Anda di halaman 1dari 9

Laporan Modul I, MG3017

Kominusi (Crushing dan Grinding)

Laboratorium Pengolahan Bahan Galian Intan Permatasari (12051509)/ Kelompok 3/ Senin, 27 Desember 2016
Program Studi Teknik Metalurgi
Fakultas Teknik Pertambangan dan
Perminyakan
Asisten : Ali Akbar (12511021)

Abstrak –Praktikum Modul I– Kominusi merupakan salah satu proses pengolahan bahan galian yang bertujuan untuk memperkecil ukuran
material agar mempermudah proses selanjutnya. Kominusi terdiri dari dua tahap yaitu, tahap peremukan (crushing) dan tahap
penghalusan (grinding). Percobaan crushing dilakukan dengan tujuan memahami mekanisme peremukan dan cara kerja alat remuk serta
memahami mekanisme pengayakan dan cara kerja alat, juga distribusi ukuran dan untuk menentukan P80% . Sedangkan percobaan
grinding dilakukan untuk memahami mekanisme penggerusan dan cara kerja alat serta mempelajari pengaruh waktu grinding terhadap
halusan hasil gerus.

konstruksinya yang sangat sederhana, jaw cusher tidak


A. Tinjauan Pustaka membutuhkan perawatan yang rumit. Cara kerja jaw
Kominusi adalah suatu proses untuk mengubah ukuran crusher yaitu, bahan galian di masukkan melalui rahang
suatu bahan galian menjadi lebih kecil, hal ini bertujuan untuk kemudian akan di tekan oleh dinding-dinding Fixed Jaw
memisahkan atau melepaskan bahan galian tersebut dari mineral Plate dan Kinetic jaw plate. Selanjutnya kinetic jaw plate
pengotor yang melekat bersamanya. Kominusi atau pengecilan akan bergerak setelah digerakkan oleh fly wheel. Setelah
ukuran merupakan tahap awal dalam proses pengolahan bahan itu dinding-dinding akan bergerak maju mundur, gerakan
galian yang bertujuan untuk : ini diatur oleh bagian toggle plate, dinding yang bergerak
1. Membebaskan/meliberasi (to liberate) mineral berharga maju mundur akan menghancurkan material yang akan di
dari material pengotornya. proses, sehingga akan didapatkan material akhir dengan
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai ukuran yang lebih kecil dari sebelumnya.
dengan kebutuhan pada proses berikutnya.
3. Memperluas permukaan partikel agar dapat
mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya reagen
flotasi.
Kominusi terdiri dari 2 (dua) tahap, yaitu :
1) Peremukan/pemecahan (crushing).
2) Penggerusan/penghalusan (grinding).

Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun


penggerusan, bisa terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
 Peremukan / Pemecahan (Crushing)
Peremukan adalah proses reduksi ukuran bahan galian / bijih
Proses crushing dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
1. Primary crushing merupakan tahap pertama proses
peremukan dimana crusher dioperasikan secara terbuka. b. Gyratory Crusher
2. Secondary Crushing, feed untuk secondary crushing Mesin ini memiliki rahang bundar (circular jaw).
berasal dari produk primary crushing. Alat yang dapat Sebuah crushing head yang berbentuk kerucut berputar di
digunakan untuk secondary crushing adalah cone dalam sebuah funnel shaped casing yang membuka ke
crusher atau roll crusher. atas. Crushing head tersebut berfungsi memcahkan umpan
3. Fine Crushing (grinding mill), fine crushing merupakan yang masuk. Alat ini mempunyai kapasitas yang lebih
proses kelanjutan dari primary crushing atau secondary besar dibandingkan dengan jaw crusher. Gerakan alat ini
crushing. Proses penghancuran dalam milling adalah kontinyu karena crushing head dari alat ini
memanfaatkan adanya shearing stress. bergerak dan bergoyang.Alat ini tidak sesuai dengan
material yang lengket seperti lempung karena kurang
Peralatan yang digunakan dalam proses crushing, yaitu : menguntungkan disebabkan biaya lebih besar
a. Jaw Crusher dibandingkan dengan jaw. Faktor yang mempengaruhi
Jaw crusher adalah sebuah alat penghancur yang Gyratory Crusher antara lain Ukuran butir, Kandungan
konstruksinya sangat sederhana, dengan tenaga yang besar air dari feed, kecepatan putaran dan Gape.
mampu menghancurkan batu hingga ukuran 20 - 60 cm
dengan kapasitas antara 10-200T/H. Dengan
rendah, seperti batu bara, batu kapur, bahan semen, batu
tembaga, belerang, dan sebagainya.

