Anda di halaman 1dari 7

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

METODE KOMINUSI
(CRUSHING & GRINDING )

Oleh:
Dewi Suryani
NIM. 18137009

Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang


No. 0822-8460-1734. E-mail : dewisuryani011@gmail.com

ABSTRAK

Pengolahan bahan galian (mineral processing/mineral beneficiation/mineral dressing) adalah salah


satu bidang disiplin ilmu pertambangan yang mempelajari tentang bahan galian khususnya teknik-
teknik dalam meningkatkan kadar bijih pada suatu material hasil penambangan. Proses ini memiliki
tujuan utama untuk meningkatkan kadar suatu bijih dari material hasil penambangan sehingga nilai
jual bijih semakin tinggi dan keuntungan yang diperoleh akan semakin tinggi pula jika dibandingkan
dengan material yang dijual dalam kondisi yang masih mentah (kadar bijihnya rendah). Mineral yang
telah ditambang umumnya masih terikat dengan pengotornya memiliki kadar yang rendah sehingga
diperlukan suatu proses pengolahan mineral dengan tujuan untuk maeningatkan kadar kandungan
mineral. Upaya peningkatan kadar mineral dapat dilakukan dengan cara mengubah sifat fisik dari
mineral tersebut dengan melakukan kominusi. Kominusi dilakukan untuk memperkecil ukuran
material sehingga dapat memudahkan untuk proses selanjutnya. Kominusi terdiri dari dua tahap yaitu
tahap peremukan (Crushing) dengan menggunakan beberapa alat crusher dan tahap penghalusan
(Grinding ) dengan menggunakan Top Grinding . Percobaan Crushing dilakukan dengan tujuan
memahami mekanisme peremukan dan cara kerja alat remuk serta memahami mekanisme pengayakan
dan cara kerja alat. Sedangkan percobaan Grinding dilakukan untuk memahami mekanisme
penggerusan dan cara kerja alat serta mempelajari pengaruh waktu Grinding terhadap halusan hasil
gerus.

