Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 2

KOMINUSI (CRUSHING DAN GRINDING)

Disusun Oleh :
Syafkan Sirajudin Sidqi
03021282025077

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022

PRINSIP DAN KONSEP KOMINUSI (CRUSHING DAN GRINDING)

A. KOMINUSI

Kominusi merupakan salah satu tahapan pada pengolahan bijih, mineral atau bahan
galian. Pada kominusi, bijih atau mineral dari tambang yang berukuran besar lebih
daripada 1 meter dapat dikecilkan menjadi bijih berukuran kurang daripada 100 mikron.
Pada umumnya bijih, mineral atau bahan galian dari tambang masih berukuran cukup
besar. Sehingga sangat tidak mungkin dapat secara langsung digunakan atau diolah lebih
lanjut. Bijih atau mineral dalam ukuran besar biasanya berkadar sangat rendah dan terikat
dengan mineral pengotornya. Liberasi mineral berharga masih rendah pada ukuran bijih
yang besar. Sehingga untuk dapat diolah dan untuk dapat meningkatkan kadar mineral
tertentu harus melalui operasi pengecilan ukuran terlebih dahulu. Operasi pengecilan
ukuran bijih umumnya dibagi menjadi dua tahap yaitu oprasi peremukan (crushing) dan
penggerusan (grinding). Crushing digunakan untuk proses kering saja sedangkan grinding
digunakan untuk proses kering dan basah.
I. PRINSIP KOMINUSI
Prinsip peremukan adalah adanya gaya luar yang bekerja atau diterapkan pada
bijih dan gaya tersebut harus lebih besar dari kekuatan bijih yang akan diremuk.
Mekanisme peremukannya tergantung pada sifat bijihnya dan bagaimana gaya
diterapkan pada bijih tersebut. Ada empat gaya yang dapat digunakan untuk meremuk
atau mengecilkan ukuranbijih, antara lain;
✓ Compression, gaya tekan. Peremukan dilakukan dengan memberi gaya tekan
pada bijih. Peremukannya dilakukan diantara dua permukaan plat. Pada
Kompresi, energi yang digunakan hanya padasebagian lokasi, bekerja pada
sebagian tempat. Alat yang dapat menerapkan gaya compression ini adalah:
Jaw crusher, gyratory crusher dan roll crusher.
✓ Impact, gaya banting. Peremukan terjadi akibat adanya gaya impak yang
bekerja pada bijih. Bijih yang dibanting pada benda keras atau benda keras
yang memukul bijih. Gaya impak adalah gaya compression yang bekerja
dengan kecepatan sangat tinggi. Alat yang mampu memberikan gaya impak
pada bijih adalah impactor, hammer mill.
✓ Attrition atau abrasion. Peremukan atau pengecilan ukuran akibat adanya gaya
abrasi atau kikisan. Peremukan dengan abrasi, Gaya hanya bekerja pada
daerah yang sempit (dipermukaan) atau terlokalisasi. Alat yang dapat
memberikan gaya abrasi terhadap bijih adalah ballmill, rod mill.
✓ Shear, potong. Pengecilan ukuran dengan cara pemotongan, seperti dengan
gergaji.Cara ini jarang dilakukan untuk bijih.
II. TAHAPAN KOMINUSI
1. Peremukan tahap pertama, primary crushing, mengecilkan ukuran bijih
sampai ukuran 20 cm.

2. Peremukan tahap kedua, secondary crushing, mengecilkan ukuran


bijihdarisekitar20 cm sampai sekitar 1 cm
3. Penggerusan kasar, grinding, mengecilkan ukuran bijih mulai dari
sekitar1 cmmenjadi sekitar 1 mm.
4. Penggerusan halus, fine grinding, mengecilkan ukuran bijih mulai dari
1 mmmenjadi halus, biasanya ukuran bijih menjadi kurang dari 0,075 mm.

B. CRUSHING (PEREMUKAN)
Crushing adalah salah satu bagian dari dari kominusi yang merupakan suatu
usahamereduksi ukuran butir agar mineral terliberasi sempurna.
I. Operasi peremukan dapat dilakukan bertahap yaitu;
1. Peremukan tahap pertama (primary crushing) merupakan alat
peremukan yang berukuran besar. Alat ini dikhususkan pada proses
reduksi material hasil tambang menjadi ukuran yang sesuai untuk
proses peremukan selanjutnya (secondary crusher). Biasanya
menggunakan alat seperti jaw crusher, blake and dodge crusher dan
gyratory crusher.
2. Peremukaan tahap kedua (Secondary crusher) merupakan tahapan
reduksi ukuran material hasil peremukan tahap pertama menjadi
ukuran tertentu yang sesuai dengan proses reduksi tahap ketiga.
Biasanya menggunakan alat seperti jaw crusher, cone crusher, roll
crusher
3. Peremukan tahap ketiga, biasanya merupakan tahap akhir dari
proses crishing. Proses ini biasanya menggunaka ntipe cone crusher,
roll crusher, dan hammer mill.
II. Gaya yang bekerja pada alat peremukan adalah;
• Gaya tekan
• Gaya gesek
• Gaya gravitas
• Gaya menahan
III. Macam- macam tipe crusher
• Jaw Crusher
Jaw Crusher sangat cocok untuk penghancuran primer dan
sekunder darisemua jenis mineral dan batuan dengan kekuatan tekan
sekitar 320 MPa, seperti bijih besi, bijih tembaga, bijih emas, bijih
mangan, batu kali, kerikil, granit, basalt, kuarsa, diabas, dan bahan

