Abstrak:- Crushing dan Grinding - Mineral berharga hasil penambangan biasanya masih bersatu
dengan pengotornya. Untuk meningkat kankadar mineral tersebut maka perlu dilakukan proses
pengolahan bahangalian. Pengolahan bahan galian merupakan proses dimana bahan galian diolah
dengan mempergunakan perbedaan sifat fisik untuk memperoleh produk yang dapat dijual dan produk
yang tidak berguna dengan tidak mengubah sifat fisik/kimia dari bahan galian yang bersang kutan.
Kominusi merupakan tahap pertama pada pengolahan bijih, yaitu berupa proses pengecilan ukuran
material yang bertujuan untuk membebaskanmineral berharga dari gangue mineral serta mempersiapkan
ukuran yang tepat untuk proses konsentrasi. Sesuai tahapannya, kominusi dibagi menjadi dua jenis, yaitu
crushing dan grinding. Praktikum crushing bertujuan untuk dapat memahami mekanisme peremukan dan
cara kerja alat, serta memahami mekanisme pengayakan. Sedangkan pada praktikum grinding, tujuan
yang ingin dicapai adalah agar praktikan dapat memahami mekanisme penggerusan dan cara kerja alat,
serta mengetahui pengaruh durasi waktu penggerusan terhadap hasil penggerusan.
Kata kunci : Jaw crusher, top grinding, analisis goudin-shcouman
adalah Jaw Crusher ukuran kecil, Gyratory operasi pengecilan ukuran bijih, atau kominusi.
Crusher ukuran kecil, Cone Crusher, Hammer Pada tahap ini bijih dikecilkan ukurannya
Mill dan Roll Crusher. Umpan yang digunakan sampai pada ukuran pemisahan. Mekanisme
Grinding
50.00
Ayakan Berat
Ayakan+isian
Ukuran Berat Ayakan 0.00
2.36 mm 509,09 1140,65 0 10 20 30
1.18 mm 509,68 721,43 Jaw Crusher Linear (Jaw Crusher)
850 mic 485,78 573,07
710 mic 495,49 629,53 Grafik 1. Grafik nilai jaw crusher
Nampan 345,33 563,65
Tabel 2. Data hasil Grinding selama 3 menit Grinding
Ayakan Berat
Ukuran Berat Ayakan Ayakan+isian
2.36 mm 509,09 1124,64 Top Grinding (3 Menit )
1.18 mm 509,68 717,48
60
850 mic 485,78 566,86 y = 18.117x + 9.2821
50
710 mic 495,49 554,92 R² = 0.9192
Nampan 345,33 662,85 40
X = 80 – 9,2821 = 3,903
18,117
Top Grinding (8 Menit)
60
Waktu ayakan 5 menit y = 15.705x + 15.452
40
Berat % Berat Berat % Berat % Berat
20
Tertahan Tertahan Kumulatif Kumulatif Kumulatif
Lolos 0
622,01 48,505 622,01 48,5051 51,4949 0 0.5 1 1.5 2 2.5
209,5 16,337 831,51 64,8422 35,1578
82,82 6,4584 914,33 71,3006 28,6994 Top Grinding (8 Menit)
77,07 6,01 991,4 77,3106 22,6894 Linear (Top Grinding (8 Menit))
290,96 22,689 1282,36 100 0
1282,36 4641,61 Menghitung p80
Tabel 6. Data hasil pengolahan grinding 5 menit Y = 15,705x + 15,452
80 = 15,705x + 15,452
X = 80 – 15,452 = 4,11
Top Grinding (5 Menit) 15,705
60
y = 16.319x + 13.704 D. Analisa hasil percobaan
40
Crushing
20
Dari percobaan didapatkan material yang lebih
0 halus dari roll crusher dibandingkan material
0 0.5 1 1.5 2 2.5
yang didapat dari jaw crusher. Hal ini
Top Grinding (5 Menit)
dikarenakan Jaw Crusher merupakan Primary
Linear (Top Grinding (5 Menit))
Crushing sedangkan Roll Crusher bertindak
Grafik 3. Grafik top grinding 5 menit sebagai Secondary Crusher. Ukuran berat tiap
Y = 16,319x + 13,704 ada material loss pada saat mengambil hasil dari
Dari hasil perhitungan diatas terilihat ratio (RR) & Limiting Reduction Ratio
p80 akan semakin besar Mekanisme gerakan Reduction ratio adalah perbandingan antara
atau getaran yang ditimbulkan oleh vibrator ukuran umpan yang masuk dengan ukuran
menyebabkan material di atas permukaan akan produkta yang dihasilkan.
bergerak maju dan membentuk lapisan atau Limitting reduction ratio adalah
stratifikasi. Material kasar bergerak naik ke atas perbandingan antara ukuran bukaan screen
lapisan, sedangkan material halus bergerak dimana semua feed bisa lolos terhadap
turun menerobos ke lapisan bawah. ukuran bukaan screen yang sama dimana
Factor yang mempengaruhi ayakan : semua produkta bisa lolos.
