Anda di halaman 1dari 38

BAB II

PENGECILAN UKURAN PARTIKEL/KOMINUSI (SIZE REDUCTION) DAN ALAT-


ALATNYA

Istilah pengecilan ukuran/kominusi (size reduction) digunakan dalam praktek


dimana partikel padatan terpotong atau terpecah menjadi ukuran-ukuran yang lebih
kecil. Dalam proses industri, partikel-partikel padatan diperkecil ukurannya dengan
berbagai cara, untuk berbagai maksud. Misalnya: bongkahan-bongkahan bijih logam
diremuk menjadi ukuranukuran yang bisa diproses lanjut dengan lebih mudah; bahan-
bahan kimia sintetis dihaluskan menjadi serbuk; lembaran-lembaran plastik dipotong-
potong menjadi ukuran kecil dan bentuk tertentu, dan lain-lain.
Produk-produk partikel yang diperdagangkan seringkali mempersyaratkan
ukuran dan bentuk (morfologi) tertentu, karena akan berpengaruh terhadap unjuk
kerjanya, penyimpanannya, penanganan dan pengangkutannya dan lain-lain.

I. PRINSIP-PRINSIP KOMINUSI
Partikel padatan dapat dihancurkan (dikecilkan ukurannya) dengan berbagai
cara, tetapi pada umumnya hanya 4 cara saja yang seringkali dijumpai dalam mesin-
mesin pereduksi ukuran/mesin kominusi (size reduction machines), yaitu:
(1) Kompresi (penekanan) — compression
Biasanya untuk reduksi partikel yang keras dan kasar, menjadi beberapa partikel
kecil.
Contoh: pemecah kacang (nutcracke,)
(2) Impak (pembenturan) — impaction
Dipakai untuk mereduksi partikel yang keras, menjadi partiket-partikel berukuran
laebih kecil sampai partikel halus. Contoh: palu (hammer)
(3) Atrisi (penggerusan/gesekan) — attrition or rubbing
Umunya dipakai untuk menghaluskan partikel-partikel lunak dan non-abrasive.
Contoh: penggerus.
(4) Pemotongan — cutting
Digunakan untuk memotong partikel (biasanya berbentuk lempeng/tembaran)
sehingga berukuiran lebih kecil atau mempunyai bentuk tertentu. Umumnya tidak
menghasilkan partikel-partikel yang Iembut/halus. Contoh: gunting.

Universitas Gadjah Mada


Kriteria Alat Kominusi:
Kriteria ideal untuk alat-alat kominusi secara umum adalah sebagai berikut:
(1) Mempunyai kapasitas yang besar/fleksibel — bisa disesuaikan
(2) Konsumsi energi kecil per satuan produk yang dihasilkan
(3) Menghasitkan produk sesuai dengan spesifikasi (umumnya: berukuran tertentu dan
seseragam mungkin).
Salah satu ukuran efisiensi sebuah operasi kominusi adalah berdasarkan
energi yang diperlukan untuk menciptakan luas permukaan yang baru, karena
bertambahnya kecilnya ukuran partikel (semakin kecil ukuran partikel, semakin besar
luas mukanya persatuan massa).
Karakteristik Produk Kominusi:
Tujuan dan kominusi adalah untuk memperoleh partikel berukuran kecil dan
yang berukuran besar karena berbagai pertimbangan, misalnya: bertambahnya luas
permukaan partikel karena perubahan ukuran maupun bentuknya.
Tidak seperti alat kominusi ideal, alat yang nil biasanya tidak akan
menghasilkan partikel berukuran seragam (uniformly sized), meskipun umpan yang
diproses berukuran seragam. Produk kominusi selalu berupa campuran partikel
dengan berbagai ukuran, dengan rentang ukuran maksimum sampai ukuran minimum
(adakalanya sampai sub-mikron) tertentu.
Perbandingan ukuran antara partikel terkecil dengan yang terbesar dapat
mencapai order 104. Karena begitu besarnya rentang ukuran produk, anggapan bahwa
ukuran partikel dapat diwakili dengan ‘satu’ ukuran rata-rata menjadi tidak valid, kecuali
pemakaian partikel tersebut cukup jelas sehingga metode tentang pencarian ukuran
rata-rata yang valid dapat dikenakan.

II. ALAT-ALAT KOMINUSI


Alat-alat kominusi, secara umum dapat dibedakan menjadi: crusher
(penghancur/peremuk), grinder (penggerus), ultrafine grinders (penggerus sangat
lembut) dan cutting machines (mesin-mesin pemotong). Crusher pada umumnya
digunakan untuk memecahkan bongkahan-bongkahan partikel besar menjadi
bongkahan-bongkahan kecil. Crusher primer (primary crusher) banyak digunakan pada
pemecahan bahan-bahan tambang dan ukuran besar menjadi ukuran antara 6 in
sampai 10 in (150 sampai 250 mm). Crusher sekunder (secondary crusher) akan
meneruskan kerja crusher primer, yaitu menghancurkan partikel padatan hasil crusher
primer menjadi berukuran sekitar ¼ in (6 mm). Selanjutnya, grinder akan

Universitas Gadjah Mada


menghaluskan partikel-partikel keluaran crusher sekunder. Produk dan grinder antara
(intermediate grinder) berukuran sekitar 40 mesh ( mm). Penghalusan sampai ukuran
sekitar 200 mesh ( mm) dilakukan oleh grinder halus (fine grindei). Ukuran partikel
yang Iebih halus (antara 1 sampai 50 pm) dapat diperoleh dengan ultrafine frinder.
Cutter umumnya didesain untuk memberikan bentuk dan ukuran partikel tertentu, yaitu
dengan panjang antara 2 sampai 10 mm.

