Kominusi
Dzakwan Naufal Pratama (12120114) / Kelompok 5 / Kamis, 29-Oktober-2022
Asisten : Admirosadi (12518062)
Abstrak – Praktikum Modul 1 – Praktikum kali ini meliputi kali ini adalah Jaw Crusher sebagai primary crusher dan
proses crushing (peremukan) dan grinding (penggerusan) Roll Crusher sebagai secondary crusher.
yang mana dari percobaan ini praktikan diharapkan mampu Terdapat faktor-faktor yang dapat memengaruhi
untuk memahami masing-masing proses yakni memahami proses kominusi antara lain ukuran material / bijih hasil
mekanisme peremukan dan cara kerja alat remuk, penambangan, kandungan air, kekuatan bijih, reaksi antara
memahami mekanisme pengayakan juga untuk memahami material dengan air, dan proses – prosesnya dilakukan secara
mekanisme penggerusan dan cara kerja alat serta basah atau kering, dan lain-lain. Terdapat tiga mekanisme
mempelajari pengaruh waktu grinding terhadap kehalusan remuk dalam proses peremukan antara lain:
hasil penggerusan. Tujuan praktikum ini adalah untuk 1. Abrasion (Attrition)
menentukan besar berat material yang hilang tiap proses Merupakan mekanisme dimana terjadi bila energi
(%), menentukan P80, dan menentukan RR80 dari proses kurang mencukupi untuk meremukkan partikel,
crushing dan grinding. Praktikum diawali dengan proses sehingga terbentuk localized stressing.
peremukan menggunakan jaw crusher sebagai primary 2. Compression (clevage)
crusher dan selanjutnya material diayak dan dihitung Merupakan mekanisme dimana energi yang
beratnya untuk setiap mesh yang tertahan. Selanjutnya, diberikan cukup sehingga partikel pecah dengan
material kembali diremukan menggunakan roll crusher ukuran yang tidak jauh berbeda dengan umpannya.
sebagai secondary crusher dan material diayak kembali dan 3. Impact (shatter)
dihitung beratnya untuk setiap mesh yang tertahan. Merupakan mekanisme dimana energi
Kemudian, dilakukan penggerusan menggunakan jar mill sangatmencukupi untuk terjadinya peremukan
yang mana dilakukan dua kali dengan kombinasi waktu partikel yang menghasilkan banyak partikel dengan
yang berbeda. Hasil penggerusan dilakukan pengayakan distribusi ukuran yang lebar.
dan dihitung pula berat masing-masing fraksi. Adapun nilai
% berat hilang dan P80 dari primary crushing adalah
7,42% dan 30,9303 mm; nilai % berat hilang dan P80 dari
secondary crushing adalah 6,62%; 18,6272 mm ; % berat
hilang dan P80 dari grinding 10 menit adalah 0,64%;
140,7194 mm; dan 20 menit; % berat hilang dan P80 dari
grinding 20 menit adalah 3,04%; 1,0478 mm dan RR80 dari
proses crushing dan grinding berturut-turut adalah 1,6604; Gambar 1 Representasi mekanisme remuknya partikel dan
distribusi ukuran produkta yang dihasilkan.
dan 134,2998
Beberapa langkah crushing yaitu primary crushing,
A. Tinjauan Pustaka secondary crushing, dan tertiary crushing.
Kominusi merupakan suatu proses pada tahapan 1. Primary crushing
awal dalam pengolahan bijih pada pengolahan bahan galian. Primary crushing merupakan tahapan remuk yang
Jika didefinisikan, kominusi adalah suatu operasi pengecilan bertujuan untuk mereduksi ukuran bijih (ROM)
menjadi bijih berukuran 8” - 6” untuk bijih yang
ukuran bijih melalui dua tahapan, yaitu peremukan
keras dan kompak biasanya digunakan jaw crusher
(crushing) dan penggerusan (grinding). Tujuannya untuk atau gyratory crusher. Sedangkan untuk bahan
menghasilkan partikel yang sesuai dengan kebutuhan baik galian yang lebih keras dapat menggunakan
ukuran maupun bentuk, membebaskan mineral pengotor hammer mill atau impact crusher. Jika material
(gangue mineral) serta memperluas luas permukaan dari crushing belum memenuhi ukuran yang diinginkan,
partikel mineral yang dapat mempercepat reaksi pelarutan dapat melakukan secondary crushing.
