Anda di halaman 1dari 9

Laporan Modul 1, MG-3017

Kominusi (Crushing dan Grinding)


Raka Firdaus Utomo (12116005) / Kelompok 5 / Selasa, 2 April 2019
Asisten : Irfan Fadhilah (12515011)

Abstrak – Modul 1 – Pada praktikum kali ini akan mempelajari mekanisme dari proses kominusi, yaitu crushing dan grinding.
Terdapat 3 alat yang akan diamati mekanisme kerjanya pada praktikum kali ini yang berkaitan dengan peristiwa kominusi, yaitu
Jaw Crusher, Roll Crusher, dan Jar Mill. Praktikum kali ini diharapkan praktikan dapat memahami mekanisme kerja dari ketiga
alat tersebut, yaitu Jaw Crusher, Roll Crusher, dan Jar Mill, serta faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme kerja dari
ketiga alat tersebut. Kominusi merupakan proses pengecilan ukuran material. Pada praktikum kali ini digunakan bijih kapur
sebagai material umpan pengolahan bahan galian. Adapun tujuan praktikum kali ini adalah menghitung P80 dari jaw crusher,
P80 dari roll crusher, RR80 dari roll crusher, dan P80 dari proses grinding. Dan dari hasil percobaan diperoleh P80 dari jaw
crusher adalah 65,464 mm, P80 dari roll crusher adalah 18,323 mm, RR80 dari roll crusher adalah 3,573, dan P80 dari grinding
adalah 7,5 mm.

A. TINJAUAN PUSTAKA
Kominusi
Kominusi adalah proses pengecilan ukuran material.
Kominusi dilakukan dengan cara crushing dan grinding.
Kominusi merupakan tahap awal dalam proses Pengolahan
Bahan Galian. Kominusi memiliki tujuan sebagai berikut.
1. Membebaskan / meliberasi mineral berharga dari material
pengotornya.
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai Alat ini merupakan contoh paling umum dari
dengan kebutuhan pada proses berikutnya. mesin peremuk tingkat 1 dengan bentuk yang mirip rahang
3. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat atas dan rahang bawah dari seekor binatang, untuk
kontak dengan zat lain, misalnya reagen flotasi. meremukan permukaan, batuan yang mengandung mineral
dijepit di antara dua buah rahang yang terdiri dari fixed jaw
Crushing dan swing jaw, lalu dihancurkan dengan gaya tekan remuk.
Crushing adalah suatu proses pengolahan bahan galian
b. Impact Crusher
yang bertujuan untuk meliberalisasi mineral yang
diinginkan (mineral berharga) agar terpisah dengan mineral Mesin ini mengunakan impact (benturan) sebagai
pengotornya. Beberapa alat yang digunakan dalam proses mekanisme peremukannya. Tipenya ada berbagai macam.
crushing adalah sebagai berikut. Mesin ini banyak disukai karena dapat menghasilkan
produk yang relative ideal, sehingga memudahkan
1. Primary Crusher
pengangkutan dan pemakaian.
Primary crushing merupakan merupakan peremukan
tahap pertama. Umpan yang digunakan biasanya berasal
dari hasil penambangan dengan ukuran berkisar 1500 mm,
dengan ukuran setting antara 30 mm sampai 100 mm.
Ukuran terbesar dari produk peremukan tahap pertama
biasanya kurang dari 200 mm.
a. Jaw Crusher
Crusher jenis ini terdiri dari dua buah jaw,di mana
satu batang bergerak (moveing jaw) ke arah jaw yang lain
(fixed jaw).
c. Gyratory crusher
Mesin ini memiliki rahang bundar (circular jaw).
Sebuah crushing head yang berbentuk kerucut berputar di
dalam sebuah funnel shaped casing yang membuka ke atas.
Crushing head tersebut berfungsi memcahkan umpan yang
masuk.
Grinding
Grinding merupakan proses suatu partikel dikecilkan
ukurannya dengan kombinasi impact dan abrasi (attrition
dan shear). Grinding merupakan tahap pengurangan ukuran
dalam batas ukuran halus yang diinginkan. Tujuan Grinding
adalah sebagai berikut.
- Mengadakan liberalisasi mineral berharga
- Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan industri
- Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan proses
Alat ini mempunyai kapasitas yang lebih besar selanjutnya
dibandingkan dengan jaw crusher. Gerakan alat ini adalah
Alat yang digunakan dalam proses ini adalah sebagai
kontinyu karena crushing head dari alat ini bergerak dan
berikut.
bergoyang.
a. Ball mill
2. Secondary Crusher
Mill ini merupakan sebuah silinder horizontal
Secondary Crusher adalah tahap penghancuran yang
dengan diameter sama dengan panjangnya, yang dilapisi
merupakan kelanjutan dari primary crusher, produk yang
dengan suatu plat. Alat ini memiliki suatu silinder yang
dihasilkan mempunyai ukuran 1,5“ – 2,5”. Alat yang
terisi dengan bola baja.cara kerjanya yaitu dengan diputar,
digunakan antara lain sebagai berikut.
sehingga material yang dimasukkan hancur oleh bola-bola
a.Cone Crusher baja. Biasanya diameter ball mill sama dengan panjang ball
mill.