galianlainnya.Karakteristik umum Jaw Crusher:


➢ Umpan masuk dari atas, diantara dua jaw yang
membentukhuruf V(terbuka bagian atasnya).
➢ Salah satu jaw biasanya tidak bergerak (fixed),
➢ Sudut antara 2 jaw antara 20-60 derajat
➢ Kecepatan buka-tutup jaw antara 250 sampai 400 kali per menit.

Adapun jenis – jenis jaw crusher yaitu:


❖ Blake jaw crusher. Prinsip kerja: Roda (flywheel) berputar
menggerakkan lengan pitman naik turun karena adanya sumbu
eccentric. Gerakan naik-turun dan lengan pitman menyebabkan
toggle bergerak horizontal (kekiri dan kekanan). movable jaw
bergerak menekan dan memecah bongkah-bongkah padatan
yang masuk dan melepaskannya saat movable jaw bergerak

menjauhi fixed jaw.

❖ Dodge crusher. Prinsip kerja: Perputaran sumbu eccentric


mengakibatkan lengan pitman bergerak naik-turun. Gerakan ini
menyebabkan movable jaw frame sebelah atas bergerak
horisontal kekirikekanan menekan bongkah-bongkah padatan
sampal pecah dan melepaskannya kebawah.

• Gyratory Crusher

Gryratory Crusher memiliki sumbu tegak, main shaft tempat


terpasangnya peremuk yang disebut mantle/head, digantung pada
spider. Sumbu tegak diputar secara ecentric dari bagian bawah,
eccentric sleeve, mengakibatkan suatu gerakan berputar mantle selalu
dekat ke arah shell. Mantle berada dalam shell berbentuk kerucut
membesar ke atas, sehingga membentuk rongga remuk, crushing
chamber antara concave atau shell dengan mantle. Mantle bersama
sumbu tegak bergerak secara Gryratory dan memberi gaya kompresi ke
arah shell. Gaya kompresi ini akan meremuk bijih dalam rongga
remuk. Peremukan bijih hanya terjadi ketika bijih dikenai gaya
kompresi. Oleh karena itu peremukan ini disebut arrested crushing.
Setelah remuk bijih turun secara gravity. Gryratory Crusher melakukan
peremukan selama siklus putarannya, jadi setiap saat, mantle bergerak
ke arah shell, setiap mantle memberikan gaya kompresi kepada bijih
yang berada dalam rongga remuk. Mekanisme peremukan ini disebut
full time crushing.
• Cone crusher
Cone crusher merupakan alat peremuk yang biasa digunakan
untuk tahap secondary crushing. Alat ini merupakan modifkasi dari
gyratory crusher. Sumbu tegak ditunjang di bawah kepala remuk atau
mantle atau cone. Alat ini mempunyai kelebihan, yaitu ketika bijih atau
umpan yang masuk terlalu keras, maka bowl secara otomatis akan
bergerak ke arah luar.

Adapun tipe cone crusher, yaitu antara lain;

❖ Standard Cone Crusher yang memiliki rongga remuk bertangga


dan membesar kea rah umpan masuk. Hal ini memungkinkan
umpan yang dapat diremuk menjadi relative besar.
❖ Short Cone Crusher yang memiliki rongga remuk lebih sempit
danmulut tempat umpan masuk relative lebih sempit juga.
• Roll crusher
Crushing rolls biasanya digunakan untuk memecah padatan
lunak (hardness rendah), misalnya: batubara, gipsum, limestone, bata
tahan api dan lain skala MOHS <4.