atau ekstraksi lebih lanjut. 2. Secondary Crushing
Secondary Crushing merupakan lanjutan dari
Tahapan pertama dalam proses kominusi adalah
Primary Crusing, alat yang biasa digunakan adalah
crushing. Crushing merupakan suatu proses peremukan Roll Crusher atau Cone Crusher. Secondary
batuan yang mengolah umpan berupa bijih dalam bentuk crushing mereduksi ukuran bijih dari 8” - 6”
bongkahan hasil tambang dari run of mine (ROM), hingga menjadi ukuran 3” - 2”. Tahapan ini tidak selalu
memiliki ukuran kecil berkisar 1/2" - 3/8". Proses crushing ada, jika dibutuhkan pengecilan ukuran kembali
memiliki tiga proses yaitu primary crusher, secondary makan proses ini ada.
3. Tertiary Crusing
crusher, dan tertiary crusher. Ketiga proses ini tidak selalu
Tertiary Crushing merupakan proses lanjutan yang
harus ada. Ketiga tahap tersebut memiliki alat yang berbeda dilakukan jika belum mencapai ukuran yang
dan akan menghasilkan ukuran partikel yang diinginkan. diinginkan. Tertiary Crushing mereduksi ukuran
Alat yang digunakan untuk proses crushing pada praktikum dengan ukuran awal 3” - 2” menjadi ukuran 1/2” –
3/8”. Dalam industry, Tertiary Crushing jarang
dilakukan biasanya hanya sampai Scondary
Crushing saja. Alat yang digunakan dalam proses
ini adalah cone crusher, hammer mill, dan roll
crusher.
-2 3 0,3045 0,5404
-3 8 0,1343 0,2276 Ayak hasil remukan dengan ukuran ayak 1, 2, 3,
8, 14, 20 mesh
-8 14 0,0645 0,0945
-14 20 0,0443 0,0643
Timbang dan catat fraksi yang lolos tiap ukuran
-20 0,0734 0,0103
Berat Feed 2,7198 2,6357
Buat grafik distribusi untuk menentukan nilai P80
Tabel 1 Data percobaan Jaw Crusher
b. Grinding Grinding
Berat feed = 500 gram
Siapkan material hasil remukan Roll Crusher
Massa (gram) sebanyak 500 gram
Fraksi (Mesh)
10 menit 20 menit
6 238,2 80,8
Masukan material ke Jar Mill, lakukan variasi
-6 14 93,1 14,1 grinding selama 10 menit dan 20 menit
-14 35 35,8 9,7
-35 65 25,4 54,9
Lakukan screening menggunakan ukuran ayakan 6,
-65 102 326,9 14, 35 dan 65 mesh, lakukan untuk tiap variasi waktu
Total 494,5 486,4
Tabel 2 Data Percobaan Roll Crusher
Timbang dan catat berat dari tiap fraksi yang lolos
dan tertampung tiap ukuran
Perhitungan P80
Diperoleh persamaan garis
𝑦 = 1,4036𝑥 + 0,0329
Dengan substitusi nilai y = P80
Dimana pada grafik P80 = Log(80) = 1.9031 maka,
𝐿𝑜𝑔(80) = 1,4036𝑥 + 0,0329
Gambar 6 Grafik plot Jaw Crusher
𝐿𝑜𝑔(80) − 0,0329
𝑥=
1,4036
𝑥 = 1,3324
Didapatkan P80 untuk Roll Crusher dicapai pada Perhitungan persentase berat hilang
ukuran 21,4993 mm. 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑤𝑎𝑙
Perhitungan persentase berat hilang 500 𝑔𝑟 − 494,5 𝑔𝑟
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 500 𝑔𝑟
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑤𝑎𝑙 %𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 1,1 %
2,7198 − 2,6357 Didapatkan persen berat hilang sebesar 1,1 %.