b. Disk Crusher b. Rod mill

c. Roll Crusher Media grinding ini alat ini berupa batang-batang


besi/baja yang panjangnyya sama dengan panjang mill.Cara
kerjanya dengan diputar.sehingga batang baja terangkat llu
jatuh dan menjatuhi material yang ada dalam rod mill
sehingga hancur.
c. Hammer mill
Penggiling ini memiliki sebuah rotor yang berputar
dengan kecepatan tinggi dalam sebuah casing berbentuk
silinder. Umpan masuk dari bagian puncak casing dan
dihancurkan, selanjutnya dikeluarkan melalui bukaan pada
dasar casing. Umpan dipecahkan oleh seperangkat palu
3. Fine Crushing ayun yang berada pada piring rotor. Kemudian pecahan ini
terlempar pada anvil plate di dalam sebuah casing sehingga
Umpan yang biasanya digunakan kurang dari 25,4 dipecahkan lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Lalu
mm.untuk memperkecil material hasil penambangan yang digosok menjadi serbuk. Akhirnya didorong oleh palu ke
umumnya masih berukuran bongkah digunakan alat luar bukaan.
peremuk. Alat yang digunakan, yaitu seperti Ball Mill,
Chute Mill, dan Rod Mill.
4. Special Cruhser
Merupakan tahap penghancuran bijih tertentu menurut
sifat dari bijih tersebut (contoh: batubara). Alat yang
digunakan, yaitu seperti Toothad Mill, dan Hammer Mill.
C. PENGOLAHAN DATA

Rumus yang Digunakan


Terdapat beberapa persamaan yang digunakan untuk
mengolah data percobaan :
a. % Berat yang Hilang
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
%𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙

b. % Berat
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑒𝑟𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖
%𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = × 100%
d. Impactor 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑒𝑟𝑎𝑙

Impactor menyerupai hammer mill tetapi tidak


c. Reduction Ratio 80 (RR80)
dilengkapi dengan ayakan. Impactor merupakan mesin
pemecah primer untuk batuan dan biji, dengan kemampuan 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠𝑘𝑎𝑛 80% 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
mengolah sampai 600 ton/jam. Partikel yang dihasilkan 𝑅𝑅80 =
𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠𝑘𝑎𝑛 80% 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
hampir seragam menyerupai kubus. Pada impactor hanya
terjadi aksi pukulan. 𝐹80
𝑅𝑅80 =
𝑃80
B. DATA PERCOBAAN
Crushing Jaw Crusher
Percobaan dilakukan dengan berat umpan awal sebesar
Bijih kapur yang akan digunakan sebagai umpan
3,15 kg. ditimbang sebesar 3,15 kg