Jenis-jenis pokok dan alat kominusi adalah sebagai berikut:


A. Crushers(kasar dan halus).
Mekanisme penghancuran dilakukan dengan cara penekanan (compression). Ada
beberapa jenis, diantaranya:
1. Jawcrushers(dan berbagai modiflkasinya).
2. Gyratoly crusher (dan berbagai jenis/modifikasinya).
3. Crushing Rolls (mesin penggilas): toothed rolldan smooth-roll crusher.
B. Grinders (intermediate dan fine).
Mekanisme kominusi dilakukan dengan cara pembenturan/pemukulan (impact dan
atrisi (gesekan antar partikel). Beberapa jenis grinder diantaranya:
1. Hammer Mills, Impactor
2. Rolllng-compression mills, diantaranya: (a). Bowl Mills, (b). Roller Mills.
3. Attrition Mills
4. Tumbling Mills, diantaranya: (a). Rod-Mills, (b). Ball-Mills, Pebble Mills, (c).
Tube Mills, Compartment Mills.
C. Ulltrafine Grinder, diantaranya:
1. Hammer Mills, dilengkapi dengan alat klasiflkasi internal
2. fluid-energy mills
3. Agitated Mills
D. Cutting machines, diantananya:
1. Pemotong pisau (Knife cuttet)
2. Penyayat (Dicers)
3. Slitters.

Universitas Gadjah Mada


A. CRUSHERS
Crusher merupakan mesin penghancur padatan berkecepatan rendah, digunakan
untuk padatan kasar dalam jumlah yang besar.

A.1.Jaw Crushers.
Karakteristik umum Jaw Crusher:
• Umpan masuk dan atas, diantara dua jw yang membentuk huruf V (terbuka bagian
atasnya).
• Salah satu jaw biasanya tidak bergerak (fixed), jaw
j yang lain bergerak horizontal
• Sudut antara 2 jaw antara 20°
20 sampai 30°.
• Kecepatan buka-tutup
tutup jaw antara 250 sam pai 400 kali per menit.

Ada beberapa jenis crusher yang sering dijumpal, diantaranya:


A.1.(a). Blake Jaw Crusher
A.1.(b). Dodge Type Crusher / Double Toggle Crusher.
A.1.(c). Roller Bearing Jaw Crusher

A.1.(a). Blake Jaw Crusher


Beberapa mesin Blake Crusher dengan bukaan umpan padatan
padatan berukuran 72 x 96 in
(1.8 x 2.4 m) dapat memproses batuan berdiamater 6 ft (1.8 rn),
rn), dengan kapasitas
sampai 1000 ton/jam, dengan ukuran produk maksimum 10 in (250 mm).
Prinsip kerja:
Roda (flywheel) berputar menggerakkan lengan pitman naik turun karena adanya
sumbu eccentric. Gerakan naik-turun dan lengan pitman menyebabkan toggle
bergerak horizontal (kekiri dan kekanan) movable jaw bergerak menekan dan
memecah bongkah-bongkah padatan yang masuk dan melepaskannya saat movable
jaw bergerak menjauhi fixed jaw.

Ukuran standard Blake Jaw Crusher (feed opening position, daya, kapasitas) dapat
dilihat pada buku teks (Table 6 Brown (1955), atau Table 20-8 Perry 7th ed.)

A.1.(b). Dodge Crusher/ Double Toggle Crusher! Overhead Eccentric Crusher


Biasanya berukuran Iebih kecil dan Blake Crusher. Movable jaw bagian bawah
dipasang tetap sehingga lebar dan discharge opening relatif konstan.

Ukuran bahan yang keluar akan Iebih uniform, tetapi sangat rawan terhadap
kebuntuan (clogged/chokea) akibat lubang bukaan keluar (discharge opening) yang
tetap.

Prinsip kerja:
Perputaran sumbu eccentric mengakibatkan lengan pitman bergerak naik-turun.
Gerakan ini menyebabkan movable jaw frame sebelah atas bergerak horisontal kekiri-
kekanan menekan bongkah-bongkah padatan sampal pecah dan melepaskannya
kebawah. Movable jaw frame bagian bawah relatif tidak bergerak. Ukuran standard
Dodge Crusher dapat dilihat pada Tabel 7 Brown (1955)

Universitas Gadjah Mada


A.1.(c). Roller Bearing/ Overhead Eccentric Jaw Crusher
Pada prinsipnya merupakan kombinasi antara Blake Crusher dan Dodge Crusher,
yaiotu memberikan 2 crushing strokes (2 Iangkah pemecahan) per satu putaran sumbu
eccentric.

