Anda di halaman 1dari 20

TAHAP-TAHAP PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral dressing) adalah


suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik bahan galian
untuk memperoleh produkta bahan galian yang bersangkutan. Khusus untuk batu bara, proses
pengolahan itu disebut pencucian batu bara (coal washing) atau preparasi batu bara (coal
preparation).Yang dimaksud dengan bahan galian adalah bijih (ore), mineral industri
(industrial minerals) atau bahan galian Golongan C dan batu bara (coal).
Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam sudah jarang yang
mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap untuk dilebur atau
dimanfaatkan. Oleh sebab itu bahan galian tersebut perlu menjalani pengolahan bahan galian
(PBG) agar mutu atau kadarnya dapat ditingkatkan sampai memenuhi kriteria pemasaran atau
peleburan. Keuntungan yang bisa diperoleh dari proses PBG tersebut antara lain adalah :
1. Mengurangi ongkos angkut.
2. Mengurangi ongkos peleburan.
3. Mengurangi kehilangan (losses) logam berharga pada saat peleburan.
4. Proses pemisahan (pengolahan) secara fisik jauh lebih sederhana dan menguntungkan
daripada proses pemisahan secara kimia.
Sedangkan metalurgi (metallurgy) adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk
memperoleh logam (metal) melalui proses fisika dan kimia serta mempelajari cara-cara
memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia logam murni maupun paduannya (alloy). Metalurgi
ada dua macam atau kelompok utama, yaitu :
1. Metalurgi ekstraktif (extractive metallurgy).
2. Metalurgi fisik dan ilmu bahan (physical metallurgy and material science).
Menurut Kirk-Othmer metalurgi ekstraktif adalah ilmu yang mempelajari cara-cara
pengambilan (ekstraksi) logam dari bijih (ore = naturally occuring compounds) dan proses
pemurniannya, sehingga sesuai dengan syarat-syarat komersial.
Metalurgi ekstraktif dibagi menjadi 3 (tiga) jalur, yaitu :
1. Piro metalurgi (pyro metallurgy) yang dalam proses ekstraksinya menggunakan
energi panas yang tinggi (bisa sampai 2.000oC).
2. Hidro metalurgi (hydro metallurgy) yang menggunakan larutan kimia atau reagen
organik untuk “menangkap” logamnya.
3. Elektro metalurgi (electro metallurgy) yang memanfaatkan teknik elektro-kimia (antar
lain elektrolisis) untuk memperoleh logamnya.
Perbedaan utama antara PBG dengan ekstraktif metalurgi adalah :
 Pada PBG
o bijih / mineral ->tetap mineral
o kadar logam rendah  ->kadar logam tinggi
o sifat-sifat fisik dan kimiaà tak berubah
 Pada ekstraktif metalurgi:
o bijih / mineral -> jadi logam (metal)
o sifat-sifat fisik dan kimia -> berubah
Tahapan – Tahapan dalam PBG
Tahap-tahap utama dalam proses PBG dapat skema berikut :
Gambar 1.1 Tahapan-tahapan pengolahan bahan galian

1. Kominusi atau Reduksi Ukuran (Cominution)


Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG yang bertujuan
untuk :
1. Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material pengotornya.
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses
berikutnya.
3. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain,
misalnya reagen flotasi.
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :
a) Peremukan / pemecahan (crushing)
b) Penggerusan / penghalusan (grinding)
Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari beberapa
tahap, yaitu :
 Tahap pertama / primer (primary stage)
 Tahap kedua / sekunder (secondary stage)
 Tahap ketiga / tersier (tertiary stage)
 Kadang-kadang ada tahap keempat / kwarter (quaternary stage)
a. Peremukan / Pemecahan (Crushing)
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung dari
tambang ( ROM = run of mine ) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm)
menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.
Peralatan yang dipakai antara lain adalah :
1. Jaw crusher

Cara Kerja :
Jaw Crusher bekerja mengandalkan kekuatan motor . Melalui roda motor, poros
eksentrik digerakkan oleh sabuk segitiga dan slot wheel untuk terdiri dari jaw plate,
jaw plate yang bergerak dan side-lee board dapat dihancurkan dan diberhentikan
membuat jaw plate bergerak seirama. Oleh karena itu, material dalam rongga
penghancuran yang melalui pembukaan pemakaian.
2. Gyratory crusher

