Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

DISUSUN OLEH:

RIZKY DHANNI FAJRI

(17137107)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PADANG
2019

1
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

Abstrak – Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui penghancuran dalam milling menggunakan shearing stress.
mekanisme pengecilan ukuran material atau bijih dengan Milling diklasifikasikan menjadi beberapa macam
peremukan atau penggeresusan, serta memahami berdasarkan :
mekanisme pengayakan dan cara kerja alat. Kominusi 1. Bentuk cell
merupakan salah satu tahap dalam proses pengolahan a. Cylinder (produk yang ada masih kasar)
bahan galian yang bertujuan untuk memperkecil ukuran b. Conical (produk halus)
agar memudahkan untuk proses selanjutnya, untuk c. Cylindro Conical
membebaskan mineral berharga dari gangue mineral dan 2. Grinding Media
memperbesar luas permukaan, sehingga kecepatan reaksi a.Ball Mill (bola-bola baja)
pelarutan dapat berlangsung dengan lebih baik. b.Peable Mill (batu api/flint)
c. Rod Mill (batang-batang Baja).
A. TinjauanPustaka
Kominusi adalah proses mereduksi ukuran butir Alat-Alat Crusher
atau proses meliberasi bijih. Yang dimaksud dengan  Jaw Crusher
proses meliberasi bijih adalah proses melepaskan bijih Crusher jenis ini terdiri dari dua buah jaw,di
tersebut dari ikatnnya yang merupakan gangue mineral mana satu batang bergerak (moveing jaw) ke arah jaw
dengan menggunakan alat crusher atau grinding mill. yang lain (fixed jaw). Alat ini merupakan contoh paling
Kominusi terbagi dalam 3 tahap, yaitu primary crushing, umum dari mesin peremuk tingkat 1 dengan bentuk yang
secondary crushing dan fine crushing. mirip rahang atas dan rahang bawah dari seekor
 Primary Crushing binatang,untuk melakukan permukaan,batuan yang
Merupakan tahap penghancuran yang pertama, mengandung mineral dijepit di antara dua buah rahang
dimana umpan berupa bongkah-bongkah besar yang yang terdiri dari fixed jaw dan swing jaw,lalu dihancurkan
berukuran +/- 84 x 60 inchi dan produktnya berukuran 4 dengan gaya tekan remuk.Alat ini mempunyai 2 tipe
inchi. Beberapa alat untuk primary crushing antara lain : bergantung kepada titik tumpunya,bila titik tumpunya di
1. Jaw Crusher atas disebut titik blake,bila titik tumpunya di bawah
2. Gyratory Crusher disebut dodge.

 Secondary Crushing
Merupakan tahap penghancuran kelanjutan dari
primary crushing, dimana umpan berukuran lebih kecil
dari 6 inchi produkta berukuran 0.5 inchi. Beberapa alat
untuk secondary crushing antara lain :
1. Jaw Crusher (kecil)
2. Gyratory Crusher (kecil)
3. Cone Crusher  Impact Crusher
4. Hammer Mill Mesin ini mengunakan impact (benturan) sebagai
5. Roll Crusher mekanisme peremukannya. Tipenya ada berbagai macam.
 Fine Crushing (Grinding Mill) Mesin ini banyak disukai karena dapat menghasilkan
Milling merupakan proses kelanjutan dari produk yang relative ideal, sehingga memudahkan
primary crushing dan secondary crushing. Proses pengangkutan dan pemakaian. Selain itu alat ini juga
2
ringkas dan mempunyai rasio yang cukup besar yaitu : 7 :
1 hingga 10 : 1.