c. Cone Crusher
Cone crusher ini biasa digunakan sebagai secundery f. Rotary Breaker
crusher/crusher lanjutan yaitu menghancurkan batuan Cara kerja rotary breaker adalah perputaran rotary
sehingga bisa menghasilkan struktur pecahan batu yang breker itu memberikan efek benturan pada material yang
relatif homogen dengan bentuk cubical (kotak). berada di dalamnya baik dengan dinding rotary
breaker maupun dengan material itu sendiri). Material
yang telah hancur akan lolos pada lubang-lubang screen
tersebut sedangkan material yang tidak lolos akan
mengalami proses penghancuran kembali. Pengumpanan
dilakukan dengan memasukkan material batubara dari
satu sisi tabung.

d. Impact Crusher
Impact crusher adalah tipe crusher dengan sistem
pukul rotary dengan kecepatan rpm yang cukup tinggi,
impact crusher biasa digunakan untu kmenghancurkan
batu kali dan batu gunung. g. Hammer Mill
Prinsip kerja hammer mill adalah rotor dengan
kecepatan tinggi akan memutar palu-palu pemukul di
sepanjang lintasannya. Bahan masuk akan terpukul oleh
palu yang berputar dan bertumbukan dengan dinding, palu
atau sesame bahan. Akibatnya akan terjadi pemecahan
bahan. Proses ini berlangsung terus hingga didapatkan
bahan yang dapat lolos dari saringan di bagian bawah alat.
Jadi selain gaya pukul dapat juga terjadi sedikit gaya
sobek.

e. Roll Crusher
Roll crusher adalah tipe crusher dengan sistem gilas
rotary dengankecepatan rpm yang relatif lebih rendah dari
impact crusher. Roll crusher biasanya banyak digunakan
didunia pertambangan, yaitu untuk menghancurkan
batuan dengan tingkat kekerasan dan keuletan yang relatif
 Penggerusan/penghalusan (grinding). 1. Jaw Crusher
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran
dari yang sudah berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih Siapkan kerikil berukuran ±5 cm sebanyak 3-5 kg
halus. Pada proses penggerusan dibutuhkan media penggerusan
yang antara lain terdiri dari :
1. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
2. Batang-batang baja (steel rods). Ukur setting Jaw Crusher yaitu open setting dan close
3. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya setting
sendiri yang disebutsemi autagenous mill (SAG).
4. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau
bijihnya yang saling menggerus dan disebut autogenous Jalankan Jaw Crusher dalam keadaan kosong dan
mill. amati cara kerjanya
Alat-alat untuk melakukan proses Grinding adalah :
a. Rod Mill
Media grinding ini alat ini berupa batang-batang Masukkan umpan perlahan-lahan dan tampung
besi/baja yang panjangnyya sama dengan panjang hasilnya
mill.Cara kerjanya dengan diputar.sehingga batang baja
terangkat llu jatuh dan menjatuhi material yang ada dalam
rod mill sehingga hancur.
Amati hasil peremukan meliputi bentuk ukuran bijih

Ambil batu hasil peremukan Jaw Crusher kemudian


ayak dengan seri ayakan yang telah ditentukan

Timbang dan buat grafik distribusi ukuran


menentukan ukuran ayakan yang meloloskan 80%

2. Roll Crusher
b. Ball mill
Dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau Siapkan Roll Crusher
keramik. Prinsip kerja dari ball mill tersebut adalah
menghancurkan material bahan baku semen karena
terjadinya tumbukan dan gesekan antara bola-bola baja Jalankan Roll Crusher dan amati cara kerjanya
dengan material.

