Anda di halaman 1dari 12

Laporan Modul I, Praktikum Pengolahan Bahan Galian

Kominusi (Crushing dan Grinding)


Laboratorium Teknik Pertambangan
Joko Handayani 17137010
Jurusan teknik pertambangan
Fakultas Teknik
Kelompok / Jum’at, 29 November 2019
Universitas Negeri Padang
Asisten : Ilep prengki, S.T

Abstrak:- Crushing dan Grinding - Mineral berharga hasil penambangan biasanya masih bersatu
dengan pengotornya. Untuk meningkat kankadar mineral tersebut maka perlu dilakukan proses
pengolahan bahangalian. Pengolahan bahan galian merupakan proses dimana bahan galian diolah
dengan mempergunakan perbedaan sifat fisik untuk memperoleh produk yang dapat dijual dan produk
yang tidak berguna dengan tidak mengubah sifat fisik/kimia dari bahan galian yang bersang kutan.
Kominusi merupakan tahap pertama pada pengolahan bijih, yaitu berupa proses pengecilan ukuran
material yang bertujuan untuk membebaskanmineral berharga dari gangue mineral serta mempersiapkan
ukuran yang tepat untuk proses konsentrasi. Sesuai tahapannya, kominusi dibagi menjadi dua jenis, yaitu
crushing dan grinding. Praktikum crushing bertujuan untuk dapat memahami mekanisme peremukan dan
cara kerja alat, serta memahami mekanisme pengayakan. Sedangkan pada praktikum grinding, tujuan
yang ingin dicapai adalah agar praktikan dapat memahami mekanisme penggerusan dan cara kerja alat,
serta mengetahui pengaruh durasi waktu penggerusan terhadap hasil penggerusan.
Kata kunci : Jaw crusher, top grinding, analisis goudin-shcouman

