliki rotasi taksesuai (Sn). Unsur simetri pada tetrahedral ini akan menghasilkan bentuk
yang sama saat diputar 90° (C4) diikuti dengan pencerminan pada bidang yang tegak lurus
dengan sumbu rotasi C4 (σh) sehingga simetri ini diberi simbol S4. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya bahwa energi orbital molekul berkaitan erat dengan simetri dari orbital molekul
tersebut. Orbital-orbital molekul yang memiliki energi yang sama (degenerate), pasti memiliki
bentuk orbital molekul yang sama namun memiliki orientasi ruang yang berbeda. Orbital-

6
orbital molekul tersebut saling terhubung melalui operasi simetri. Sebagai contoh, pada
Gambar 4 terdapat dua orbital molekul yang berbeda namun berenergi sama (HOMO-1 dan
HOMO-2) yang pada dasarnya memiliki bentuk orbital yang sama tetapi berorientasi ruang
yang berbeda. Apabila kita putar HOMO-1 sebanyak 90º searah jarum jam, kita akan
memperoleh HOMO-2. Hal ini menunjukkan bahwa konstruksi dan klasifikasi orbital molekul
sangat berkaitan dengan operasi simetri.

Gambar 4 Dua orbital molekul dengan energi yang sama HOMO-1 (kiri) dan HOMO-2
(kanan) saling terhubung melalui operasi simetri rotasi 90º.

Jumlah dan sifat dasar unsur simetri dari suatu molekul dapat ditunjukkan oleh point
group. Nama dari point group biasanya merupakan simbol Schoenfiles suatu molekul, seperti
C2, C3v, D3h, D2d, Td, Oh, atau Ih. Point group Td dan Oh dikenal sebagai grup kubus karena
mereka sangat erat kaitannya dengan simetri kubus, sedangkan grup icosahedral Ih merupakan
grup yang khas untuk icosahedron yang memiliki 12 sumbu lima-kali lipat. Grup icosahedral
sangat penting utuk senyawaan boron dan molekul fulerena. Klasifikasi point group pada suatu
molekul dapat menunjukkan perbedaan yang lebih tepat dibandingkan dengan yang didasarkan
pada bentuk molekul. Sebagai contoh, suatu molekul mungkin dapat memiliki bentuk molekul
octahedral, tetapi dapat tidak memiliki point group Oh jika salah satu atom terikatnya dan
panjang ikatannya ke atom pusat berbeda. Penentuan point group dapat dilakukan melalui
skema yang ditampilkan pada Gambar 5.

ALAT

1. AVOGADRO, program visualisasi dan editor molekul, dapat diunduh secara gratis pada
http://avogadro.cc atau program visualisai dan editor molekul lainnya seperti Gabedit,
VMD, IboView dll.
2. Model molekul.

7
Gambar 5 Skema penentuan point group.

8
PROSEDUR

Instalasi Program Orca dan Avogadro

1. Download ORCA dan Avogadro dari Orca Forum https://orcaforum.kofo.mpg.de/


Register terlebih dahulu apabila belum memiliki akun

2. Masuk ke menu Downloads, lalu pilih ORCA 4.2.1 Windows 64bit Installer Version

9
3. Masuk ke menu Downloads, lalu pilih Avogadro (ORCA enhanced version). Pilih yang
versi stabil

4. Setelah selesai download Avogadro dan ORCA, kemudian keduanya bisa diinstal.
Instalasi Avogadro:

10
Instalasi ORCA:

11
5. Setelah instalasi selesai, ORCA bisa dipanggil menggunakan Windows
PowerShell/cmd

6. Buka PowerShell/cmd, kemudian ketik C:\Orca\orca atau langsung ketik ‘Orca’, lalu
enter.

7. Setelah muncul tulisan: “This program requires the name of parameter file as argument.
For example ORCA TEST.INP (artinya Orca perlu file input)
Artinya ORCA telah terinstall dan siap utuk digunakan