A. Tinjauan Pustaka langsung digunakan atau diolah lebih


Kominusi adalah proses lanjut. Bijih atau mineral dalam ukuran
mereduksi ukuran butir sehingga besar biasanya berkadar sangat rendah
menjadi lebih kecil dari ukuran semula. dan terikat dengan mineral pengotornya.
Selain untuk mereduksi ukuran butir, Liberasi mineral berharga masih rendah
kominusi juga untuk meliberasi bijih, pada ukuran bijih yang besar sehingga
yaitu proses melepaskan mineral bijih untuk dapat diolah dan untuk dapat
dari ikatannya yang merupakan gangue meningkatkan kadar mineral tertentu
mineral. Kominusi merupakan salah satu harus melalui operasi pengecilan ukuran
tahapan pada pengolahan bijih, mineral terlebih dahulu.
atau bahan galian. Bijih atau mineral dari
tambang yang berukuran besar lebih
daripada 1 meter dapat dikecilkan
menjadi bijih berukuran kurang daripada
100 mikron. Pada umumnya bijih,
mineral atau bahan galian dari tambang
masih berukuran cukup besar sehingga
sangat tidak mungkin dapat secara
Crushing bagian dari kominusi ini memiliki 3
tahap, yaitu primary Crushing, secondary
Crushing, dan fine Crushing (Grinding ).
a. Kegiatan Penghancuran Utama (Primary
Crusher)
1) Jaw Crusher
Jaw crusher digunakan untuk
menghancurkan berbagai
material,terutama batuan jenis
pertambangan seperti batu granit, kokas,
Gambar 1. Bagan Proses Kominusi
batu bara,bijih mangan, bijih besi,
Kominusi atau pengecilan
ampelas, melebur aluminium, oksida,
ukuran merupakan tahap awal dalam
kalsiumkarbida menyatu, batu kapur,
proses PBG yang bertujuan untuk :
kuarsit, paduan, dll. Crusher jenis ini
1. Membebaskan/meliberasi mineral berharga
terdiri dari dua buah jaw, di mana satu
dari material pengotornya.
batang bergerak (moving jaw) ke arah
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel
jaw yang lain (fixed jaw). Alat ini
yang sesuai dengan kebutuhan pada proses
merupakan contoh paling umum dari
berikutnya
mesin peremuk tingkat 1 dengan bentuk
3. Memperluas permukaan partikel agar dapat
yang mirip rahang atas dan rahang
mempercepat kontak dengan zat lain,
bawah dari seekor binatang. Untuk
misalnya reagen flotasi.
melakukan peremukan, batuan yang
Kominusi ada 2 (dua) jenis,
mengandung mineral dijepit di antara
yaitu :
dua buah rahang yang terdiri dari fixed
1. Peremukan/pemecahan (Crushing) untuk
jaw dan swing jaw,lalu dihancurkan
proses kering
dengan gaya tekan remuk.Alat ini
2. Penggerusan/penghalusan (Grinding ) untuk
mempunyai 2 tipe bergantung kepada
proses basah dan kering
titik tumpunya. Bila titik tumpunya di
Disamping itu kominusi, baik
atas disebut titik blake,bila titik
peremukan maupun penggerusan, bisa
tumpunya di bawah disebut dodge.
terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
 Tahap pertama/primer (primary stage)
 Tahap kedua/sekunder (secondary stage)
 Tahap ketiga/tersier (tertiary stage)
 Kadang-kadang ada tahap keempat/kwarter
(quaternary stage)
1. Crushing (Peremukan / Pemecahan)
Crushing adalah suatu proses
yang bertujuan untuk meliberalisasi
mineral yang diinginkan agar terpisah
dengan mineral pengotor yang lain. Gambar 2. Jaw Crusher
Crushing adalah proses 2) Gyratory crusher
reduksi/pengecilan ukuran dari bahan Gyratory crusher dibuat lebih
galian/bijih yang langsung dari tambang lebar dan luas dalam bidang dari bijih
dan berukuran besar-besar (diameter lebar yang keras dan aplikasi penghancur
sekitar 110 cm) menjadi ukuran 20-25cm mineral. Pada dasarnya seperti pada
bahkan bisa mencapai 2,5cm. adukan semen dan palu
penghancur.Kepala penghancur dapat
dipindahkan seperti bentuk kerucut
yangdipotong ujungnya dan didalam
sebuah selubung kerucut yang dipotong
ujungnya. Kepala penghancur berputar
secara eksentris dan bahan penghancur
yang terjerat diantara campuran kerucut
yang keluar dan bagian dalam kerucut
yang berputar. Merupakan primary
crusher. Faktor-fakto yang
mempengaruhi penggunaan energi untuk
Grygatory Crusher :
 Ukuran butir
 Kandungan air dari feed Gambar 4. Cone Crusher
2) Hammer Mill
 Kecepatan putaran
Hammer mill dipakai dalam
 Gape
secondary crusher untuk memperkecil
produk dari primary Crushing dengan
ukuran umpan yang diperbolehkan
adalah kurang dari satu inchi. Alat ini
merupakan alat yang berbeda cara
penghancurannya dibandingkan dengan
alat secondary Crushing lainnya.
Pada hammer mill, proses
penghancurannya menggunakan shearing
Gambar 3. Grygatoty Crusher stress, sedangkan pada secondary
Crushing lainnya menggunakan
b. Secondary Crusher compressive stress.
Adalah tahap penghancuran
yang merupakan kelanjutan dari primary
crusher. Produk yang dihasilkan
mempunyai ukuran 1,5“ – 2,5”. Alat
yang digunakan :
1) Cone Crusher
Cone crusher merupakan alat
peremuk yang biasa digunakan untuk
tahap secondary Crushing. Alat ini
merupakan modifikasi dari gyratory
crusher. Sumbu tegak ditunjang di Gambar 5. Hammer Mill
3) Roll Crusher
bawah kepala remuk atau mantle atau
Alat ini terdiri dari dua silinder
cone. Alat ini mempunyai kelebihan,
baja dan masing-masing dihubungkan