A. Tinjauan Pustaka Disamping itu kominusi, baik peremukan


maupun penggerusan, bisa terdiri dari beberapa
Kominusi adalah proses mereduksi ukuran butir tahap, yaitu :
sehingga menjadi lebih kecil dari ukuran semula.  Tahap pertama/primer (primary stage)
Selain untuk mereduksi ukuran butir, kominusi  Tahap kedua/sekunder (secondary stage)
juga untuk meliberasi bijih, yaitu proses  Tahap ketiga/tersier (tertiary stage)
melepaskan mineral bijih dari ikatannya yang  Kadang-kadang ada tahap
merupakan gangue mineral. Kominusi atau keempat/kwarter (quaternary stage)
pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam
proses PBG yang bertujuan untuk :
Tahapan Kominusi
1) Membebaskan/meliberasi (to liberate)
mineral berharga dari material pengotornya. Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari
2) Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel bahan galian / bijih yang langsung dari tambang
yang sesuai dengan kebutuhan pada proses
(ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar
berikutnya.
3) Memperluas permukaan partikel agar dapat (diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25
mempercepat kontak dengan zat lain, cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm. Crushing
misalnya reagen flotasi.
merupakan proses yang bertujuan untuk
4) Memenuhi keinginan konsumen atau tahapan
berikutnya. meliberasi mineral yang diinginkan dari mineral
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu : pengotornya.
1) Peremukan/pemecahan (crushing)untuk
proses kering Umumnya pengecilan ukuran bijih dilakukan
2) Penggerusan/penghalusan (grinding)untuk secara bertahap yaitu:
proses basah dan kering
1. Peremukan tahap pertama, primary crushing, ini adalah: jaw crusher, gyratory crusher,
mengecilkan ukuran bijih sampai ukuran 20 dan roll crusher.
cm. 2. Impact, gaya banting.
2. Peremukan tahap kedua, secondary crushing, Peremukan terjadi akibat adanya gaya impak
mengecilkan ukuran bijih dari sekitar 20 cm yang bekerja pada bijih. Gaya impak adalah
sampai 5 cm. gaya compression yang bekerja dengan
3. Peremukan tahap ketiga, tertiary crushing, kecepatan sangat tinggi. Dengan gaya impak,
mengecilkan ukuran bijih dari 5 cm menjadi energi yang digunakan berlebih, bekerja
sekitar 1 cm pada seluruh bagian. Banyak daerah yang
4. Penggerusan kasar, grinding, mengecilkan menerima beban berlebih. Alat yang mampu
ukuran bijih mulai dari sekitar 1 cm menjadi memberikan gaya impak pada bijih adalah
selkitar 1 mm. impactor, hummer mill.
5. Penggerusan halus,fine grinding, 3. Attrition atau abrasion.
mengecilkan ukuran bijih mulai dari 1 mm Peremukan atau pengecilan ukuran akibat
menjadi halus, biasanya ukuran bijih menjadi adanya gaya abrasi atau kikisan. Peremukan
kurang dari 0,075 mm. dengan abrasi, gaya hanya bekerja pada
daerah yang sempit (dipermukaan) atau
Mekanisme Peremukan, Aksi Kominusi terlokalisasi. Terjadi ketika energi yang
digunakan cukup kecil, tidak cukup untuk
Prinsip peremukan adalah adanya gaya luar yang
memecah/meremuk bijih. Alat yang dapat
bekerja atau diterapkan pada bijih dan gaya
memberikan gaya abrasi terhadap bijih
tersebut harus lebih besar dari kekuatan bijih
adalah ballmill, rod mill.
yang akan diremuk. Mekanisme peremukannya
4. Shear, potong.
tergantung pada sifat bijihnya dan bagaimana
Pengecilan ukuran dengan cara pemotongan,
gaya diterapkan pada bijih tersebut. Setidaknya
seperti dengan gergaji. Cara ini jarang
ada empat gaya yang dapat digunakan untuk
dilakukan untuk bijih.
meremuk atau mengecilkan ukuran bijih.
Distribusi ukuran bijih hasil operasi pengecilan,
1. Compression, gaya tekan.
Peremukan dilakukan dengan memberi gaya kominusi ditentukan oleh jenis gaya dan metoda
tekan pada bijih. Peremukannya dilakukan yang digunakan. Pengecilan ukuran bijih yang
diantara dua permukaan plat. Gaya diberikan
memanfaatkan gaya impak, akan menghasilkan
oleh satu atau kedua permukaan plat. Pada
Kompresi, energi yang digunakan hanya ukuran dengan rentang atau distribusi yang
pada sebagian lokasi, bekerja pada sebagian lebar. Sedangkan kominusi yang memanfaatkan