Cara kerja :
Crusher gyratory dapat digunakan untuk menghancurkan primer atau sekunder.
Tindakan menghancurkan disebabkan oleh penutupan kesenjangan antara garis mantel
(bergerak) yang dipasang pada poros vertikal pusat dan liners cekung (fixed) dipasang
pada frame utama crusher.
3. Cone crusher

Cara kerja :
Sebuah crusher cone istirahat batuan dengan meremas batu antara spindle eksentrik
berkisar, yang ditutupi oleh mantel tahan aus, dan hopper cekung melampirkan,
ditutupi oleh cekung mangan atau kapal mangkuk. Seperti batu memasuki puncak
kerucut crusher, menjadi terjepit dan terjepit di antara mantel dan kapal mangkuk atau
cekung. Potongan besar bijih yang rusak sekali, dan kemudian jatuh ke posisi yang
lebih rendah (karena mereka sekarang lebih kecil) di mana mereka rusak lagi. Proses
ini berlanjut sampai potongan cukup kecil untuk jatuh melalui celah sempit di bagian
bawah crusher.
4. Roll crusher
Cara kerja :
Roll Crusher atau pemecah batu jenis roll, memecah batu dengan menjepitnya
diantara satu roll, dua roll atau lebih, dimana roll-roll akan berputar berlawanan
dengan adanya berat tersendiri dan gusuran dari batu, maka batu akan pecah.

5. Impact crusher

Cara kerja :
Crusher Impact melibatkan penggunaan dampak daripada tekanan untuk
menghancurkan materi. Materi yang terkandung dalam kandang, dengan bukaan pada
bagian bawah, akhir, atau samping ukuran yang diinginkan untuk memungkinkan
bahan dihancurkan untuk melepaskan diri. Ada dua jenis crusher dampak: poros
impactor horisontal dan vertikal poros impactor. 

6. Rotary breaker/VSI
Cara kerja :
Crusher VSI umumnya memanfaatkan kecepatan tinggi berputar rotor di tengah ruang
menghancurkan dan permukaan dampak luar baik landasan abrasive logam tahan atau
batu hancur. 'Landasan' permukaan logam cor Memanfaatkan secara tradisional
disebut sebagai "Sepatu dan Anvil VSI". Memanfaatkan batu hancur di dinding luar
crusher untuk batu baru yang akan hancur melawan secara tradisional disebut sebagai
"batu di atas batu VSI". Crusher VSI dapat digunakan di pabrik statis set-up atau
dalam peralatan dilacak mobile. 

7. Hammer mill

Cara kerja :
Para penghancur Hammer mill istirahat batuan dengan mempengaruhi batu dengan
palu yang tetap pada tepi luar dari rotor berputar. Penggunaan praktis penghancur HSI
terbatas pada bahan lembut dan bahan abrasif non, seperti batu gamping, fosfat,
gipsum, lapuk serpih.
b. Penggerusan / Penghalusan (Grinding)
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah berukuran 2,5 cm
menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan dibutuhkan media penggerusan
yang antara lain terdiri dari :
1. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
2. Batang-batang baja (steel rods).
3. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebut semi
autagenous mill (SAG).
4. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling menggerus dan
disebut autogenous mill.
Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah :
1. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.

Cara kerja :
Prinsip kerja Ball mill adalah memutarkan tabung berisi dengan peluru besi seperti
bola – bola yang sudah diisikan di dalam mesin grinding tersebut terbuat dari baja.
Proses penghaluskan terjadi karena mesin grinding yang berputar sehingga ball di
dalamnya ikut menggelinding, menggerus dan menggiling seluruh material di dalam
grinding sampai halus. Jika kecepatan putaran terlalu cepat maka bola – bola yang ada
di dalam mesin grinding akan menempel pada tabung dan hasil yang dihasilkan tidak
akan bagus jadi pengaturan harus disesuaikan untuk hasil yang maksimum.
2. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.