Prinsip kerja:
Saat sumbu eccentric berputar,
putar, bagian atas movable jaw bergerak horisontal (kekanan
kekiri) sedangkan bagian bawah bawah movable jaw
j w bergerak dengan arah yang
berlawanan (kekiri-kekanan),
kekanan), i.e saat bagian atas movable jaw bergerak menjauh
(kekiri), maka bagian bawah movable jaw bergerak
bergerak menekan (kekanan),
membenturkan padatan dengan dinding (crushing p/ate) dan memecahnya.

Ukuran standard Roller Bearing Jaw/Overhead Eccentric Jaw dapat dilihat pada Table
20-9 Perry 7th ed.
A.2. Gyratory Crusher
Gyratory
y crusher secara sepintas terlihat seperti jaw crusher, dengan jaw berbentuk
melingkar (sirkular), diantara mana material padata dihancurkan. Kecepatan kepala
dan jaw penghancur (crushing head) umumnya antara 125 sampai 425 girasi/menit.
• Lebih efisien untuk kominusi kapasitas besar (dibandingkan dengan jaw crushers),
terutama untuk kapasitas > 900 ton/jam. Kapasitas Gyratoiy crushers bervariasi
dari 600 - 6000 ton/jam, tergantung ukuran produk yang diinginkan (antara 0.25 - 1
inch).
Kapasitas gyratory crusher terbesar mencapai 3500 ton/jam.
• Discharge dan gyratoly crusher lebih kontinyu (dibandingkan dengan jaw crushe,).
• Konsumsi tenaga per ton material lebih rendah dibanding jaw crushers.
• Perawatannya lebih mudah.

Prinsip kerja:
Roda berputar, memutar countershaft dan gearing, dan piringan
iringan C. Selanjutnya,
piringan C akan memutar main
main-shaft
shaft yang terpasang eccentric pada piringan C.
Karena main-shaft bergerak eccentric, crushing head akan bergerak eccentric
menghimpit padatan (discharge opening minimum), memecahnya dan melepaskannya
(sampai discharge opening maksimum).

Perbandingan kapasitas dan ukuran Gyratoiy Crushers dan Jaw Crushers Table 20
20-10
Perry 7th ed.
• 11 Perry 7th
Ukuran standard Gyratory Crushers Table 8 Brown (1955); Table 20-11
ed.
• Perbandingan kapasitas Gyratory Crushers dan Jaw Crushers Table 20
20-10 Perry
7th ed.
A.2.(a). Cone Crusher
Prinsip kerja:
Seperti Gyratory Crushers.. Crushing head disangga oleh beberapa eccentric journals
yang diputar oleh beberapa bevel gears. Bevel gears digerakkan
digerak an oleh sumbu utama
(main shaft).

• Baik digunakan sebagai alat penghancur sekunder (secondary crusher


crusher). Bentuk
konis menyediakan ‘luasan kerja’ (= luas gilas) yang lebih besar.
• Ukuran umpan: 0.8 -14.3
14.3 inch (< umpan Gyratory Crusher)
Crushe
Ukuran produk antara 0.5 inch - 20 mesh (0.033 inch).
• Crushers: Table 20-12 dan 20-13, Perry 7th ed.
Ukuran standard Cone Crushers
A.3. Crushing Rolls
Crushing rolls biasanya digunakan untuk memecah padatan lunak (hardness rendah),
misalnya: batubara, gipsum, limestone, bata tahan api dan lain-lain
lain lain padatan dengan
skala MOHS <4.

• Biasanya, alat-alat
alat yang dirancang untuk ini juga akan menghasilkan produk
berukuran kecil (veiy fine particles) dengan jumlah cukup banyak!

A.3.(a). Smooth Roll Crusher


Ukuran umum smooth-roll
roll crusher diameter 24 in (600 mm), panjang 12 in (300 mm),
sampai dengan diameter 78 in (2000 mm), panjang 36 in (914 mm). Kecepatan
putaran antara 50 – 300 rpm. Umpan padatan berukuran sampai dengan 1/2 sampai 3
in (12 mm sampai 75 mm), dengan produk berukuran antara 1/2 in (12 m)
m) sampai 20
20-
mesh. Akan tetapi, ukuran partikel dapat secara fleksibel diatur dengan mengatur jarak
antara 2 batangan rol penggilas. Operasi efektif biasanya pada rasio ukuran produk:
umpan antara 1:4 sampal 1:3.

Prinsip kerja:
Dua batangan logam horizontal
horizontal diputar dengan arah yang berlawanan dengan
ecepatan yang sama. Umpan masuk ke celah-celah
celah celah roll, tertekan dan pecah. Ukuran
produk dapat diatur dengan mengatur jarak antara 2 silinder.
• Sebagai alat penghancur, saat ini kurang disukai karena roll-nya
nya mudah koyak;
terutama jika digunakan untuk material keras Roll-Crusher
Crusher tidak cocok untuk
batuan keras.
• Biasanya banyak digunakan untuk penghancuran batubara; oil shale, fosfat dan
batuanbatuan dengan kandungan silikat rendah!
rend

A.3.(b). Toothed Rolled Crushers (Single atau Double)


Kapasitas: s/d 500 ton/jam; ukuran umpan: sampai dengan 20 inch (500 mm).

Prinsip kerja:
Roda (Flywheel)) berputar, akan memutar toothed roll yang terhubung dengan flywheel.
Bongkahan padatan yang masuk akan tergencet pada wear plate/crushing plate dan
akan pecah. Gigi-gigi
gigi pada roll selanjutnya akan menggerus partikel-partikel
partikel partikel padatan
menjadi ukuran yang lebih kecil lagi.