tempat, energi yang digunakan hanya cukup
gaya abrasi akan menghasilkan dua kelompok
untuk membebani daerah yang kecil dan
menimbulkan titik awal peremukan. Alat distribusi ukuran yang sempit. Gambar di bawah
yang dapat menerapkan gaya compression ini menunjukkan ilustrasi distribusi ukuran bijih
hasil kominusi dengan berbagai gaya yang ini telah banyak tergantikan oleh cone crusher
namun di beberapa lokasi masih juga digunakan.
berbeda.
Roll crusher sangat bermanfaat digunakan untuk
Crushing
menangani material lengket, sangat dingin dan
Crushing adalah tahap mekanis awal dalam tidak abrasif, seperti halnya batu gamping,
proses pengecilan ukuran yang tujuan utamanya batubara, gipsum, fosfat dan bijih besi.
adalah meliberasi mineral berharga dari Cara kerja dari roll crusher ini cukup sederhana,
pengotornya. Biasanya dilakukan dalam kondisi terdiri dari dua silinder yang disusun
kering dan dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu berdampingan dan berputar saling berlawanan
primer, sekunder dan tersier. Ketiga tahapan arah menuju discharge. Ketika umpan
tersebut didasarkan atas ukuran yang dihasilkan dimasukkan, umpan akan diremukkan oleh
dari proses peremukan. kedua silinder dikarenakan gerakan silinder yang
Salah satu alat yang umum digunakan dalam memberikan gaya gesek. Untuk lebih jelasnya,
primary crushing adalah jaw crusher. Jaw mekanisme kerja roll crusher dapat dilihat pada
crusher terdiri dari dua plat tebal yang gambar di bawah ini.
mekanisme geraknya membuka dan menutup
seperti rahang manusia. Plat tebal tersebut
dinamakan fixed jaw dan movable jaw. Movable
jaw bergerak membuka dan menutup menurut
sumbu tertentu, sedangkan fixed jaw dalam
kondisi statis. Pada gambar di atas ditunjukkan
Gambar 1. Bagian dan mekanisme kerja roll
mekanisme gerakan movable jaw pada jaw
crusher
crusher dua toggle.
Ukuran umpan yang dapat diproses oleh roll
Menurut poros atau sumbu dari movable jaw,
crusher ini tergantung pada diameter silinder.
jaw crusher dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
Semakin besar diameter silinder maka akan
yaitu
semakin besar juga ukuran umpan yang dapat
1) Blake crusher yang memiliki sumbu di atas,
diterima.
2) Dodge crusher yang memiliki sumbu di
bagian bawah,
Jaw Crusher
3) Universal crusher yang sumbunya terletak di
bagian tengah. Crusher jenis ini terdiri dari dua buah jaw,di
Perbedaan mendasar yang ditimbulkan dengan mana satu batang bergerak (moveing jaw) ke
adanya beda lokasi sumbu gerak movable jaw arah jaw yang lain (fixed jaw). Alat ini
ini adalah luas bukaan masuk dan luas bukaan merupakan contoh paling umum dari mesin
discharge. peremuk tingkat 1 dengan bentuk yang mirip
Pada tahapan secondary crusher biasanya rahang atas dan rahang bawah dari seekor
digunakan roll crusher. Roll crusher, meski saat binatang,untuk melakukan permukaan,batuan
yang mengandung mineral dijepit di antara dua
buah rahang yang terdiri dari fixed jaw dan Fine crushing merupakan peremukan tahap
swing jaw,lalu dihancurkan dengan gaya tekan lanjut dari secondary crushing, alat yang
remuk.Alat ini mempunyai 2 tipe bergantung digunakan adalah Rolls, Dry Ball Mills, Disc
kepada titik tumpunya,bila titik tumpunya di atas Mills, dan Rings Mills. Umpan yang biasanya
disebut titik blake,bila titik tumpunya di bawah digunakan kurang dari 25,4 mm. Untuk
disebut dodge. memperkecil material hasil penambangan yang
umumnya masih berukuran bongkah digunakan
alat peremuk. Material hasil peremukan
kemudian dilakukan pengayakan atau screening
yang akan menghasilkan dua macam produk
yaitu produk lolos ayakan yang disebut
undersize yang merupakan produk yang akan
diolah lebih lanjut atau sebagai produk akhir,
dan material yang tidak lolos ayakan yang
disebut oversize yang merupakan produk yang
Gambar 2. Bagian dan mekanisme kerja roll harus dilakukan peremukan lagi.
crusher
Grinding
Secondary crusher merupakan peremukan
tahap kedua, alat peremuk yang digunakan Operasi penggerusan merupakan tahap akhir dari