Laju pengumpanan dan kemiringan akan
mempengaruhi tebal lapisan yang 2. Apa yang dimaksud dengan Apparent
Ball mill: Jadi bola-bola baja yang besar Gesekan antara liner dengan bijih yang
berada pada diameter shell yang besar untuk digiling bisa mengakibatkan abrasi untuk
menghancurkan partikel besar, sedang bola- liner berbahan baja.
bola baja yang kecil (sudah aus) berada
Kekuatan abrasi liner yang tergantung pada
pada cone section dekat ujung pengeluaran
jenis materialnya.
untuk menghancurkan partikel yang sudah
halus. Feed (umpan) untuk ball mill dapat Kecepatan rotasi, ukuran umpan, bahan
berukuran 3 inci (max) dan digiling sampai dasar liner, ketebalan liner, dan zona
menjadi 50 mesh (0,29 mm). kalau feed cascading.
(umpan) makin kecil, maka produknya
4. Jelaskan hubungan tiga putaran mill
dapat lebih halus lagi (200 mesh = 0,074
dengan aksi penggerusan?
mm). Dalam operasi ball mill kecepatan
perputan shell silinder harus dibuat setinggi Berdasarkan kecepatan putaran mill terdapat
mungkin, tetapi dihindarkan agar muatanya dua mekanisme penggerusan yaitu,
cascading dan cataracting. Kedua sehingga tidak terjadi proses abrasi maupun
mekanisme ini akan menghasilkan distribusi impact.
ukuran produk yang berbeda. 𝑚𝑉 2⁄ = 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠 ∝
𝑅
a) Mekanisme Cascading V dinyatakan dalam,
2𝜋𝑅𝑁
Pada putaram mill yang relatif rendah, muatan 𝑉=
60
akan bergerak naik tidak begitu tinggi dan disubtitusikan,
setelah mencapai titik kesetimbangan 4𝜋 2 𝑅 2 𝑁 2
cos ∝ =
muatan segera kembali menggelincir atau 602 𝑔
menggelinding di atas muatan lain yang 0,0011(𝐷 − 𝑑)𝑁 2
cos ∝ =
2
sedang bergerak ke atas. Pada mekanisme
Kecepatan kritis terjadi saat α = 0, sehingga
ini pengecilan ukuran terjadi akibat gaya
nilai cos α = 1,
abrasi. Produk yang dihasilkan dengan
0,0011(𝐷 − 𝑑)𝑁 2
mekanisme ini adalah sangat halus. 1=
2
b) Mekanisme Cataracting 2
𝑁2 =
0,0011(𝐷 − 𝑑)
Ketika mill berputar cukup tinggi, muatan ikut 42,3
𝑁=
berputar dan bergerak naik relatif tinggi √(𝐷 − 𝑑)
dengan kesetimbangan yang tinggi pula. Kecepatan kritis ini dinyatakan dalam satuan
Setelah kesetimbangan tercapai, muatan revolusi per menit (rpm).
akan jatuh bebas ke dasar mill.Pada
F. KESIMPULAN
mekanisme ini pengecilan ukuran akibat
pengaruh gaya impact dan kompressi. 1. Proses kominusi, yaitu proses pengecilan
Produk yang dihasilkan berukuran relatif ukuran bijih dengan cara peremukan dan
lebih kasar. penggerusan sehingga mineral berharga
dapat terlepas dari mineral gangue dan
c) Putaran kritis
mempermudah proses konsentrat.
Putaran mill dimana muatan mulai menempel Peremukan dilakukan melalui Jaw Crusher.
pada dinding mill dan ikut berputar bersama 2. Penggerusan adalah proses lanjutan
mill. Pada kondisi ini tidak terjadi pengecilan ukuran dari yang sudah
mekanisme pengecilan ukuran. berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang
lebih halus. Pada Percobaan ini
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
menggunakan Top Grinding.
kecepatan kritis dan turunkan
3. Semakin lama waktu penggerusan, semakin
persamaannya?
halus ukuran material yang dihasilkan. Hal
Kecepatan kritis yaitu kecepatan putar cell ini akibat dari gaya-gaya yang bekerja
pada operasi milling dimana pada saat itu selama proses grinding dilakukan, Namun,
grinding media menempel pada dinding cell
perlu diperhatikan selang waktu
penggerusan agar tidak terjadi overcrushing.
4. Material yang menempati lapisan bawah
dan ukurannya lebih kecil daripada lubang
ayakan segera lolos melewati lubang dan
menjadi produk undersize. Sedangkan
material yang berada di lapisan atas dan
memiliki ukuran lebih besar daripada
lubang ayakan akan tetap tinggal di
permukaan dan ke luar sebagai produk
oversize.
G. DAFTAR PUSTAKA
http://tambangunhas.wordpress.com/tag/pen
golahan-bahan-galian/
http://www.quarrying.org/r.html
http://www.mine-engineer.com/
http://laporanp.blogspot.com/2010/02/bab-
ii-kominusi-kominusi-adalah-proses.html
http://bosstambang.com/component/option,c
om_jcomments/format,raw/object_group,co
m_content/object_id,52/task,rss/
http://ardra.biz/sain-
teknologi/mineral/pengolahan-
mineral/kominusi-operasi-pengecilan-
ukuran/
http://arsipteknikpertambangan.blogspot.co
m/2011/01/kominusi.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Three_roll_mill
https://www.scribd.com/document/2627235
99/Crushing-Dan-Grinding
https://www.academia.edu/19510772/Lapor
an_Modul_1_Kominusi_Crushing_dan_Gri
nding_