Anda di halaman 1dari 32

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

(PTP366)

Muhammad Ikrar Lagowa, S.T, M.Eng.Sc

Program Studi Teknik Pertambangan 1 Universitas Jambi


Konten Perkuliahan

 Penggerusan (Grinding)
 Jenis dan prinsip kerja alat-alat grinding.
 Circulating Load
 Grinding Circuit

Program Studi Teknik Pertambangan 2 Universitas Jambi


Penggerusan (Grinding)
• Bertujuan untuk menghasilkan material yang berukuran halus (fine
product) untuk proses pemisahan selanjutnya.
• Umumnya merupakan proses akhir dari sebuah comminution plant.
• Mengkonsumsi energi listrik yang relatif lebih besar dari proses
peremukan (crushing).
• Bisa dilakukan dalam kondisi basah maupun kering.

Program Studi Teknik Pertambangan 3 Universitas Jambi


Klasifikasi Alat Penggerusan
• Berdasarkan metode penggerusan materialnya, dibedakan menjadi:

Tumbling Mill ( Rotating Mill) Stirred Mill

Rod mill Tower Mill

Ball mill ISA Mill

Autogeneous/Semi-autegenous Mill

Program Studi Teknik Pertambangan 4 Universitas Jambi


Tumbling Mill
• Prinsip kerja: campuran material yang akan dihancurkan, media
penghancur (grinding medium) dan air (pada proses basah)
dimasukkan ke dalam sebuah drum yang berputar. Material hancur
karena attrition, abrasion, dan impact.
• Umumnya digunakan untuk menggerus material yang relative masih
kasar
• Feed umumnya berukuran 250 – 5 mm dan produk umumnya
berukuran 300 – 40 micron.
• Media bisa berupa steel balls, steel rods, atau material bijih itu sendiri.

Program Studi Teknik Pertambangan 5 Universitas Jambi


Mekanisme Kerja Tumbling Mills

Program Studi Teknik Pertambangan 6 Universitas Jambi


Cascading vs Cataracting
Cascading Cataracting

Kecepatan putaran Rendah (lambat) Tinggi (kencang)

Gaya hancuran Attrition/ abrasion Impact

Ukuran produk Halus (fine) Kasar (coarse)

Tingkat keausan liner Tinggi Rendah

Program Studi Teknik Pertambangan 7 Universitas Jambi


Rod Mill
• Media yang digunakan: steel rods.
• Ukuran feed maksimal 50 mm dan ukuran produk minimal 300 mikron
(RR 15-20:1)
• Ideal untuk menghancurkan material yang relatif masih kasar.
• Sudah mulai digantikan dengan teknologi lain.
• Perbandingan antara panjang dan diameter mill (L/D) 1,5 – 2,5
(Alasan?)
• Rod charge 45% dari volume mill.
• Kecepatan putaran mill 50 - 65% critical speed.
• Pulp density 65 – 85% padatan.

Program Studi Teknik Pertambangan 8 Universitas Jambi


Rod Mill

Program Studi Teknik Pertambangan 9 Universitas Jambi


Klasifikasi Rod Mill

Program Studi Teknik Pertambangan 10 Universitas Jambi


Ball Mill
• Media yang digunakan: steel balls.
• Umumnya merupakan proses akhir dari sebuah grinding circuit.
• Diameter steel ball : primary (5-10 cm) dan secondary (2-5 cm).
• Spesifikasinya umumnya dilihat dari panjang (L) dan diameter (D)
mill.
• Ideal Perbandingan antara panjang dan diameter mill (L/D) 1,5 – 1
• Charge 40 - 50% dari volume mill.
• Kecepatan putaran mill 70 - 80% critical speed.
• Klasifikasi: grate discharge mill dan overflow discharge mill.
• Apa fungsi grate?