Berat
Fraksi (mesh) Fraksi (mm)
(gram)
+1 +25 1300 Jaw Crusher dinyalakan dengan disambungkan juga
-1 +2 -25 +12.5 800 dengan terminal listrik
-2 +3 -12.5 +6.73 400
-3 +8 -6.73 +2.38 142
-8 +14 -2.38 +1.19 96
Bijih kapur yang telah ditimbang
-14 +20 -1.19 +0.841 66 dimasukkan kedalam Jaw Crusher
-20 -0.841 228,7
Total 3032,7
Data Jaw Crusher
Wadah penampungan disediakan untuk
Berat menampung hasil crushing
Fraksi (mesh) Fraksi (mm)
(gram)
+1 +25 12,6
-1 +2 -25 +12.5 850 Hasil keluaran crushing diayak dengan ayakan
-2 +3 -12.5 +6.73 1200 berukuran 1, 2, 3, 8, 14, dan 20 mesh untuk diketahui
-3 +8 -6.73 +2.38 412,9 berat pada setiap fraksinya
-8 +14 -2.38 +1.19 178,7
-14 +20 -1.19 +0.841 120,5
-20 -0.841 338,4 Fraksi Ukuran BT BTK
Total 3113,1 BT (%)
(mm) (kg) (%)
Data Roll Crusher
+25 1,3 42,866 42,866
Grinding
-25 +12.5 0,8 26,379 69,245
Berat
Fraksi (mesh) Fraksi (mm) -12.5 +6.73 0,4 13,190 82,435
(gram)
-6.73 +2.38 0,142 4,682 87,117
+14 +1.19 2229,3
-14 +28 -1.19 +0,595 104,1 -2.38 +1.19 0,096 3,165 90,283
-28 +35 -0,595 +0,420 43,1 -1.19 +0.841 0,066 2,176 92,459
-35 +65 -0,420 +0,210 72,7 -0.841 0,2287 7,541 100,000
-65 +100 -0,210 +0,149 71,1 Total 3,0327
-100 -0,149 501,3
Total 3021,6
Data Grinding dengan Ball Mill
Roll Crusher
BLK Ukuran BLK Log Log %-
(%) (mm) (%) Ukuran BLK Hasil keluaran crushing menggunakan Jaw
Crusher digunakan kembali untuk proses
57,134 25 57,134 1,3979 1,75689 menggunakan Jaw Crusher
30,755 12,5 30,755 1,0969 1,48791
17,565 6,73 17,565 0,8280 1,24465
12,883 2,38 12,883 0,3766 1,11001 Umpan ditimbang sebelum dimasukkan
9,717 1,19 9,717 0,0755 0,98755 ke Roll Crusher
7,541 0,841 7,541 -0,0752 0,87744
0,000
Gape Roll Crusher diatur sehingga menjadi 1,25
%Berat yang hilang pada Jaw Crusher dapat dihitung cm
sebagai berikut.

3150 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 3032,7 gram


%Berat hilang = × 100%
3150 gram
Roll Crusher dinyalakan dengan
menyambungkannya ke terminal listrik
%Berat hilang = 3,724 %

Wadah penampungan disiapkan untuk


menampung umpan yang dimasukkan ke
dalam Roll Crusher

Hasil keluaran crushing diayak dengan


ayakan berukuran 1, 2, 3, 8, 14, dan 20
mesh untuk diketahui berat pada setiap
fraksinya

Fraksi Ukuran BT %-
%-BT
(mm) (kg) BTK

+25 0,0126 0,405 0,405


-25 +12.5 0,85 27,304 27,709
-12.5 +6.73 1,2 38,547 66,256
-6.73 +2.38 0,4129 13,263 79,519
Berdasarkan grafik, didapatkan persamaan regresi dari
data yang dimiliki, yaitu y = 0,5496x + 0,9052. Oleh karena -2.38 +1.19 0,1787 5,740 85,259
itu, dapat dicari nilai P80 dengan mengasumsikan variable -1.19 +0.841 0,1205 3,871 89,130
x sebagai P80, dan y = log 80. -0.841 0,3384 10,870 100,000
Total 3,1131
log 80 = 0,5496𝑥 + 0,9052
1,9031 = 0,5496𝑥 + 0,9052 %- Ukuran %- Log Log %-
𝑥 = 1,816 BLK (mm) BLK Ukuran BLK

log 𝑃80 = 1,816 99,595 25 99,595 1,3979 1,99824


𝑃80 = 101,816 = 65,464 𝑚𝑚 72,291 12,5 72,291 1,0969 1,85909
33,744 6,73 33,744 0,8280 1,52820
20,481 2,38 20,481 0,3766 1,31136
14,741 1,19 14,741 0,0755 1,16852
10,870 0,841 10,870 -0,0752 1,03624
0,000

%Berat yang hilang pada Roll Crusher dapat dihitung


sebagai berikut.
3150 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 3113,1 gram Grinding
%Berat hilang = × 100%
3150 gram