12
PROSEDUR

1. Buatlah model molekul untuk senyawa PCl 3 dan PCl5. Tentukan unsur-unsur simetri serta
point group untuk kedua senyawa tersebut.
2. Buatlah model molekul untuk senyawa XeF4. Tunjukkan unsur-unsur simetri rotasi yang
dimiliki oleh senyawa tersebut serta buktikan bahwa memiliki σh.
3. Buatlah model molekul dari senyawa-senyawa di bawah ini, lalu bandingkan unsur-unsur
simetri serta point group-nya. Apakah persamaan dan perbedaan di antara keduanya?
a. CH4, SO2Cl2, dan H2O (buktikan bahwa CH4 memiliki unsur simetri S4).
b. CO2 dan OCS.
c. NH3 dan NHF2.

4. Buatlah model molekul untuk senyawa SF6 dan lihatlah bagaimana senyawa tersebut
memiliki pusat inversi. Selanjutnya, gantilah salah satu atom fluornya dengan atom lain dan
lihat apakah unsur simetri inversi masih ada pada struktur tersebut. Adakah perbedaan point
group di antara keduanya?
5. Buatlah model molekul untuk senyawa cis-N2F2 dan trans-N2F2 dan lihat bagaimana point
group dapat membedakan keduanya.
6. Buatlah model molekul untuk benzena dan sikloheksana serta tentukan unsur simetri dan
point group-nya. Lihatlah juga bagaimana point group dapat membedakan konformasi kursi
dan konformasi perahu pada struktur sikloheksana.
7. Perhatikan struktur icosahedral yang telah dibuat oleh asisten Anda. Analisis unsur-unsur
simetri yang dimilikinya.

PERTANYAAN

1. ………
2. ………
3. ………

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Atkins P, Friedman, R. Molecular Quantum Mechanics, Fourth Edition. Oxford


University Press Inc, New York (2005).
[2]. Miessler GL, Fischer PJ, Tarr DA, Inorganic Chemistry, Fifth Edition. Pearson, Upper
Saddle River, (2014).

13
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
Simetri dan Point Group

Nama : Kelompok :
NIM : Asisten :
Tanggal : PJP :

Data Pengamatan

Senyawa Unsur Simetri Keterangan


PCl3

PCl5

XeF4

CH4

SO2Cl2

H2O

14
CO2

OCS

NH3

NHF2

SF6

SF5X

cis-N2F2

trans-N2F2

15
Benzena

Sikloheksana (kursi)

Sikloheksana (perahu)

Pembahasan
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Jawaban Pertanyaan
1.

2.

3.