• Toothed Rolled Crushers balk untuk bahan yang tidak terlalu keras. Untuk bahan
b
yang terlalu keras, gigi-gigi
gigi pada roll dapat rontok/patah!
• Ukuran standard Toothed Rolled Crushers: belum ada data pada textbook!

Gambar dibawah adalah contoh operasi single-rolled toothed crusher untuk memecah
batubara:
A.3.(c). Disintegrator/Cage
age Mills.
Cage Mills terdiri dari batang--batang
batang silinder panjang saling perputar berlawanan arah
dengan kecepatan yang sama. Sering digunakan untuk menggilas bahan tambang
(quarry rock); batuan fosfat; fertilizer (pupuk padat)

Sebagai disintegrator, seringkali digunakan untuk menggilas bahan-bahan


bahan bahan lempung;
tulang dll.. Ukuran umpan maksimum: 8 inch; ukuran produk dapat mencapai
mencapai 325 mesh
( 0,0017 inch).
Prinsip kerja:
Bahan masuk akan terseret diantara 2 cages, tergerus dan hancur. Dalam satu bans
dapat terdiri atas: 2, 3, 4, 6 dan 8 silinder berurutan. Hasil gilasan berkali-kali antara
cages menyebabkan ukuran produk dapat sangat kecil (pulverized). Jika bahan yang
diolah lunak dan lengket (stick, misalnya lempung, hasil gerusan dapat berupa
lembaran-lembaran seperti slab (slab like).

B. GRINDER/ IMPACTOR
Istilah grinder biasanya digunakan untuk mesin-mesin kominusi dengan kapasitas
sedang. Produk dan crusher, jika perlu dihaluskan lagi, biasanya dilakukan oleh
grinder.

B.1. Hammer Mill dan Impactor


Bagian penggerak dari hammer mill dan impactor adalah rotor yang berputar dengan
kecepatan tinggi didalam casing silinder. Sumbu rotor biasanya horisontal.

Kapasitas:
Untuk Hammer Mll tergantung kehalusan produk yang diinginkan, misal: 0.1 sampai 15
ton/jam untuk ukuranproduk 200-mesh atau lebih halus. Untuk Impactor bisa s/d 600
ton/jam

Ukuran umpan: hampir sama dengan toothed rolled crushers


Ukuran produk: antara 1 in (25 mm) sampai dengan 20-mesh, tetapi dapat dibuat lebih
lebih fleksible, sesuai dengan ukuran grid yang terpasang (jika alatnya dilengkapi
ukuran produk bisa sangat halus).

Hammer Mill lebih serbaguna pemakaianya: menumbuk bahan-bahan berserat


(misalnya kulit kayu dan kulit); bahan-padatan yang agak lengket (sticky material,
misalnya lempung) sampai pada batuan keras!

Gambar dibawah adalah contoh reversible hammer-mill untuk memecah batuan.


Perhatikan bahwa hammer mill dilengkapi dengan kisi-kisi (grid):

Universitas Gadjah Mada


Gambar dibawah adalah beberapa contoh Impactor.

Prinsip kerja:
Bongkahan padatan yang masuk dipecah oleh palu
palu-palu (hammers) yang terpasang
pada ujung cakram yang berputar (revolving dish). Pada non-reversible
reversible hammer-mill,
hammer
padatan yang pecah selanjutnya digerus pada dinding dan keluar melalul kisi
kisi-kisi
(grid). Pada reversible hammer-mill,
hammer butir-butir
butir padatan akan ditumbuk berkali
berkali-kali oleh
hammer ke crushing plate/breaker plate/anvils yang dibuat bergerigi. Butiran pecah
karena terpukul oleh palu,
alu, terbentur dinding (crushing plate) atau bertumbukan dengan
butir lain. Ukuran padatan keluar dapat diatur dengan memasang kisi-kisi
kisi kisi (grid) dengan
ukuran lubang kisi seperti yang diinginkan.
• Reversible hammer-mil/
mil/ Impactor arah putaran hammer dapat dibalik, tanpa
menggangu operasi.
• Non-reversible hammer-miI
miIl arah putaran palu tidak dapat dibalik!
Ukuran standard Hammer Mills dan Impactor Breakers Tabel 20-14
20 14 dan Tabel 20
20-15
Perry 7th ed.
Gambar dibawah adalah salah satu jenis hammer mill yang dilengkapi
dilengkapi dengan
saringan (screen) untuk mendapatkan partikel yang
yang Iebih halus (fine particles/ powder
powder):

B.2. ROLLING COMPRESSION MILLS


Diantaranya: B.2.(a). Roller Mill
B.2.(b). Bowl Mill.