adalah Jaw Crusher ukuran kecil, Gyratory operasi pengecilan ukuran bijih, atau kominusi.

Crusher ukuran kecil, Cone Crusher, Hammer Pada tahap ini bijih dikecilkan ukurannya

Mill dan Roll Crusher. Umpan yang digunakan sampai pada ukuran pemisahan. Mekanisme

sekitar 150 mm, pengecilannya melibatkan gaya-gaya seperti


impact, kompresi, attrition/abrasi dan shear.
dengan ukuran antara 12,5 mm sampai 25,4 mm.
Produk terbesar yang dihasilkan adalah 75 mm. Proses grinding dilakukan di dalam sebuah
Gambar proses secondary crushing (dengan roll silinder dari baja yang berisi media gerus,
crusher) adalah material yang akan digerus dapat dalam kondisi
kering ataupun basah. Menurut geraknya,
sebagai berikut :
grinding mill dibedakan menjadi tumbling mill
dan stirrer mill. Tumbling mill umum digunakan
dalam industri pengolahan, ciri khas dari
tumbling mill adalah dinding mill berputar yang
memberikan pengaruh terhadap bergeraknya
media gerus dan material. Sedangkan pada
stirrer mill, gerakan media gerus dan material
Gambar 3. Gambar proses secondary crushing
disebabkan oleh pengaduk yang berputar di atau penggerusan reduction rasio bisa mencapai
dalam mill. lebih daripada 200. Artinya ukuran umpan 200
kali lebih besar daripada ukuran produk.

