0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
62 tayangan32 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang proses pengolahan bahan galian khususnya pengolahan grinding. Terdapat beberapa jenis alat grinding seperti ball mill, rod mill, autogenous mill beserta prinsip kerjanya. Juga dibahas mengenai circulating load dan contoh grinding circuit.
Dokumen tersebut membahas tentang proses pengolahan bahan galian khususnya pengolahan grinding. Terdapat beberapa jenis alat grinding seperti ball mill, rod mill, autogenous mill beserta prinsip kerjanya. Juga dibahas mengenai circulating load dan contoh grinding circuit.
Dokumen tersebut membahas tentang proses pengolahan bahan galian khususnya pengolahan grinding. Terdapat beberapa jenis alat grinding seperti ball mill, rod mill, autogenous mill beserta prinsip kerjanya. Juga dibahas mengenai circulating load dan contoh grinding circuit.
Program Studi Teknik Pertambangan 1 Universitas Jambi
Konten Perkuliahan
Penggerusan (Grinding) Jenis dan prinsip kerja alat-alat grinding. Circulating Load Grinding Circuit
Program Studi Teknik Pertambangan 2 Universitas Jambi
Penggerusan (Grinding) • Bertujuan untuk menghasilkan material yang berukuran halus (fine product) untuk proses pemisahan selanjutnya. • Umumnya merupakan proses akhir dari sebuah comminution plant. • Mengkonsumsi energi listrik yang relatif lebih besar dari proses peremukan (crushing). • Bisa dilakukan dalam kondisi basah maupun kering.
Program Studi Teknik Pertambangan 3 Universitas Jambi
Klasifikasi Alat Penggerusan • Berdasarkan metode penggerusan materialnya, dibedakan menjadi:
Tumbling Mill ( Rotating Mill) Stirred Mill
Rod mill Tower Mill
Ball mill ISA Mill
Autogeneous/Semi-autegenous Mill
Program Studi Teknik Pertambangan 4 Universitas Jambi
Tumbling Mill • Prinsip kerja: campuran material yang akan dihancurkan, media penghancur (grinding medium) dan air (pada proses basah) dimasukkan ke dalam sebuah drum yang berputar. Material hancur karena attrition, abrasion, dan impact. • Umumnya digunakan untuk menggerus material yang relative masih kasar • Feed umumnya berukuran 250 – 5 mm dan produk umumnya berukuran 300 – 40 micron. • Media bisa berupa steel balls, steel rods, atau material bijih itu sendiri.
Program Studi Teknik Pertambangan 5 Universitas Jambi
Mekanisme Kerja Tumbling Mills
Program Studi Teknik Pertambangan 6 Universitas Jambi
Cascading vs Cataracting Cascading Cataracting
Kecepatan putaran Rendah (lambat) Tinggi (kencang)
Gaya hancuran Attrition/ abrasion Impact
Ukuran produk Halus (fine) Kasar (coarse)
Tingkat keausan liner Tinggi Rendah
Program Studi Teknik Pertambangan 7 Universitas Jambi
Rod Mill • Media yang digunakan: steel rods. • Ukuran feed maksimal 50 mm dan ukuran produk minimal 300 mikron (RR 15-20:1) • Ideal untuk menghancurkan material yang relatif masih kasar. • Sudah mulai digantikan dengan teknologi lain. • Perbandingan antara panjang dan diameter mill (L/D) 1,5 – 2,5 (Alasan?) • Rod charge 45% dari volume mill. • Kecepatan putaran mill 50 - 65% critical speed. • Pulp density 65 – 85% padatan.
Program Studi Teknik Pertambangan 8 Universitas Jambi
Rod Mill
Program Studi Teknik Pertambangan 9 Universitas Jambi
Klasifikasi Rod Mill
Program Studi Teknik Pertambangan 10 Universitas Jambi
Ball Mill • Media yang digunakan: steel balls. • Umumnya merupakan proses akhir dari sebuah grinding circuit. • Diameter steel ball : primary (5-10 cm) dan secondary (2-5 cm). • Spesifikasinya umumnya dilihat dari panjang (L) dan diameter (D) mill. • Ideal Perbandingan antara panjang dan diameter mill (L/D) 1,5 – 1 • Charge 40 - 50% dari volume mill. • Kecepatan putaran mill 70 - 80% critical speed. • Klasifikasi: grate discharge mill dan overflow discharge mill. • Apa fungsi grate?