Cara kerja :
umpan dimasukkan melalui sebuah trunnion dan dikeluarkan melalui yang lainnya.
Jenis mill ini hanya digunakan untuk penghalusan basah fungsi dasarnya adalah untuk
mengkonversi produk crushing plant menjadi ball-mill feed. Diameter overflow
trunnion lebih besar 10-20 cm dari bukaan umpan untuk membuat aliran yang tinggi.
3. Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah bahan galian
atau bijihnya sendiri.
Cara kerja :

SAG mill biasanya merupakan penggiling tahap primer atau pertama. Gesekan antara
bola gerinda dan partikel bijih menyebabkan penggilingan partikel yang lebih halus.

4. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau bijihnya sendiri.

2. Pemisahan Berdasarkan Ukuran (Sizing)


Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh bermacam-macam
ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran partikel agar
sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada proses pengolahan yang berikutnya.
a. Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving)
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan
perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan
penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
- Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
- Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah :
a. Hand sieve

b. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive


c. Sieve shaker / rotap

d. Wet and dry sieving

Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain :


a. Stationary grizzly
b. Roll grizzly
c. Sieve bend
d. Revolving screen
e. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)
f. Shaking screen
g. Rotary shifter
b. Klasifikasi (Classification)
Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan pengendapannya dalam
suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan dalam suatu alat yang disebut classifier.
Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu :
- Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas disebut overflow.
- Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah (dasar)
disebut underflow.
Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept), yaitu :
a. Partition concept
b. Tapping concept
c. Rein concept
Hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacam-macam ukuran jatuh
bebas di dalam suatu media atau fluida (udara atau air), maka setiap partikel akan menerima
gaya berat dan gaya gesek dari media. Pada saat kecepatan gerak partikel menjadi rendah
(tenang/laminer), ukuran partikel yang besar-besar mengendap lebih dahulu, kemudian
diikuti oleh ukuran-ukuran yang lebih kecil, sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan
tidak sempat mengendap.
Peralatan yang umum dipakai dalam proses klasifikasi adalah :
a. Scrubber
b. Log washer
c. Sloping tank classifier (rake, spiral & drag)
d. Hydraulic bowl classifier
e. Hydraulic clindrical tank classifier
f. Hydraulic cone classifier
g. Counter current classifier
h. Pocket classifier
i. Hydrocyclone
j. Air separator
k. Solid bowl centrifuge
l. Elutriator

3. PENINGKATAN KADAR ATAU KONSENTRASI (CONCENTRATION)


Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah lebih lanjut, yaitu
diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian itu harus ditingkatkan dengan proses
konsentrasi. Sifat-sifat fisik mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi
adalah:
- Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan media berat.
- Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
- Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
- Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
Proses peningkatan kadar itu ada bermacam-macam, antara lain :
a. Pemilahan (Sorting)
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan (manual),
artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk dibuang.
b. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)
Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media fluida, jadi
sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan mineral-mineral yang ada.
Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan fluidanya, yaitu :
- Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy medium separation
(HMS).
- Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral concentration.
- Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan terjadi pengendapan
bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel banyak gerakannya akan terhambat sehingga
terbentuk stratifikasi yang terdiri dari 3 (tiga) tahap sebagai berikut :
a. Hindered settling classification ; klasifikasi pengendapannya terhalang.
b. Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya partikel yang berat
mengendap lebih dahulu.
c. Consolidation trickling pada akhir pengendapan ; partikel-partikel kecil berusaha
mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai dengan berat jenisnya.
Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu :
- Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga dengan kadar
tinggi.
- Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.
- Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus dibuang.
Peralatan konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai adalah :
a. Jengkek (jig) dengan bermacam-macam rekacipta (design).
b. Meja goyang (shaking table).

c. Konsentrator spiral (Humprey spiral concentrator).


d. Palong / sakan (sluice box).

c. Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)


Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan mineral-mineral berharga
yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari mineral-mineral ringan dengan
menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih besar dari air (berat jenisnya > 1).
Produk dari proses konsentrasi ini adalah :
- Endapan (sink) yang terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat.
- Apungan (float) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang ringan.
Media pemisah yang pernah dipakai antara lain :
- Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 - 2,20 ton/m3.
- Air + ferrosilikon dengan kerapatan 2,90 - 3,40 ton/m3.
- Air + magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20 - 2,90.
- Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96), bromoform (b.j. = 2,85) dan
methylene jodida (b.j. = 3,32).
Tetapi larutan berat ini harganya mahal, oleh sebab itu hanya dipakai untuk percobaan-
percobaan di laboratorium.
Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy medium separators yang
berdasarkan bentuknya ada 3 (tiga) macam, yaitu :
a. Drum separator karena bentuknya silindris.
b. Cone separator karena bentuknya seperti corongan.
d. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)
Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktor (mudah
menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir konduktor) dari mineral.
Kendala proses konsentrasi ini adalah :
- Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak terlalu besar.
- Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang berterbangan.
Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain adalah :
- Magnetit (Fe3 O4)
- Kasiterit (Sn O2)
- Ilmenit (Fe Ti O3)
- Molibdenit (Mo S2)
- Wolframit [(Fe, M) WO4]
- Galena (Pb S)
- Pirit (Fe S2)
Produk dari proses konsentrasi ini adalah :
- Mineral-mineral konduktor sebagai konsentrat.
- Mineral-mineral non-konduktor sebagai ampas (tailing).
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
a. Electrodynamic separator (high tension separator).
b. Electrostatic separator yang terdiri dari :
- plate electrostatic separator
- screen electrostatic separator
e. Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration)
Adalah proses konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan (magnetic
susceptibility) yang dimiliki mineral. Sifat kemagnetan bahan galian ada 3 (tiga) macam,
yaitu
- Ferromagnetic, yaitu bahan galian (mineral) yang sangat kuat untuk ditarik oleh
medan magnet. Misalnya magnetit (Fe3 O4).
- Paramagnetic, yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh medan magnet. Contohnya
hematit (Fe2 O3), ilmenit (Se Ti O3) dan pyrhotit (Fe S).
- Diamagnetic, yaitu bahan galian yang tak tertarik oleh medan magnet. Misalnya :
kwarsa (Si O2) dan feldspar [(Na, K, Al) Si3 O8].
Jadi produk dari proses konsentrasi yang berlangsung basah ini adalah :
- Mineral-mineral magnetik sebagai konsentrat.
- Mineral-mineral non-magnetik sebagai ampas (tailing).
Peralatan yang dipakai disebut magnetic separator yang terdiri dari :
a. Induced roll dry magnetic separator.
b. Wet drum low intensity magnetic separator yang arah aliran dapat :
- concurrent
- countercurrent
- counter rotation
Sedang letak magnetnya bisa :
- Suspended magnets
- Suspended magnets with continuous removal
- Cobbing drum
f. Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration)
Merupakan proses konsentrasi berdasarkan sifat “senang terhadap udara” atau “takut terhadap
air” (hydrophobic). Pada umumnya mineral-mineral oksida dan sulfida akan tenggelam bila
dicelupkan ke dalam air, karena permukaan mineral-mineral itu bersifat “suka akan air”
(hydrophilic). Tetapi beberapa mineral sulfida, antara lain kalkopirit (Cu Fe S2), galena (Pb
S), dan sfalerit (Zn S) mudah diubah sifat permukaannya dari suka air menjadi suka udara
dengan menambahkan reagen yang terdiri dari senyawa hidrokarbon.
Sejumlah reagen kimia yang sering digunakan dalam proses flotasi adalah :
a. Pembuih (frother) yang berfungsi sebagai pen-stabil gelembung-gelembung udara.
Misalnya : methyl isobuthyl carbinol (MIBC), minyak pinus, dan terpenting.
b. Kolektor / pengumpul (collector) yang bisa mengubah sifat permukaan mineral yang
semula suka air menjadi suka udara. Contohnya : xanthate, thiocarbonilid, asam oleik,
dll.
c. Penekan / pencegah (depresant) yang berguna untuk mencegah agar mineral pengotor
tidak ikut menempel pada udara dan ikut terapung. Misalnya : Zn SO4 untuk menekan
Zn S.
d. Pengatur keasaman (pH regulator) yang berfungsi untuk mengatur tingkat keasaman
proses flotasi. Misalnya : HCl, HNO3, Ca (OH)3, NH4 OH, dll.
Produk flotasi ada 3 (tiga) macam, yaitu :
- Konsentrat (concentrate) yang berupa mineral-mineral yang ikut terapung (mineral-
mineral apungan) dengan gelembung-gelembung udara.
- Amang (middling) yang merupakan mineral-mineral apungan yang masih
mengandung banyak mineral-mineral pengotor.
- Ampas (tailing) yang tenggelam terdiri dari mineral-mineral pengotor.
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
a. Mechanical flotation yang terdiri dari berbagai variasi antara lain :
- Agitair cell
- Denver cell
- Krupp cell
- Outokumpu cell
- Wemco-Fagregren cell
b. Pneumatic flotation yang terdiri dari variasi :
- Column cell
- Cyclo cell
- Davcra cell
- Flotaire cell