Dengan menggunakan umpan hasil Jaw Crusher


umpankanlah dengan hati-hati ke Roll Crusher

Tampung hasilnya amati ukuran dan bentuk partikel

Ambil hasil remukan roll crusher dan ayak dengan seri


ayakan yang telah ditentukan

Timbang dan buat grafik distribusi ukuran menentukan


ukuran ayakan yang meloloskan 80%

B. Data Percobaan

Prosedur Percobaan Crushing:


Prosedur Percobaan Grinding :
Ukuran Ayakan Berat (gr)
3. Grinding
20# 11,3
45# 64,7
Isi silinder gerus dengan bola gerus 1.5" kira-kira
setengahnya) 60# 109,6
80# 175,7
100# 230,4
140# 523
Masukkan umpan
-140# 291,5
Tabel 3. Data Hasil Grinding selama 5 menit dengan
Ball Mill
Putar penggerus selama 5 menit, keluarkan isi. Kemudian
ayak dengan ayakan gantung yang sudah ukurannya
ditentukan.
Ukuran Ayakan Berat (gr)
20# 0,7
45# 27,4
Ulangi dengan umpan baru untuk waktu putar 10 menit dan
15 menit 60# 74
80# 196,5
100# 272,3
140# 282,6
Hitung banyaknya material halus untuk setiap menit
-140# 290,2
Tabel 4. Data Hasil Grinding selama 10 menit dengan
Ball Mill
Setelah melakukan percobaan diperoleh data :
Ukuran Ayakan Berat Tertahan Ukuran Ayakan Berat (gr)
(gram)
20# 3,8
+25 mm 800 45# 182,5
+12,5 mm 900 60# 276,1
80# 283
+3%# 300
100# 288,9
+8# 242,9 140# 289,4
+14# 170,4 -140# 291,4
Tabel 5. Data Hasil Grinding selama 15 menit dengan
+20# 40,4
Ball Mill
+50# 21
C. Pengolahan Data
-50# 40,4
Tabel 1. Data Hasil Crushing dengan Jaw Crusher Berat % Berat % Berat
Tertahan % Tertahan Lolos
Ukuran Ayakan Berat Fraksi (gr) Berat Kumulatif Kumulatif
(gram)
25 mm 800 31,81 31,81 68,19
+12,5 mm 309
12,5mm 900 35,78 67,59 32,41
+3%# 1150 3# 300 11,93 79,52 20,48
+8# 400 8# 242,9 9,66 89,18 10,82
+14# 210,4 14# 170,4 6,78 95,95 4,05

+20# 131,3 20# 40,4 1,61 97,56 2,44


50# 21 0,83 98,39 1,61
+50# 56,3
-50# 40,4 1,61 100,00 0,00
-50# 213
Tabel 2. Data Hasil Crushing dengan Roll Crusher Total 2515,1 100,00
Tabel 6. Hasil Perhitungan Berat Kumulatif Jaw Crusher
Berat % Berat % Berat Perbandingan Berat Kumulatif Tertahan
Tertahan % Tertahan Lolos
dan Lolos dengan Alat Jaw Crusher
Fraksi (gr) Berat Kumulatif Kumulatif
12,5 mm 309 12,51 12,51 87,49 120
3# 1150 46,56 59,07 40,93 100 % Berat
Tertahan
8# 400 16,19 75,26 24,74 80

% Berat
Kumulatif
14# 210,4 8,52 83,78 16,22 60
20# 131,3 5,32 89,10 10,90 % Berat Lolos
40 Kumulatif
50# 56,3 2,28 91,38 8,62
20
-50# 213 8,62 100,00 0,00
Ukuran
Total 2470 100,00 0
Ayakan