%Berat hilang = 1,171 % Hasil crushing menggunakan Roll Crusher dimasukkan ke


dalam Ball Mill sebagai umpan

Mill diletakkan diatas rotor


penggerak

Mill diputar dengan mengatur waktu selama 10


menit

Hasil grinding dikeluarkan dan diayak untuk


Berdasarkan grafik, didapatkan persamaan regresi dari memisahkan bola baja dengan produkta
data yang dimiliki, yaitu y = 0,6492x + 1,0833. Oleh karena
itu, dapat dicari nilai P80 dengan mengasumsikan variable
x sebagai P80, dan y = log 80.
Hasil grinding diayak dengan ukuran ayakan 14, 28,
35, 65, dan 100 mesh untuk ditimbang berat tiap
log 80 = 0,6492𝑥 + 1,0833 fraksi nya
1,9031 = 0,6492𝑥 + 1,0833
𝑥 = 1,263
Fraksi Ukuran BT
%-BT
log 𝑃80 = 1,263 (mm) (gram)
𝑃80 = 101,263 = 18,323 𝑚𝑚 +1,190 2229,3 73,779
-1,190 +0,595 104,1 3,445
RR80 Roll Crusher dapat dihitung sebagai berikut. -0,595 +0,420 43,1 1,426
𝐹80 𝑃80 𝐽𝑎𝑤 𝐶𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟 65,464 𝑚𝑚 -0,420 +0,210 72,7 2,406
𝑅𝑅80 = = =
𝑃80 𝑃80 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝐶𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟 18,323 𝑚𝑚 -0,210 +0,149 71,1 2,353
-0,149 501,3 16,591
𝑅𝑅80 = 3,573
Total 3021,6
Ukuran
%-BTK %-BLK
(mm)
1,19 73,779 26,221
0,595 77,224 22,776
0,42 78,650 21,350
0,21 81,056 18,944
0,149 83,409 16,591
100,000 0,000

%Berat yang hilang pada Ball Mill dapat dihitung sebagai


berikut.