4. PENGURANGAN KADAR AIR / PENGAWA-AIRAN (DEWATERING)


Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada konsentrat yang
diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi gravitasi dan flotasi.
Cara-cara pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu :
a. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian yang pekat
mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang encer atau airnya
mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan secara terus
menerus (continuous).
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
a. Rake thickener.
b. Deep cone thickener.
c. Free flow thickener.
b. Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration)
Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian yang pekat dari
pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan pengisapan, sehingga jumlah air
yang terisap akan banyak. Dengan demikian akan dapat dipisahkan padatan dari airnya.
Peralatan yang dipakai adalah :
a. Vacuum (suction) filters yang terdiri dari :
- intermitten, misalnya Moore leaf filter.
- Continuous ada beberapa tipe, yaitu :
- bentuk silindris / tromol (drum type), misalnya : Oliver filter, Dorrco filter.
- bentuk cakram (disk type) berputar, contohnya : American filter.
- bentuk lembaran berputar (revolving leaf type), contohnya : Oliver filter.
- bentuk meja (desk type), misalnya : Caldecott sand table filter.
b. Pressure filter, misalnya :
- Merrill plate and frame filter
- Kelly pressure filter
- Burt revolving filter
c. Pengeringan (Drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal dari
konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).
Peralatan atau cara yang dipakai ada bermacam-macam, yaitu :
a. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan di atas lantai
oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik).
b. Shaft drier, ada dua macam, yaitu :
- tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran silindris
vertikal yang dialiri udara panas (80o - 100o).
- rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang diputar
pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang berlawanan arah.
c. Film type drier (atmospheric drum drier) ; silinder baja yang di dalamnya dialiri uap air
(steam). Jarang dipakai.
d. Spray drier, material halus yang basah dan disemburkan ke dalam ruangan panas ;
material yang kering akan terkumpul di bagian bawah ruangan. Cara ini juga jarang
dipakai.

5. PENANGANAN MATERIAL (MATERIAL HANDLING)


Bahan galian (mineral/bijih) yang mengalami PBG harus ditangani dengan cepat dan
seksama, baik yang berupa konsentrat basah dan kering maupun yang berbentuk ampas
(tailing).
a. Penanganan Material Padat Kering (Dry Solid Handling)
Bila masih berupa bahan galian hasil penambangan (ROM), maka harus ditumpuk di
tempat yang sudah ditentukan yang di sekelilingnya telah dilengkapi dengan saluran
penyaliran (drainage system). Tetapi jika sudah berupa konsentrat, maka harus disimpan di
dalam gudang yang tertutup sebelum sempat diproses lebih lanjut.
b. Penanganan Lumpur (Slurry Handling)
Bila lumpur itu sudah mengandung mineral berharga yang kadarnya tinggi, maka dapat
segera dimasukkan ke pemekat (thickener) atau penapis (filter). Jika masih agak kotor
(middling), maka harus diproses dengan alat khusus yang sesuai.
c. Penanganan / Pembuangan Ampas (Tailing Disposal)
Kegiatan ini yang paling sulit penanganannya karena :
a. Jumlahnya (volumenya) sangat banyak, antara 70% - 90% dari material yang
ditambang.
b. Kadang-kadang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B-3).
c. Sulit mencarikan lahan yang cocok untuk menimbun ampas bila metode penambangan
timbun-balik (back fill mining method) tak dapat segera dilakukan, sehingga kadang-
kadang harus dibuatkan kolam pengendap. Oleh sebab itu pembuangan ampas ini
seringkali menjadi komponen kegiatan penambangan yang meminta pemikiran khusus
sepanjang umur tambang.
 

Anda mungkin juga menyukai