14#
20#
50#
-50#
25 mm

3#
8#
12,5 mm
Tabel 7. Hasil Perhitungan Berat Kumulatif Roll Crusher

% Berat % Berat Grafik 1. Perbandingan % Berat Kumulatif Tertahan dan %


Berat % Tertahan Lolos
Berat Kumulatif Lolos Jaw Crusher
Fraksi Tertahan Berat Kumulatif Kumulatif
20# 11,3 0,80 0,80 99,20
45# 64,7 4,60 5,40 94,60
60# 109,6 7,79 13,20 86,80 Perbandingan Berat Kumulatif Tertahan
80# 175,7 12,49 25,69 74,31 dan Lolos dengan Alat Roll Crusher
100# 230,4 16,38 42,08 57,92 120
% Berat
140# 523 37,19 79,27 20,73 100 Tertahan
-140# 291,5 20,73 100,00 0,00 80 Kumulatif
% Berat

Total 1406,2 100,00 60


% Berat Lolos
Tabel 8. Hasil Perhitungan Berat Kumulatif Grinding 40 Kumulatif
(5 Menit) 20
Berat % Berat % Berat 0 Ukuran Ayakan
50#
14#
20#

-50#
12,5 mm
3#
8#

Tertahan % Tertahan Lolos


Fraksi (gr) Berat Kumulatif Kumulatif
20# 0,7 0,06 0,06 99,94
45# 27,4 2,40 2,46 97,54 Grafik 2. Perbandingan % Berat Kumulatif Tertahan dan %
60# 74 6,47 8,93 91,07 Berat Kumulatif Lolos Roll Crusher
80# 196,5 17,18 26,11 73,89
100# 272,3 23,81 49,92 50,08
140# 282,6 24,71 74,63 25,37
Perbandingan Berat Kumulatif Tertahan
-140# 290,2 25,37 100,00 0,00 dan Lolos dengan Ball Mill (5 menit)
Total 1143,7 100,00
Tabel 9. Hasil Perhitungan Berat Kumulatif Grinding 120
(10 menit) 100
% Berat % Berat % Berat
80
Berat % Tertahan Lolos Tertahan
% Berat

Fraksi Tertahan Berat Kumulatif Kumulatif 60 Kumulatif


20# 3,8 0,24 0,24 99,76
40 % Berat
45# 182,5 11,30 11,53 88,47 Kumulatif
60# 276,1 17,09 28,63 71,37 20 Lolos
80# 283 17,52 46,15 53,85
0 Ukuran
100# 288,9 17,89 64,04 35,96
Ayakan
140# 289,4 17,92 81,96 18,04
-140# 291,4 18,04 100,00 0,00
Total 1615,1 100,00 Grafik 3. Perbandingan % Berat Kumulatif Tertahan
Tabel 10. Hasil Perhitungan Berat Kumulatif Grinding dengan % Berat Kumulatif Lolos pada Grinding (5 Menit)
(15 menit)
Perbandingan erat Kumulatif Tertahan
dan Berat Kumulatif Lolos dengan Ball
Mill (10 menit)
120 % Berat
Kumulatif
100
Tertahan
80
% Berat

60 % Berat
Kumulatif
40 Lolos

20

0 Ukuran Ayakan

Grafik 4. Perbandingan % Berat Kumulatif Tertahan


dengan % Berat Kumulatif Lolos pada Grinding (10Menit) Grafik 6. Perbandingan % Berat Kumulatif Lolos Jaw
Crusher dan Roll Crusher

Perbandingan Berat Kumulatif Tertahan Dari grafik perbandingan, maka ukuran butir untuk P80
dan Berat Kumulatif Lolos dengan Ball Jaw crusher adalah:
Mill (15 menit) y = -12,178x + 57,69
120 80= -12,178x + 57,69
% Berat
X= -1,832 mm
Tertahan
100 Dan untuk ukuran butir untuk P80 roll crusher adalah:
Kumulatif

80 y = -9,8611x + 59,444
% Berat

% Berat
80= -9,8611x + 59,444
60 X= -2,085 mm
Lolos
Kumulatif
40
Sehingga didapatkan:
20 𝑝80 𝐽𝑎𝑤 𝐶𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
𝑅𝑅80 =
𝑝80 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝐶𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
0
−1,832 𝑚𝑚
𝑅𝑅80 =
−2,085 𝑚𝑚
Ukuran Ayakan
RR80 = 0,878