yaitu ketika bijih atau umpan yang
pada as (poros) sendiri-sendiri. Silinder
masuk terlalu keras, maka bowl secara
ini hanya satu saja yang berputar dan
otomatis akan bergerak ke arah luar.
lainnya diam, tapi karena adanya
Ukuran cone crusher
material yang masuk dan pengaruh
dinyatakan dengan diameter mulut
silinder lainnya, maka silinder ini ikut
tempat masuknya umpan, sekitar dua
berputar juga. Putaran masing-masing
kali gape. Sedangkan ukuran gyratory
silinder tersebut berlawanan arah
crusher dinyatakan dengan gape dikali
sehingga material yang ada di atas roll
diameter mantle.
akan terjepit dan hancur.
Bentuk dari roll crusher ada 2 crushers yang mereka berikan sangat
macam, yaitu: bagus dan distribusi ukuran produk yang
 Rigid Roll mereka hasilkan sangat sedikit debu atau
Alat ini porosnya tidak denda. Rolls crushers secara efektif
dilengkapi dengan pegas, sehingga digunakan dalam menghancurkan
kemungkinan patah pada poros sangat mineral bijih di mana tidak terlalu kasar
besar. Roll yang berputar hanya 1 saja, dan mereka juga digunakan dalam
tapi ada juga yang keduanya berputar. produksi skala yang lebih kecil lebih
 Spring Roll abrasive pertambangan bijih logam,
Alat ini dilengkapi dengan seperti emas. Batubara mungkin adalah
pegas, sehingga kemungkinan porosnya pengguna terbesar rollcrushers, saat ini.
patah sangat kecil. Dengan adanya pegas Batubara tanaman akan menggunakan
maka roll dapat mundur dengan roll crushers, baik tunggal atau roll
sendirinya bila ada material yang sangat ganda sebagai crushers utama,
keras, sehingga tidak dapat dihancurkan mengurangi batubara ROM. Biasanya,
dan material tersebut akan jatuh. crushers ini akan memiliki bentuk gigi
atau dibesarkan di muka gulungan. (Roll
crushers digunakan untuk mineral dan
bijih logam memiliki gulungan dihadapi
halus).
2. Grinding
Grinding (Penggerusan) adalah
proses lanjutan pengecilan ukuran dari
yang sudah berukuran 2,5 cm menjadi
ukuran yang lebih halus. Pada proses
Grinding , material digerus dengan
menggunakan media Grinding . Media
Gambar 6. Roll Crusher Grinding dapat bermacam – macam
bentuknya seperti bola-bola baja, bola-
bola keramik, batang – batang baja, antar
Sebuah roll crusher partikel / auogeneous atau campuran
meremukkan menggunakan kompresi, antara bola baja dan partikel itu sendiri /
dengan dua rol berputar mengenai suatu semi autogeneous.
poros, terhadap kesenjangan antara roll. Ukuran dari partikel akan tereduksi
Kesenjangan antara gulungan diatur ke oleh kombinasi dari impact, attrition, dan
ukuran produk yang diinginkan, dengan shear seperti pada mekanisme Crushing.
kesadaran bahwa partikel pakan terbesar Pada proses Grinding dibutuhkan media
hanya dapat 4 kali kesenjangan dimensi. penggerusan yang antara lain terdiri
Partikel ditarik kedalam celah antara dari :
gulungan oleh gerakan berputar dan a. Bola-bola baja atau keramik (steel or
membentuk sudut gesekan antara gulung ceramic balls).
dan partikel, yang disebut sudut nip. Dua b. Batang-batang baja (steel rods).
gaya gulungan partikel antara permukaan c. Campuran bola-bola baja dan bahan galian
yang berputar mereka kedaerah atau bijihnya sendiri yang disebutsemi
kesenjangan yang lebih kecil, dan patah autagenous mill (SAG).
tulang dari kekuatan kompresi yang d. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian
disajikan oleh gulungan berputar. atau bijihnya yang saling menggerus dan
Beberapa keuntungan utama roll disebut autogenous mill.
c. Semi autogenous mill (SAG) bila media
penggerusnya sebagian adalah bahan galian
atau bijihnya sendiri.
d. Autogenous mill bila media penggerusnya
adalah bahan galian atau bijihnya sendiri.
B. Data Percobaan
MES H BERAT AYAKAN BERAT AYAKAN + S AMPEL (gr)
(mm) (gr) 5 MENIT 7 MENIT 10 MENIT
2 545.3 747.81 744.88 743.24
1.18 509.43 940 935.65 934.48
0.02 486.44 793.22 791.26 788.73
0.015 491.05 808.24 807.43 808.01
Gambar 7. Mekanisme Reduksi wadah 345.08 1074.14 1084.05 1089.18
Ukuran
C. Prosedur Kerja Alat
Penggerusan merupakan tahap
 Prosedur Percobaan : Crushing: Jaw
akhir dari operasi pengecilan ukuran
Crusher
bijih, atau kominusi. Pada tahap ini bijih
Siapkan kerikil berukuran 4-5 cm sebanyak 2
dikecilkan ukurannya sampai pada kg
ukuran pemisahan. Penggerusan
Ukur setting Jaw Crusher yaitu open setting
dilakukan dalam alat yang disebut dan close setting
penggerus atau Tumbling Mill berbentuk
tabung silinder yang berputar pada Jalankan Jaw Crusher dalam keadaan kosong
dan amati cara kerjanya
sumbu harisontalnya. Di dalam tabung
silinder terdapat media gerus, atau Masukkan umpan perlahan-lahan dan tampung
grinding media, bijih yang akan digerus hasilnya
dan air, untuk operasi cara basah.
Amati hasil peremukan meliputi bentuk ukuran
Peralatan penggerusan yang bijih
dipergunakan adalah :
a. Ball mill dengan media penggerus berupa Ambil contoh dari batu hasil peremukan Jaw
Crusher kira-kira 0.5 kg, ayak dengan seri
bola-bola baja atau keramik. ayakan 13,4 ; 9,4 ; dan 2,3 mm