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝑥100%
2,7198
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 3.09 % - Grinding 20 menit
Didapatkan persen berat hilang sebesar 3,09 %. Tabel Pengolahan
Perhitungan nilai RR80
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 𝑃80𝑗𝑎𝑤 𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
𝑅𝑅 = =
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑃80𝑟𝑜𝑙𝑙 𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
51,5408
𝑅𝑅 = = 2,3973
21,4993
• Perhitungan Grinding
- Grinding 10 menit
Tabel Pengolahan Tabel 6 Pengolahan Data Grinding 20 menit
Perhitungan P80
Diperoleh persamaan garis
𝑦 = 0,0724𝑥 + 1,8921
Dengan substitusi nilai y = P80
Dimana pada grafik P80 = Log(80) = 1.9031 maka,
𝐿𝑜𝑔(80) = 0,0724𝑥 + 1,8921
𝐿𝑜𝑔(80) − 1,8921
𝑥=
Gambar 8 Grafik Plot Grinding 10 menit 0,0724
𝑥 = 0,1518
Perhitungan P80 Didapatkan P80 untuk Grinding selama 20 menit
Diperoleh persamaan garis dicapai pada ukuran 1,4184 mm.
𝑦 = 0,3311𝑥 + 1,5115
Dengan substitusi nilai y = P80 Perhitungan persentase berat hilang
Dimana pada grafik P80 = Log(80) = 1.9031 maka, 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝑥100%
𝐿𝑜𝑔(80) = 0,3311𝑥 + 1,5115 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑤𝑎𝑙
𝐿𝑜𝑔(80) − 1,5115 500 𝑔𝑟 − 486,4 𝑔𝑟
𝑥= %𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝑥100%
0,3311 500 𝑔𝑟
𝑥 = 1,1827 %𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 2,72 %
Didapatkan P80 untuk Grinding selama 10 menit Didapatkan persen berat hilang sebesar 2,72 %.
dicapai pada ukuran 15,2298 mm.
Perhitungan nilai RR80 Nilai RR80 merupakan perbandingan antara ukuran
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 𝑃80𝐺𝑟𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 10 menit ayakan yang mampu meloloskan 80% umpan dengan 80%
𝑅𝑅 = =
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑃80𝐺𝑟𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 20 menit produk remukan. RR80 dapat ditentutakn pada proses
15,2298 crushing maupun grinding. Berdasarkan pengolahan data
𝑅𝑅 = = 10,7373 diatas diperoleh nilai RR80 pada crushing adalah 2,39 yang
1,4184
mana artinya roll crusher ma,pu mengecikan ukuran hingga
D. Analisa Hasil Percobaan 2,39 kali lebih kecil daripada umpan yang diterima. Nilai
Percobaan modul ini dilakukan dua tahap yaitu RR80 pada proses grinding adalah sebesar 10,74 yang mana
crushing dan grinding. Pada proses crushing dilakukan dua artinya waktu grinding 20 menit mampu menghasilkan
tahapan yaitu primary crushing menggunakan jaw crusher material dengan ukuran lebih kecil 10,74 kali. Ukuran
dan secondary crushing menggunakan roll crusher. Proses material besar akan diremuk dengan peremuk primer
grinding dilakukan dengan dua variasi waktu dnegan lama menjadi material kecil dengan nilai RR80 tinggi, peremuk
masing-masing waktu selama 10 menit dan 20 menit. sekunder dan tersier memilki ukuran RR80 lebih kecil
Kemudian dari data yang diperoleh dari kedua proses daripada primer. Nilai RR80 dipengaruhi oleh ukuran
tersebut, dilakukan pengolahan data untuk mendapatkan produk sekaligus ukuran umpan. Kebalikan dengan P80
nilai P80, RR80 maupun berat massa yang hilang dari produk dnegan ukuran yang kasar akan menghasilkan nilai
masing-masing proses. RR80 yang lebih kecil. Setelah itu, pengaturan alat juga
mempengaruhi nilai dari RR80, misal pada roll crusher
P80 merupakan ukuran material yang mampu dengan gape yang lebih kecil akan memiliki nilai RR80 yang
meloloskan 80% material dari ayakan. Berdasarkan lebih besar. RR80 juga ditentukan oleh berat tiap fraksi
pengolahan data yang dilakukan, diperoleh nilai P80 dari ukuran hasil proses pengayakan.