B.2.(a). Roller Mill


Roller Mill seperti gambar diatas sering juga disebut sebagal Ring-Roller
Roller Mill atau
medium- speed mill. Bagian utamanya terdiri dari
da roll-roll
roll penghancur (crushing roll)
dan confining ring. Energi untuk menggerus per ton Iebih rendah (sebagai gambaran:
ball-mill 13 hp/ton; hammer-mill
mill “.‘ 22 hp/ton; roller-mill
r ‘‘ 9 hp/ton).
Prinsip kerja:
Hampir sama dengan Bowl (Rolle,) Mill, hanya saja partikel padatan tergerus diantara
roll- roll dan confining ring. Plow (‘pengaduk’) yang terpasang pada apron dibawah
crushing-roll
roll berfungsi untuk mengaduk partikel-partikel
partik partikel dan melemparkannya ke zone
penghancuran (crushing zone). Alat ini seringkali dilengkapi dengan ayakan internal
(internal screen) untuk menapis partikel-partikel
partikel partikel padatan dengan ukuran yang tidak
diinginkan (partikel yang terlalu besar). Produk dengan
dengan ukuran yang diinginkan keluar
lewat atas terbawa oleh udara yang dihembuskan kedalam alat.

B.2.(b). Bowl Mill (Penggiling Mangkok)


Alat utamanya berupa sebuah mangkok yang dilengkapi dengan roll-roll
roll roll didalamnya
(mangkok dan roll masing-masing
masing mempunyai
memp alat penggerak sendiri-sendiri/terpisah).
sendiri/terpisah).
Prinsip kerja:
Umpan masuk dari feed hopper kedalam mangkok yang berputar (mangkok dilapisi
dengan bahan dengan kekerasan > kekerasan bahan yang digerus grinding ring).
Didalam mangkok tersebut, butiran-butiran padatan tergerus oleh roller yang berputar
berlawanan arah dengan arah putaran mangkok. Partikel-partikel yang cukup halus
akan terbawa keatas oleh udara (yang dihembuskan kedalam roller-mill) dan keluar
keatas. Diluar, produk selanjutnya ditangkap menggunakan cyclone.

Universitas Gadjah Mada


B.3. ATTRITION MILLS
Dalam sebuah attrition mill, partikel-partikel padatan lunak digesek diantara permukaan
dan cakram-cakram yang berputar. Sumbu cakram biasanya horisontal, kadang-
kadang vertical. Berdasarkan putaran cakram, ada dua jenis attrition mill, yaitu: (a).
Single-runner satu cakram diam, cakram yang lain berputar; (b). Double-runner mi/
kedua cakram tar berlawanan arah dengan kecepatan tinggi. Seringkali kedalam mill
dihembuskan (terutama pada double runner mill, dimana ukuran produk lebih halus)
untuk mengeluarkan padatan halus (serbuk) dan menjaga gap (yaitu ruang antara
cakram dengan casing) agar tidak tersumbat (choking).

Pada single runner mill, diameter cakram 10 sampai 54 in (250 sampai 1370 mm), dan
antara kecepatan putar antara 350 sampai 700 rpm. Pada double runner mill tinggi,
yaitu antara 1200 sampai 7000 rpm. Ukuran umpan maksimum sekitar 1/2 in (12 mm),
dan harus dimasukkan dengan kecepatan putar yang terkontrol. Ukuran produk,
biasanya lolos 200-mesh.

Gambar dibawah adalah contoh sebuah beberapa jenis attrition mill.

Universitas Gadjah Mada


B.4. TUMBLING MILLS
Tumbling Mills umumnya berbentuk silinder horisontal yang berputar perlahan pada
sumbu horisontalnya. Didalamnya terdapat padatan
padatan-padatan
padatan keras (biasanya logam)
yang mengisi sekitar 50% volume ruang silinder (disebut sebagai grinding medium).
Karená putaran mill, grinding medium akan terangkat sampai ketinggian tertentu,
kemudian jatuh dan menimpa/memukul padatan-padatan
padatan yang ada dibawahnya.
Grinding medium dapat berbentuk: batangan logam (dalam rod mill),
), rantai logam atau
bola-bola logam (dalam rod mill).
mill Tumbling mill tidak cocok digunakan untuk
menghaluskan padatan yang abrasive.

Kapasitas dan Kebutuhan


n Energi:
Rod-Mill : 5 - 200 ton/jam, dengan produk ukuran 10-mesh.
10 mesh. Kebutuhan energi total
untuk padatan keras sekitar 4 KWh/ton.
Ball-Mill : 1 - 50 ton/jam, dengan 70% sampai 90% produk berukuran lebih kecil
dan 200 mesh. Kebutuhan energi untuk padatan keras sekitar 16
KWh/ton.

B.4.(a). Ball-Mill
Merupakan salah satu bentuk tumbling-mill. Biasanya berupa kompartemen ((shell)
yang berbentuk silinderr atau konis yang berputar pada sumbu horisontalnya.
Didalamnya berisi bola-bola
bola penggilas sebagai media penghancur. Tergantung pada
bahan yang akan dihancurkan, bola-bola
bola bola penggilas dapat terbuat dan: besi, baja,
porselen dil. Biasanya, (L/D untuk Ball-Mills
Ball ls ‘‘ 1.0 (lihat dimensi gambar dibawah).