Grafik 5. Perbandingan % Berat Kumulatif Tertahan


dengan % Berat Kumulatif Lolos pada Grinding (15Menit)
D. Analisa Hasil Percobaan
Crushing
Dari hasil percobaan, material yang dihasilkan
roll crusher jauh lebih halus dibandingkan material yang
dihasilkan jaw chrusher. Hal ini disebabkan karena Jaw
Crusher merupakan Primary Crushing sedangkan Roll
Crusher merupakan Secondary Crushing. Faktor - faktor
yang mempengaruhi jaw crusher adalah ukuran dan
jenis batuan yang dimasukkan, keadaan batuan basah
atau kering, dan reaksi antara material dengan air, gape,
setting, dan angle of nip.
Grinding  Choke crushing adalah mekanisme peremukan
Semakin lama proses grinding yang dilakukan dimana dalam prosesnya material diremukkan oleh
akan semakin banyak hasil crushing dengan ukuran alat serta tumbukan dengan material itu sendiri.
sangat kecil, terlebih jika feed yang diberikan memiliki Contoh alat : roll crusher.
kekerasan yang sangat rendah, maka akan semakin  Arrested crushing adalah mekanisme peremukan
mudah tergeruskan. Adapun, Faktor-faktor yang yang selama prosesnya material diremukkan oleh
mempengaruhi proses grinding pada ball mill adalah alat sampai material lolos ke zona discharge.
kecepatan putaran pada mill, persen solid yang masuk Contoh alat : jaw crusher.
ke dalam mill, jenis bijih yang masuk ke dalam mill.
Dari percobaan didapat nilai P80 Jaw Crusher dan 5. Jelaskan mekanisme remuknya material!
diukuran -1,832 mm dan P80 roll crusher adalah -2,085 Abrasion (attrition)
mm sehingga RR80 yang didapat adalah 0,878. Terjadi bilamana energi yang kurang mencukupi
Besarnya nilai RR80 ditentukan oleh perbandingan diterapkan pada partikel, menyebakan terjadinya
ukuran ayakan yang meloloskan 80% umpan dengan localized stressing dan remuknya sebagian kecil area
ukuran ayakan yang meloloskan 80% produk remuk. sehingga menghasilkan distribusi ukuran partikel yang
halus.
E. Jawaban Pertanyaan Compression (clevage)
Crushing Energi cukup untuk membuat partikel remuk,
1. Jelaskan istilah gape, setting dan angle of nip! menghasilkan ukuran partikel ukurannya tidak jauh
 Gape adalah jarak mendatar pada mouth yang berbeda dengan ukuran umpan.
diukur pada bagian mouth dimana umpan yang Impact (shatter)
dimasukkan bersinggungan dengan mouth. Energi sangat mencukupi untuk terjadinya peremukan
 Setting adalah bagian dari jaw crusher untuk partikel, menghasilkan banyak partikel dengan distribusi
mengatur agar lubang ukuran sesuai dengan ukuran yang lebar.
yang dikehendaki. Bila setting block
dimajukan, maka jarak antara fixed jaw dengan 6. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
swing jaw menjadi lebih pendek atau lebih partikel melewati permukaan ayakan!
dekat, dan sebaliknya. Pada jaw crusher ada  Ukuran bukaan ayakan
open setting dan close setting. Semakin besar diameter lubang bukaan akan semakin
 Angle of nip adalah sudut yang dibentuk banyak material yang lolos.
dengan garis singgung yang dibuat melalui titik  Ukuran relatif partikel
singgung antara jaw dengan batuan. Material yang mempunyai diameter yang sama dengan
panjangnya akan memiliki kecepatan dan kesempatan
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan reduction masuk yang berbeda bila posisinya berbeda, yaitu yang
ratio, limitting reduction ratio dan reduction ratio satu melintang dan lainnya membujur.
80. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi  Pantulan dari material
besarnya reduction ratio dari hasil peremukan? Pada waktu material jatuh ke screen maka material akan