Program Studi Teknik Pertambangan 11 Universitas Jambi
Bougainville (PNG), 10 x 5,5 Ball Mills
Program Studi Teknik Pertambangan 12 Universitas Jambi
Overflow Discharge Ball Mill
Program Studi Teknik Pertambangan 13 Universitas Jambi
Overflow and Grate Discharge Ball Mill
Program Studi Teknik Pertambangan 14 Universitas Jambi
Overflow and Grate Discharge Ball Mill
Program Studi Teknik Pertambangan 15 Universitas Jambi
Closed Circuit Grinding
Program Studi Teknik Pertambangan 16 Universitas Jambi
Autogeneous Mill • Media yang digunakan: material bijih itu sendiri. • Mill charge terdiri dari material bijih yang keras dan lembut. • Kelebihan: - meminimalisir biaya pembelian media penggerusan - produk tidak terlalu halus (overground) - bisa memiliki fungsi sebagai alat peremuk dan penggerus • Ukuran diameter mill biasanya lebih besar dari panjang mill (alasan?)
Program Studi Teknik Pertambangan 17 Universitas Jambi
Autogeneous Mill
Program Studi Teknik Pertambangan 18 Universitas Jambi
Semi - autogeneous Mill • Digunakan ketika material feed hanya terdiri dari batuan keras • Sejumlah steel balls berukuran relatif besar (sekitar 125 mm) ditambahkan untuk membantu mekanisme penghancuran ( sekitar 4- 15% volume mill) • Lebih umum digunakan daripada AG mills • Ukuran diameter mill biasanya lebih besar dari panjang mill (alasan?) • Ukuran feed 200 mm dan ukuran produk 5 mm
Program Studi Teknik Pertambangan 19 Universitas Jambi
Semi - autogeneous Mill (Cadia Hill – Newcrest Mining, Australia)
Program Studi Teknik Pertambangan 20 Universitas Jambi
Stirred Mill • Muncul karena Ball mill tidak bisa menghancurkan produk lebih kecil dari 80 mikron. • Umumnya disebut dengan Ultra Fine Grinding (UFG). • Digunakan untuk meningkatkan surface area pada mineral kompleks. • Produk diklasifikasikan sebagai: - halus (fine) : 40 -15 mikron - sangat halus (ultra fine) : lebih halus dari 15 mikron • Berbeda dengan tumbling mill, drum dalam kondisi diam, dan material dihancurkan dengan media peremuk lain, umumnya piringan berputar (disc) – internal force. • Gaya hancuran : attrition Program Studi Teknik Pertambangan 21 Universitas Jambi Wet vs Dry Grinding Proses Basah Proses Kering • Konsumsi listrik lebih kecil • Keausan alat lebih kecil • Kapasitas lebih besar • Minimalisir efek terhadap material (misal: slime) • Produk akhir bisa dipisahkan • Berguna ketika kuantitas dengan klasifikasi material halus yang diinginkan tinggi. • Minimalisir debu • Transportasi melalui pipa
Program Studi Teknik Pertambangan 22 Universitas Jambi
Circulating Load (%)
Program Studi Teknik Pertambangan 23 Universitas Jambi
Circulating Load (%) - Latihan • Opening crusher 87 mm • Distribusi produk crusher: - 85% passing 87 mm - 54% passing 50 mm • New feed =100 ton/jam • Ukuran lubang screen 50 mm • Efisiensi screen 85%
Program Studi Teknik Pertambangan 24 Universitas Jambi
Circulating Load (%) - Latihan
Program Studi Teknik Pertambangan 25 Universitas Jambi
Circulating Load (%) - Latihan
Program Studi Teknik Pertambangan 26 Universitas Jambi
Circulating Load (%) - Latihan
Program Studi Teknik Pertambangan 27 Universitas Jambi
Grinding Circuits (Bagan Alir)
Pemilihan bagan alir dipengaruhi oleh:
• Teknologi yang ada • Karakteristik mineralogi material • Proses lanjutan setelah grinding
Program Studi Teknik Pertambangan 28 Universitas Jambi
Contoh SABC Circuit
Program Studi Teknik Pertambangan 29 Universitas Jambi
Contoh HPGR – Stirred Mill Circuit
Program Studi Teknik Pertambangan 30 Universitas Jambi
Contoh HPGR – Stirred Mill Circuit
Program Studi Teknik Pertambangan 31 Universitas Jambi
Program Studi Teknik Pertambangan 32 Universitas Jambi