Berbeda dari proses crushing, proses grinding


dapat dilakukan dalam kondisi basah ataupun
Gambar 4. Jenis mekanisme penggerusan. a) kering. Faktor-faktor yang menentukan apakah
impact; b) chipping; c) abrasi penggerusan dilakukan dengan cara kering atau
basah antara lain:
Media gerus yang dapat digunakan dalam 1. Proses pengolahan berikutnya apakah
tumbling mill di antaranya adalah bola-bola baja digunakan cara kering atau basah.
atau keramik, batang-batang baja, tanpa media 2. Pada penggerusan dengan cara basah
(autogenous) dan semi autogenous. Berdasarkan memerlukan energi lebih sedikit
media gerusnya, tumbling mill dapat dibandingkan cara kering.
dikelompokkan menjadi: 3. Proses klasifikasi grinding cara basah lebih
1) Ball mill, media gerus berupa bola-bola baja mudah dan memerlukan ruang lebih kecil
2) Rod mill, media gerus berupa batang-batang dibandingkan cara kering.
baja berbentuk silinder 4. Lingkungan pada penggerusan cara basah
3) Pebble mill, media gerus berupa kerikil yang lebih bersih dan tidak memerlukan alat
sangat keras penangkap debu karena akan terbentuk pulp.
4) Autogenous mill, tanpa media (bijih yang 5. Proses penggerusan dengan cara kering
digerus berfungsi sebagai media gerus) memerlukan material yang kering sehingga
5) SAG (semi autogenous) mill, media gerus untuk material yang basah perlu proses
berupa campuran bijih ditambah bola-bola pengeringan terlebih dahulu.
baja. 6. Pada proses penggerusan cara basah, media
Salah satu besaran yang penting dalam operasi gerus yang digunakan dan bahan pelapis dari
kominusi adalah rasio ukuran bijih awal silinder diperlukan lebih banyak karena
terhadap ukuran bijih hasil atau produk, atau rentan terjadi korosi.
biasa disebut dengan reduction ratio atau rasio 7. Dry grinding mengurangi kebutuhan
reduksi. Nilai Reduction ratio akan berpengaruh dewatering produk
terhadap kapasitas produksi dan juga
berpengaruh terhadap energi produksi. Pada B. Data Percobaan
operasi crushing, rediction ratio biasanya Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh data
berkisar antara 2-9. Untuk pengecilan ukuran sebagai berikut.
yang menggunakan Jaw crusher atau cone
crusher akan lebih efisien jika menerapkan
reduction ratio sekitar 7. Pada operasi grinding
Crushing 174,6 13,23 746,3 56,54 43,46
249,32 18,89 995,7 75,42 24,58
Mesh Berat Berat
324,42 24,58 1320,1 100 0
Ayakan Isian + Ayakan
25 mm 501,01 568,16 1320,1 3700,93
16 mm 390,56 895,14 Tabel 4. Data hasil pengolahan crushing
12.5 mm 580,03 754,63
4.75 mm 381,21 630,53
Nampan 345,33 669,75
Tabel 1. Data hasil crushing
100.00
Jaw Crusher
y = 3.5044x + 3.8769

Grinding
50.00
Ayakan Berat
Ayakan+isian
Ukuran Berat Ayakan 0.00
2.36 mm 509,09 1140,65 0 10 20 30
1.18 mm 509,68 721,43 Jaw Crusher Linear (Jaw Crusher)
850 mic 485,78 573,07
710 mic 495,49 629,53 Grafik 1. Grafik nilai jaw crusher
Nampan 345,33 563,65
Tabel 2. Data hasil Grinding selama 3 menit Grinding

Waktu ayakan 3 menit

Ayakan Berat Berat % Berat Berat % Berat % Berat


Ayakan+isian Tertahan Tertahan Kumulatif Kumulatif Kumulatif
Ukuran Berat Ayakan
Lolos
2.36 mm 509,09 1131,1 631,56 49,227 631,56 49,2268 50,7732
1.18 mm 509,68 719,18 211,75 16,505 843,31 65,7316 34,2684
850 mic 485,78 568,6 87,29 6,8038 930,6 72,5354 27,4646
710 mic 495,49 572,56 134,04 10,448 1064,64 82,9831 17,0169
Nampan 345,33 636,29 218,32 17,017 1282,96 100 0
Tabel 3. Data hasil Grinding selama 5 menit 1282,96 4753,07
Tabel 5. Data hasil pengolahan grinding 3 menit