 Reduction Ratio adalah rasio antara ukuran membentur kisi-kisi screen sehingga akan terpental ke
feed dengan ukuran produk hasil dari crushing. atas dan jatuh pada posisi yang tidak teratur.
Limiting reduction ratio adalah rasio antara  Kandungan air
ukuran bukaan dimana semua feed bisa masuk, Kandungan air yang banyak akan membantu tapi bila
dan ukuran bukaan keluaran dimana semua sedikit malah akan menyumbat screen.
produk bisa keluar. Reduction ratio 80%  Faktor-faktor yang juga mempengaruhi laju
adalah rasio antara ukuran bukaan dimana 80% partikel melewati permukaan diantaranya adalah
feed bisa masuk, dan ukuran bukaan keluaran densitas bulk, permukaan ayak, persentase area bukaan,
dimana 80% produk bisa keluar. bentuk partikel, ukuran jarak antar mantel, kelembapan
 Yang mempengaruhi besarnya reduction ratio permukaan, bentuk lubang, ketebalan mantel, frekuensi,
adalah ukuran feed, ukuran hasil, serta dan sudut inklinasi.
kemampuan alat itu sendiri.
7. Bagaimana menyatakan ukuran dari alat Jaw
3. Ada berapa macam tipe Jaw Crusher menurut Crusher, Gyratory Crusher, Roll Crusher dan
desainnya dan dimana letak perbedaannya? pengayak getar!
Jaw Crusher ada empat tipe berdasarkan desain,  Jaw crusher: gape x width
yaitu Blake, Overhead Pivot, Overhead Eccentric,  Gyratory crusher: gape x mantle diameter
dan Dodge. Perbedaan dari keempat tipe tersebut  Roll crusher: diameter x width
adalah dalam hal ukuran umpan, power, kecepatan  Pengayak getar : banyaknya lubang dalam
putar, dan karakteristik, serta aplikasinya. ukuran 1 inch linear (mesh), atau ukuran
geometri 1 lubang (mm).
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Choke
Crushing dan Arrested Crushing pada operasi
peremukan serta beri contoh alat yang
menggunakan cara tersebut!
2
𝑁2 =
Grinding 0,0011(𝐷 − 𝑑)
1. Jelaskan mekanisme pengecilan ukuran yang 42,3
𝑁=
terjadi di dalam ball mill, demikian juga dengan √(𝐷 − 𝑑)
rod mill! Kecepatan kritis ini dinyatakan dalam satuan
a. Mekanisme pengecilan ukuran dalam ball mill revolusi per menit (rpm).
yaitu feed dimasukkan kedalam miller.
Kemudian silinder diputar oleh suatu 5. Jelaskan tiga hubungan putaran mill dengan aksi
mekanisme rotor sehingga bola-bola baja penggerusan!
saling bertumbukkan dengan partikel umpan Berdasarkan kecepatan putaran mill terdapat dua
dan terjadi beberapa gaya, yaitu attrition, mekanisme penggerusan yaitu, cascading dan cataracting.
compression, dan impact selanjutnya Kedua mekanisme ini akan menghasilkan distribusi
mengakibatkan ukuran dari partikel umpan ukuran produk yang berbeda.
menjadi kecil. Mekanisme Cascading
b. Roll mill : Roll Mill bentuknya hampir sama Pada putaram mill yang relatif rendah, muatan akan
dengan Ball mill, berbentuk shell silinder bergerak naik tidak begitu tinggi dan setelah mencapai
dengan ukuran panjangnya lebih besar dari titik kesetimbangan muatan segera kembali menggelincir
diameternya (1 1/3 – 3 kali), dimuati dengan atau menggelinding di atas muatan lain yang sedang
grinding media berupa batang-batang baja (stel bergerak ke atas. Pada mekanisme ini pengecilan ukuran
rod) pengganti bola-bola baja. Silinde. Pada terjadi akibat gaya abrasi. Produk yang dihasilkan dengan
rod mill, material akan berada di antara dua rod mekanisme ini adalah sangat halus.
dan dalam kondisi terjepit. Penggerusan terjadi Mekanisme Cataracting
akibat berat dari rod. Ketika mill berputar cukup tinggi, muatan ikut berputar