Prinsip kerja:
Silinder/kompartemen berputar pada sumbu horisontalnya. Partikel-partikel
Partikel partikel padatan
didalam akan terlempar dan tergilas bola-bola
bola penggilas menjadi butir--butir yang
sangat halus. Produk halus dikeluarkan dengan:
• overflow melalui lubang yang terpasang pada sumbu (hollow trunnion), dan/atau
• kemiringan dan partikel keluar melalui lubang-lubang
lubang lubang pada periferi (lubang
(lubang-lubang
pada sisi bagian keluar mill), dan/atau
• dihembus oleh udara (untuk partikel
partikel-partikel yang sangat halus dan kering).
• Ukuran umpan Ball-Mills
Mills tergantung padatingkat kerapuhan umpan padatan.
- Untuk padatan yang sangat rapuh (veiy fragile): 2.5 - 4cm (1-1.5
1.5 inch) dia.
- Ukuran umum umpan: ‘s.’ 1 cm (i’ 0.5 inch)
• Ukuran bola-bola penggilas (diameter): 1 - 6 inch.
Volume bola-bola
bola penggilas: ‘S.’ 50% volume kompartemen.
• Reduction Ratio 20:1 sampai 200:1

Ball-Mill
Mill dapat dioperasikan pada keadaan kering (dry
(d y millng) maupun basah (wett
(wett-
miIIing).
ng). Operasi pada keadaan basah dapat meningkatkan
meningkatkan kapasitas maupun efisiensi
mill.
• Ruang dalam ball mill (the chambet) kadang-kadang
kadang disekat-sekat
sekat (dengan sekat
yang berlubang/grate), dan masing-masing
masing ruang/sub-kompartemen
kompartemen diisi dengan
bola-bola
bola penggilas dengan ukuran yang berbeda (lihat gambar dibawah).
dibawah). Praktek
menunjukkan bahwa semakin besar ukuran bola, semakin halus produk yang
dihasilkan.
• Dibawah ini adalah contoh sekat berlubang (grate) untuk pemisah antar
subkompartemen. Grate semacam mi juga dipasang pada sisi keluar (discharge
opening) mill. Grate ini juga berfungsi untuk membantu menaikan padatan setinggi
setinggi-
tingginya, sebelum dijatuhkan (tumbled).
(tumble
• Pada dinding-dinding
dinding kompartemen, seringkali juga dipasang liners untuk
membantu ‘pengadukan’ dan penggilasan, dengan memperbesar efek benturan
antara partikel dengan dinding. Dibawah ini adalah contoh bagian dalam dan
sebuah ball-mill.

Analisis kecepatan putaran tumbllng


tumbllng-mill

Karena gaya sentrifugal akibat putaran silinder mill, bola-bola


bola bola grinding medium akan
menempel pada dinding dalam mill dan terangkat bersamaan dengan putaran mill.
Pada posisi tertentu, dimana gaya gravitasi pada bola mengatasi
mengatasi gaya sentrifugalnya,
bola akan jatuh. Semakin cepat putaran mill, maka semakin tinggi bola-
bola-bola akan
terangkat. Jika kecepatan putar mill melebihi kecepatan kritis tertentu, dimana gaya
sentrifugal tidak dapat diatasi oleh gaya gravitasi (pada posisi bola
bola paling tinggi), maka
bola akan selalu menempel pada dinding mill. Pada keadaan dimana gaya sentrifugal
diposisi bola paling atas sama dengan gaya gravitasinya, bola dikatakan mulai
mengalami centiffuging (sentrifugasi). Kecepatan minimum dimana centrifuging
centrifuging terjadi
disebut sebagai kecepatan kritis.

Keadaan centrifuging harus dihindari, sebab pada kondisi ini grinding partikel padatan
akan sangat kecil terjadi.

Tinjau sebuah mill dengan jan-jan


jan dalam R, berisi bola-bola
bola berdiameter r dan massa
m. Kecepatan
atan putar mill o = 2. .n,
n, dimana n = kecepatan rotasi mill, putaran/waktu.
Gaya sentripetal akibat gravitasi yang dialami bola adalah sebesar Fg
g = mg.cos( ).
2. 2
Sedangkan gaya sentrifugal bola akibat putaran mill adalah, F = m.[4. n (R
(R-r)].

Neraca gaya pada


ada bola, pada keadaan kesetimbangan gaya (lihat gambar dibawah):

C. ULTRAFINE GRINDER
Banyak produk-produk
produk serbuk mempersyaratkan ukuran sangat halus, sekitar 1
1-20 µm.
Mills yang dapat menghaluskan padatan sampai ukuran tersebut diatas disebut
dengan ultrafine
e grinder. Penghalusan ultra halus (ultrafine grinding) dapat dilakukan
dengan beberapa cara, antara lain dengan (a). Hammer mill berkecepatan sangat
tinggi, dilengkapi dengan kisi-kisi
kisi penyaring padatan; (b).. Fluid energy atau jet
jet-mills,
atau (c). wet-grinding
grinding dalam sebuah mill berpengaduk.
C.1. Hammer Mills
Salah satu jenis hammer mill dengan klasifikasi internal untuk mendapatkan partikel
ultra halus adalah Mikro-Atomizer
Atomizer (lihat Fig.27-11,
Fig.27 11, p.788 McCabe). Mill jenis mi dapat
menghasilkan partikel berukuran 1-20
1 m, dengan kapasitas 1 atau 2 ton/jam.
µm,
Kebutuhan energinya sekitar 40 KWh/ton.