Ayakan Berat
Ukuran Berat Ayakan Ayakan+isian
2.36 mm 509,09 1124,64 Top Grinding (3 Menit )
1.18 mm 509,68 717,48
60
850 mic 485,78 566,86 y = 18.117x + 9.2821
50
710 mic 495,49 554,92 R² = 0.9192
Nampan 345,33 662,85 40

Tabel 4. Data hasil Grinding selama 8 menit 30


20
C. Pengolahan Data
10
Crushing 0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Berat % Berat Berat % Berat % Berat
Tertaha Tertaha Kumulati Kumulati Kumulati Top Grinding (3 Menit)
n n f f f Lolos
Linear (Top Grinding (3 Menit))
67,15 5,09 67,2 5,09 94,91
504,58 38,22 571,7 43,31 56,69
Grafik 2. Grafik top grinding 3 menit
81,08 6,3276 904,43 70,5825 29,4175
59,43 4,638 963,86 75,2205 24,7795
Menghitung p80
317,52 24,78 1281,38 100 0
Y = 18,117x + 9,2821 1281,38 4588,57

80 = 18,117x + 9,2821 Tabel 7. Data hasil pengolahan grinding 8 menit

X = 80 – 9,2821 = 3,903
18,117
Top Grinding (8 Menit)
60
Waktu ayakan 5 menit y = 15.705x + 15.452
40
Berat % Berat Berat % Berat % Berat
20
Tertahan Tertahan Kumulatif Kumulatif Kumulatif
Lolos 0
622,01 48,505 622,01 48,5051 51,4949 0 0.5 1 1.5 2 2.5
209,5 16,337 831,51 64,8422 35,1578
82,82 6,4584 914,33 71,3006 28,6994 Top Grinding (8 Menit)
77,07 6,01 991,4 77,3106 22,6894 Linear (Top Grinding (8 Menit))
290,96 22,689 1282,36 100 0
1282,36 4641,61 Menghitung p80
Tabel 6. Data hasil pengolahan grinding 5 menit Y = 15,705x + 15,452
80 = 15,705x + 15,452
X = 80 – 15,452 = 4,11
Top Grinding (5 Menit) 15,705
60
y = 16.319x + 13.704 D. Analisa hasil percobaan
40
Crushing
20
Dari percobaan didapatkan material yang lebih
0 halus dari roll crusher dibandingkan material
0 0.5 1 1.5 2 2.5
yang didapat dari jaw crusher. Hal ini
Top Grinding (5 Menit)
dikarenakan Jaw Crusher merupakan Primary
Linear (Top Grinding (5 Menit))
Crushing sedangkan Roll Crusher bertindak
Grafik 3. Grafik top grinding 5 menit sebagai Secondary Crusher. Ukuran berat tiap

Menghitung p80 fraksi yang didapat hasilnya kurang teruji karena

Y = 16,319x + 13,704 ada material loss pada saat mengambil hasil dari

80 = 16,319x + 13,704 jaw crusher untuk diayak. Material tidak

X = 80 – 13,704 = 4,062 tertampung dan tidak terayak semua.

16,319 Faktor - faktor yang mempengaruhi pada jaw


crusher adalah ukuran dan jenis batuan yang

Waktu ayakan 8 menit dimasukkan, keadaan batuan apakah basah atau


kering, reaksi antara material dengan air, gape,
Berat % Berat Berat % Berat % Berat
Tertahan Tertahan Kumulatif Kumulatif Kumulatif setting, dan angle of nip.
Lolos
615,55 48,038 615,55 48,0381 51,9619
207,8 16,217 823,35 64,2549 35,7451
Grinding menjadi lengket, menyebabkan sulit terjadinya
Setelah data yang diperoleh dari percobaan yang pemisahan.
dihitung didapatkan hasil perhitungan bahwa
ukuran yang meloloskan 80% pada waktu 3 E. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS

menit adalah 3,903, untuk waktu 5 menit hasil Crushing


analisa adalah 4,062, dan untuk waktu 8 menit
adalah 4,11 1. Apa yang dimaksud dengan reduction