3150 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 3021,6 gram


%Berat hilang = × 100%
3150 gram

%Berat hilang = 4,076 %


harus sesuai dengan kapasitas alat peremuk. Dan hal ini
terkadang menjadi suatu permasalahan ketika jumlah
umpan yang dimasukkan melebihi kapasitas alat peremuk
itu sendiri.
Dari hasil pengolahan data juga dapat diperoleh
bahwa berat material yang hilang pada proses grinding
menggunakan Ball Mill sebesar 4,076%. Berat material
yang hilang ini dapat terjadi karena berat material yang
sangat ringan karena sudah sangat halus, dan sangat
memungkinkan material tersebut terbawa oleh angin ketika
Berdasarkan grafik, didapatkan persamaan regresi dari tutup tabung dari Ball Mill dibuka. Terdapat juga material
data yang dimiliki, yaitu y = 8,4185x + 16,859. Oleh karena yang tumpah pada saat pemisahan hasil grinding dengan
itu, dapat dicari nilai P80 dengan mengasumsikan variable bola-bola baja pada Ball Mill. Dan selain itu terdapat juga
x sebagai P80, dan y = 80. material hasil grinding yang menempel pada dinding alat,
maupun pada bola-bola baja.
80 = 8,4185𝑥 + 16,859 Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi proses
𝑥 = 𝑃80 = 7,5 𝑚𝑚 grinding seperti kapasitas alat penggerus, ukuran umpan
yang dimasukkan, lamanya durasi penggerusan, kekerasan
partikel. Kapasitas alat penggerus yang makin besar akan
D. ANALISA HASIL PERCOBAAN
menyebabkan umpan yang dimasukkan dapat lebih banyak
sehingga lebih efisien dalam proses pengolahan, namun
Setelah pengolahan data dilakukan, diperoleh berat
terdapat juga kemungkinan hasil yang tidak maksimal
material yang hilang pada jaw crusher dan roll crusher
apabila umpan yang dimasukkan tidak sesuai dengan
berturut-turut sebesar 3,724% dan 1,171%. Berat material
kapasitas alat. Ukuran umpan yang semakin homogen dan
yang hilang merupakan berat material yang jatuh ataupun
kecil akan mempercepat dan mempermudah proses
keluar dari alat pengolahan ketika proses peremukan,
penggerusan. Durasi penggerusan yang semakin lama akan
pengayakan, ataupun proses lainnya. Selain itu, terdapat
membuat material hasil penggerusan semakin halus.
juga sisa-sisa material yang tidak jatuh atau tertinggal di
Kekerasan partikel yang semakin keras akan mempersulit
dinding atau permukaan alat. Pada praktikum kali ini, berat
proses penggerusan dan membutuhkan durasi pengolahan
material yang hilang pada jaw crusher lebih besar
yang lebih lama dibandingkan kekerasan yang halus.
dibandingkan berat material yang hilang pada roll crusher.
Dari pengolahan data grinding diperoleh nilai P80
Hal ini dapat terjadi karena proses peremukan dengan jaw
Ball Mill sebesar 7,5 mm. Terdapat pengaruh lamanya
crusher banyak material yang keluar dari alat maupun
durasi grinding terhadap P80 yang dihasilkan, yaitu
karpet penampung sehingga terdapat lebih banyak material
semakin lama durasi dilakukannya grinding, maka produk
yang hilang. Sedangkan, pada saat peremukan
hasil penggerusan yang dihasilkan juga akan semakin halus.
menggunakan Roll Crusher, karpet penampung tepat
Dan berlaku pula sebaliknya.
dibawah alat peremuk, sehingga material jatuh tepat pada
karpet penampung tesebut. E. KESIMPULAN
Dari pengolahan data, diperoleh P80 dari jaw - Didapatkan nilai P80 dari Jaw Crusher adalah 65,464 mm.
crusher dan roll crusher berturut-turut adalah 65,464 mm - Didapatkan nilai P80 dari Roll Crusher adalah 18,323 mm.
dan 18,323 mm. Selain itu juga didapatkan nilai RR80 dari - Didapatkan nilai RR80 dari Roll Crusher adalah 3,573.
roll crusher, yaitu 3,573. Didapatkan juga nilai P80 dari - Didapatkan nilai P80 dari Ball Mill adalah 7,5 mm.
Ball Mill dalam proses grinding adalah 7,5 mm.
Berdasarkan hal tersebut, faktor yang dapat mempengaruhi F. DAFTAR PUSTAKA
nilai RR80 antara lain adalah ukuran bijih mineral dan
kemampuan alat peremuk dalam meremuk umpan yang Barry A. Wills, Tim Napier-Munn. 2006. Mineral
dimasukkan kedalamnya. Pengaruh gape pada roll crusher Processing Technology: “An Introduction to the
terhadap RR80 yang dihasilkan yaitu semakin besar nilai Practical Aspects of Ore Treatment and Mineral
gape dari roll crusher, maka akan semakin kecil nilai RR80 Recovery”. Elsevier Science & Technology Books:
yang didapatkan, dan berlaku sebaliknya. Australia
Pada crusher seringkali terjadi beberapa Kelly, Errol dan David Spottiswood. Introduction to
permasalahan yang menghambat prosesnya, seperti Mineral Processing. John Willey and Sons.1982.
kekerasan dari material umpan yang dimasukkan, karena Modul Praktikum Pengolahan Bahan Galian – MG3017.
apabila umpan tersebut sangat keras maka akan dapat Institut Teknologi Bandung. 2019
menimbulkan abrasi yang sangat besar jumlahnya sehingga
harus dilakukan maintenance secara rutin. Selain itu,
permasalahan lainnya adalah ukuran bijih yang terlalu besar
sehingga tidak dapat diremuk oleh alat peremuk itu sendiri,
sehingga akan sangat menurunkan recovery yang
dihasilkan. Jumlah material umpan yang dimasukkan juga
G. LAMPIRAN

Dokumentasi Praktikum

Roll Crusher di
Laboratorium

Penimbangan Material
Umpan (Bijih Kapur)

Pemasukan umpan ke
dalam Roll Crusher

Jaw Crusher di
Laboratorium

Ball Mill di
Laboratorium

Peletakan karpet
penampung hasil
peremukan

Alat Peremukan di Industri

Jaw Crusher
Hasil peremukan dengan
Jaw Crusher

Roll Crusher

Proses pengayakan hasil


peremukan
Alat Penggerusan di Industri dan closed setting. Open setting adalah jarak maksimum
antara kedua jaw, sedangkan closed setting adalah jarak
minimum antara kedua jaw.

Ball Mill Angle of nip adalah sudut jepit. Pada jaw crusher, angle
of nip adalah sudut yang dibentuk antara fixed jaw dan
movable jaw, sedangkan pada roll crusher adalah sudut
yang dibentuk oleh tangen kedua permukaan roll pada
titik kontak dengan partikel.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan reduction ratio,


Tabel Konversi
limitting reduction ratio dan reduction ratio 80.
Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
reduction ratio dari hasil peremukan?