C.2. Fluid Energy MilI


Dalam mill ini partikel-partikel
partikel padatan disuspensikan dalam arus gas pembawa
berkecepatan tinggi. Aliran padatan-gas
padatan gas dibuat sirkular atau eliptikal (melingkar
(melingkar-
lingkar). Reduksi ukuran dapat terjadi karena benturan atau gesekan antara partikel
padatan dengan dinding saluran/mill.
uran/mill. Reduksi ukuran paling dominan terjadi karena
tumbukan dan gesekan antara partikel sendiri (intraparticle attrition).

Fluid energy mill dapat menerirna urn pan berukuran sampai dengan /2 in (13 mm),
tetapi akan lebih efektif bekerja jika umpan berukuran sekitar 100 mesh, dengan
kapasitas mencapai 1 ton/jam (non-sticky
(non sticky solids). Ukuran produk dapat mencapai /2
sampai 10 µm.

Gambar
ar dibawah adalah contoh dan fluid energy miIl.
miI
Gas pembawa biasanya udara tekan atau steam lewat panas (superheated steam)
yang dilewatkan melalul sebuah energizing
energ nozzle.

Gambar dibawah ini merupakan contoh lain dan fluid energy miIl.
miI

C.3. Agitated Mills (Mill Teraduk/ Berpengaduk).


Untuk beberapa operasi kominusi partikel ultrahalus, beberapa mill yang tidak berputar
dan secara batch menggunakan grinding medium padat yang diisikan kedalam vessel
tersebut. Mill ini biasanya berukuran kecil. Grinding medium digerakkan dengan
berikan vibrasi pada vessel atau memberikan pengaduk dengan impeler berlengan
Penggerusan partikel dilakukan oleh grinding medium yang bergerak menumbuk
partikel.
artikel. Alat dibawah merupakan salah satu contoh alat agitated mill untuk u
uksi
partikel berukuran koloid.
Mg/rated Mill (mill berpengaduk) jenis ini seringkali disebut juga stirred media
media-mills
Tabel dibawah
wah menunjukkan beberapa bahan padat yang dihaluskan menggunakan
stirred media mills.
III. OPERASI PERALATAN DAN UNIT KOMINUSI
Untuk operasi mesin-mesin kominusi yang ekonomis, pemilihan peralatan dan
prosedur operasinya harus mendapatkan perhatian yang selayaknya. Unjuk kerja
mesin dapat dijaga baik jika diperhatikan kaftor-faktor dibawah ini:
(a) Ukuran umpan harus sesual dengan spefifikasi yang diijinkan mesin kominusi.
(b) Laju umpan masuk harus dijaga seseragam mungkin.
(c) Padatan-padatan yang terlalu keras dan tidak dapat dipecah/dihancurkan oleh
mesin, harus disingkirkan dan umpan (feed selection)
(d) Panas yang ditimbulkan, terutama pada penghancuran bahan-bahan yang
sensitive terhadap panas, harus dibuang. Alat-alat pendinginan, sebagai bagian
dan alat-alat tambahan (auxillary equioments) harus disediakan.
Dalam banyak mill, umpan masuk berukuran tertentu akan dihancurkan menjadi
produk dengan rentang ukuran tertentu pula. Jika diinginkan ukuran produk yang halus
dan umpan berbentuk bongkahan besar, maka diperlukan beberapa alat kominusi
yang cocok yang disusun berdasarkan urut-urutan proses yang sesuai. Gambar
dibawah memberikan sketsa umum diagram alir sebuah sirkuit mesin grinding.

Universitas Gadjah Mada


Dibawah ini beberapa contoh diagram alir proses kominusi pada berbagai proses:
Tabel dibawah memberikan panduan untuk pemilihan alat-alat
alat alat kominusi yang sesua
sesuai.
Dua parameter utama yang ditinjau hádala: kekerasan padatan (hardness) dan
ukurannya.

IV. KONSUMSI ENERGI Mills


Sejumlah besar energi dikonsumsi dalam operasi kominusi. Misalnya dalam berbagai
tahapan proses pembuatan semen; pada pemecahan batubara dan batuan mineral;
penghancuran bijih logam untuk preparasi pengambilan
pengambilan logam murni (Al, Cu, Fe dll
dll).
Operasi kominusi mungkin merupakan salah satu operasi yang paling tidak eflsien
dibandingkan alat-alat
alat unit operasi lain, karena hampir 99% energi terbuang
terbua untuk
mengoperasikan alat, memproduksi panas dan kebisingan. Hanya sekitar 1% energi
yang diunakan untuk menghasllkan permukaan baru. Semakin kecil ukuran produk
(semakin besar luas permukaan baru yang tecipta), maka semakin besar energi yang
diperlukan.. Kebutuhan energi menurun dengan semakin besarnya ukuran produk, kira
kira-
kira mengikuti pola logaritmik. Gambar dibawah menunjukkan tingkat konsumsi energi
dibandingkan dengan ukuran produk yang dihasilkan.
IV.1. Estimasi Energi untuk Kominusi
(a). Pendekatan teoritis
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa energi yang diperlukan untuk memecah
partikel padatan sebanding dengan luas permukaan yang tercipta, sehingga:
es ( Ava − Awb )
Wn =
ηc
Dimana : Wn = energi yang diserap oleh padatan persatuan massa
es = energi permukaan (surface
(sur energ persatuan luas permukaan
padatan
Awb = luas permukaan padatan sebelum padatan pecah persatuan massa
Awa = luas permukaan padatan sesudah padatan pecah persatuan massa.
c = efisiensi crushing,
crushing, yaitu rasio antara energi yang permukaan yang
tercipta karena crushing terhadap energi yang diserap oleh
padatan.