primary crushing yang dilakukan oleh jaw crusher sebesar
51,5408 mm. Sedangkan nilai nilai P80 dari secondary Selama proses percobaan, ditemukannya berat
crushing yang dilakukan oleh roll crusher sebesar 21,4993 massa yang hilang. Berat hilang adalah selisih berat material
mm. Lalu, untuk proses grinding (ball mill) dengan dua sebelum proses peremukan dengan setelah proses
variasi waktu sebesar 10 menit dan 20 menit P80 masing- peremukan. Pada proses crushing, berat yang hilang pada
masing sebesar 15,2298 mm dan 1,4184 mm. Pada saat proses primary crushing menggunakan jaw crusher
percobaan ini, digunakan metode grafis dengan berat yang hilang sebesar 2,86% yaitu dari berat material
manggunakan kurva plot-plot antara log ukuran frakse umpan sebesar 2800 gram hanya 2719,8 gram produk yang
dengan log berat lolos kumulatif. Dari kurva yang dihasilkan tertampung diayakan. Pada proses secondary crushing
kemudian akan diketahui persamaan garis linier berbentuk menggunakan roll crusher berat yang hilang sebesar 3,09%
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐. Nilai log 80 disubstitusi untuk kita ketahui yaitu dari berat material sebesar 2719,8 gram yang
nilai x yang mana x disini merupakan nilai ukuran fraksi tertampung hanya 2635,7 gram produk yang tertampung
yang memberikan nilai P80 pada material. Semakin halus diayakan. Pada proses grinding juga terdapat berat material
material maka semakin kecil juga nilai P80 yang diperoleh. yang hlang. Pada ball mill dengan durasi selama 10 menit,
Hal ini terbukti pada nilai P80 yang kita peroleh. Nilai P80 berat mula-mula dari umpan ialah sebesar 500 gram namun
hasil primary crusing oleh jaw crusher memberikan nilai hanya 494,5 gram material yang tertampung diayakan yaitu
P80 yang lebih besar dibanding dengan material hasil 1,1% berat material yang hilang, Kemudian, pada ball mill
secondary crushing oleh roll crusher. Hal ini disebabkan dengan durasi 20 menit juga terdapat berat material yang
material hasil secondary crusher memiliki produk dengan hilang yang mulanya seberat 500 gram namun yang
ukuran material yang lebih halus dari material hasil primary tertampung pada ayakan hanya sebesar 486,4 gram atau
crushing oleh jaw crusher. Terdapat faktor-faktor yang sebesar 2,72% berat material yang hilang. Berat yang hilang
mempengaruhi nilai P80. Nilai P80 dipengaruihi oleh ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti human error,
ukuran produk yang mana semakin kecil dan halus ukuran terbangnya partikel-partikel halus hasil peremukan ke udara,
maka ukuran ayakan yang diperlukan untuk meloloskan menempelnya partikel halus pada crusher atau alat grinding
80% dari umpan juga semakin kecil. Besar dan kecilnya dan lain-lain. Banyak hal yang bisa menyebabkan terjadinya
ukuran produk ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. human error seperti pada saat pemindahan material ada
Faktor pertama adalah kekerasan dari material yang diolah. material yang tumpah, tidak melakukan pembersihan alat
Semakin keras material maka semakin sulit untuk ataupun wadah dengan baik sebelum melakukan percobaan
menghanurkan material sehingga material yang dihasilkan sehingga menyebabkan adanya material yang menempel
cenderung masih berukuran besar. Faktor kedua adalah pada alat, dan lain-lain.