 Roll Crusher
Roll crushers memiliki maksimum teoritis
 Gyratory crusher pengurangan rasio 4:1. Jika 2 inci partikel diumpankan ke
Mesin ini memiliki rahang bundar (circular jaw). crusher roll mutlak ukuran terkecilyang bisa diharapkan
Sebuah crushing head yang berbentuk kerucut berputar di dari crusher adalah 1 / 2 inci. Roll crushershanya akan
dalam sebuah funnel shaped casing yang membuka ke menghancurkan materi ke ukuran partikel minimum
atas. Crushing head tersebut berfungsi memcahkan umpan sekitar 10 Mesh (2 mm).
yang masuk. Alat ini mempunyai kapasitas yang lebih
besar dibandingkan dengan jaw crusher. Gerakan alat ini
adalah kontinyu karena crushing head dari alat ini
bergerak dan bergoyang.Alat ini tidak sesuai dengan
material yang lengket seperti lempung karena kurang
menguntungkan disebabkan biaya lebih besar
dibandingkan dengan jaw. Faktor yang mempengaruhi
Gyratory Crusher antara lain Ukuran butir, Kandungan air
dari feed, Kecepatan putaran dan Gape.
Penggerusan / Penghalusan (Grinding)
Merupakan proses lanjutan pengecilan ukuran dari
yang sudah berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih
halus, media penggerus berupa:
 Bola-bola baja
 Batang-batang baja (steel rods).
 Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau
bijihnya yang saling menggerus dan
disebut autogenous mill.
 Cone Crusher Alat-alat Grinding
Cone Crusher cocok untuk menghancurkan  Ball mill
berbagai macam bijih dan batu dengan kekerasan Mill ini merupakan sebuah silinder horizontal
menengah. Hal ini merupakan keunggulan yangdapat dengan diameter sama dengan panjangnya,yang dilapisi
diandalkan konstruksi, produktivitas yang tinggi, dengan suatu plat.Alat ini memiliki suatu silinder yang
penyesuaianyang mudah dan kurang biaya operasi. terisi dengan bola baja.cara kerjanya yaitu dengan

3
diputar,sehingga material yang dimasukkan hancur oleh
bola-bola baja. Biasanya diameter ball mill sama dengan
panjang ball mill.

besi/baja


Rod mill
Media grinding ini alat ini berupa batang-batang
yang panjangnyya

Hammer mill
sama dengan panjang
mill.Cara kerjanya dengan diputar.sehingga batang baja
terangkat llu jatuh dan menjatuhi material yang ada dalam
rod mill sehingga hancur.

Penggiling ini memiliki sebuah rotor yang


berputar dengan kecepatan tinggi dalam sebuah casing
berbentuk silinder.Umpan masuk dari bagian puncak
casing dan dihancurkan, selanjutnya dikeluarkan melalui
bukaan pada dasar casing.
Umpan dipecahkan oleh seperangkat palu ayun
yang berada pada piring rotor. Kemudian pecahan ini
terlempar pada anvil plate di dalam sebuah casing
sehingga dipecahkan lagi menjadi bagian yang lebih kecil.
Lalu digosok menjadi serbuk.Akhirnya didorong oleh palu
ke luar bukaan.
m
o
u
iC
r
c
P
)
n
e
a
K
G
S
(
b
&
h
s
d
k
y
g
1
2
3  Impactor
Impactor menyerupai hammer mill tetapi tidak
dilengkapi dengan ayakan. Impactor merupakan mesin
pemecah primer untuk batuan dan biji,
kemampuan mengolah sampai 600 ton/jam.Partikel yang
dihasilkan hampir seragam menyerupai kubus. Pada
impactor hanya terjadi aksi pukulan.

B. Data Percobaan


Flowchart prosedur percobaan

Data Percobaan JAW CRUSHER


Berat awal material = 2970 Gram
Ukuran Ayakan (mm)

-25
-12,5
-6,73
+25
+12,5
+6,73
+2,38
Tertahan (Gram)
1800
650
240
100
dengan

4
-2,38 +1,41 50
-1,41 +0,841 43
-0,841 +0,297 22,9
-0,297 40 JAW CRUSHER
Total Berat 2945,9 A B C D E
+25 1800 61 61 39
 Data Percobaan ROLL CRUSHER -25 +12,5 650 22 83 17
-12,5 +6,73 240 8,1 91,1 8,9
Dilakukan 2 kali penggerusan dengan range bukaan / -6,73 +2,38 100 3,5 94,6 5,4
jarak antara 2 roll (pertama = 2 cm, Kedua = 1,5cm) -2,38 +1,41 50 1,7 96,3 3,7
Berat awal material = 2945 gram -1,41 +0,841 43 1,5 97,8 2,2
-0,841 +0,297 22,9 0,8 98,6 1,4
Ukuran Ayakan (mm) Tertahan (Gram) -0,297 40 1,4 100 0
-25 +12,5 800 Jumlah 2945,9 100%
-12,5 +6,73 1180
-6,73 +2,38 400
-2,38 +1,41 216 45
-1,41 +0,841 114 40
-0,841 +0,297 55,4 35 f(x) = 1.48 x + 0.72
30 R² = 0.99
-0,297 83,1
Total Berat 2848,5 25
%lolos kumulatif
20
15
 Data Percobaan GRINDING 10
Dilakukan 2 kali penggerusan dengan selang waktu (2 5
0
x 5 menit). Penggerusan menggunakan bola-bola baja 0 5 10 15 20 25 30
seberat 5kg.Berat awal material = 872 gram ukuran ayakan (mm)
Ukuran ayakan (mm) 5 menit (I) 5 menit (II)
+0,841 559 482,9 Jaw crusher
-0,841 +0,42 88 84,2 Ukuran ayakan yang meloloskan 80% produk
-0,42 +0,25 60 74,4
Y = 1,475x + 0,722
-0,25 +0,177 44,6 51,8
-0,177 +0,149 28,4 52,1 80 = 1,475x + 0,722
-0,149 90 92,3 1,475x = 79,3
Total berat 870 837,7
X = 53,75 (P80)

ROLL CRUSHER
A B C D E
-25 +12,5 800 28,08 28,08 71,92
-12,5 +6,73 1180 41,42 69,5 30,05
C. Pengolahan Data Percobaan -6,73 +2,38 400 14,04 83,54 16,46
Untuk mengetahui berapa besar persen berat dari hasil -2,38 +1,41 216 7,58 91,12 8,88
proses crushing dilakukan dengan pembobotan berat tiap -1,41 +0,841 114 4,02 95,14 4,86
fraksi, dengan rumus sebagai berikut: -0,841 +0,297 55,4 1,94 97,08 2,92
-0,297 83,1 2,92 100 0
berat fraksi Jumlah 2848,5 100%
% Berat = ×100 %
berat seluruhnya

Keterangan :
A = ukuran ayakan (mm)
B = berat tertahan (gr)
C = % berat tertahan
D = % berat tertahan kumulatif
E =% berat lolos kumulatif

5
80 +0,841 482,9 57,64 57,64 42.36
70 -0,841 +0,42 84,2 10,05 67,69 32,31
60
50 -0,42 +0,25 74,4 8,88 76,57 23,43
40 f(x) = − 10.06 x + 59.53 -0,25 +0,177 51,8 6,18 82,75 17,25
%lolos kumulatif 30 R² = 0.74 -0,177 +0,149 52,1 6,21 88,96 11,04
20 -0,149 92,3 11,04 100 0
10 Jumlah 837,7 100%
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
ukuran ayakan (mm) 50
40
f(x) = − 8.05 x + 49.24
Roll crusher 30 R² = 0.99

Ukuran ayakan yang meloloskan 80% produk %lolos kumulatif 20

Y = 5,446x + 0,584 10
80 = 5,446x + 0,584 0
0 1 2 3 4 5 6 7
5,446x = 79,4
ukuran ayakan
X = 14,58 (P80)

Grinding ( 5 menit kedua)


Ukuran ayakan yang meloloskan 80% produk
Grinding ( 5 Menit Pertama)
y = 40,99 x + 10,21
A B C D E
80 = 40,99x + 10,21
+0,841 559 64,25 64,25 35,75
-0,841 +0,42 1180 10,11 74,36 25,64 40,99x = 69,79
-0,42 +0,25 400 6,89 81,25 18,75 X = 1,70 (P80)
-0,25 +0,177 216 5,12 86,37 13,63
-0,177 +0,149 114 3,26 89,63 10,37 Hubungan waktu dan ukuran ayakan yang lolos 80%
-0,149 90 10,37 100 0 dalam GRINDING
Jumlah 870 100%
 Grinding ( menit ke 5)
(P80) = 2,08
40
35
 Grinding ( menit ke 10)
30 f(x) = − 6.56 x + 40.32
25 R² = 0.98 (P80) = 1,70
20
%lolos kumulatif 15
10 2.5
5
0 2 2.08
0 1 2 3 4 5 6 7 1.7
ukuran ayakan (mm) 1.5
ukuran ayakan lolos 80% 1
Grinding ( 5 menit pertama) 0.5
Ukuran ayakan yang meloloskan 80% produk
0
Y = 34,54x + 8,137 4 5 6 7 8 9 10 11
80 = 34,54x + 8,137 waktu
34,54x = 71,863
X = 2,08 (P80)
RR80 untuk Roll Crusher

P80 feed = P80 jaw crusher


Grinding ( 5 Menit Kedua)
= 53,75
A B C D E
6
P80 produk = P80 roll crusher ukuran umpan yang masuk dengan ukuran
= 14,58 produkta yang dihasilkan.
 Limitting reduction ratio adalah perbandingan
P 80 Feed 53,75 antara ukuran bukaan screen dimana semua feed
RR80 = = = 3,68
P 80 Produk 14,58 bisa lolos terhadap ukuran bukaan screen yang
sama dimana semua produkta bisa lolos.
D. Analisa Hasil Percobaan  Reduction Ratio 80% (RR 80): perbandingan
Dari percobaan didapatkan material yang lebih halus antara ukuran screen yang meloloskan 80% dari
dari roll crusher dibandingkan material yang didapat dari
jaw crusher. Hal ini dikarenakan Jaw Crusher merupakan feed dengan ukuran bukaan screen yang
Primary Crushing sedangkan Roll Crusher bertindak meloloskan 80% dari produkta.
sebagai Secondary Crusher.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya


Ukuran berat tiap fraksi yang didapat hasilnya kurang
teruji karena ada material loss pada saat mengambil hasil reduction ratio di antaranya adalah kekerasan,
dari jaw crusher untuk diayak. Material tidak tertampung kandungan air, komposisi mineral, ukuran butir,
dan tidak terayak semua.
porositas, selain itu juga dipengaruhi oleh
Faktor - faktor yang mempengaruhi pada jaw crusher discharge dari crusher.
adalah ukuran dan jenis batuan yang dimasukkan, keadaan 3. Ada berapa macam tipe Jaw Crusher menurut
batuan apakah basah atau kering, reaksi antara material
desainnya dan dimana letak perbedaannya?
dengan air, gape, setting, dan angle of nip.
Jaw Crusher ada empat tipe berdasarkan desain,
Hubungan antara ukuran ayakan dengan % kumulatif yaitu Blake, Overhead Pivot, Overhead Eccentric, dan
berat lolos adalah berbanding lurus. Semakin besar ukuran Dodge. Perbedaan dari keempat tipe tersebut adalah
ayakan maka semakin besar pula % kumulatif berat yang
lolos. dalam hal ukuran umpan, power, kecepatan putar, dan
E. Pertanyaan dan Tugas karakteristik, serta aplikasinya.
Crushing
1. Jelaskan istilah gape, setting dan angle of nip! 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Choke Crushing
 Gape: Jarak mendatar pada mouth yang diukur pada dan Arrested Crushing pada operasi peremukan serta
bagian mouth dimana umpan yang dimasukkan beri contoh alat yang menggunakan cara tersebut!
bersinggungan dengan mouth.  Choke crushing adalah mekanisme peremukan
 Setting: Bagian dari jaw crusher untuk mengatur dimana dalam prosesnya material diremukkan
agar lubang ukuran sesuai dengan yang oleh alat serta tumbukan dengan material itu
dikehendaki. Bila setting block dimajukan, maka sendiri. Contoh alat: roll crusher.
jarak antara fixed jaw dengan swing jaw menjadi  Arrested crushing adalah mekanisme peremukan
lebih pendek atau lebih dekat, dan sebaliknya. Pada yang selama prosesnya material diremukkan oleh
jaw crusher ada open setting dan close setting. alat sampai material lolos ke zona discharge.
 Angle of nip: Sudut yang dibentuk dengan garis Contoh alat: jaw crusher.
singgung yang dibuat melalui titik singgung antara
jaw dengan batuan

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan reduction ratio, 5. Jelaskan mekanisme remuknya material!
limitting reduction ratio dan reduction ratio 80.Apakah 1) Abrasion (attrition)
faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya reduction Terjadi bilamana energi yang kurang mencukupi
ratio dari hasil peremukan? diterapkan pada partikel, menyebakan terjadinya
 Reduction ratio adalah perbandingan antara localized stressing dan remuknya sebagian kecil

7
area sehingga menghasilkan distribusi ukuran inch linear (mesh), atau ukuran geometri 1 lubang
partikel yang halus. (mm)
2) Compression (clevage) Grinding
Energi cukup untuk membuat partikel remuk, 1. Jelaskan mekanisme pengecilan ukuran yang terjadi di
menghasilkan ukuran partikel ukurannya tidak jauh dalam ball mill, demikian juga dengan rod mill!
berbeda dengan ukuran umpan.  Ball mill: Jadi bola-bola baja yang besar berada
3) Impact (shatter) pada diameter shell yang besar untuk
Energi sangat mencukupi untuk terjadinya menghancurkan partikel besar, sedang bola-bola
peremukan partikel, menghasilkan banyak partikel baja yang kecil (sudah aus) berada pada cone
dengan distribusi ukuran yang lebar. section dekat ujung pengeluaran untuk
menghancurkan partikel yang sudah halus. Feed
6. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju partikel (umpan) untuk ball mill dapat berukuran 3 inci
melewati permukaan ayakan! (max) dan digiling sampai menjadi 50 mesh (0,29
 Ukuran bukaan ayakan mm). kalau feed (umpan) makin kecil, maka
Semakin besar diameter lubang bukaan akan produknya dapat lebih halus lagi (200 mesh =
semakin banyak material yang lolos. 0,074 mm). Dalam operasi ball mill kecepatan
 Ukuran relatif partikel perputan shell silinder harus dibuat setinggi
Material yang mempunyai diameter yang sama mungkin, tetapi dihindarkan agar muatanya
dengan panjangnya akan memiliki kecepatan dan (grinding media dan batuan) tidak ikut berputar
kesempatan masuk yang berbeda bila posisinya bersama shell silinder. Pada ball mill, bola akan
berbeda, yaitu yang satu melintang dan lainnya ikut berputar dengan tumbling mill. Kemudian di
membujur. suatu titik ketika kecepatannya sama dengan nol,
 Pantulan dari material bola akan jatuh dan menumbuk bijih di dalam
Pada waktu material jatuh ke screen maka mill.
material akan membentur kisi-kisi screen  Roll mill :Roll Mill bentuknya hampir sama
sehingga akan terpental ke atas dan jatuh pada dengan Ball mill, berbentuk shell silinder dengan
posisi yang tidak teratur. ukuran panjangnya lebih besar dari diameternya
 Kandungan air (1 1/3 – 3 kali), dimuati dengan grinding media

Kandungan air yang banyak akan membantu tapi berupa batang-batang baja (stel rod) pengganti

bila sedikit malah akan menyumbat screen. bola-bola baja. Silinde. Pada rod mill, material

Faktor-faktor yang juga mempengaruhi laju partikel akan berada di antara dua rod dan dalam kondisi

melewati permukaan diantaranya adalah densitas bulk, terjepit. Penggerusan terjadi akibat berat dari rod.

permukaan ayak, persentase area bukaan, bentuk


partikel, ukuran jarak antar mantel, kelembapan 2. Kenapa pengunaan bijih pada pengolahan bahan galian

permukaan, bentuk lubang, ketebalan mantel, umumnya dilakukan dengan cara basah?

frekuensi, dan sudut inklinasi.  Penggerusan cara basah memerlukan energi lebih
sedikit dibandingkan cara kering.
7. Bagaimana menyatakan ukuran dari alat Jaw Crusher,  Klasifikasi cara basah lebih mudah dan
Gyratory Crusher, Roll Crusher dan pengayak getar! memerlukan ruang lebih kecil dibandingkan cara
Jaw crusher : gape x width kering.
Gyratory crusher: gape x mantle diameter  Lingkungan pada penggerusan cara basah lebih
Roll crusher : diameter x width bersih dan tidak memerlukan alat penangkap debu.
Pengayak getar: banyaknya lubang dalam ukuran 1  Penggerusan cara kering memerlukan material

8
yang betul-betul kering, maka perlu proses 42,3
N=
pengeringan lebih dulu. √ ( D−d )
Selain itu, agar bijih tidak lengket pada liner, dan Kecepatan kritis ini dinyatakan dalam satuan revolusi
karena proses selanjutnya dalam pengolahan bahan per menit (rpm).
galian adalah dengan cara basah.

5. Jelaskan tiga hubungan putaran mill dengan aksi


3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keausan penggerusan!
bola pelapis (liner) pada ball mill! Berdasarkan kecepatan putaran mill terdapat dua
Jawab: Pada cara basah, biasanya bijih bersifat korosif mekanisme penggerusan yaitu, cascading dan
terhadap liner, sehingga liner terkorosi dan cataracting. Kedua mekanisme ini akan menghasilkan
membutuhkan pelumas, distribusi ukuran produk yang berbeda.
 Gesekan antara liner dengan bijih yang digiling a) Mekanisme Cascading
bisa mengakibatkan abrasi untuk liner berbahan Pada putaram mill yang relatif rendah, muatan akan
baja. bergerak naik tidak begitu tinggi dan setelah
 Kekuatan abrasi liner yang tergantung pada jenis mencapai titik kesetimbangan muatan segera
materialnya. kembali menggelincir atau menggelinding di atas
 Kecepatan rotasi, ukuran umpan, bahan dasar muatan lain yang sedang bergerak ke atas. Pada
liner, ketebalan liner, dan zona cascading. mekanisme ini pengecilan ukuran terjadi akibat
gaya abrasi. Produk yang dihasilkan dengan
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kecepatan kritis mekanisme ini adalah sangat halus.
dan turunkan persamaannya! b) Mekanisme Cataracting
Kecepatan kritis yaitu kecepatan putar cell pada Ketika mill berputar cukup tinggi, muatan ikut
operasi milling dimana pada saat itu grinding media berputar dan bergerak naik relatif tinggi dengan
menempel pada dinding cell sehingga tidak terjadi kesetimbangan yang tinggi pula. Setelah
proses abrasi maupun impact. kesetimbangan tercapai, muatan akan jatuh bebas
mV 2 ke dasar mill.Pada mekanisme ini pengecilan
=m . g . cos ∝
R ukuran akibat pengaruh gaya impact dan kompressi.
V dinyatakan dalam, Produk yang dihasilkan berukuran relatif lebih
2 πRN kasar.
V=
60 c) Putaran kritis
disubtitusikan, Putaran mill dimana muatan mulai menempel pada
dinding mill dan ikut berputar bersama mill. Pada
4 π 2 R2 N 2
cos ∝= kondisi ini tidak terjadi mekanisme pengecilan
60 2 g
ukuran
0,0011 ( D−d ) N 2
cos ∝=
2
F. Kesimpulan
Kecepatan kritis terjadi saat α = 0, sehingga nilai cos α
 Proses kominusi, yaitu proses pengecilan ukuran
= 1,
bijih dengan cara peremukan dan penggerusan
0,0011 ( D−d ) N 2
1= sehingga mineral berharga dapat terlepas dari
2
mineral gangue dan mempermudah proses
2
N 2= konsentrat.
0,0011 ( D−d )
 Semakin lama waktu penggerusan, semakin
halus ukuran material yang dihasilkan. Hal ini

9
akibat dari gaya-gaya yang bekerja selama
proses grinding dilakukan, Namun, perlu
diperhatikan selang waktu penggerusan agar
tidak terjadi overcrushing.
 Pengayakan hasil peremukan dapat dilakukan Roll Crusher
secara manual (dengan ayakan tangan),
sementara pengayakan hasil penggerusan harus
dilakukan dengan ayakan getar. Pengayakan
yang dilakukan pada material dilakukan secara
bertingkat dengan tujuan untuk membedakan
tingkat kehalusan produk dan menganalisis
penyebaran ukuran material yang ada karena
proses kominusi ini.
 Nilai RR80 untuk Roll Crusher = 3,68

G. Daftar Pustaka
 ITB. 2015. Modul Praktikum Pengolahan Bahan
Galian. ITB:Bandung.
 Kelly, Errol.G. 1982. Introduction to Mineral
Processing. A-Willey-Interscience Publication: Screening
Canada.
 http://www.sigmaaldrich.com/chemistry/stockro
om-reagents/learning-center/technical-
library/particle-size-conversion.html
 http://www.quarrying.org/r.html

 http://www.mine-engineer.com/

 http://laporanp.blogspot.com/2010/02/bab-ii-
kominusi-kominusi-adalah-proses.html
Ball Mill

H. Lampiran
Jaw Crusher

10

Anda mungkin juga menyukai