dan bergerak naik relatif tinggi dengan kesetimbangan
2. Kenapa pengunaan bijih pada pengolahan bahan yang tinggi pula. Setelah kesetimbangan tercapai, muatan
galian umumnya dilakukan dengan cara basah? akan jatuh bebas ke dasar
Karena Penggerusan cara basah memerlukan mill.Padamekanismeinipengecilanukuranakibatpengaruhg
energi lebih sedikit dibandingkan cara kering. aya impact dan kompressi. Produk yang dihasilkan
Klasifikasi cara basah lebih mudah dan memerlukan berukuran relatif lebih kasar.
ruang lebih kecil dibandingkan cara kering. Selain Putaran kritis
itu, lingkungan pada penggerusan cara basah lebih Putaran mill dimana muatan mulai menempel pada
bersih dan tidak memerlukan alat penangkap debu. dinding mill dan ikut berputar bersama mill. Pada kondisi
ini tidak terjadi mekanisme pengecilan ukuran.
3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
keausan bola pelapis (liner) pada ball mill! F. Kesimpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi keausan Kominusi adalah suatu proses untuk mengubah ukuran
pelapis (liner) pada ball mill adalah kekerasan bijih suatu bahan galian menjadi lebih kecil, hal ini bertujuan untuk
yang digerus, durasi penggerusan yang dilakukan, memisahkan atau melepaskan bahan galian tersebut dari mineral
kecepatan penggerusan, jenis liner yang digunakan pengotor yang melekat bersamanya. Kominusi atau pengecilan
serta benturan liner dengan bola. ukuran merupakan tahap awal dalam proses pengolahan bahan
galian. Pada praktikum, primary crushing menggunakan jaw
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kecepatan
crusher dengan mekanisme kerja seperti rahang manusia, dengan
kritis dan turunkan persamaannya!
satu jaw bergerak meremukkan. Pada secondary crushing dengan
Kecepatan kritis yaitu kecepatan putar cell
roll crusher, yang cara kerjanya berdasarkan rotasi yang
pada operasi milling dimana pada saat itu grinding
mengakibatkan materi terjepit dan teremukkan.
media menempel pada dinding cell sehingga tidak
Pada saat proses grinding di laboratorium, semakin lama
terjadi proses abrasi maupun impact.
waktu penggerusan maka semakin banyak material yang lolos
𝑚𝑉2⁄ = 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠 ∝ ayakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin
𝑅
V dinyatakan dalam, lama proses grinding yang dilakukan akan semakin banyak hasil
2𝜋𝑅𝑁 crushing dengan ukuran partikel yang sangat kecil, terlebih jika
𝑉=
60 feed yang diberikan memiliki kekerasan yang sangat rendah,
disubtitusikan, maka akan semakin mudah tergeruskan.
4𝜋2 𝑅2 𝑁2 Dari percobaan didapat nilai P80 Jaw Crusher dan
cos ∝ =
602 𝑔 diukuran -1,832 mm dan P80 roll crusher adalah -2,085 mm
0,0011(𝐷 − 𝑑)𝑁2 sehingga RR80 yang didapat adalah 0,878. Besarnya nilai RR80
cos ∝ = ditentukan oleh perbandingan ukuran ayakan yang meloloskan
2
Kecepatan kritis terjadi saat α = 0, sehingga nilai cos 80% umpan dengan ukuran ayakan yang meloloskan 80% produk
α = 1, remuk.
0,0011(𝐷 − 𝑑)𝑁 2
1=
2
G. Daftar Pustaka
 Kelly, Errol G.; 1982; “Introduction of Mineral
Processing”; John Wiley&Sons, Inc.; US
America
 B.A. Wills, Bsc, Ph.D., C.Eng., MIMM,
Mineral Processing Technology, Pergamon
Press, 7th edition.
 Aldi Pratama, Tito (2013) tersedia pada :
https://titoaldilaputra.wordpress.com/2013/12/2
0/resume-peralatan-industri-proses/
 http://pemecahbatuterbaru.blogspot.co.id/2015/
10/mesin-pemecah-batu-jaw-crusher.html Jaw Crusher

H. Lampiran

Roll Crusher

Jaw Crusher

Ball Mill

Anda mungkin juga menyukai