Energi permukaan
ukaan yang tercipta oleh pecahnya partikel kecil dibandingkan dengan
total energy mekanis yang tersimpan dalam padatan pada saat partikel pecah, dan
sebagian besar mekanis ini berubah menjadi panas. Oleh karena
karena itu, efisiensi crushing
pada umumnya Sangat rendah. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa efisiensi
crushing, 0,06% sampai 1%.

Total energi yang diberikan, W, digunakan untuk mengatasi friksi pada alat kominusi a
pada bagian-bagian yang bergerak), sisanya digunakan untuk crushing. Jika
didefinisikan efisiensi mekanis, m , sebagai rasio antara energi yang diserap dengan
energi diberikan, maka:
Wn es ( Awa − Awb )
W= =
ηm η cη m
Jika laju umpan adalah m (massa per satuan waktu), maka total tenaga yang
diperlukan mesin adalah:
es .m.( Awa − Awb )
P = W .m =
η cη m
Jika luas persatuan massa:
6
Aw = ,
Ds .Φ s .ρ p
Dengan : Ds = volume –surface mean diameter (diameter rata-rata volume-
permukaan)
s = sphericityfactordari partikel.
p = rapat massa padatan,

6.m.es 1 1
maka : P = −
η cη m ρ p Φ sa Dsa Φ sb Dsb

(b). Penekatan Empirik: Hukum Kick dan Rittinger


• Hukum Rittinger.
Hukum Rittinger (1867) menyatakan bahwa kerja yang diperlukan untuk memecah
partikel sebanding dengan luas permukaan yang terbentuk. Hukum ini pada
dasarnya sama dengan pendekatan teoritis diatas, dengan anggapan n tetap, dan
untuk mesin dan padatan tertentu, n tidak tergantung pada ukuran umpan maupun
produk. Jika sphericity umpan dan produk sama, dan efisiensi mekanis, m, konstan
maka persamaan berbasis teoritis diatas dapat dimodifikasi menjadi hukum
Rittinger sebagai berikut:

1 1
P = Kr −
Dsa Dsb

Universitas Gadjah Mada


dimana: Kr = kosntanta Rittinger.

• Hukum Kick
Hukum Kick (1885) menyatakan bahwa kerja diferensial yang diperlukan untuk
memecah partikel padatan hampir mirip dengan kerja yang dibutuhkan untuk
deformasi plastik, yaitu sebanding dengan rasio ukuran partikel
partikel sebelum dan
sesudah pecah:
P dDs
d =K ,
m Ds

P D
menghasilkan persamaan Kick : = − K k In sb
m Dsa
(c) Pendekatan Empirik: Hukum Bond
Hukum Bond (1952) sejauh ini merupakan pendekatan yang paling realistik untuk
perkirakan kebutuhan energi untuk crushing dan grinding. Menurut Bond, kerja
yang bahkan
hkan untuk membentuk partikel ukuran Dp dari suatu padatan yang sangat
besar adalah sebanding dengan akar pangkat dua dan perbandingan luas muka
dengan volume jk, s,Jv,,, dimana s,2!v = 6/(5.D). Bentuk akhir dan Hk. Bond
adalah:
P K
= b
m Dp

dimana: Kb Konstanta Bond, yang nilainya


n lainya tergantung pada jenis mesin dan bahan

yang dlpecah. Nilai Kb terhubungkan dengan nilai indeks kerja (work inde
index) Wi. W i

didefinisikan sebagai
ai total energi
ener i kotor yang diperlukan untuk (dalam KWh/ton

umpan) untuk mereduksi ukuran


u sebuah padatan
atan berukuran sangat besar menjadi

produk yang 80%-nya


nya berukuran lolos
lo ayakan 100 µm. Jika Dp dalam
m mm, P dalam

kWatt dan m dalam ton/jam, maka:

Jika 80°k umpan lolos


s ayakan berukuran Dpb mm, dan 80% produk lolo
los ayakan

berukuran Dpa mm, maka:


Nilai work index untuk beberapa bahan dapat dilihat pada tabel dibawah ini
ini:
Contoh:
Berapa tenaga yang dibutuhkan untuk memecah ilmestone sebanyak 100 ton/jam,
jika 80°h dan umpan berukuran lolos
lo s ayakan 2 in, dan 80% produk berukuran lo
lolos
ayakan 0.125 in?
Jawab:
Dari tabel diatas, work index untuk limestone adalah 12.74. m = 100 ton/jam. Dpb =
2 x 25.4 mm = 50.8 mm; Dpa 0.125 X 25.4 mm = 3.175 mm.
Tenaga yang diperlukan adalah:

Catatan:
Persamaan untuk mengestimasi kebutuhan energi untuk kominusi secara umum
dapat dituliskan dalam bentuk:
Dimana untuk:
• n=1 Kick’s law (bentuk persamaan logaritmik)
• n=2 Rittinger’s law (bentuk persamaan berbanding terbalik linier)
• n = 1.5 Bond’s law (bentuk persamaan berbanding terbalik dengan akar
kuadrat).

Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai