Disusun Oleh :
Syafkan Sirajudin Sidqi
03021282025077
A. KOMINUSI
Kominusi merupakan salah satu tahapan pada pengolahan bijih, mineral atau bahan
galian. Pada kominusi, bijih atau mineral dari tambang yang berukuran besar lebih
daripada 1 meter dapat dikecilkan menjadi bijih berukuran kurang daripada 100 mikron.
Pada umumnya bijih, mineral atau bahan galian dari tambang masih berukuran cukup
besar. Sehingga sangat tidak mungkin dapat secara langsung digunakan atau diolah lebih
lanjut. Bijih atau mineral dalam ukuran besar biasanya berkadar sangat rendah dan terikat
dengan mineral pengotornya. Liberasi mineral berharga masih rendah pada ukuran bijih
yang besar. Sehingga untuk dapat diolah dan untuk dapat meningkatkan kadar mineral
tertentu harus melalui operasi pengecilan ukuran terlebih dahulu. Operasi pengecilan
ukuran bijih umumnya dibagi menjadi dua tahap yaitu oprasi peremukan (crushing) dan
penggerusan (grinding). Crushing digunakan untuk proses kering saja sedangkan grinding
digunakan untuk proses kering dan basah.
I. PRINSIP KOMINUSI
Prinsip peremukan adalah adanya gaya luar yang bekerja atau diterapkan pada
bijih dan gaya tersebut harus lebih besar dari kekuatan bijih yang akan diremuk.
Mekanisme peremukannya tergantung pada sifat bijihnya dan bagaimana gaya
diterapkan pada bijih tersebut. Ada empat gaya yang dapat digunakan untuk meremuk
atau mengecilkan ukuranbijih, antara lain;
✓ Compression, gaya tekan. Peremukan dilakukan dengan memberi gaya tekan
pada bijih. Peremukannya dilakukan diantara dua permukaan plat. Pada
Kompresi, energi yang digunakan hanya padasebagian lokasi, bekerja pada
sebagian tempat. Alat yang dapat menerapkan gaya compression ini adalah:
Jaw crusher, gyratory crusher dan roll crusher.
✓ Impact, gaya banting. Peremukan terjadi akibat adanya gaya impak yang
bekerja pada bijih. Bijih yang dibanting pada benda keras atau benda keras
yang memukul bijih. Gaya impak adalah gaya compression yang bekerja
dengan kecepatan sangat tinggi. Alat yang mampu memberikan gaya impak
pada bijih adalah impactor, hammer mill.
✓ Attrition atau abrasion. Peremukan atau pengecilan ukuran akibat adanya gaya
abrasi atau kikisan. Peremukan dengan abrasi, Gaya hanya bekerja pada
daerah yang sempit (dipermukaan) atau terlokalisasi. Alat yang dapat
memberikan gaya abrasi terhadap bijih adalah ballmill, rod mill.
✓ Shear, potong. Pengecilan ukuran dengan cara pemotongan, seperti dengan
gergaji.Cara ini jarang dilakukan untuk bijih.
II. TAHAPAN KOMINUSI
1. Peremukan tahap pertama, primary crushing, mengecilkan ukuran bijih
sampai ukuran 20 cm.
B. CRUSHING (PEREMUKAN)
Crushing adalah salah satu bagian dari dari kominusi yang merupakan suatu
usahamereduksi ukuran butir agar mineral terliberasi sempurna.
I. Operasi peremukan dapat dilakukan bertahap yaitu;
1. Peremukan tahap pertama (primary crushing) merupakan alat
peremukan yang berukuran besar. Alat ini dikhususkan pada proses
reduksi material hasil tambang menjadi ukuran yang sesuai untuk
proses peremukan selanjutnya (secondary crusher). Biasanya
menggunakan alat seperti jaw crusher, blake and dodge crusher dan
gyratory crusher.
2. Peremukaan tahap kedua (Secondary crusher) merupakan tahapan
reduksi ukuran material hasil peremukan tahap pertama menjadi
ukuran tertentu yang sesuai dengan proses reduksi tahap ketiga.
Biasanya menggunakan alat seperti jaw crusher, cone crusher, roll
crusher
3. Peremukan tahap ketiga, biasanya merupakan tahap akhir dari
proses crishing. Proses ini biasanya menggunaka ntipe cone crusher,
roll crusher, dan hammer mill.
II. Gaya yang bekerja pada alat peremukan adalah;
• Gaya tekan
• Gaya gesek
• Gaya gravitas
• Gaya menahan
III. Macam- macam tipe crusher
• Jaw Crusher
Jaw Crusher sangat cocok untuk penghancuran primer dan
sekunder darisemua jenis mineral dan batuan dengan kekuatan tekan
sekitar 320 MPa, seperti bijih besi, bijih tembaga, bijih emas, bijih
mangan, batu kali, kerikil, granit, basalt, kuarsa, diabas, dan bahan
• Gyratory Crusher
C. GRINDING
Grinding adalah proses terakhir dari comminution dimana proses kerjanya
menggunakan prinsip gabungan dari impak (tumbukan) dan abrasi. Pada bijih dengan
gerakan bebas dari media yang tidak terhubung dengan sesuatu, seperti rod, bola
pejal, ataupun pebble. Grinding biasanya dilakukan pada kondisi basah (wet
condition) untuk mendapatkan slurry yang akan diumpankan pada proses
concentration, meskipun ada beberapa keadaan dari grinding yang dilakukan pada
kondisi kering (dry condition) namundilakukan pada aplikasi yang terbatas.
b) Bola-bola Baja
Prinsip kerja alat grinding yang menggunakan media bola-bola
baja adalah memutar silinder yang berisi bola-bola grinding yang
terbuat dari baja dan material (bijih) di dalamnya, proses grinding
terjadi dengan pergerakan bola-bola dimana balls berputar di
dalam dan menggerus bijih. Semakin besar diameter silinder maka
kecepatan rotasi akan semakin lambat. Jika kecepatan terlalu besar
maka akan terjadi gaya sentrifugal pada silinder sehingga balls akan
menempel pada tepi silinder dan proses grinding akan menjadi tidak
optimum. Grinding balls biasanya terbuat dari baja, baik itu baja
karbon tinggi, baja tempa, baja paduan, atau baja cor-coran dan
konsumsinya berkisar antara 0.1 sampai 1.0 kg per ton bijih tergantung
dari kekerasan bijih, kehalusan gerus, dan kualitas medium. Pengisian
dilakukan sebesar 40- 50% dari volum mill, dan sekitar 40% adalah
ruang kosong. Alat grinding yang menggunakan bola-bola baja sebagai
media grindingnya ada 2 jenis, yaitu ball mill dan tube mill.
c) Pebble
Pebble adalah media grinding berupa batuan keras atau batuan
Natural, dengan kata lain alat grinding yang menggunakan pebble
sebagai media grindingnya menggunakan batuan yang mengandung
bijih itu sendiri. Alat grinding yang menggunakan pebble sebagai
media grindingnya terdiri atas semi autogenous grinding (SAG) mill,
autogenous grinding mill, dan tower mill.