Reduction ratio adalah perbandingan antara ukuran


umpan yang masuk dengan ukuran produkta yang
dihasilkan.

Limitting reduction ratio adalah perbandingan antara


ukuran bukaan screen dimana semua feed bisa lolos
terhadap ukuran bukaan screen yang sama dimana
semua produkta bisa lolos.

Reduction ratio 80 adalah perbandingan antara ukuran


bukaan screen yang meloloskan 80% feed dengan
bukaan screen yang meloloskan 80% produkta.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya reduction


ratio di antaranya adalah sifat fisik material yang akan
diremukkan (seperti kekerasan, kandungan air,
komposisi mineral, ukuran butir, dan porositas), dan
discharge dari crusher.

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Choke Crushing


dan Arrested Crushing pada operasi peremukan serta
beri contoh alat yang menggunakan cara tersebut!

Choke crushing adalah mekanisme peremukan dimana


dalam prosesnya material diremukkan oleh alat serta
tumbukan dengan material itu sendiri. Contoh alatnya
adalah roll crusher.

Jawaban Pertanyaan dan Tugas


Arrested crushing adalah mekanisme peremukan yang
selama prosesnya material diremukkan oleh alat sampai
Crushing
material lolos ke zona discharge. Contoh alatnya adalah
1. Jelaskan istilah gape, setting dan angle of nip! jaw crusher.

Gape adalah suatu ukuran pada bagian bukaan umpan Grinding


crusher. Pada jaw crusher, gape adalah jarak mendatar
pada mulut jaw crusher yang diukur pada bagian mulut 2. Kenapa pengunaan bijih pada pengolahan bahan
jaw crusher dimana umpan yang dimasukkan galian umumnya dilakukan dengan cara basah?
bersinggungan dengan mulut jaw crusher atau jarak
Terdapat beberapa alasan pengolahan dilakukan dengan
mendatar antara fixed jaw dengan movable jaw. Pada
cara basah, yaitu sebagai berikut.
gyratory crusher, gape adalah jarak ujung atas mantle
terhadap shell bagian atas gyratory crusher.  Memerlukan energi penggerusan yang lebih sedikit
 Tidak membutuhkan alat pengontrol debu, dikarenakan
Setting adalah jarak yang dapat diubah pada crusher
lingkungan yang basah lebih bersih dibandingkan
untuk mengatur ukuran lubang yang dikehendaki. Untuk
dengan lingkungan yang kering
jaw crusher terdapat dua jenis setting, yaitu open setting
 Membutuhkan ruang yang lebih sedikit
 Selain itu agar bijih tidak lengket pada liner, serta karena
proses selanjutnya dalam pengolahan bahan galian
adalah dengan cara basah.

3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keausan bola


pelapis (liner) pada Ball Mill!

 Pada cara basah, biasanya bijih bersifat korosif terhadap


liner, sehingga liner terkorosi dan membutuhkan
pelumas
 Gesekan antara liner dengan bijih yang digiling bisa
mengakibatkan abrasi untuk liner berbahan baja
 Kekuatan abrasi liner yang tergantung pada jenis
materialnya
 Kecepatan rotasi, ukuran umpan, bahan dasar liner,
ketebalan liner, dan zona cascading

4.Jelaskan apa yang dimaksud dengan kecepatan kritis


dan turunkan persamaannya!

Kecepatan kritis merupakan kecepatan yang menyebabkan


bola-bola baja akan melekat atau menempel pada liner.

Penurunan rumusnya sebagai berikut.


𝑚𝑉 2⁄ = 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠 ∝
𝑅

Dengan
2𝜋𝑅𝑁
𝑉=
60
Sehingga jika disubtitusikan,
4𝜋 2 𝑅2 𝑁 2
cos ∝ =
602 𝑔
0,0011(𝐷 − 𝑑)𝑁 2
cos ∝ =
2

Kecepatan kritis terjadi saat α=0, sehingga nilai cos α=1,


0,0011(𝐷 − 𝑑)𝑁 2
1=
2
2
2
𝑁 =
0,0011(𝐷 − 𝑑)
42,3
𝑁=
√(𝐷 − 𝑑)

Dalam hal ini, kecepatan kritis dinyatakan dalam satuan


revolusi per menit (rpm).

Anda mungkin juga menyukai