16
2. TEORI ORBITAL ATOM DAN ORBITAL MOLEKUL

PENDAHULUAN
Pada akhir abad ke-17, Isaac Newton menemukan hukum mekanika klasik yang
menjelaskan tentang gerak dari benda makroskopis. Namun pada awal abad ke-20, fisikawan
menyadari bahwa mekanika klasik tidak dapat menjelaskan dengan benar perilaku dari partikel
yang berukuran sangat kecil seperti elektron dan inti dari atom dan molekul. Perilaku dari
partikel mikroskopis hanya dapat dijelaskan melalui satu set hukum yang disebut mekanika
kuantum. Dalam mekanika klasik, lokasi dari suatu partikel makroskopis dapat ditentukan,
sehingga pergerakan partikel tersebut dapat digambarkan melalui suatu trayek yang mana
posisi dan momentum partikel tersebut dapat ditentukan secara pasti pada setiap waktu. Akan
tetapi, partikel mikroskopis seperti elektron juga memiliki sifat seperti gelombang yang
cenderung menyebar keseluruh penjuru sehingga keberadaan ataupun lokasinya tidak dapat
ditentukan secara pasti. Oleh karena itu, dalam mekanika kuantum, suatu fungsi gelombang
(wavefunction, Ψ) digunakan untuk mendeskripsikan perilaku dari partikel mikroskopis.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, partikel mikroskopis tidak memiliki trayek atau
orbit yang menggambarkan pergerakannya, maka istilah orbital digunakan sebagai wave-
analogy dari orbit.
Kimia kuantum menggunakan prinsip mekanika kuantum untuk diaplikasikan ke dalam
bidang kimia. Kimia kuantum telah menjadi tumpuan dalam berbagai cabang ilmu kimia.
Sebagai contoh, kimiawan menggunakan kimia kuantum (bersama dengan mekanika statistik)
untuk menghitung sifat-sifat termodinamika (entropi, kapasitas panas, dll.), interpretasi spektra
molekuler, menghitung sifat-sifat molekuler (geometri molekul, momen dipol, energy barriers,
perbedaan energi, dll.) secara teoretis, menginvestigasi mekanisme reaksi kimia (keadaan
transisi, tetapan laju reaksi, dll.), menjelaskan tentang ikatan kimia dan gaya antar molekul, dll.
Kemajuan teknologi komputer yang sangat cepat dan terus dikembangkannya metode-
metode baru, sebagai contoh DFT, dalam bidang kalkulasi molekuler telah membuat kimia
kuantum sebagai sebuah practical tool pada seluruh bidang kimia. Sekarang, telah banyak
perusahaan (program developers) yang menawarkan perangkat lunak kimia kuantum baik
secara berbayar maupun gratis untuk melakukan perhitungan kimia kuantum. “Quantum
mechanics . . . underlies nearly all of modern science and technology. It governs the behavior
of transistors and integrated circuits . . . and is . . . the basis of modern chemistry and biology”
(Stephen Hawking, A Brief History of Time, 1988, Bantam, chap. 4).

Gambar 1 Orbital atom yang digambarkan menggunakan boundary surface.

17
A. ORBITAL ATOM DAN BASIS SET
Fungsi gelombang untuk satu elektron dalam suatu atom disebut orbital atom (∅). Orbital
atom dengan bilangan kuantum l = 0 disebut sebagai orbital s, l = 1 disebut orbital p, l = 2
disebut orbital d, dan l = 3 disebut orbital f. Bentuk dari orbital atom dapat digambarkan melalui
beberapa cara, salah satu cara yang paling sederhana dan umum digunakan adalah dengan
boundary surface, yaitu menggambar permukaan dengan probabilitas konstan yang
mengandung persentase probability density tertentu, umumnya 90%, (Gambar 1). Seperti
layaknya gelombang yang memiliki fase positif dan negatif, fungsi gelombang dari suatu
partikel mikroskopis juga diindikasikan dengan amplitudo bertanda positif dan negatif, atau
dengan mewarnai lobes (cuping) dari orbital dengan warna yang berbeda (e.g. biru dan merah).

Tabel 1 Komponen radial dari fungsi gelombang sistem hidrogenik.

Gambar 2 Fungsi gelombang radial untuk sistem hidrogenik digambarkan sebagai fungsi
radius.

18
Setiap orbital atom yang ditampilkan pada Gambar 1 merupakan representasi dari fungsi
gelombang untuk satu elektron, fungsi tersebut sangat kompleks dan hanya atom hidogenik
(sistem dengan 1 elektron) saja yang dapat diselesaikan secara analitis melalui persamaan
Schrödinger. Untuk sistem dengan elektron lebih dari 1, metode aproksimasi harus
diimplementasikan (hal ini tidak akan dibahas lebih jauh pada materi ini). Fungsi gelombang
tersebut lebih jauh lagi dapat dipisahkan menjadi 2 komponen, komponen radial dan angular.
Fungsi gelombang radial untuk sistem hidrogenik dapat dilihat pada Tabel 1, dan bentuk
fungsinya ditampilkan pada Gambar 2. Sedangkan solusi untuk komponen angularnya disebut
sebagai spherical harmonic. Untuk sistem dengan elektron lebih dari 1, bentuk orbital atomnya
tidak sama dengan orbital atom sistem hidrogenik, hal ini disebabkan oleh tolakan dan korelasi
antar elektron. Sehingga bentuk orbitalnya cenderung lebih meruah dibandingkan Gambar 1,
dan fungsi gelombangnya umumnya diaproksimasi menggunakan fungsi tertentu (e.g. fungsi
Slater). Fungsi Slater cukup baik dalam merepresentasikan fungsi gelombang, seperti yang
dapat dilihat pada Gambar 3 dimana fungsi Slater 1s memiliki pola yang sama dengan fungsi
gelombang radial 1s pada Gambar 2a. Akan tetapi dibutuhkan waktu komputasi yang cukup
lama untuk melakukan operasi integral menggunakan fungsi Slater. Agar mempersingkat
waktu komputasi, fungsi Slater dapat diaproksimasi melalui kombinasi linear dari beberapa
fungsi sederhana (e.g. fungsi Gaussian).
Satu set fungsi yang digunakan untuk membangun orbital atom (∅) melalui kombinasi
linear disebut sebagai fungsi basis (atau basis set). Salah satu basis set yang paling sederhana
dan cepat dalam waktu komputasi adalah tipe STO-3G (Slater Type Orbitals Approximated by
3 Gausian Functions). Secara umum, jumlah fungsi Gaussian yang dapat digunakan bisa
bervariasi, semakin banyak fungsi maka orbital atom yang terbentuk semakin baik, namun
waktu komputasi akan lebih lama. Untuk STO-3G, 3 fungsi Gaussian (G) dengan nilai 𝛼 yang
berbeda-beda digunakan untuk membentuk kombinasi linear dengan jumlah fungsi (M) = 3
sebagai berikut
𝑀 3⁄
2𝛼 4 2
∅ = ∑ 𝑎𝑖 𝐺𝑖 ; 𝐺 = ( ) 𝑒 −𝛼𝑟
𝜋
𝑛=1

Slater
Slater1s
1s

STO-3G

G1
G2
G3

Gambar 3 Beberapa fungsi basis yang dapat digunakan untuk membangun fungsi gelombang
(radial) 1s dari sistem hidrogenik.

19
Pada Gambar 3 diilustrasikan bahwa fungsi STO-3G tersusun atas fungsi Gaussian G1,
G2, dan G3 yang telah dioptimasi koefisien ekspansinya (𝑎𝑖 ) sehingga menghasilkan fungsi
yang menyerupai fungsi Slater 1s. Walaupun STO-3G belum sepenuhnya menyerupai Slater
1s, khususnya pada r 0, STO-3G memiliki keunggulan dari segi waktu komputasi yang lebih
cepat sehingga dapat digunakan pada sistem yang cukup besar. Namun jika akurasi yang
diinginkan, maka basis set yang lebih besar dan kompleks dari STO-3G harus digunakan.
Tersedia banyak pilihan basis set yang dapat digunakan pada program kimia kuantum, tetapi
hal ini tidak akan dibahas lebih lanjut lagi untuk saat ini.

B. LINEAR COMBINATION OF ATOMIC ORBITALS-MOLECULAR ORBITALS


(LCAO-MO)
Setelah memiliki dasar yang cukup mengenai orbital atom, sekarang kita akan masuk ke
jantung ilmu kimia yaitu ikatan kimia antar atom untuk membentuk suatu molekul. Terdapat
dua model utama untuk menjelaskan tentang molekul, yaitu teori orbital molekul dan valence
bond theory. Teori orbital molekul telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dan
menjadi tulang punggung dalam ilmu kimia modern. Starting point dari kalkulasi molekuler
adalah dengan mengimplementasikan aproksimasi Born-Oppenheimer untuk
mengkonstruksikan potential energy surface (PES), sehingga konformasi molekul dalam
keadaan setimbang dapat diidentifikasi melalui titik dengan energi terendah pada PES. Dalam
kimia komputasi tahapan ini sering kali disebut dengan geometry optimization. Layaknya atom
yang memiliki orbital atom, molekul juga memiliki orbital molekul. Sehingga sebelum
melakukan geometry optimization, terlebih dahulu kita harus menyediakan satu set fungsi
untuk membangun orbital molekul.

Fungsi primitif Orbital atom Orbital molekul


Kombinasi Kombinasi
Gaussian, Slater, plane (1s, 2s, 2p, 3s ,3p, (𝜎, 𝜎 ∗ , 𝜋, 𝜋 ∗ , 𝛿
wave, dll.) linear linear dll.)
3d dll.)

Gambar 4 Skema sederhana pembentukan orbital molekul melalui kombinasi linear fungsi
basis.

Dalam teori LCAO-MO, orbital molekul (𝜑) dibangun menggunakan orbital atom (∅)
dari atom-atom penyusun molekul tersebut melalui kombinasi linear. Dalam hal ini, orbital
atom yang menjadi basis dalam pembuatan orbital molekul disebut sebagai basis fungsi (basis
set). Orbital atom itu sendiri juga dibangun melalui kombinasi linear dari satu set fungsi
sederhana yang disebut sebagai fungsi primitif (Gambar 4). Pada molekul H2, menggunakan
minimal basis set (akan dijelaskan kemudian), setiap atom H (misal: H(1) dan H(2)) akan
menyumbang 1 orbital atomnya (∅1s (1) dan ∅1s (2)) ke dalam orbital molekul (𝜑) dengan 𝑐𝑖
adalah koefisien ekspansi yang harus dioptimasi dengan metode Hartree-Fock Self Consistent
Field (HF-SCF).
𝜑 = 𝑐1 ∅1𝑠 (1) + 𝑐2 ∅1𝑠 (2)

20
Karena fungsi basis (orbital atom) yang digunakan dalam kombinasi linear ada 2 fungsi, maka
setelah prosedur HF-SCF dilakukan akan dihasilkan 2 orbital molekul. Kedua orbital molekul
tersebut diberi nama sesuai dengan bentuk dan orbital atom penyusunnya (orbital s), yakni
𝜑(𝜎) dan 𝜑(𝜎∗ ) yang berarti orbital molekul jenis sigma bonding dan sigma anti bonding.
Orbital molekul (fungsi gelombang 1 elektron) tersebut memiliki formula sebagai berikut
𝜑(𝜎) = 𝑁[𝑐1∅1𝑠 (1) + 𝑐2 ∅1𝑠 (2)]
𝜑(𝜎∗ ) = 𝑁[𝑐1∅1𝑠 (1) − 𝑐2 ∅1𝑠 (2)]
dengan N sebagai koefisien normalisasi. Bentuk orbital molekul dan diagram orbital molekul
untuk H2 ditampilkan pada Gambar 5.

𝜑(𝜎∗ ) = 𝑁[𝑐1 ∅1𝑠 (1) − 𝑐2 ∅1𝑠 (2)]

∅1𝑠 (1) ∅1𝑠 (1)

∅1𝑠 (1) ∅1𝑠 (2) overlap ∅1𝑠 (1) ∅1𝑠 (2)

𝜑(𝜎) = 𝑁[𝑐1∅1𝑠 (1) + 𝑐2 ∅1𝑠 (2)]

Gambar 5 Diagram orbital molekul dan bentuk orbital molekul dari molekul H 2.

Pada praktikum kali ini kita akan melakukan kalkulasi molekuler pada beberapa molekul
sederhana, menggunakan STO-3G basis set. STO-3G juga disebut sebagai minimal basis set,
yang berarti bahwa hanya satu fungsi basis yang disediakan untuk setiap tipe orbital dari
occupied orbitals (inti hingga velensi). Sebagai contoh, untuk molekul O2 terdapat 5 fungsi
basis yang digunakan untuk setiap atom O, yaitu fungsi 1s, 2s, 2p x, 2py, dan 2pz. Setiap fungsi
dari kelima fungsi basis tersebut tersusun atas 3 fungsi primitif (berupa fungsi Gaussian).
Setelah menyediakan basis set yang diperlukan, kalkulasi dapat dimulai dengan memilih
metode kalkulasi apa yang diinginkan. Tersedia banyak metode kalkulasi yang dapat
digunakan, mulai dari yang sederhana, cepat namun kurang akurat hingga yang kompleks, time
consuming tetapi sangat akurat. Metode-metode tersebut akan dibahas lebih lanjut pada mata
kuliah Kimia Kuantum.
Menggunakan hasil dari kalkulasi molekuler, total energi dari suatu molekul (baik
ground state ataupun excited states) dapat ditentukan, begitu pula diagram orbital molekulnya
juga dapat disusun secara kuantitatif (Gambar 6). Bentuk dari orbital molekul yang dihasilkan
juga dapat divisualisasikan (Gambar 6) dan diidentifikasi tipe orbital ( 𝜎, 𝜎 ∗, 𝜋, 𝜋 ∗, dll.) serta
letaknya pada diagram orbtal molekul (HOMO, LUMO, dll.). Lebih jauh lagi, banyak analisis
lain yang dapat dilakukan menggunakan orbital molekul (fungsi gelombang 1 elektron) yang
dihasilkan, seperti analisis ikatan kimia, analisis populasi, charge density, momen dipol, dll.

21
Gambar 6 Diagram orbital molekul dan bentuk orbital molekul dari molekul O 2

PERANGKAT LUNAK
1. ORCA, program kalkulasi kimia kuantum, dapat diunduh secara gratis dengan
mendaftar terlebih dahulu pada https://orcaforum.cec.mpg.de
2. AVOGADRO, program visualisasi dan editor molekul, dapat diunduh secara gratis
pada http://avogadro.cc
3. OPEN MPI, dibutuhkan untuk komputasi secara paralel, dapat diunduh secara gratis
pada https://www.open-mpi.org

PROSEDUR

1. Buatlah input file untuk ORCA menggunakan AVOGADRO, untuk menghitung energi
dari atom hidrogen (H). Gunakan metode Hartree-Fock (HF) dan STO-3G basis,
dengan multiplisitas spin (2S+1) doublet dan muatan 0. Edit input file secara manual
jika diperlukan.
2. Jalankan program ORCA dan tunggu hingga kalkulasi selesai. Amati bentuk orbital
yang didapat dan bandingkan energi atom H yang diperoleh dengan energi atom H yang

22
sesungguhnya (-0.5 Hartree atau setara dengan -13.6 eV). Mengapa energi elektron 1s
yang diperoleh dengan STO-3G, lebih tinggi daripada energi elektron 1s Slater dan 1s
Schrödinger sistem hidrogenik (masing-masing berenergi -0.5 Hartree)? Perluas
argumen anda dengan menghubungkan energi yang diperoleh dengan Gambar 3.
3. Buatlah input file untuk ORCA menggunakan AVOGADRO, untuk menghitung energi
dari gas hidrogen (H2). Optimasikan geometri molekul cukup dengan metode MM
(gunakan UFF). Hitung energi H2 menggunakan metode MP2 dengan STO-3G basis.
4. Amati bentuk orbital molekul, bandingkan dengan orbital atom yang menyusunnya.
Apakah anda menghasilkan 2 orbital molekul H2 dari 2 orbital 1s atom-atom H
penyusunnya? Amati perbedaan antara bonding dan anti bonding.
5. Tentukan besaran koefisien ekspansi (𝑐𝑖 ) setiap orbital atom yang menyusun orbital
molekul pada LCAO. Catatan: Lihat dan pahami kembali konsep pada Gambar 5.
6. Buatlah input file untuk ORCA menggunakan AVOGADRO untuk menghitung energi
dari gas oksigen (O2). Optimasikan geometri molekul cukup dengan metode MM
(gunakan UFF). Hitung energi O2 (baik triplet maupun singlet state) menggunakan
metode MP2 dengan STO-3G basis.
7. Manakah spesies O2 yang paling stabil? Apakah hal ini membuktikan bahwa O2 bersifat
paramagnetik? Untuk spesies yang paling stabil, amati bentuk dan energi dari setiap
orbital molekul yang dihasilkan. Buatlah diagram orbital molekulnya.
8. Hitung energi dan buatlah diagram orbital molekul dari gas nitrogen (N 2) dengan cara
yang sama seperti O2. Bandingkan bentuk dan diagram energi antara O2 dan N2, apakah
perbedaanya? Jelaskan mengapa berbeda! Hints: Lihatlah koefisien ekspansi pada
LCAO-MO untuk N2 (terutama pada orbital atom 1s, 2s, 2px, dan 2pz) dan ingat kembali
mengenai orbital mixing.
9. Buatlah input file untuk ORCA menggunakan AVOGADRO untuk menghitung energi
dari gas CO. Optimasikan geometri molekul cukup dengan metode MM (gunakan
UFF). Hitung energi CO menggunakan metode MP2 dengan STO-3G basis.
10. Amati bentuk HOMO-LUMO pada CO. Apakah anda bisa menjelaskan mengapa pada
bentuk kompleks dengan metal, konfigurasi M-C-O adalah yang paling stabil?
11. Buatlah input file untuk ORCA menggunakan AVOGADRO untuk menghitung energi
dari air. Optimasikan geometri molekul cukup dengan metode MM (gunakan UFF).
Hitung energi air menggunakan metode MP2 dengan STO-3G basis.
12. Buatlah diagram orbital untuk molekul air, amati 4 orbital molekul terluar. Apakah
kalian memperoleh 2 bonding MO dan 2 non bonding MO? Catatan: lihat pula bentuk
MO untuk menentukan bonding, non bonding, dan anti bonding.
13. Berdasarkan hasil yang anda peroleh, dapatkan anda menjelaskan mengapa air hanya
dapat mendonasikan 1 pasangan elektron bebas untuk membentuk kompleks, sehingga
air disebut sebagai ligan monodentat bukan sebagai ligan bidentat?
14. Sekarang buatlah input file untuk ORCA menggunakan AVOGADRO untuk
menghitung energi dari gas metana. Optimasikan geometri molekul cukup dengan
metode MM (gunakan UFF). Hitung energi metana menggunakan metode CCSD
dengan cc-pVTZ basis.
15. Buatlah diagram orbital molekul dan amati bentuk serta energinya. Apakah 4 occupied
MO terluar memiliki energi yang sama seperti pada konsep orbital hibdrida sp3?

23
16. Bandingkan MO yang diperoleh dengan spektrum PES (photoelectron spectroscopy)
dibawah ini. Apakah memiliki kemiripan? Simpulkan apakah teori orbital molekul
ataukah teori orbital hibrida yang paling sesuai dengan hasil eksperimen pada molekul
CH4?

Gambar 6 Spektrum fotoelektron pada molekul metana


(http://bilbo.chm.uri.edu/CHM401/fall2008exam1-4.html).

PERTANYAAN

1. ……..
2. …….
3. ……..

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Atkins P, Friedman R. Molecular Quantum Mechanics, Fourth Edition. Oxford


University Press Inc, New York (2005).
[2]. Cramer CJ, Essentials of Computational Chemistry, Theories and Models, Second
Edition. John Wiley & Sons Ltd, West Sussex (2004).
[3]. Frank Jensen, Introduction to Computational Chemistry. John Wiley & Sons Ltd, West
Sussex (2007).
[4]. Levine IR, Quantum Chemistry, Seventh Edition. Pearson, Upper Saddle River, (2014).
[5]. Miessler GL, Fischer PJ, Tarr DA, Inorganic Chemistry, Fifth Edition. Pearson, Upper
Saddle River, (2014).

24
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
Teori Orbital Atom dan Orbital Molekul

Nama : Kelompok :
NIM : Asisten :
Tanggal : PJP :

Data Pengamatan

Atom/Molekul Energi (eV) Orbital/Diagram Orbital


H

H2

Koefisien ekspansi:
O2 (singlet)

O2 (triplet)

O2

Paling stabil:
Singlet/Triplet

25
N2 (singlet)

N2 (triplet)

N2

Paling stabil:
Singlet/Triplet

CO E LUMO : LUMO :

E HOMO : HOMO :

H2O

26
Metana

Pembahasan
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Jawaban Pertanyaan
1.

2.

3.

27

Anda mungkin juga menyukai