kinerja alat crusher pengaturan alat apan mempengaruhi
kerja optimal alat tersebut. Nilai P80 ini juga ditentukan oleh E. Jawaban Pertanyaan dan Tugas
berat tiap fraksi ukuran pada ayakan yang mana hasil Crushing
pengayakan ini juga dipengaruhi beberapa faktor seperti 1. Jelaskan istilah gape, setting dan angle of nip.
mosture, sudut jatuh partikel, bentuk lubang ayakan dan Jawab
waktu pengayakan. o Gape adalah jarak antara plat peremuk pada
crusher machine. Gape merupakan ukuran
bukaan maksimum tempat feed dimasukkan Letak pivot pada bagian bawah memerikan
pada suatu crusher. Pada jaw crusher, gape bukaan pengumpanan yang dapat diatur dan
merupakan jarak bukaan antara kedua pelat bukaan discharge yang tetap.
pada bagian teratasnya. Pada gyratory crusher, - Universal Crusher
gape merupakan jarak antara cone dengan bowl. Posisi pivot pada bagian tengah sehingga
Untuk roll crusher gape merupakan jarak antara memiliki bukaan feed dan discharge yang dapat
kedua roll. diubah.
o Setting adalah bagian dari jaw crusher untuk
mengatur agar lubang ukuran sesuai dengan 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Choke
yang diinginkan. Terdapat dua jenis setting Crushing dan Arrested Crushing pada operasi
yaitu open setting (ukuran maksimum bukaan) peremukan serta beri contoh alat yang
dan closed setting (jarak minimum bukaan). menggunakan cara tersebut.
o Angle of nip adalah sudut jepit antara material Jawab
dan permukaan crusher machine. Setiap jenis o Choke crushing adalah mekanisme peremukan
crusher memiliki letak angle of nip yang dimana dalam prosesnya material diremukkan
berbeda-beda. Pada jaw crusher merupakan oleh alat serta tumbukan dengan material itu
sudut antara kedua permukaan pada plat sendiri. Contoh : roll crusher
crusher. Pada roll crusher merupakan sudut o Arrested crushing adalah mekanisme
yang dibentuk antara tangensial permukaan roll peremukan yang selama prosesnya, material
dan titik kontak partikel yang diremuk. diremukkan oleh alat sampai material lolos ke
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan reduction zona discharge. Contoh : jaw crusher
ratio, limitting reduction ratio dan reduction ratio
80%. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi 5. Jelaskan mekanisme remuknya material.
besarnya reduction ratio dari hasil peremukan. Jawab
Jawab Terdapat 3 mekanisme remuk material, yaitu :
- Reduction ratio adalah perbandingan antara 1. Abrassion (Energi yang kurang pada saat
ukuran umpan yang masuk dengan produk yang peremukan sebagai akibatnya terjadi localized
keluar. Rumus dari reduction ratio: stressung sehingga hanya sebagian kecil dari
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 batuan yang terkikis biasanya bagian terluar.