Timbang dan buat grafik distribusi ukuran


menentukan ukuran ayakan yang meloloskan
80%

Hasil peremukan Jaw Crusher jangan dibuang

Gambar 8. Ball Mill

 Prosedur Percobaan : Grinding


b. Rod mill dengan media penggerus berupa
batang-batang baja.

Gambar 9. Rod Mill


 Berat Total = 2kg
Sampel
 Berat = % Berat Kumulatif Sebelumnya +
Isi silinder gerus dengan bola gerus (1.5"( kira-kira Kumulatif % Berat
setengahnya)
1. Pengayakan 5 menit
MES H BERAT AYAKAN BERAT AYAKAN BERAT % BERAT % KUMULATIF
% BERAT
Masukkan umpan (pasir berukuran 2mm) sebanyak (mm) (gr)
545.3
+ S AMPEL (gr)
747.81
MATERIAL (gr)
202.51 10.20%
KUMULATIF
10.20%
LOLOS
89.80%
2
1 kg 1.18 509.43 940 430.57 21.68% 31.88% 68.13%
0.02 486.44 793.22 306.78 15.45% 47.32% 52.68%
0.015 491.05 808.24 317.19 15.97% 63.29% 36.70%
wadah 345.08 1074.14 729.06 36.70% 100.00% 0.00%

Putar penggerus selama 10 menit, keluarkan isi,


ayak dengan ayakan 65, 100, 150 dan 200 mesh.
Timbang dan catat fraksi yang terbentuk

Ulangi dengan umpan baru untuk waktu putar 15


menit dan 20 menit

Hitung banyaknya material halus 100 mesh, minus


150 mesh dan minus 200 mes untuk setiap menit
D. Pengolahan Data
Menghitung P80
 Berat = (Barat Ayakan + Sampel) – Y = 0.2237x + 0.4385
80% = 0.2237x + 0.4385
Material (Berat Ayakan)
X = (80% – 0.4385)/0.2237
 % Berat = (Berat Material)÷(Berat Total) x
100%
= 1.53
2. Pengayakan 7 menit MES H
(mm)
BERAT AYAKAN
(gr)
BERAT AYAKAN
+ S AMPEL (gr)
BERAT
MATERIAL (gr)
% BERAT
% BERAT
KUMULATIF
% KUMULATIF
LOLOS
MES H BERAT AYAKAN BERAT AYAKAN BERAT % BERAT % KUMULATIF
2 545.3 743.24 197.94 9 .9 6 % 9 .9 6 % 9 0 .0 4 %
% BERAT
(mm) (gr) + S AMPEL (gr) MATERIAL (gr) KUMULATIF LOLOS 1.18 509.43 934.48 425.05 2 1 .3 9 % 3 1 3 5 .0 0 % 6 8 .6 5 %
2 545.3 744.88 199.58 1 0 .0 5 % 10.05% 89.95% 0.02 486.44 788.73 302.29 1 5 .2 2 % 4 6 .5 7 % 5 3 .4 3 %
1.18 509.43 935.65 426.22 2 1 .4 6 % 3 1 .5 1 % 6 8 .4 9 %0.015 491.05 808.01 316.96 1 5 .9 6 % 6 2 .5 3 % 3 7 .4 7 %
0.02 486.44 791.26 304.82 1 5 .3 5 % 4 6 .8 6 % 5 3 .1 4 %wadah 345.08 1089.18 744.1 3 7 .4 6 % 1 0 0 .0 0 % 0 .0 0 %
0.015 491.05 807.43 316.38 1 5 .9 3 % 6 2 .7 9 % 3 7 .2 1 %
wadah 345.08 1084.05 738.97 3 7 .2 1 % 1 0 0 .0 0 % 0 .0 0 %