Dari hasil perhitungan diatas terilihat ratio (RR) & Limiting Reduction Ratio

bahwasannya semakin lama pengayakan nilai (LRR)?

p80 akan semakin besar Mekanisme gerakan  Reduction ratio adalah perbandingan antara
atau getaran yang ditimbulkan oleh vibrator ukuran umpan yang masuk dengan ukuran
menyebabkan material di atas permukaan akan produkta yang dihasilkan.
bergerak maju dan membentuk lapisan atau  Limitting reduction ratio adalah
stratifikasi. Material kasar bergerak naik ke atas perbandingan antara ukuran bukaan screen
lapisan, sedangkan material halus bergerak dimana semua feed bisa lolos terhadap
turun menerobos ke lapisan bawah. ukuran bukaan screen yang sama dimana
Factor yang mempengaruhi ayakan : semua produkta bisa lolos.
 Laju pengumpanan dan kemiringan akan
mempengaruhi tebal lapisan yang 2. Apa yang dimaksud dengan Apparent

terbentuk di atas ayakan. Semakin besar Reducion Ratio (ARR)?

pengumpanan, maka semakin tebal Apperent Reduction Ratio


lapisan yang terbentuk. Sedangkan Perbandingan antara effective gate (G)
ayakan yang landai cenderung dengan effective set (So) ARR = (0.85 G)/So
membentuk lapisan lebih tebal.
3. Apa yang dimaksud dengan throat,
Umumnya tebal lapisan diatur tiga kali
gape,closed set, open set, nip anggle pada
dari ukuran lubang ayakan.
jaw crusher?
 Tebal lapisan, frekuensi, stroke, dan
kemiringan deck/permukaan ayakan akan  Throat, bagian paling bawah yang berfungsi
menentukan perilaku atau gerakan sebagai lubang pengeluaran.
material di atas ayakan.
 Gape, adalah jarak mendatar pada bagian
 Karakteristik pola siklus stroke
mulut jaw crusher yang berfungsi sebagai
menentukan tinggi loncatan material,
lubang penerimaan umpan
seberapa sering material loncat, dan
seberapa cepat material bergerak maju.  Closed Setting, adalah jarak antara fixed
Kandungan air yang terdapat pada material dan jaw dengan swing jaw pada saat swing jaw
adanya material sangat halus akan menyebabkan ekstrim ke depan
terjadinya pelekatan antar material. Material
 Open Setting, adalah jarak antara fixed jaw  Lebar lubang bukaan
dengan swing jaw pada saat swing jaw  Variasi dari throw
ekstrim ke belakang  Kecepatan Ukuran umpan
Reduction ratio (RR)
 Nip Angle, sudut yang dibentuk dengan
 Kapasitas yang dipengaruhi oleh jumlah
garis singgung yang dibuat melalui titik
umpan per jam dan berat jenis umpan
singgung antara jaw dengan batuan
7. Apa yang dimaksud dengan choke
Khusus untuk gape adalah jarak mendatar
crushing & frasi?
pada mouth yang diukur pada bagian mouth
dimana umpan yang dimasukkan  Choke crushing adalah mekanisme
bersinggungan dengan mouth. peremukan dimana dalam prosesnya
material diremukkan oleh alat serta
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan RR
tumbukan dengan material itu sendiri.
80% dan apa faktor” besarnya RR dan
Contoh alat: roll crusher.
hasil remukkan?
 Arrested crushing adalah mekanisme
 Reduction Ratio 80% (RR 80): peremukan yang selama prosesnya material
perbandingan antara ukuran screen yang diremukkan oleh alat sampai material lolos
meloloskan 80% dari feed dengan ukuran ke zona discharge. Contoh alat: jaw
bukaan screen yang meloloskan 80% dari crusher.
produkta.
8. Jelaskan mekanisme remuknya material!
 Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
reduction ratio di antaranya adalah 1) Abrasion (attrition)
kekerasan, kandungan air, komposisi Terjadi bilamana energi yang kurang
mineral, ukuran butir, porositas, selain itu mencukupi diterapkan pada partikel,
juga dipengaruhi oleh discharge dari menyebakan terjadinya localized stressing
crusher. dan remuknya sebagian kecil area sehingga
menghasilkan distribusi ukuran partikel
5. Ada berapa macam Jaw Crusher dan
yang halus.
dimana letak perbedaannya?
2) Compression (clevage)
Jaw Crusher ada empat tipe berdasarkan Energi cukup untuk membuat partikel remuk,
desain, yaitu Blake, Overhead Pivot, menghasilkan ukuran partikel ukurannya
Overhead Eccentric, dan Dodge. Perbedaan tidak jauh berbeda dengan ukuran umpan.
dari keempat tipe tersebut adalah dalam hal 3) Impact (shatter)
ukuran umpan, power, kecepatan putar, dan Energi sangat mencukupi untuk terjadinya
karakteristik, serta aplikasinya. peremukan partikel, menghasilkan banyak
partikel dengan distribusi ukuran yang lebar.
6. Jelskan faktor” laju partikel yang
melewati permukaan ayakan?
Grinding (grinding media dan batuan) tidak ikut
berputar bersama shell silinder. Pada ball
1. Kenapa penggunaan bijih pada
mill, bola akan ikut berputar dengan
pengolahan bahan galian umumnya
tumbling mill. Kemudian di suatu titik
digunakan dengan cara basah?
ketika kecepatannya sama dengan nol, bola
 Penggerusan cara basah memerlukan energi akan jatuh dan menumbuk bijih di dalam
lebih sedikit dibandingkan cara kering. mill.
 Klasifikasi cara basah lebih mudah dan  Roll mill :Roll Mill bentuknya hampir sama
memerlukan ruang lebih kecil dibandingkan dengan Ball mill, berbentuk shell silinder
cara kering. dengan ukuran panjangnya lebih besar dari
 Lingkungan pada penggerusan cara basah diameternya (1 1/3 – 3 kali), dimuati dengan
lebih bersih dan tidak memerlukan alat grinding media berupa batang-batang baja
penangkap debu. (stel rod) pengganti bola-bola baja. Silinde.
 Penggerusan cara kering memerlukan Pada rod mill, material akan berada di
material yang betul-betul kering, maka perlu antara dua rod dan dalam kondisi terjepit.
proses pengeringan lebih dulu. Penggerusan terjadi akibat berat dari rod.
Selain itu, agar bijih tidak lengket pada liner,
dan karena proses selanjutnya dalam 3. Jelaskan faktor” yang mempengaruhi
pengolahan bahan galian adalah dengan cara keausan pada ball mill!
basah.
Pada cara basah, biasanya bijih bersifat korosif
2. Jelaskan mekanisme pengecilan ukuran terhadap liner, sehingga liner terkorosi dan
ball mill,top grinding, dan raymond mill! membutuhkan pelumas,