Adapun jenis – jenis roll crusher yaitu;


❖ Single roll crusher adalah roll crusher yang didesain
mempunyai 1 roller saja dengan tujuan untuk meningkatkan
kapasitas pengolahanbatubara/ satuan luas.
❖ Double roll crusher adalah roll crusher yang mempunyai 2
buah roller, dengan sumbu yang sejajar pada bidang horizontal
yang sama. Double roll crusher sangat cocok digunakan untuk
batuan mineral jenis: Batu bara, lime stone, kaolin,
phospat,dan tersier crusher pada batu split/andesit.
• Hammer mill.
Prinsip kerja: Bongkahan padatan yang masuk dipecah oleh palu
pada ujung cakram yang berputar padatan yang pecah selanjutnya
digerus pada dinding dan keluar melalul kisi (grid). Pada reversible
hammer, hammer ke crushing plate/breaker plate/anvils yang dibuat
bergerigi. Butiran pecah karena terpukul oleh palu, terbentur dinding
(crushing plate) atau bertumbukan dengan butir lain. Ukuran padatan
keluar dapat diatur dengan memasang kisi ukuran lubang kisi seperti
yang diinginkan.

C. GRINDING
Grinding adalah proses terakhir dari comminution dimana proses kerjanya
menggunakan prinsip gabungan dari impak (tumbukan) dan abrasi. Pada bijih dengan
gerakan bebas dari media yang tidak terhubung dengan sesuatu, seperti rod, bola
pejal, ataupun pebble. Grinding biasanya dilakukan pada kondisi basah (wet
condition) untuk mendapatkan slurry yang akan diumpankan pada proses
concentration, meskipun ada beberapa keadaan dari grinding yang dilakukan pada
kondisi kering (dry condition) namundilakukan pada aplikasi yang terbatas.

Media grinding adalah media yang digunakan dalam proses penggerusan


bahan galian dalam proses comminution. Media yang digunakan memiliki kekerasan
tertentu tergantung kepada bahan galian yang akan direduksi ukurannya.
Alat yang digunakan pada pada proses grinding adalah :

a) Batangan Silinder Baja (rod mill)


Disebut juga mesin fine crusher atau coarse grinding. Umpan
yang dapat masuk berukuran 50 mm dan menghasilkan produk sebesar
300 µm. Ciri khusus dari rod mill adalah panjang shell silinder antara
1,5 sampai 2,5 kali diameternya, perbandingan ini sangat penting agar
batang (rod), yang panjangnya beberapa centimeter lebih pendek dari
shell, harus dicegah dari pembengkokan agar dapat mendesak diameter
silinder. Rod mill menggunakan rod selektif yang ukurannya
ditentukan sehingga nantinya akan didapatkan grinding yang optimum,
biasanya rod terbuat dari high carbon steel dengan diameter berukuran
25 sampai 150 mm, semakin kecil diameter rod maka surface area
(luas permukaan sentuhnya) lebih luas sehingga didapat efisiensi
grinding yang lebih besar. Kecepatan grinding optimum biasanya pada
50-65% kecepatan grinding kritis, namun ada beberapa dari jenis
grinding menggunakan kecepatan sampai 80% tanpa adanya catatan
kegagalan aus yang berarti. Ada tiga jenis rod mill berdasarkan
perbedaan pada jalur pengumpanan (opening) dan pengeluaran
(discharge).
➢ Center Peripheral Discharge Mill, digunakan untuk grinding
basah dan kering dan menghasilkan lebih banyak partikel kasar
daripada halus.
➢ End Peripheral Discharge Mill, biasanya digunakan untuk
grinding kering dan lembab.
➢ Overflow (Trunnion) Mill, digunakan untuk grinding basah.

b) Bola-bola Baja
Prinsip kerja alat grinding yang menggunakan media bola-bola
baja adalah memutar silinder yang berisi bola-bola grinding yang
terbuat dari baja dan material (bijih) di dalamnya, proses grinding
terjadi dengan pergerakan bola-bola dimana balls berputar di
dalam dan menggerus bijih. Semakin besar diameter silinder maka
kecepatan rotasi akan semakin lambat. Jika kecepatan terlalu besar
maka akan terjadi gaya sentrifugal pada silinder sehingga balls akan
menempel pada tepi silinder dan proses grinding akan menjadi tidak
optimum. Grinding balls biasanya terbuat dari baja, baik itu baja
karbon tinggi, baja tempa, baja paduan, atau baja cor-coran dan
konsumsinya berkisar antara 0.1 sampai 1.0 kg per ton bijih tergantung
dari kekerasan bijih, kehalusan gerus, dan kualitas medium. Pengisian
dilakukan sebesar 40- 50% dari volum mill, dan sekitar 40% adalah
ruang kosong. Alat grinding yang menggunakan bola-bola baja sebagai
media grindingnya ada 2 jenis, yaitu ball mill dan tube mill.
c) Pebble
Pebble adalah media grinding berupa batuan keras atau batuan
Natural, dengan kata lain alat grinding yang menggunakan pebble
sebagai media grindingnya menggunakan batuan yang mengandung
bijih itu sendiri. Alat grinding yang menggunakan pebble sebagai
media grindingnya terdiri atas semi autogenous grinding (SAG) mill,
autogenous grinding mill, dan tower mill.

Anda mungkin juga menyukai