Menghitung P80
Y = 0.2221x + 0.4463
80% = 0.2221x + 0.4463X
Menghitung P80
X = (80% – 0.4463)÷0.2221
Y = 0.2221x + 0.4435
= 1.60
80% = 0.2221x + 0.4435X
E. Analisa Hasil
X = (80% – 0.4435)÷0.2221
= 1.61 1. Crushing
 Faktor - faktor yang mempengaruhi pada
3. Pengayakan 10 menit jaw crusher adalah ukuran dan jenis batuan
yang dimasukkan, keadaan batuan apakah
basah atau kering, reaksi antara material digerus dengan menggunakan media
dengan air, gape, setting, dan angle of nip. Grinding
 Pada saat percobaan terjadi material loss DAFTAR PUSTAKA
pada saat mengambil hasil dari jaw crusher Agung, Murya, 2009, “Kominusi”,
untuk diayak. Material tidak tertampung http://www.academia.edu/6338392/Komi
dan tidak terayak semua. nusi. Diakses tanggal 16 Januari 2019
2. Grinding Candra, Arif, 2012, “Pengolahan Bahan
 Pada saat proses grinding di laboratorium , Galian”,
http://www.gemcomsurpac.com/home/pe
semakin lama waktu penggerusan maka
ngolahanbahangalian. Diakses tanggal
semakin banyak material yang lolos
16 Januari 2019 (word, online)
ayakan. Dengan demikian dapat
Dara, Ririna, 2015.”Crushing Dan Grinding”
disimpulkan bahwa semakin lama proses
(Pengolahan Mineral) Diakses pada
grinding yang dilakukan akan semakin
tanggal 17 Januari 2019
banyak hasil Crushing dengan ukuran
Lakasana, Hari, 2011, “Kominusi”,
partikel yang sangat kecil, terlebih jika http://ilmupertambangan.info/2011/11/22
feed yang diberikan memiliki kekerasan /kominusi.htm. Diakses tanggal 16
yang sangat rendah, maka akan semakin Januari 2019
mudah tergeruskan. Panjah, Najib, 2011, “Kominusi”,
 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses http://www.najibpanjah.com/2011/05/ht
grinding pada ball mill tersebut adalah ml. Diakses tanggal 16 Januari 2019
kecepatan putaran pada mill, persen solid https://www.academia.edu/11098438/kominusi
yang masuk ke dalam mill, jenis bijih yang Diakses pada tanggal 17 Januari 2019
masuk ke dalam mill Siahaan,Jefri,2011.http://arsipteknikpertambanga
 Besarnya nilai RR80 ditentukan oleh n.blogspot.com/2011/01/kominusi.html
Diakses pada tanggal 16 Januari 2019
perbandingan ukuran ayakan yang
meloloskan 80% umpan dengan ukuran
ayakan yang meloloskan 80% produk
remuk
F. Kesimpulan
1. Kominusi merupakan salah satu tahapan
pada pengolahan bijih, mineral atau bahan
galian. Bijih atau mineral dari tambang yang
berukuran besar lebih daripada 1 meter dapat
dikecilkan menjadi bijih berukuran kurang
daripada 100 mikron.
2. Crushing adalah suatu proses yang bertujuan
untuk meliberalisasi mineral yang diinginkan
agar terpisah dengan mineral pengotor yang
lain. Crushing adalah proses
reduksi/pengecilan ukuran dari bahan
galian/bijih yang langsung dari tambang dan
berukuran besar-besar (diameter sekitar 110
cm) menjadi ukuran 20-25cm bahkan bisa
mencapai 2,5cm.
3. Grinding (Penggerusan) adalah proses
lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah
berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih
halus. Pada proses Grinding , material

Anda mungkin juga menyukai