𝑅𝑅 = Abrassion akan menghasilkan partikel dengan
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
- Limitting Reduction Ratio adalah perbandingan ukuran yang halus),
antara ukuran bukaan screen dimana semua feed 2. Cleavage (Compression,) (Energi yang cukup
bisa lolos terhadap ukuran bukaan screen untuk membuat partikel remuk sehingga
dengan bentuk yang sama dimana semua hasilnya adalah partikel dengan ukuran yang
produk bisa lolos. tidak jauh beda dari ukuran awal umpan),
3. Shatter (Impact), (Energi sangat mencukupi
- Reduction Ratio 80% adalah perbandingan
sehingga dihasilkan ukuran partikel merata
antara ukuran bukaan screen yang meloloskan
dan lebar dengan distribusi ukuran partikel
80% dari feed dengan bukaan screen yang
yang luas).
meloloskan 80% dari produkta.
3. Ada berapa macam type Jaw Crusher menurut 6. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
desainnya dan dimana letak perbedaannya. partikel melewati permukaan ayakan.
Jawab Jawab
Ada 3 macam tipe Jaw Crusher menurut desainnya Faktor yang mempengaruhi laju partikel melewati
yaitu Blake crusher, Dodge crusher, Universal ayakan diantaranya :
crusher. Adapun perbedaan dari ketiga macam tipe ▪ Ukuran partikel
tersebut adalah pada posisi poros ayunan Partikel dengan ukuran kecil semakin mudah
rahangnya. untuk lolos ayakan dan semakin besar laju
partkel melewati permukaan ayakan.
- Blake Crusher
▪ Ukuran lubang ayakan
Letak pivot pada bagian atas sehingga memiliki
Semakin besar lubang ayakan (semakin kecil
area pengumpanan yang tetap dan bukaan
mesh) maka material akan lebih mudah untuk
discharge yang dapat diatur. Blake crusher
lolos sehingga lajunya akan lebih besar juga.
diklasifikasikan lagi menjasi single toggle dan
▪ Laju pengumpan
double toggle.
Laju pengumpan yang tinggi akan
- Dodge Crusher meningkatkan laju partikel, namun jika terlalu
cepat akan mengakibatkan partikel
menumpuk sehingga manghambat laju partkel Jawab
untuk melewati ayakan. o Penggerusan cara basah memerlukan energi
▪ Sudut jatuh partikel lebih sedikit dibandingkan cara kering.
Ada kondisi dimana sudut tertentu akan lebih o Lingkungan pada penggerusan cara basah lebih
memudahkan partikel untuk lolos dari ayakan. bersih dan tidak memerlukan alat penangkap
▪ Kandungan air debu.
Kandungan air berlebih akan menyebabkan o Ruang grinding yang dibutuhkan cenderung
material lengket dan menyumbat screen lebih kecil.
sehingga menghambat laju partikel. o Penggerusan cara kering memerlukan material
▪ Frekuensi ayakan yang betul-betul kering, maka perlu proses
Semakin tinggi frekuensi getaran ayakan pengeringan lebih dulu yang tentunya akan
maka akan semakin cepat ayakan bergerak memakan biaya lebih.
termasuk material di dalamnya sehingga o Agar bijih tidak lengket pada liner, dan karena
mempercepat laju partikel. proses selanjutnya dalam pengolahan bahan
galian adalah dengan cara basah.
7. Bagaimana menyatakan ukuran dari alat Jaw
Crusher, Gyratory Crusher, Roll Crusher dan 3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
Pengayak Getar (Vibration Screen). keausan pelapis (liner) pada Ball Mill.
Jawab Jawab
- Jaw crusher : ukuran gape x width - Kekerasan Umpan, semakin keras umpan
- Gyratory crusher : ukuran gape x mantle maka semakin besar pula tingkat keausan bola
diameter pelapis pada Ball mill.
- Roll crusher : ukuran diameter x width - Waktu penggerusan, semakin lama waktu
penggerusan maka semakin besar pula tingkat
- Pengayak getar (Vibration Screen) : banyaknya
keausan bola pelapis pada Ball Mill.
lubang dalam ukuran 1 inchi linear (mesh), atau
ukuran geometri 1 lubang (mm) - Jumlah bola baja, semakin banyak jumlah
bolanya, maka semakin tinggi pula tingkat
Grinding keausan bola tersebut.
1. Jelaskan mekanisme pengecilan ukuran yang - Kecepatan putaran jar, semakin cepat putaran
terjadi dalam ball mill, demikian juga dengan rod suatu jar maka tingkat keausan bola
mill. meningkat dikarenakan semakin besar nya
Jawab jumlah gesekan antar permukaan bola itu
▪ Pada ball mill terdapat bola-bola besar baja atau sendiri.
keramik yang berada pada diameter shell yang - Kekuatan abrasi bola pelapis, semakin besar
besar untuk menghancurkan partikel besar. Ada kekuatan abrasi suatu bola pelapis maka
juga bola-bola kecil yang berada pada cone semakin tinggi pula tingkat keausan bola
section untuk menghancurkan partikel yang tersebut.
sudah halus agar menjadi lebih halus lagi. - Keterdapatan air, jika proses grinding
Ukuran feed untuk ball mill dapat berukuran 3 menggunakan air atau cara basah maka akan
inci dan proses giling sampai 0,29 mm (50 mempercepat proses korosi.
mesh). Dalam operasinya kecepatan putar shell
silinder ball mill harus dibuat setinggi mungkin 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kecepatan
dan dihindari dari berputar bersamaan dengan kritis dan turunkan persamaannya.
shell silinder. Pada ball mill, bola akan ikut Jawab
berputar dengan tumbling mill yang kemudian Kecepatan kritis (NC) merupakan
kecepatannya sama dengan nol disuatu titik. kecepatan dimana media gerus pada tumbling mill
Pada saat itu bola akan jatuh dan menumbuk attached pada liner. Disaat resultan gaya pada
bijih di dalam mill. lintasan radial sama dengan nol, diperoleh
▪ Rod mill berbentuk batang baja dengan ukuran persamaan berikut,
shell panjangnya lebih besar dari diameternya, 𝑚𝑉 2
= 𝑚𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼
dimuati dengan grinding media berupa batang- 𝑅
batang baja (stel rod) pengganti bola-bola baja. Dimana m adalah massa rod atau ball
Pada rod mill, material akan berada di antara (kg), 𝑉 adalah kecepatan linear dari rod (ms-1), dan
dua rod dan dalam kondisi terjepit. Penggerusan 𝑔 adalah percepatan gravitasi (ms-2). Karena,
terjadi akibat berat dari rod itu sendiri. 𝑉 = 2πRN/60
cos α = 4π2 N2 𝑅/602 𝑔
2. Kenapa penggunaan bijih pada pengolahan bahan = 0,0011N2 𝑅
galian umumnya dilakukan dengan cara basah?
Dengan diameter rod atau ball juga G. Daftar Pustaka
dihitung, jari-jari terluar lintasan bernilai (𝐷 − 𝑑)/2, LAB PBG. Modul Praktikum MG3017 Pengolahan Bahan
dimana D adalah diameter mill dan d adalah galian. Bandung : Institut Teknologi bandung.
diameter rod atau ball dalam meter. Sehingga, Sanwani, Edi. 2022. Materi Kuliah MG3033 Pengolahan
cos α = 0,0011N2 (𝐷 − 𝑑)/2 Bahan Galian. Modul Kuliah 4 - 7. Bandung : Institut
Kecepatan kritis mill terjadi ketika 𝛼 = 0, sehingga Teknologi Bandung.
cos 𝛼 = 1. Merck. Particle Sice Conversion Table.
Sehingga, https://www.sigmaaldrich.com/ID/en/support/calculator
42,3 42,3 s-and-apps/particle-size-conversion-table . Diakses pada
𝑁𝑐 = =
√𝐷 − 𝑑 √𝐷𝑚 10 Oktober 19.27