 Ball mill: Jadi bola-bola baja yang besar  Gesekan antara liner dengan bijih yang
berada pada diameter shell yang besar untuk digiling bisa mengakibatkan abrasi untuk
menghancurkan partikel besar, sedang bola- liner berbahan baja.
bola baja yang kecil (sudah aus) berada
 Kekuatan abrasi liner yang tergantung pada
pada cone section dekat ujung pengeluaran
jenis materialnya.
untuk menghancurkan partikel yang sudah
halus. Feed (umpan) untuk ball mill dapat  Kecepatan rotasi, ukuran umpan, bahan
berukuran 3 inci (max) dan digiling sampai dasar liner, ketebalan liner, dan zona
menjadi 50 mesh (0,29 mm). kalau feed cascading.
(umpan) makin kecil, maka produknya
4. Jelaskan hubungan tiga putaran mill
dapat lebih halus lagi (200 mesh = 0,074
dengan aksi penggerusan?
mm). Dalam operasi ball mill kecepatan
perputan shell silinder harus dibuat setinggi Berdasarkan kecepatan putaran mill terdapat
mungkin, tetapi dihindarkan agar muatanya dua mekanisme penggerusan yaitu,
cascading dan cataracting. Kedua sehingga tidak terjadi proses abrasi maupun
mekanisme ini akan menghasilkan distribusi impact.
ukuran produk yang berbeda. 𝑚𝑉 2⁄ = 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠 ∝
𝑅
a) Mekanisme Cascading V dinyatakan dalam,
2𝜋𝑅𝑁
Pada putaram mill yang relatif rendah, muatan 𝑉=
60
akan bergerak naik tidak begitu tinggi dan disubtitusikan,
setelah mencapai titik kesetimbangan 4𝜋 2 𝑅 2 𝑁 2
cos ∝ =
muatan segera kembali menggelincir atau 602 𝑔
menggelinding di atas muatan lain yang 0,0011(𝐷 − 𝑑)𝑁 2
cos ∝ =
2
sedang bergerak ke atas. Pada mekanisme
Kecepatan kritis terjadi saat α = 0, sehingga
ini pengecilan ukuran terjadi akibat gaya
nilai cos α = 1,
abrasi. Produk yang dihasilkan dengan
0,0011(𝐷 − 𝑑)𝑁 2
mekanisme ini adalah sangat halus. 1=
2
b) Mekanisme Cataracting 2
𝑁2 =
0,0011(𝐷 − 𝑑)
Ketika mill berputar cukup tinggi, muatan ikut 42,3
𝑁=
berputar dan bergerak naik relatif tinggi √(𝐷 − 𝑑)
dengan kesetimbangan yang tinggi pula. Kecepatan kritis ini dinyatakan dalam satuan
Setelah kesetimbangan tercapai, muatan revolusi per menit (rpm).
akan jatuh bebas ke dasar mill.Pada
F. KESIMPULAN
mekanisme ini pengecilan ukuran akibat
pengaruh gaya impact dan kompressi. 1. Proses kominusi, yaitu proses pengecilan
Produk yang dihasilkan berukuran relatif ukuran bijih dengan cara peremukan dan
lebih kasar. penggerusan sehingga mineral berharga
dapat terlepas dari mineral gangue dan
c) Putaran kritis
mempermudah proses konsentrat.
Putaran mill dimana muatan mulai menempel Peremukan dilakukan melalui Jaw Crusher.
pada dinding mill dan ikut berputar bersama 2. Penggerusan adalah proses lanjutan
mill. Pada kondisi ini tidak terjadi pengecilan ukuran dari yang sudah
mekanisme pengecilan ukuran. berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang
lebih halus. Pada Percobaan ini
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
menggunakan Top Grinding.
kecepatan kritis dan turunkan
3. Semakin lama waktu penggerusan, semakin
persamaannya?
halus ukuran material yang dihasilkan. Hal
Kecepatan kritis yaitu kecepatan putar cell ini akibat dari gaya-gaya yang bekerja
pada operasi milling dimana pada saat itu selama proses grinding dilakukan, Namun,
grinding media menempel pada dinding cell
perlu diperhatikan selang waktu
penggerusan agar tidak terjadi overcrushing.
4. Material yang menempati lapisan bawah
dan ukurannya lebih kecil daripada lubang
ayakan segera lolos melewati lubang dan
menjadi produk undersize. Sedangkan
material yang berada di lapisan atas dan
memiliki ukuran lebih besar daripada
lubang ayakan akan tetap tinggal di
permukaan dan ke luar sebagai produk
oversize.

G. DAFTAR PUSTAKA

 http://tambangunhas.wordpress.com/tag/pen
golahan-bahan-galian/
 http://www.quarrying.org/r.html
 http://www.mine-engineer.com/
 http://laporanp.blogspot.com/2010/02/bab-
ii-kominusi-kominusi-adalah-proses.html
 http://bosstambang.com/component/option,c
om_jcomments/format,raw/object_group,co
m_content/object_id,52/task,rss/
 http://ardra.biz/sain-
teknologi/mineral/pengolahan-
mineral/kominusi-operasi-pengecilan-
ukuran/
 http://arsipteknikpertambangan.blogspot.co
m/2011/01/kominusi.html
 http://en.wikipedia.org/wiki/Three_roll_mill
 https://www.scribd.com/document/2627235
99/Crushing-Dan-Grinding
 https://www.academia.edu/19510772/Lapor
an_Modul_1_Kominusi_Crushing_dan_Gri
nding_

Anda mungkin juga menyukai