Program Studi Teknik Pertambangan 11 Universitas Jambi


Bougainville (PNG), 10 x 5,5 Ball Mills

Program Studi Teknik Pertambangan 12 Universitas Jambi


Overflow Discharge Ball Mill

Program Studi Teknik Pertambangan 13 Universitas Jambi


Overflow and Grate Discharge Ball Mill

Program Studi Teknik Pertambangan 14 Universitas Jambi


Overflow and Grate Discharge Ball Mill

Program Studi Teknik Pertambangan 15 Universitas Jambi


Closed Circuit Grinding

Program Studi Teknik Pertambangan 16 Universitas Jambi


Autogeneous Mill
• Media yang digunakan: material bijih itu sendiri.
• Mill charge terdiri dari material bijih yang keras dan lembut.
• Kelebihan: - meminimalisir biaya pembelian media penggerusan
- produk tidak terlalu halus (overground)
- bisa memiliki fungsi sebagai alat peremuk dan penggerus
• Ukuran diameter mill biasanya lebih besar dari panjang mill (alasan?)

Program Studi Teknik Pertambangan 17 Universitas Jambi


Autogeneous Mill

Program Studi Teknik Pertambangan 18 Universitas Jambi


Semi - autogeneous Mill
• Digunakan ketika material feed hanya terdiri dari batuan keras
• Sejumlah steel balls berukuran relatif besar (sekitar 125 mm)
ditambahkan untuk membantu mekanisme penghancuran ( sekitar 4-
15% volume mill)
• Lebih umum digunakan daripada AG mills
• Ukuran diameter mill biasanya lebih besar dari panjang mill (alasan?)
• Ukuran feed 200 mm dan ukuran produk 5 mm

Program Studi Teknik Pertambangan 19 Universitas Jambi


Semi -
autogeneous
Mill (Cadia
Hill –
Newcrest
Mining,
Australia)

Program Studi Teknik Pertambangan 20 Universitas Jambi


Stirred Mill
• Muncul karena Ball mill tidak bisa menghancurkan produk lebih kecil dari 80
mikron.
• Umumnya disebut dengan Ultra Fine Grinding (UFG).
• Digunakan untuk meningkatkan surface area pada mineral kompleks.
• Produk diklasifikasikan sebagai:
- halus (fine) : 40 -15 mikron
- sangat halus (ultra fine) : lebih halus dari 15 mikron
• Berbeda dengan tumbling mill, drum dalam kondisi diam, dan material dihancurkan
dengan media peremuk lain, umumnya piringan berputar (disc) – internal force.
• Gaya hancuran : attrition
Program Studi Teknik Pertambangan 21 Universitas Jambi
Wet vs Dry Grinding
Proses Basah Proses Kering
• Konsumsi listrik lebih kecil • Keausan alat lebih kecil
• Kapasitas lebih besar • Minimalisir efek terhadap
material (misal: slime)
• Produk akhir bisa dipisahkan • Berguna ketika kuantitas
dengan klasifikasi material halus yang diinginkan
tinggi.
• Minimalisir debu
• Transportasi melalui pipa

Program Studi Teknik Pertambangan 22 Universitas Jambi


Circulating Load (%)

Program Studi Teknik Pertambangan 23 Universitas Jambi


Circulating Load (%) - Latihan
• Opening crusher 87 mm
• Distribusi produk crusher:
- 85% passing 87 mm
- 54% passing 50 mm
• New feed =100 ton/jam
• Ukuran lubang screen 50
mm
• Efisiensi screen 85%

Program Studi Teknik Pertambangan 24 Universitas Jambi


Circulating Load (%) - Latihan

Program Studi Teknik Pertambangan 25 Universitas Jambi


Circulating Load (%) - Latihan

Program Studi Teknik Pertambangan 26 Universitas Jambi


Circulating Load (%) - Latihan

Program Studi Teknik Pertambangan 27 Universitas Jambi


Grinding Circuits (Bagan Alir)

Pemilihan bagan alir dipengaruhi oleh:


• Teknologi yang ada
• Karakteristik mineralogi material
• Proses lanjutan setelah grinding

Program Studi Teknik Pertambangan 28 Universitas Jambi


Contoh SABC Circuit

Program Studi Teknik Pertambangan 29 Universitas Jambi


Contoh HPGR – Stirred Mill Circuit

Program Studi Teknik Pertambangan 30 Universitas Jambi


Contoh HPGR – Stirred Mill Circuit

Program Studi Teknik Pertambangan 31 Universitas Jambi


Program Studi Teknik Pertambangan 32 Universitas Jambi

Anda mungkin juga menyukai